NovelToon NovelToon

Istri Paksa Tuan Mafia

1. Kesucian yang di renggut

"Tuan, kami sudah menemukan Belia. Akan kah kami bawah gadis itu kesini?" salah seorang pengawal melapor.

"Kurung pelacur itu di mansion tepat nya di kamar saya!" balas nya dengan sorot mata tajam, mengingat penghinaan Belia di pesta pertunangan mereka. Kobaran api kebencian pun terlihat jelas di manik kecoklatan pria yang sedang asik di cumbu oleh seorang gadis.

Setelah mendengar persetujuan dari Tuan nya, pengawal itu pun pamit undur diri.

"Hey, lepaskan aku. Kalian siapa?" teriak sang gadis mencoba melepaskan diri dari para pria berjas hitam.

"Kau akan tau sebentar lagi, pelacur!" balas salah seorang pria dengan wajah sangar.

Deg..

Mendengar diri nya di sebut dengan kata pelacur, jantung Rania berpacu dengan kuat, ia gugup setengah mati, terlihat peluh sudah membasahi pelipis nya.

"Lepaskan aku! aku tidak tau apa maksud kalian." mohon nya lagi dengan suara bergetar ketakutan.

"Diam, atau kau akan ku bunuh!" marah pria sangar tersebut dengan mengacungkan senjata ke arah Rania.

Bulir air mata membasahi pipi nya, ia begitu takut, ia yang tak ingin terjadi sesuatu kepada nya pun memilih diam, wajah nya berubah pucat saat pistol tersebut mengarah ke arah nya.

Ya Allah, selamat kan Rania, Rania takut.

Rania kembali was-was saat wajahnya akan di tutup menggunakan kain hitam, ia mencoba memberontak dengan sisa tenaga nya, namun semua perlawanan Rania, membuat para pengawal itu geram dan melayang kan tamparan yang cukup kuat hingga Rania tak sadarkan diri.

Hampir sejam berlalu, perjalanan yang ditempuh para pengawal Delta pun akhir nya memasuki mansion megah yang berada di tengah-tengah hutan belantara. Rania yang masih tak sadarkan diri saat melakukan perjalan ke mansion itu pun, tersentak kaget kala pergelangan tangannya di tarik dengan kasar.

"Ayo keluar!" seru pria bertubuh kekar dengan wajah sangar nya.

Rania pun mengikuti langkah kaki pria tersebut, dengan terseok-seok Rania menguatkan hati nya, ia percaya akan keajaiban. Rania di giring menaiki anak tangga yang tak habis nya. Kaki nya terasa pegal, namun ia mencoba memaksakan berjalan.

Terdengar suara pintu terbuka, tubuh nya di dorong masuk setelah ikatan tangan nya di buka, tubuh nya terperosok ke lantai dengan keras. Baru saja diri nya hendak bangun terdengar pintu itu tertutup lagi. Dengan cepat nya Rania membuka penutup hitam yang menutup mata nya.

Ia tak dapat melihat apapun, ruangan itu begitu gelap, Rania yang takut akan kegelapan pun meringkuk di lantai dengan memeluk kedua lutut nya, ketakutan akan kegelapan membuat tubuh Rania bergetar hebat, ia menangis dalam diam, gadis itu merasakan sesak nafas. Hingga pada detik berikut terdengar kenop pintu yang di buka dari luar, pencahayaan pun masuk ke ruangan itu, Rania dapat melihat tubuh kekar berotot seorang pria yang berdiri di ambang pintu, namun karena kurang nya pencahayaan di ruangan itu membuat Rania tak dapat melihat wajah pria tersebut.

Delta tersenyum sinis ketika melihat keberadaan Belia di sana, ia pun berjalan mendekati gadis yang sedang menekuk kepala nya di antara kedua kaki nya.

"Belia Amor." ucap pria tampan itu dengan rahang mengeras, mengeja nama perempuan yang begitu di benci nya selama hampir setahun ini.

"Aku pikir kau begitu cerdik namun nyata nya kau itu hanya gadis bodoh dan murahan saja."

Rania yang mendengar suara yang begitu dingin dan mengintimidasi perlahan lahan mengangkat kepala nya, tatapan nya terkunci dengan sorot mata tajam milik pria yang sama sekali tidak di kenal nya, ada ketakutan saat menatap manik mata kecoklatan pria itu, kedua bola mata nya mengisyaratkan permohonan.

"Aawwh!" rintihan Rania tertahan kala pria di depan nya menjambak rambutnya ke belakang. Gadis itu menggeleng dengan wajah yang sudah basah penuh air mata.

Tangan kekar pria itu tak henti-henti nya melempar tamparan ke wajah mulus Rania.

"Tamparan ini belum seberapa dengan penghinaan kamu untuk ku dan keluarga ku." seru Delta tanpa belas kasihan.

"Aarrkkh!"

"Dan ini untuk keangkuhan kamu yang merasa gadis tercantik di muka bumi ini." Delta kembali melayangkan tamparan yang cukup keras hingga darah segar pun keluar dari ujung bibir Rania.

"Kau meninggalkanku di pesta pernikahan kita hanya karena kau pikir aku pria yang tak dapat membuat kau bergairah, bukan? akan ku buktikan jika semua penghinaan kamu waktu itu hanyalah omong kosong!" cecar Delta dengan sorot mata bak seperti elang yang siap memangsa buruan nya.

Delta meraih sebuah minuman di samping ranjang nya dan menegakkan minuman itu dengan paksa ke mulut Rania yang sudah terlihat begitu pasrah dengan apa yang terjadi pada diri nya.

Rania terbatuk kala minuman itu masuk ke rongga mulut nya, Delta memaksa Rania menghabiskan minuman tersebut. Delta dengan penuh kemarahan dan kebencian itu mengangkat tubuh Rania seperti karung beras dan membanting nya ke atas ranjang king size milik nya.

Rania merintih kesakitan saat tubuh nya jatuh dengan kuat di atas ranjang. Kepala nya terasa berputar, tubuh nya terasa begitu panas, jantung nya berdebar kencang, Rania pikir tubuh nya hanya tidak enak badan saja. Namun di detik berikut nya Rania tampak gelisah dengan jantung berdebar lebih kencang. Keringat nya terus bercucuran ia merasa begitu haus.

Akan ku buat kau mendesah dengan nikmat dan menyesali segala omong kosong mu!

Tanpa sadar Rania membuka dua kancing teratas kemeja nya hingga kulit leher mulus nya itu mengintip dan berhasil membuat sosok pria di depan nya berulang kali menelan saliva nya kasar. Delta yang melihat nya pun terbakar gairah, hasrat nya untuk menyetubuhi gadis di depan nya pun bangkit lebih cepat.

Tanpa permisi, Delta pun membuka kancing kemeja nya dengan cepat, ia pun menindih tubuh Rania, mendapat sentuhan lembut dari pria di depan nya, membuat Rania mendesah.

"Aahhh!"

Hasrat Delta pun makin meninggi ketika melihat ekspresi Rania yang terangsang akan sentuhannya, sampai sesuatu di bawah tubuh Delta pun sudah menegang sempurna.

Dengan satu hentakan, Delta menarik kasar kemeja Rania hingga robek, meski tubuh nya merespon sentuhan itu namun Rania mencoba bertahan ketika pria di depan nya menangkup kedua belahan dada nya.

"Tolong hentikan! apa yang kau lakukan?" mohon Rania dengan isak tangis, meski diri nya menolak, namun ia merasa apa yang di lakukan pria itu cukup mengobati rasa yang bergemuruh di tubuh nya.

"Kau begitu cantik, namun kesombongan mu lah yang mengakibat kan mala petaka ini terjadi pada dirimu sendiri. Akan aku tunjukkan kehebatan ku ini, hanya untukmu seorang, Belia Amor!" bisik Delta dengan lirih sembari tangan nya tetap bermain di gundukan Rania yang di kira nya Belia.

Delta terus melancarkan aksi nya di tengah amarah dan gairah yang bercampur demi membuktikan jika ia pria jantan yang bisa memberikan kepuasan pada seorang wanita.

"Aku mohon, jangan lakukan itu!" mohon Rania dengan suara melemah.

Namun permohonan nya sama sekali tidak di gubris oleh Delta, yang kemudian melucuti pakaian bawah hingga memperlihat kan bagian inti tubuh nya. Delta yang tengah emosi pun melancarkan aksi nya lebih cepat, tanpa aba-aba Delta memasukkan senjata kelakian nya ke lubang inti tubuh Rania hingga gadis itu mengernyit dan merintih kesakitan.

Apa ini? mengapa Belia masih perawan? bukan nya Belia gadis yang suka gonta-ganti pasangan saat mencari kepuasan?

Rania terus terisak, bayangan seorang pria mulai berputar di kepala nya, pria yang begitu tulus mencintai dirinya, menerima setiap kekurangan yang ada pada diri nya, hari-hari bahagia mereka kini semua nya tinggal kenangan dan semua itu hanya bisa di kenang nya, semua nya hancur saat diri nya tak lagi suci.

Tanpa belas kasihan, Delta terus mendorong simbol kejantanan nya dengan kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan pada para wanita pemuas nafsu nya.

"Shiitt! kau begitu nikmat, Belia." umpat Delta tanpa mau berhenti sedikit pun.

2. Ucapan Menohok

Hingga di waktu tubuh Delta seperti tersengat listrik, pria dengan amarah nya itu menghentak dorongan terakhir nya hingga merasakan kelegaan yang luar biasa. Dengan nafas terengah dan senyum kepuasan, pria itu merasa di puncak kemenangan karena bisa memberikan pelajaran kepada wanita yang sudah berani berbicara omong kosong mengenai diri nya di depan banyak orang.

Dilihat nya gadis yang di setubuhi nya sudah terkulai lemas dan tak sadarkan diri. Delta pun turun dan berjalan meraih saklar lampu, alangkah terkejut nya Delta kala tak mendapatkan tanda lahir di paha gadis yang baru saja di perkosa nya.

Deg!

Delta kembali mendekati ranjang, tatapan nya memicing ke arah gadis tersebut, dengan jarak sedekat ini Delta membelalak kaget, ia menatap lekat gadis tersebut. Seketika tubuh nya menegang kala tau gadis yang di siksa nya barusan bukan lah Belia Amor yang di benci nya. Buru-buru Delta mengenakan pakaian nya lagi, dan memanggil asisten rumah tangga.

Sang asisten begitu terkejut melihat kondisi memprihatinkan gadis yang belum lama di siksa Tuan nya itu. Dengan berani asisten rumah tangga itu pun menatap Tuan nya.

"Maaf, Tuan Muda. Seperti nya Nona ini mengalami pendarahan."

"A-apa!" Delta yang baru saja keluar membasuh wajah nya, berlari mendekati tubuh Rania yang masih tak sadarkan diri.

Wajah Rania begitu pucat hingga membuat Delta begitu panik. "Brengsek!" umpat nya kesal karena rencana nya gagal akibat ulah para anak buahnya yang salah mengenali orang.

"Tuan muda, sebaik nya Tuan minta Nyonya besar saja kesini, takut nya jika Tuan membawa Nona ini ke rumah sakit pasti akan ada banyak reporter di sana." usul sang asisten yang tau betul sepak terjang Tuan nya.

"Semua yang berkaitan dengan nya akan menjadi tanggung jawab kamu, urus wanita ini sampai Mommy datang." titah nya, Delta pun melangkah keluar meninggal kan kamar nya dan berlalu menghampiri tempat di mana para pengawal berada tepat nya di paviliun belakang mansion.

"Bodoh!" murka Delta dengan mata memerah pada beberapa pengawalnya. "Apa kalian sudah bosan hidup, hah!" teriak nya dengan suara menggelegar.

Ke enam pria bertubuh besar itu saling melempar pandang karena tidak mengerti dengan letak kesalahan mereka. Hingga tak berselang lama, seorang wanita dewasa masuk dengan wajah dingin nya.

"Di mana gadis itu, Delta?" tanya nya dengan marah saat mendapati sosok Delta yang sedang menghajar para pengawal nya.

"Mom..," kaget Delta saat Dania tiba di mansion nya. "Mom, bantu Delta kali ini." mohon Delta dengan wajah memelas nya.

Dania tak menggubris perkataan Delta, ia segera berjalan menuju lift khusus yang menghubungkan kamar anak semata wayang nya.

Lima menit telah berlalu, alangkah terkejut nya Dania saat melihat banyak memar di tubuh gadis yang sedang tak sadarkan diri di ranjang anak nya. Melihat kedatangan sang Nyonya besar, sang asisten pun berdiri dan membungkuk sopan.

"Apa yang terjadi, Lin?" tanya Dania sembari menghampiri raga Rania yang begitu lemas dan pucat.

"Seperti nya Nona ini mengalami pendarahan, Nyonya."

Dania pun duduk dan mulai memeriksa kondisi Rania, ia membelalak kaget kala mengibas selimut yang menutupi raga Rania, ada bercak darah di ranjang tersebut.

Kemarahan nya pun bertambah berkali lipat, ia tidak menyangka jika anak semata wayang bisa berubah menjadi seorang berhati iblis dan tak memiliki belas kasih, bisa di lihat dengan banyaknya lebam di wajah gadis tersebut.

"Lin, minta Danu ambilkan beberapa pasang pakaian untuk gadis malang ini." titah nya kepada asisten sang anak.

Sepeninggalan Lin, Dania pun segera memberikan beberapa suntikan kepada raga Rania, bulir air mata nya tak dapat di bendung lagi, ia begitu iba melihat kondisi Rania yang mendapatkan banyak lebam bukan hanya di wajah nya saja melainkan ada di beberapa titik tubuh gadis itu.

"Maafkan Delta, Nak. Saya berjanji Delta akan mempertanggung jawab kan semua yang ia lakukan kepada kamu." gumam Dania lirih, hati nya sakit melihat perlakuan Delta kepada gadis malang itu.

Setelah memberikan pertolongan kepada Rania, Dania pun segera melangkah keluar mencari keberadaan Delta. Setiba nya di lantai dasar, ia tak menemukan keberadaan Delta di sana. Tak menunggu waktu lama, Dania pun mendial salah satu nomor, ia menceritakan segala nya pada lawan bicara nya. Sesosok yang menjadi lawan bicara Dania pun tak kalah membelalak mendengar cerita Dania, ia begitu murka dan meminta Dania menunggu nya di sana.

Di lain tempat, Delta sedang berbicara bersama asisten pribadi nya mengenai insiden salah culik.

"Sampah seperti mereka kau kerjakan padaku!" sembur Delta saat Galfin tiba di depan nya.

"Maaf Tuan, saya lalai mendisiplinkan mereka." Galfin menunduk takut, ia tau apa saja yang bisa di lakukan Tuan nya jika secuil kesalahan di lakukan oleh orang-orang nya.

"Cari tau identitas gadis itu, setelah ia sembuh berikan kompensasi yang besar kepada nya agar ia tak mengumbar insiden ini kepada publik." titah nya berjaga-jaga sewaktu waktu insiden ini membombardir diri nya dan berimbas pada perusahan keluarga nya.

"Baik Tuan muda, lima belas menit dari sekarang saya akan memberikan informasi mengenai gadis itu." balas Galfin dengan mantap.

Setelah pertemuan nya dengan Galfin barusan, Delta pun kembali mengendarai mobil sport nya menuju mansion. Pada larut malam jalanan begitu sepi hingga Delta tak membutuh kan waktu lama pun kini telah memarkir mobil nya di halaman mansion mewah nya.

Setiba nya di sana, ia di suguhkan dengan tatapan membunuh kedua orang tua nya yang telah menanti kedatangan nya sejak tadi. Delta memasang wajah datar nya seperti biasa, meski ia tau jika sebentar lagi pasti akan di caci maki oleh kedua orang tua nya, Delta pun dengan berani nya berjalan menghampiri Dania namun belum sempat ia duduk, sesosok pria dewasa berdiri dan melayang kan satu tamparan yang begitu kuat ke pipi Delta saking kuat nya tamparan itu tubuh Delta terhuyung ke belakang.

"Selama ini Dad dan Mom gak pernah ngajarin kamu menjadi pria bejat dan tak memiliki belas kasih, dasar bajingan!" teriak Ashraf dengan sorot mata tajam nya dan kembali melayangkan satu bogeman mentah ke wajah sang putra.

"Udah deh, Dad. Delta bukan anak kecil lagi, Delta tau Delta salah, oleh karena itu setelah gadis itu sembuh Delta bakalan memberikan kompensasi besar kepada nya. Gadis seperti mereka pasti akan tergiur jika di berikan uang yang banyak." dengan sombong nya Delta berucap.

Dania geram melihat keangkuhan anak semata wayang nya, ia tak menyangka jika Delta memiliki pemikiran seperti itu kepada gadis malang yang baru di siksa nya. Delta hendak memprotes lagi namun tangan Dania sudah melayang di pipi kiri nya.

"Kau harus bertanggung jawab pada gadis itu, apapun yang terjadi! kau sudah merenggut kesucian nya, jika kau berani menentang kemauan Mom, silahkan tinggal kan semua fasilitas yang Mom dan Dad berikan ke kamu selama ini dan satu lagi, perusahan akan Mom ambil alih mulai saat ini." ancam Dania dengan menekan setiap ucapan nya.

"Mom, yakinlah gadis seperti mereka hanya mengincar uang Delta saja, dan sampai kapan pun Delta gak bakalan mau bertanggung jawab kepada gadis itu." balas Delta tak mau kalah.

Tanpa mereka sadari, gadis yang baru saja siuman itu kini berdiri di untaian tangga dengan wajah pucat serta tubuh lemas nya, tak sedikit pun perdebatan mereka di lewati nya, hingga penolakan keras dari pria yang baru saja merenggut kesucian nya pun di dengar nya dengan jelas, ia tersenyum sinis ke arah Delta.

"Nona, apa yang anda lakukan? seharusnya anda beristirahat saja, tubuh anda begitu lemas." Lin berbicara agak keras agar para majikan nya dapat mengetahui keberadaan gadis tersebut.

Ketiga orang yang sedang berdebat pun mengikuti arah suara itu, mereka terkejut mendapati Rania berdiri di untaian tangga dengan tatapan penuh kebencian mengarah ke arah Delta. Dania beserta Ashraf pun berdiri dan hendak menghampiri raga lemas Rania, namun suara menginterupsi membuat langkah mereka terhenti.

"Bisa besar kepala dia jika Mom dan Dad menghampiri nya. Gadis miskin seperti mereka tak patut di kasihani, memberikan kompensasi besar saja sudah menutupi insiden barusan." hinaan demi hinaan di lontarkan Delta tanpa perasaan.

Mendengar itu Rania tersenyum sinis, dengan langkah gontai Rania pun beranjak menuruni anak tangga. Dengan rasa benci yang bergemuruh di hati nya, ia melangkah menuju Delta dengan berani. Setiba nya di depan Delta, ia menampar wajah pria tampan itu.

"Aku memang terlahir dari keluarga miskin, tapi bukan berarti kamu bisa seenak nya menginjak harga diriku! dan tamparan barusan adalah balasan atas apa yang kau lakukan padaku, aku tak membutuh kan kompensasi apapun, semua sudah terjadi. Tapi satu yang perlu kau ingat-" ucap Rania dengan tubuh bergetar, gadis itu pun mengusap bulir air mata sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Jika suatu saat nanti aku hamil dan melahirkan, takkan aku biarkan kau beserta keluarga mu melihat atau pun menyentuh anak itu, aku bersumpah demi kedua orang tua ku." ucap Rania dengan tegas dan berlalu pergi dengan seribu rasa sakit hati nya, ia yang sebelum nya memiliki kehidupan yang bebas kini menjadi berantakan karena kejadian barusan.

Mendengar kata hamil dan melahirkan, tiba-tiba jantung Delta berdegup kencang, ia melupakan poin tersebut, kemungkinan itu pun pasti terjadi karena saat menyetubuhi gadis tersebut ia tak memakai pengaman dan menumpahkan semua nya di inti tubuh gadis tersebut.

Dania beserta Ashraf pun seperti di tusuk beribu belati kala mendengar ucapan menohok dari gadis itu. Dania menatap suami nya dengan lekat seperti meminta ijin untuk mengejar Rania, seperti tau isyarat sang istri Ashraf pun mengangguk pasti. Dania pun berlari mengejar Rania.

3. Kelembutan Seorang Dania

Rania menangis dalam diam, dengan tubuh lemas nya ia berjalan keluar mansion megah milik pria yang baru saja memperkosa diri nya. Hujan pun turun dengan tiba-tiba, siapapun yang melihat siluet Rania saat ini, pasti akan merasa iba dengan gadis itu.

Dania mencoba mengejar nya di bawah guyuran hujan yang cukup lebat, ia bersyukur karena masih bisa menemukan gadis tersebut. Dengan lembut Dania menahan pergelangan tangan Rania.

"Nak, tubuhmu begitu lemas, jangan seperti ini. Ayo masuk kedalam lagi." bujuk Dania dengan lembut nya tanpa bisa di tahan bulir air mata nya pun tumpah bercampur guyuran air hujan.

Rania diam, tatapan nya begitu kosong. Dania dapat melihat kesedihan yang mendalam pada sorot mata gadis tersebut. Ia pun memeluk raga Rania, dan mengusap punggung belakang gadis itu

"Tante tau apa yang di lakukan Delta terhadap kamu tidak dapat di maafkan, oleh karena itu, Tante ingin kamu ikut pulang bersama Tante ke rumah Tante, kamu mau kan sayang?" bujuk Dania lagi saat tubuh nya memeluk tubuh Rania.

Rania tak menjawab, ia terus saja terisak dalam dekapan hangat Ibu dari pria yang memperkosa diri nya. Ashraf yang sejak tadi mendengar gemuruh di langit pun tampak gelisah, ia tau perangai istri nya yang begitu baik pada siapapun yang terkena musibah meski selalu memasang wajah datar nya.

Ashraf pun berjalan melewati Delta, namun sebelum benar-benar meninggalkan rumah sang anak, Ashraf pun melontarkan satu ancaman mematikan.

"Jika, semua perkataan gadis itu terbukti, bersiap lah kau meratapi kebangkrutan kamu, karena setelah nya semua warisan Dad akan Dad turunkan kepada gadis itu dan cucu Dad." ancaman itu pun lolos begitu saja dari bibir seorang Ashraf yang biasa nya tak pernah berucap kasar atau pun mengancam anak semata wayangnya.

Setelah mengatakan ultimatum itu, Ashraf pun melenggang pergi, ia tak menyangka jika sang istri rela kehujanan di larut malam hanya karena kesalahan anak nya. Ashraf pun mengendarai mobil nya menuju ke arah gerbang, ia turun dan mengajak kedua nya naik ke mobil.

"Nak, ayok ikut kami pulang. Ini sudah malam, dan kamu nggak mungkin pulang dalam keadaan seperti ini." ajak Ashraf sembari mengusap lembut puncak kepala gadis itu.

Dania pun menuntun Rania masuk ke mobil, dengan sigap Ashraf mengambil selimut yang berada di bagasi belakang. Dania pun melingkarkan selimut ke tubuh bergetar Rania. Rania menggigil kedinginan, tubuh nya pun mulai demam, Dania tampak khawatir melihat kondisi Rania yang semakin buruk.

"Dad, cepat dikit bisa nggak? tubuh gadis ini semakin memburuk, ia menggigil kedinginan loh." pinta nya kepada sang suami.

"Baik Mom." balas Ashraf dengan memandang sosok gadis tersebut melalui kaca berukuran kecil di depan nya.

Karena kebencian kamu yang tak beralasan itu, kau tega menorehkan luka yang teramat dalam pada gadis sepolos dirinya, apa kah kebencian telah menutupi hati kamu?

Hampir sejam berlalu, mobil yang di kendarai Ashraf akhir nya memasuki pelataran rumah mewah nya, beberapa art sudah berjejer menanti kedatangan mereka.

"Selamat malam Tuan dan Nyonya." sapa para art seperti biasa saat kedatangan majikan mereka.

"Selamat malam." balas Ashraf singkat.

Dania tak sekalipun melepaskan dekapan nya dari tubuh Rania, ia menuntun gadis itu masuk ke lobby utama rumah nya. Ya, rumah itu terlihat sepi saat Delta memilih tinggal sendiri di kediaman nya, Dania beserta Ashraf hanya memiliki seorang anak yang tak lain adalah Delta. Berulang kali Dania meminta Delta untuk segera mencari pendamping hidup agar ia bisa merasakan menggendong cucu di usia nya yang tidak mudah lagi, namun permintaan nya selalu saja di tolak mentah-mentah oleh Delta dan jawaban Delta selalu saja belum memikirkan sebuah pernikahan apalagi memiliki seorang anak.

Setelah kepergian kedua orang tua nya, rumah mewah itu menjadi tak beraturan lagi, kala Delta tak henti-henti nya melempar interior yang berada di jangkauannya, berulang kali Delta mengusap kasar wajah nya.

Setiap ucapan yang di lontarkan Rania terus saja berputar di otak nya. "Brengsek!" desis Delta marah. "Jika saja para pengawal itu tidak ceroboh mungkin semua ini nggak bakalan terjadi." teriak nya lagi dengan melempar gelas yang berisi minuman beralkohol yang berada di genggaman nya.

"Rania Khumala Sari..," eja Delta saat sudah menerima informasi mengenai gadis yang di setubuhi nya barusan. Terlihat sebuah senyum mengembang di wajah datar nya, namun seketika senyum itu memudar di gantikan dengan sorot mata dingin kala mengingat tamparan yang di layang kan Rania di depan kedua orang tua nya.

"Kau gadis pertama yang dengan berani nya menampar saya." gumam nya sembari menatap lamat-lamat foto Rania.

Di rumah berukuran kecil, tampak seorang pria berumur sedang mondar mandir di depan rumah nya, raut kekhawatiran tampak jelas di wajah tua nya.

"Rania, kamu kemana sih nak?" gumam nya dengan khawatir.

"Gak usah di tunggu Mas, mungkin gadis bar-bar itu sedang asik bermain bersama teman-teman nya." ketus seorang wanita dengan wajah bengis nya.

"Buk, berhenti mengatai Rania seperti itu! bagaimana pun Rania itu anak kita!" marah bapak Rania yang jengkel dengan sifat istri nya yang selalu judes kepada Rania.

"Rania kan bukan anak kita, Mas! dia itu anak adik kamu, Mas. Wanita yang tega ninggalin anak nya sama kita." celetuk Sila asal.

Mendengar ucapan istri nya seketika darah Hendro mendidih, ia pun menatap nyalang ke arah istri nya. "Berhenti membicarakan identitas Rania! apapun yang terjadi Rania itu anak kita. Dan satu lagi, jangan pernah membicarakan ini di depan Rania. Jika tidak, kamu tau akibat nya." ancam Hendro dengan mata memerah menahan kemarahan nya.

"Terserah Mas saja, yang pasti nya Bunda hanya memiliki seorang anak dan itu hanya Liana seorang." tegas Sila dengan malas dan berlalu kembali masuk ke dalam rumah menghampiri Liana.

"Sayang, kamu lagi ngapain sih? sejak tadi Bunda liat kamu kayak senyum-senyum sendiri deh. Ayo cerita ke Bunda." tanya Sila dengan sayang nya kepada Liana, namun beda hal nya jika ia bersama Rania, Sila pasti akan bersikap kasar dan semena-mena kepada Rania dan pasti jauh berbeda dengan perlakuan nya kepada Liana, tapi tidak dengan Hendro yang selalu bersikap adil dengan Liana begitu pun Rania, bagi Hendro Rania adalah sosok adik pengganti setelah kepergian Lethisa belasan tahun yang lalu.

Liana pun menceritakan segala nya kepada Sila, Sila tersenyum dan membelai pipi anak gadis nya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Kejar pria yang kamu cintai, apapun rintangan nya teruslah maju. Bunda akan mendukung setiap keputusan kamu sayang." Sila menyemangati Liana.

Hendro yang masih beta berada di luar pun tampak bingung harus mencari Rania kemana, pasal nya meski hubungan nya dengan Rania begitu baik, tapi sosok Rania tidak pernah berkeluh-kesah kepada nya, teman Rania tak satu pun di kenal oleh Hendro.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!