Rindu ibu dan ayah

Pak Tommy pun diam melihat keponakan nya itu memohon, dengan menitikkan air matanya. Membuat pak Tommy tak tega melihatnya.

Dan Melly pun melihat kakak sepupunya di perlakukan kasar oleh ibunya juga merasa tak tega. Karena bagi nya Naila itu kakak yang baik, yang bisa di ajak cerita.

Pak Tommy mempunyai tiga anak. Anak pertama mereka bernama Fandi, dia bekerja dan pulang hanya seminggu sekali. Anak kedua pak Tommy bernama Jenny dia kuliah, dan si bungsu bernama Melly yang duduk di bangku SMP.

Kedua anak paman Tommy baik dengan Naila, hanya Jenny lah dan bibi nya yang begitu membenci Naila. Karena bagi Jenny dengan ada nya Naila masuk di tengah tengah keluarganya, membuat kedua orang tuanya selalu bertengkar. Di tambah lagi ayahnya yang selalu peduli dengan Naila membuat rasa cemburu dan iri menjadi satu.

Sedangkan bagi Melly dengan adanya Naila, dia jadi mempunyai teman untuk berbagi cerita. Karena bagi Melly, kakaknya si Jenny dia begitu jahat, dan cuek. Jadi Melly tidak dekat dengan kakak kandung nya sendiri. Sedangkan kakak pertama nya dia bekerja dan hanya pulang seminggu sekali bahkan dua minggu sekali.

Sedangkan putra pak Tommy yang bernama Fandi, berusia 29 tahun.

Fandi bekerja di salah satu Bank ternama Bagian Teller. Karena Fandi terkadang suka di mutasi ke cabang lainnya, dan di tempatkan di cabang lain. Jadi Fandi tinggal di kontrakan agar tidak bolak-balik untuk jarak kerja yang jauh. Sedangkan pak Tommy sendiri, beliau bekerja sebagai keamanan (Scurity) di salah satu bank ternama di kawasan Jakarta barat.

Jenny anak kedua pak Tommy yang berusia 19 tahun. Jenny kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Hidup yang mengikuti pergaulan yang salah, Membuat diri nya sombong. Padahal Jenny tidak bekerja, sehari hari nya hanya mengandalkan uang pemberian ayah ibu dan kakaknya.

Melly dia anak bungsu dari Pak Tommy, dia berusia 14 tahun. Melly sendiri masih sekolah duduk di bangku SMP. Melly lah yang sehari-hari nya akrab dengan Naila.

Sedangkan bu Farida, beliau hanya ibu rumah tangga. Namun karena hidupnya di kelilingi oleh orang orang berada, membuat bu Farida ini menjadi gengsi jika hidupnya yang sederhana. Dan hanya mengandalkan gajih suaminya dan anaknya saja.

Justru karena selalu serba kekurangan uang, bu Farida tega menjual rumah orang tua nya Naila, beserta kontrakan Orang tua Naila. Peninggalan keluarga Naila telah di jual oleh bibi Farida tanpa sepengetahuan pak Tommy.

Saat pak Tommy mengetahui istrinya menjual rumah Naila, pak Tommy marah besar. Dan meminta sebagian uang penjualannya untuk Naila nantinya. Itupun Pak Tommy menggunakan nya dengan cara mengancam istrinya, barulah hasil sebagian penjualan rumah Naila di berikan ke Pak Tommy. Dan di simpan oleh pak Tommy, dan sebagian uangnya di belikan motor untuk Naila. Untuk modal Naila untuk bekerja sehari hari nya.

Sedangkan Naila sendiri dia bekerja di Sebuah toko tas, di kawasan Mall Jakarta..Naila sendiri bekerja sudah 3 tahun di toko itu.

Kini Naila masuk ke parkiran di Mall, di mana Naila bekerja. Karena toko nya belum buka, karena Naila datang terlalu pagi. Sengaja Naila datang pagi, untuk menghindar dari bibi nya yang selalu menghina nya.

Naila kini berada di roof top di Mall tersebut. Melihat pemandangan dari atas Mall, entah kenapa Naila sangat suka melihat pemandangan dari sana.

Naila menatap lurus kedepan, mengingat kejadian 10 Tahun lalu. Di mana saat ayah ibunya masih ada, di hari terakhirnya.

Flashback

Di mana bu Dina setelah memasak, beliau membangunkan Naila yang masih betah dalam mimpi indahnya. Ya Naila selepas subuh dia kembali tidur, karena di mana dia tidak sabar menanti datang nya pagi.

