Hingga di waktu tubuh Delta seperti tersengat listrik, pria dengan amarah nya itu menghentak dorongan terakhir nya hingga merasakan kelegaan yang luar biasa. Dengan nafas terengah dan senyum kepuasan, pria itu merasa di puncak kemenangan karena bisa memberikan pelajaran kepada wanita yang sudah berani berbicara omong kosong mengenai diri nya di depan banyak orang.
Dilihat nya gadis yang di setubuhi nya sudah terkulai lemas dan tak sadarkan diri. Delta pun turun dan berjalan meraih saklar lampu, alangkah terkejut nya Delta kala tak mendapatkan tanda lahir di paha gadis yang baru saja di perkosa nya.
Deg!
Delta kembali mendekati ranjang, tatapan nya memicing ke arah gadis tersebut, dengan jarak sedekat ini Delta membelalak kaget, ia menatap lekat gadis tersebut. Seketika tubuh nya menegang kala tau gadis yang di siksa nya barusan bukan lah Belia Amor yang di benci nya. Buru-buru Delta mengenakan pakaian nya lagi, dan memanggil asisten rumah tangga.
Sang asisten begitu terkejut melihat kondisi memprihatinkan gadis yang belum lama di siksa Tuan nya itu. Dengan berani asisten rumah tangga itu pun menatap Tuan nya.
"Maaf, Tuan Muda. Seperti nya Nona ini mengalami pendarahan."
"A-apa!" Delta yang baru saja keluar membasuh wajah nya, berlari mendekati tubuh Rania yang masih tak sadarkan diri.
Wajah Rania begitu pucat hingga membuat Delta begitu panik. "Brengsek!" umpat nya kesal karena rencana nya gagal akibat ulah para anak buahnya yang salah mengenali orang.
"Tuan muda, sebaik nya Tuan minta Nyonya besar saja kesini, takut nya jika Tuan membawa Nona ini ke rumah sakit pasti akan ada banyak reporter di sana." usul sang asisten yang tau betul sepak terjang Tuan nya.
"Semua yang berkaitan dengan nya akan menjadi tanggung jawab kamu, urus wanita ini sampai Mommy datang." titah nya, Delta pun melangkah keluar meninggal kan kamar nya dan berlalu menghampiri tempat di mana para pengawal berada tepat nya di paviliun belakang mansion.
"Bodoh!" murka Delta dengan mata memerah pada beberapa pengawalnya. "Apa kalian sudah bosan hidup, hah!" teriak nya dengan suara menggelegar.
Ke enam pria bertubuh besar itu saling melempar pandang karena tidak mengerti dengan letak kesalahan mereka. Hingga tak berselang lama, seorang wanita dewasa masuk dengan wajah dingin nya.
"Di mana gadis itu, Delta?" tanya nya dengan marah saat mendapati sosok Delta yang sedang menghajar para pengawal nya.
"Mom..," kaget Delta saat Dania tiba di mansion nya. "Mom, bantu Delta kali ini." mohon Delta dengan wajah memelas nya.
Dania tak menggubris perkataan Delta, ia segera berjalan menuju lift khusus yang menghubungkan kamar anak semata wayang nya.
Lima menit telah berlalu, alangkah terkejut nya Dania saat melihat banyak memar di tubuh gadis yang sedang tak sadarkan diri di ranjang anak nya. Melihat kedatangan sang Nyonya besar, sang asisten pun berdiri dan membungkuk sopan.
"Apa yang terjadi, Lin?" tanya Dania sembari menghampiri raga Rania yang begitu lemas dan pucat.
"Seperti nya Nona ini mengalami pendarahan, Nyonya."
Dania pun duduk dan mulai memeriksa kondisi Rania, ia membelalak kaget kala mengibas selimut yang menutupi raga Rania, ada bercak darah di ranjang tersebut.
Kemarahan nya pun bertambah berkali lipat, ia tidak menyangka jika anak semata wayang bisa berubah menjadi seorang berhati iblis dan tak memiliki belas kasih, bisa di lihat dengan banyaknya lebam di wajah gadis tersebut.
"Lin, minta Danu ambilkan beberapa pasang pakaian untuk gadis malang ini." titah nya kepada asisten sang anak.
Sepeninggalan Lin, Dania pun segera memberikan beberapa suntikan kepada raga Rania, bulir air mata nya tak dapat di bendung lagi, ia begitu iba melihat kondisi Rania yang mendapatkan banyak lebam bukan hanya di wajah nya saja melainkan ada di beberapa titik tubuh gadis itu.
"Maafkan Delta, Nak. Saya berjanji Delta akan mempertanggung jawab kan semua yang ia lakukan kepada kamu." gumam Dania lirih, hati nya sakit melihat perlakuan Delta kepada gadis malang itu.
Setelah memberikan pertolongan kepada Rania, Dania pun segera melangkah keluar mencari keberadaan Delta. Setiba nya di lantai dasar, ia tak menemukan keberadaan Delta di sana. Tak menunggu waktu lama, Dania pun mendial salah satu nomor, ia menceritakan segala nya pada lawan bicara nya. Sesosok yang menjadi lawan bicara Dania pun tak kalah membelalak mendengar cerita Dania, ia begitu murka dan meminta Dania menunggu nya di sana.
Di lain tempat, Delta sedang berbicara bersama asisten pribadi nya mengenai insiden salah culik.
"Sampah seperti mereka kau kerjakan padaku!" sembur Delta saat Galfin tiba di depan nya.
"Maaf Tuan, saya lalai mendisiplinkan mereka." Galfin menunduk takut, ia tau apa saja yang bisa di lakukan Tuan nya jika secuil kesalahan di lakukan oleh orang-orang nya.