"Naila sayang, bangun yuk. Nanti kamu kesiangan loh ke acara wisuda kamu. Kamu kan harus kumpul lebih awal, ayo bangun nak."

Eeemmm... Naila mengulet seperti bayi. Bu Dina tersenyum melihat putri kecilnya itu..

"Iya bu, ini Nai sudah bangun." Naila membuka mata nya, dan tersenyum melihat ibunya yang kini ada di depan matanya.

"Bangun yuk, kamu mandi terus siap siap untuk berangkat. Nanti kamu di antar ayah dulu ke sana, baru nanti ayah jemput ibu lagi dan nanti kita sampai sana." Naila pun mengangguk, lalu berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi, bu Dina merapihkan penampilan Naila, dengan mengikat rambutnya. Setelah siap Naila pun sarapan terlebih dahulu. Sedangkan pak Fahmi beliau habis membersihkan motor nya yang kini sudah bersih. Dan mereka pun sarapan bersama.

"Nak jika nanti ayah pulang, kamu di sana diam diam ya. Pasti ayah akan datang nak. Tapi nanti ayah pulang jemput ibu dulu, dan kita nanti pergi berdua ke sana."

"Kenapa tidak sama sama aja sih yah, aku gak mau sendirian loh.?"

"Kamu gak sendirian kan ada teman-teman kamu di sana. Pokoknya kamu jangan sedih, kamu paham kan nak." Naila mengangguk.

Entah kenapa ucapan ayah nya sangat aneh bagi Naila. Namun Naila lagi senang karena acara tersebut. Karena di mana hari itu ia akan tinggalkan sekolah Dasar, dan akan melanjutkan sekolah SMP.

Ternyata itu bukan hanya hari perpisahan sekolahnya saja, melainkan hari perpisahan bersama kedua orang tuanya.

Flashback of.

"Naila rindu ibu dan ayah. Kalian sedang apa, apa kalian melihat Nai di sini. Kalau bisa Naila ingin menyusul kalian di surga, Nai ingin kumpul bareng kalian." Naila pun menghapus air matanya.

DREEET... DRREEET.... Handphone Naila bergetar, tanda panggilan masuk. Naila pun mengangkat panggilan telpon teman nya.

" Ya Dev, kamu sudah datang.?"

"kamu di mana, ini aku sudah sampai. Aku cuma melihat motor mu di parkiran aja, tapi kamu tidak ada.?"

"Aahh... Iya kamu tunggu aja, nanti aku ke toko ya."

"Yasudah iya, cepat ya beb."

"Oke.

Panggilan pun terputus.

Naila pun menarik nafasnya lalu membuangnya. Setelah itu Naila tersenyum untuk diri nya sendiri, agar tidak terlihat jika dirinya habis menangis.

Karena Naila berjalan dengan cepat, sampai Naila kehilangan keseimbangan. Sampai Naila menubruk seseorang.

"Maaf, maaf saya gak sengaja." Naila terus meminta maaf, tanpa melihat orangnya yang hanya tersenyum melihat Naila.

Saat Naila melihat orang yang dia tabrak hanya tersenyum, Naila pun juga tersenyum.

"Emiill. Maaf ya aku gak sengaja menabrak kamu, aku buru buru. Soalnya Devi sudah sampai.?"

"Eemmm... Lagian kamu itu selalu meleng aja sih kalau jalan. Mikirin apa coba.?Ya sudah gak apa apa, tapi kalau begini terus aku minta tanggung jawab loh Nai.?"

"Tanggung jawab apa sih, kamu ada ada aja."Naila pun tersenyum." Yasudah aku ke toko dulu ya.Sekali lagi maaf banget ya Emiil... "

" Yasudah jangan lari seperti tadi, mau berapa orang lagi yang kamu tabrak hah.? "

" Iya iya, heheheh... Yasudah aku pergi dulu ya Mil.. " Emil pun mengangguk dan tersenyum.

Saat Naila sudah jauh pun Emiil masih melihat ke arah Naila dengan tersenyum.

'Naila, Naila susah sekali sih untuk dekat dengan dia aja. Huuffhh... Kenapa sih Nai, aku jadi makin penasaran dan gemes tau gak sama kamu.'

Setelah Naila tak terlihat, barulah emiil melanjutkan jalan nya kembali. Yang awalnya dia ingin ke toilet.

Emiil, pria yang berusia 25 Tahun yang bekerja di bagian gudang. Di mana Tempat Naila bekerja. Emiilini pria yang menaruh hati pada Naila, namun Naila tak kunjung menjawab pertanyaan nya itu ke Emill.

Bukan nya Naila ingin mempermainkan perasaan Emiil. Naila hanya tidak ingin jika adanya perasaan suka membuatnya semakin tak berdaya. Apalagi dengan kondisinya yang ikut tinggal bersama bibinya membuat Naila tidak bebas keluar.

Terpopuler

Comments

Ayesha Magfirah

Ayesha Magfirah

lanjut kk

2022-07-13

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Berduka
3 Keponakan kesayangan
4 Rindu ibu dan ayah
5 Mendapatkan jawaban
6 Melly yang selalu peduli
7 Ka Fandi
8 Diam diam menyukai
9 Emiil vs Fandi
10 Kekasih Naila
11 Dina,Rossa dan Farida
12 Dia menyukai kamu
13 Kabar buruk Emiil
14 Mengakhiri hubungan
15 Melamar Naila
16 Hadiah dari Melly
17 Rencana paman Tommy
18 Devi ikut
19 pamitan
20 Tempat baru
21 Niat ke pasar malam
22 Perasaan Fandi
23 Brian
24 Teman masa kecilku
25 Brian masa kecil
26 Menatap Mata Indahnya
27 Makan malam bersama Brian.
28 Brian mengajak seseorang
29 Bertemu kembali
30 Berkumpul kembali
31 Masa kecilnya Naila
32 Kecewa
33 Denis Jemput Naila
34 Denis dan Naila
35 Perjodohan
36 Menerima
37 Mengatakan sesuatu
38 Cuma sama kamu
39 Api cemburu Brian
40 Kita akhiri saja
41 Melamar Naila
42 Yang Pertama
43 Mengunjungi paman Tommy
44 Aku mencintai Naila
45 Kamu apakan anak anakku
46 Bibi Farida tertangkap
47 Devi
48 SAH
49 Permainan awal
50 Pindah rumah
51 Memasak
52 Brian Panas dingin
53 Naila tawanan ku
54 Raka dan Debby
55 Ular bulu
56 Naila ulang tahun
57 Mengingat masa kecil
58 Selera makan hilang
59 Masalalu Brian
60 Datang nya Emiil
61 Pertengkaran
62 kabar baik.
63 Meminta maaf
64 Di maafkan
65 Kehamilan Naila
66 Bertemu dengan Emiil
67 Denis cemburu
68 kejutan untuk keluarga
69 Jambret
70 Mengunci kenangan
71 Wangi parfum cewek
72 Foto Brian dan Riska
73 Marah
74 Berusaha meminta maaf
75 Ide jahil Brian
76 Drama di pagi hari
77 Es Cendol beras
78 Kue Semprong
79 Denis seperti pahlawan
80 Mendengarkan detak jantung
81 Rujak buah
82 Selalu Denis
83 Kedatangan paman Tommy
84 Sarah teman masa kecil
85 Takdir atau hanya kebetulan
86 Barang kesayangan Naila
87 Buku harian Naila
88 Boneka beruang biru
89 Kamu selalu cantik
90 Denis dan Devi SAH
91 Belum bisa melupakan
92 Membuka amplop
93 Membuka Hadiah
94 Hadiah dari Debby
95 Memijat kaki sambil bernyanyi
96 Melanjutkan pertandingan
97 Kondisi bibi Farida
98 Ingin melindungi kamu
99 Aku minta maaf
100 Membeli perlengkapan baby
101 Bertemu Jenny
102 Permintaan Naila
103 Kedatangan Brian dan Naila
104 Niat Menjenguk bibi
105 Permintaan maaf bibi
106 Kembali kerumah
107 Mau dong
108 Dari bibi menjadi Ibu
109 Kedatangan Sandi
110 37 Minggu
111 Kontraksi
112 Naila melahirkan
113 Golongan darah O
114 Naila terbaring lemah
115 Briana Naura Alamsyah
116 Debby yang tidak peka
117 Calon istri ku
118 Iya aku mau
119 Kalian berdua pacaran
120 Kedatangan Baby Briana
121 Jajanan Bilung
122 Alat tes kehamilan
123 Kabar baik dari Devi.
124 Teman sekolah dulu
125 Memeriksa kandungan Devi
126 Ulang tahun Brian
127 Bertemu ayah dan ibu
128 Fandi dan Sarah SAH
129 Lindungi dia dan sayangi dia
130 Denis menjadi seorang ayah
131 Kejutan untuk Naila
132 Hadiah spesial untuk Naila
133 Fahmi putra Alamsyah
134 Pengumuman Novel Baru
135 Promo novel baru
136 Info Novel baru
137 Pengumuman Novel baru gaes.
138 Pengumuman Karya baru
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal Cerita
2
Berduka
3
Keponakan kesayangan
4
Rindu ibu dan ayah
5
Mendapatkan jawaban
6
Melly yang selalu peduli
7
Ka Fandi
8
Diam diam menyukai
9
Emiil vs Fandi
10
Kekasih Naila
11
Dina,Rossa dan Farida
12
Dia menyukai kamu
13
Kabar buruk Emiil
14
Mengakhiri hubungan
15
Melamar Naila
16
Hadiah dari Melly
17
Rencana paman Tommy
18
Devi ikut
19
pamitan
20
Tempat baru
21
Niat ke pasar malam
22
Perasaan Fandi
23
Brian
24
Teman masa kecilku
25
Brian masa kecil
26
Menatap Mata Indahnya
27
Makan malam bersama Brian.
28
Brian mengajak seseorang
29
Bertemu kembali
30
Berkumpul kembali
31
Masa kecilnya Naila
32
Kecewa
33
Denis Jemput Naila
34
Denis dan Naila
35
Perjodohan
36
Menerima
37
Mengatakan sesuatu
38
Cuma sama kamu
39
Api cemburu Brian
40
Kita akhiri saja
41
Melamar Naila
42
Yang Pertama
43
Mengunjungi paman Tommy
44
Aku mencintai Naila
45
Kamu apakan anak anakku
46
Bibi Farida tertangkap
47
Devi
48
SAH
49
Permainan awal
50
Pindah rumah
51
Memasak
52
Brian Panas dingin
53
Naila tawanan ku
54
Raka dan Debby
55
Ular bulu
56
Naila ulang tahun
57
Mengingat masa kecil
58
Selera makan hilang
59
Masalalu Brian
60
Datang nya Emiil
61
Pertengkaran
62
kabar baik.
63
Meminta maaf
64
Di maafkan
65
Kehamilan Naila
66
Bertemu dengan Emiil
67
Denis cemburu
68
kejutan untuk keluarga
69
Jambret
70
Mengunci kenangan
71
Wangi parfum cewek
72
Foto Brian dan Riska
73
Marah
74
Berusaha meminta maaf
75
Ide jahil Brian
76
Drama di pagi hari
77
Es Cendol beras
78
Kue Semprong
79
Denis seperti pahlawan
80
Mendengarkan detak jantung
81
Rujak buah
82
Selalu Denis
83
Kedatangan paman Tommy
84
Sarah teman masa kecil
85
Takdir atau hanya kebetulan
86
Barang kesayangan Naila
87
Buku harian Naila
88
Boneka beruang biru
89
Kamu selalu cantik
90
Denis dan Devi SAH
91
Belum bisa melupakan
92
Membuka amplop
93
Membuka Hadiah
94
Hadiah dari Debby
95
Memijat kaki sambil bernyanyi
96
Melanjutkan pertandingan
97
Kondisi bibi Farida
98
Ingin melindungi kamu
99
Aku minta maaf
100
Membeli perlengkapan baby
101
Bertemu Jenny
102
Permintaan Naila
103
Kedatangan Brian dan Naila
104
Niat Menjenguk bibi
105
Permintaan maaf bibi
106
Kembali kerumah
107
Mau dong
108
Dari bibi menjadi Ibu
109
Kedatangan Sandi
110
37 Minggu
111
Kontraksi
112
Naila melahirkan
113
Golongan darah O
114
Naila terbaring lemah
115
Briana Naura Alamsyah
116
Debby yang tidak peka
117
Calon istri ku
118
Iya aku mau
119
Kalian berdua pacaran
120
Kedatangan Baby Briana
121
Jajanan Bilung
122
Alat tes kehamilan
123
Kabar baik dari Devi.
124
Teman sekolah dulu
125
Memeriksa kandungan Devi
126
Ulang tahun Brian
127
Bertemu ayah dan ibu
128
Fandi dan Sarah SAH
129
Lindungi dia dan sayangi dia
130
Denis menjadi seorang ayah
131
Kejutan untuk Naila
132
Hadiah spesial untuk Naila
133
Fahmi putra Alamsyah
134
Pengumuman Novel Baru
135
Promo novel baru
136
Info Novel baru
137
Pengumuman Novel baru gaes.
138
Pengumuman Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!