"Cari tau identitas gadis itu, setelah ia sembuh berikan kompensasi yang besar kepada nya agar ia tak mengumbar insiden ini kepada publik." titah nya berjaga-jaga sewaktu waktu insiden ini membombardir diri nya dan berimbas pada perusahan keluarga nya.
"Baik Tuan muda, lima belas menit dari sekarang saya akan memberikan informasi mengenai gadis itu." balas Galfin dengan mantap.
Setelah pertemuan nya dengan Galfin barusan, Delta pun kembali mengendarai mobil sport nya menuju mansion. Pada larut malam jalanan begitu sepi hingga Delta tak membutuh kan waktu lama pun kini telah memarkir mobil nya di halaman mansion mewah nya.
Setiba nya di sana, ia di suguhkan dengan tatapan membunuh kedua orang tua nya yang telah menanti kedatangan nya sejak tadi. Delta memasang wajah datar nya seperti biasa, meski ia tau jika sebentar lagi pasti akan di caci maki oleh kedua orang tua nya, Delta pun dengan berani nya berjalan menghampiri Dania namun belum sempat ia duduk, sesosok pria dewasa berdiri dan melayang kan satu tamparan yang begitu kuat ke pipi Delta saking kuat nya tamparan itu tubuh Delta terhuyung ke belakang.
"Selama ini Dad dan Mom gak pernah ngajarin kamu menjadi pria bejat dan tak memiliki belas kasih, dasar bajingan!" teriak Ashraf dengan sorot mata tajam nya dan kembali melayangkan satu bogeman mentah ke wajah sang putra.
"Udah deh, Dad. Delta bukan anak kecil lagi, Delta tau Delta salah, oleh karena itu setelah gadis itu sembuh Delta bakalan memberikan kompensasi besar kepada nya. Gadis seperti mereka pasti akan tergiur jika di berikan uang yang banyak." dengan sombong nya Delta berucap.
Dania geram melihat keangkuhan anak semata wayang nya, ia tak menyangka jika Delta memiliki pemikiran seperti itu kepada gadis malang yang baru di siksa nya. Delta hendak memprotes lagi namun tangan Dania sudah melayang di pipi kiri nya.
"Kau harus bertanggung jawab pada gadis itu, apapun yang terjadi! kau sudah merenggut kesucian nya, jika kau berani menentang kemauan Mom, silahkan tinggal kan semua fasilitas yang Mom dan Dad berikan ke kamu selama ini dan satu lagi, perusahan akan Mom ambil alih mulai saat ini." ancam Dania dengan menekan setiap ucapan nya.
"Mom, yakinlah gadis seperti mereka hanya mengincar uang Delta saja, dan sampai kapan pun Delta gak bakalan mau bertanggung jawab kepada gadis itu." balas Delta tak mau kalah.
Tanpa mereka sadari, gadis yang baru saja siuman itu kini berdiri di untaian tangga dengan wajah pucat serta tubuh lemas nya, tak sedikit pun perdebatan mereka di lewati nya, hingga penolakan keras dari pria yang baru saja merenggut kesucian nya pun di dengar nya dengan jelas, ia tersenyum sinis ke arah Delta.
"Nona, apa yang anda lakukan? seharusnya anda beristirahat saja, tubuh anda begitu lemas." Lin berbicara agak keras agar para majikan nya dapat mengetahui keberadaan gadis tersebut.
Ketiga orang yang sedang berdebat pun mengikuti arah suara itu, mereka terkejut mendapati Rania berdiri di untaian tangga dengan tatapan penuh kebencian mengarah ke arah Delta. Dania beserta Ashraf pun berdiri dan hendak menghampiri raga lemas Rania, namun suara menginterupsi membuat langkah mereka terhenti.
"Bisa besar kepala dia jika Mom dan Dad menghampiri nya. Gadis miskin seperti mereka tak patut di kasihani, memberikan kompensasi besar saja sudah menutupi insiden barusan." hinaan demi hinaan di lontarkan Delta tanpa perasaan.
Mendengar itu Rania tersenyum sinis, dengan langkah gontai Rania pun beranjak menuruni anak tangga. Dengan rasa benci yang bergemuruh di hati nya, ia melangkah menuju Delta dengan berani. Setiba nya di depan Delta, ia menampar wajah pria tampan itu.
"Aku memang terlahir dari keluarga miskin, tapi bukan berarti kamu bisa seenak nya menginjak harga diriku! dan tamparan barusan adalah balasan atas apa yang kau lakukan padaku, aku tak membutuh kan kompensasi apapun, semua sudah terjadi. Tapi satu yang perlu kau ingat-" ucap Rania dengan tubuh bergetar, gadis itu pun mengusap bulir air mata sebelum melanjutkan ucapan nya.
"Jika suatu saat nanti aku hamil dan melahirkan, takkan aku biarkan kau beserta keluarga mu melihat atau pun menyentuh anak itu, aku bersumpah demi kedua orang tua ku." ucap Rania dengan tegas dan berlalu pergi dengan seribu rasa sakit hati nya, ia yang sebelum nya memiliki kehidupan yang bebas kini menjadi berantakan karena kejadian barusan.
Mendengar kata hamil dan melahirkan, tiba-tiba jantung Delta berdegup kencang, ia melupakan poin tersebut, kemungkinan itu pun pasti terjadi karena saat menyetubuhi gadis tersebut ia tak memakai pengaman dan menumpahkan semua nya di inti tubuh gadis tersebut.
Dania beserta Ashraf pun seperti di tusuk beribu belati kala mendengar ucapan menohok dari gadis itu. Dania menatap suami nya dengan lekat seperti meminta ijin untuk mengejar Rania, seperti tau isyarat sang istri Ashraf pun mengangguk pasti. Dania pun berlari mengejar Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments