Berduka

Naila masih enggan menjawab permintaan maaf dari Brian. Padahal Brian sudah tulus untuk meminta maaf.

"Yasudah Brian mungin Naila masih marah sama kamu. Tapi ibu dan bapak harap kamu jangan ulangi lagi ya. Naila itu masih seusia adik kamu, sedangkan kamu sudah besar dari naila. Jangan kamu ulangi ya nak. Dan jangan main peta... san seperti itu, karena itu sangat berbahaya. "Nasihat ibu Dina yang tak lain ibu nya Naila

Dua tahun kemudian di mana hari itu, adalah hari terpuruk bagi Naila. Di mana di saat Naila sedang perpisahan dari sekolah bersama Debby dan Denis. Orang tua Nila mengalami kecelakaan di saat mereka akan datang ke acara perpisahan.

Naila yang menanti kedatangan kedua orang tuanya, namun tak kunjung datang. Sampai acaranya selesai pun pak Fahmi dan bu Dina tak kunjung datang. Untung saja orang tua Debby dan Denis mewakili kedua orang tuanya Naila.

Di saat Acara tersebut sedang di isi dengan kegiatan murid murid. Keluarga Debby menghampiri Naila, lalu Naila di pel..uk oleh bu Rossa. Bu Rossa menangis sambil memeluk Naila.

Naila yang tidak mengerti nampak bingung dengan keadaan saat ini.

"Yang sabar ya sayang, semoga kamu kuat menerimanya."

"Ada apa ini, kenapa Bunda menangis. Ko ibu Nai, belum datang bun.?"Tanya Nai, masih melihat sekeliling tempat acaranya.

Tiba-tiba beberapa guru datang menghampiri Naila. Dengan ekspresi wajah yang Naila sendiri tidak mengerti mengapa semuanya bersedih.

" Naila, ibu turut berduka ya. Kamu yang sabar dan ikhlas ya nak."

Air mata Naila pun tanpa Nai sadari mengalir begitu saja.

" Berduka, memang apa yang terjadi bu Lilis.? "Tanya Naila ke guru yang suka mengajar di kelasnya.

" Ayah dan ibu mu... Mereka mengalami kecelakaan, dan nyawa nya tidak berhasil di selamat kan nak."

Bagaikan tersambar petir, Naila sampai tak kuat menahan tubuhnya untuk berdiri.

" Ayah, ibu. "Tangis Naila pun pecah, saat mengetahui kabar duka itu.

Di Depan mayat kedua orang tuanya, Naila menatap nya dengan tatapan kosong. Air mata sudah kering karena Naila menangis terus menerus sejak tadi. Mata Naila sudah sembab, bahkan sudah terlihat sipit.

"Ibu, ayah. Kenapa kalian pergi ninggalin Nai sendiri di sini. Nai sama siapa bu, Nai ingin ikut dengan kalian" Naila bergumam di depan dua lubang kubur, di mana kedua orang tuanya akan di masukkan ke dalam liang Lahat.

Di saat Lubang kubur nya akan di tutupi dengan gundukan tanah. Barulah Naila menangis dengan histeris. Naila di pegangin oleh bu Rossa yang tak lain Orang tua Brian.

"Ibu.... Ayah... Naila ingin ikut kalian. Jangan tutup ayah dan ibu Nai, Jangan tutup..." Naila berteriak dan terus menangis.

Naila di peluk oleh Bunda Rossa dan guru guru nya. Agar Naila tidak menangis lagi.

Brian, Debby, Denis, dan sarah melihat Naila menangis histeris tidak bisa berbuat apa-apa.

Dari kejadian itu, Naila yang selalu ceria menjadi Naila yang Murung dan selalu menyendiri. Naila bingung tidak ada yang buat di ajak cerita, dan mencurahkan isi hatinya. Walaupun pun Ada paman Tommy yang menyayangi Naila, namun tetap Naila merindukan kedua orang tuanya.

Begitulah lamunan Naila, yang kini sedang menatap langit-langit. Naila mengingat kejadian 10 tahun lalu, di mana kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selama.

"Huuufffhhh.... Bagaimana kabar mereka semua. Debby, Denis, sarah, ka Brian, bunda Rossa dan ayah Aris ya. Aku rindu dengan mereka semuanya. Sejak mereka juga meninggalkan aku, jadi aku harus ikut dengan paman Tommy kesini."

Ceklak... Suara pintu terbuka, ternyata seorang pria paruh baya sedang tersenyum ke arah Naila.

" Hallo Naila kesayangan paman..."

"Hallo paman, paman baru pulang ya.?" Paman Tommy mengangguk kan kepalanya.

Pak Tommy pun masuk ke dalam kamar Naila, duduk di kursi di samping Naila, yang kini juga duduk di pinggir tempat tidurnya.

Pak Tommy pun tersenyum melihat wajah keponakan nya, yang sudah dia anggap seperti anak nya sendiri.

"Naila, paman punya sesuatu buat kamu.?"

Naila tersenyum saat mendengar paman nya bicara.

"Apa paman..?"

"Tutup mata kamu dulu dong Nai, baru nanti kamu tau.!" Dengan tidak sabar Naila menganggukkan kepala nya, lalu memejamkan matanya.

Pak Tommy pun tersenyum melihat Naila menurut untuk memejamkan matanya.

'Fahmi, putri mu kini sudah menjadi seorang gadis dewasa. Dia nampak cantik seperti ibunya.' Gumam pak Tommy dalam hatinya.

Pak Tommy mengeluarkan satu kotak, berwarna merah di hadapan Naila. Dengan tersenyum karena dia akan memberikan sesuatu yang mungkin Naila akan suka.

"Kamu sudah boleh buka mata kamu, tapi tunggu paman hitung sampai tiga kamu baru membuka mata kamu." Naila pun tersenyum dan mengangguk. " Paman hitung ya, Satu, dua, tiii ga."

Naila pun membuka matanya dan tersenyum saat di depan matanya ada kotak kecil berwarna merah. Naila pun melihat ke arah paman nya yanh sedang tersenyum ke arah nya.

" Paman, ini apa.?"

"Buka saja.. Semoga kamu suka ya nak.?" Sambil membelai rambut Naila.

Naila mengangguk lalu mengambil kotak itu dari pamannya. Saat kotak itu di buka, senyum indah terukir di bibir Naila.

Sebuah kalung dengan berbentuk boneka kesayangan nya Mickey mouse kecil di kalung itu. Air mata Naila pun mengalir, membasahi wajah cantiknya. Lalu Naila, mem...eluk paman nya.

"Terimakasih kasih paman, Naila tidak tau harus berterima kasih bagaimana sama paman. Paman begitu baik ke Nai, 10 tahun Semenjak orang tua Nai pergi. Hanya paman lah yang Nai punya saat ini, kalau tidak ada Paman Nai tidak tau kehidupan Nai seperti apa. Paman sudah membesarkan Nai, membiayai Nai sekolah, dan menyayangi Nai. Maafkan Naila jika Nai belum menjadi anak yang baik untuk paman. "Naila menangis sampai pundak nya bergetar.

Membuat pak Tommy ikut menitikkan air mata, mendengar ucapan keponakan nya itu.

" Naila, kamu bukan hanya keponakan bagi paman. Kamu sudah paman anggap seperti putri paman sendiri nak. Paman sudah menyuruh kamu untuk memanggil paman mu ini ayah, tapi kamu tetap memanggil paman. Kamu tau kebahagian paman itu apa nak.? Kebahagian paman itu saat melihat kamu tersenyum nak. Dari kamu bayi, paman menggendong kamu. Doa paman semoga kebahagian selalu menyertai kamu nak. Sudah jangan menangis lagi, kamu jadi jelek tau. Kamu pintar banget sih bikin paman kamu ini ikut menangis."

Pak Tommy mengusap air mata Naila dan tersenyum." Sudah jangan menangis lagi. Bagaimana kamu suka tidak dengan kalung itu.? "

" Suka paman, Nai suka sekali dengan kalung ini. Apalagi ada Mickey mouse nya, lucu paman. "

" Iya lucu kaya kamu, yang sering membuat paman tersenyum. Stiap kalian melihat mu bertingkah lucu di rumah mu dulu .? "Seketika wajah Naila kembali murung. Paman pun paham apa yabg di rasakan Nai." Sudah jangan sedih lagi, sini paman pakai kan kalung ini. Paman ingin lihat bagus tidak kamu pakai itu.? "

Naila pun tersenyum lalu memberikan kalung itu kepada paman nya, untuk di pakai kan. Setelah itu paman Tommy tersenyum melihat Naila sudah memakai kalung pemberian nya.

" Bagus kamu pakai nak, Kamu tambah cantik. Yasudah paman balik ke kamar ya, kamu istirahat jangan tidur malam malam."

"Ya paman, paman juga harus istirahat ya."

"Iya nak, paman akan istirahat. Yasudah paman keluar ya.?" Naila pun mengangguk.

Paman Tommy pun keluar kamar Naila, lalu menutup nya kembali. Setelah paman nya keluar, Naila memandangi fotonya bersama kedua orang tua nya.

Terpopuler

Comments

Ayesha Magfirah

Ayesha Magfirah

menarik...

2022-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Berduka
3 Keponakan kesayangan
4 Rindu ibu dan ayah
5 Mendapatkan jawaban
6 Melly yang selalu peduli
7 Ka Fandi
8 Diam diam menyukai
9 Emiil vs Fandi
10 Kekasih Naila
11 Dina,Rossa dan Farida
12 Dia menyukai kamu
13 Kabar buruk Emiil
14 Mengakhiri hubungan
15 Melamar Naila
16 Hadiah dari Melly
17 Rencana paman Tommy
18 Devi ikut
19 pamitan
20 Tempat baru
21 Niat ke pasar malam
22 Perasaan Fandi
23 Brian
24 Teman masa kecilku
25 Brian masa kecil
26 Menatap Mata Indahnya
27 Makan malam bersama Brian.
28 Brian mengajak seseorang
29 Bertemu kembali
30 Berkumpul kembali
31 Masa kecilnya Naila
32 Kecewa
33 Denis Jemput Naila
34 Denis dan Naila
35 Perjodohan
36 Menerima
37 Mengatakan sesuatu
38 Cuma sama kamu
39 Api cemburu Brian
40 Kita akhiri saja
41 Melamar Naila
42 Yang Pertama
43 Mengunjungi paman Tommy
44 Aku mencintai Naila
45 Kamu apakan anak anakku
46 Bibi Farida tertangkap
47 Devi
48 SAH
49 Permainan awal
50 Pindah rumah
51 Memasak
52 Brian Panas dingin
53 Naila tawanan ku
54 Raka dan Debby
55 Ular bulu
56 Naila ulang tahun
57 Mengingat masa kecil
58 Selera makan hilang
59 Masalalu Brian
60 Datang nya Emiil
61 Pertengkaran
62 kabar baik.
63 Meminta maaf
64 Di maafkan
65 Kehamilan Naila
66 Bertemu dengan Emiil
67 Denis cemburu
68 kejutan untuk keluarga
69 Jambret
70 Mengunci kenangan
71 Wangi parfum cewek
72 Foto Brian dan Riska
73 Marah
74 Berusaha meminta maaf
75 Ide jahil Brian
76 Drama di pagi hari
77 Es Cendol beras
78 Kue Semprong
79 Denis seperti pahlawan
80 Mendengarkan detak jantung
81 Rujak buah
82 Selalu Denis
83 Kedatangan paman Tommy
84 Sarah teman masa kecil
85 Takdir atau hanya kebetulan
86 Barang kesayangan Naila
87 Buku harian Naila
88 Boneka beruang biru
89 Kamu selalu cantik
90 Denis dan Devi SAH
91 Belum bisa melupakan
92 Membuka amplop
93 Membuka Hadiah
94 Hadiah dari Debby
95 Memijat kaki sambil bernyanyi
96 Melanjutkan pertandingan
97 Kondisi bibi Farida
98 Ingin melindungi kamu
99 Aku minta maaf
100 Membeli perlengkapan baby
101 Bertemu Jenny
102 Permintaan Naila
103 Kedatangan Brian dan Naila
104 Niat Menjenguk bibi
105 Permintaan maaf bibi
106 Kembali kerumah
107 Mau dong
108 Dari bibi menjadi Ibu
109 Kedatangan Sandi
110 37 Minggu
111 Kontraksi
112 Naila melahirkan
113 Golongan darah O
114 Naila terbaring lemah
115 Briana Naura Alamsyah
116 Debby yang tidak peka
117 Calon istri ku
118 Iya aku mau
119 Kalian berdua pacaran
120 Kedatangan Baby Briana
121 Jajanan Bilung
122 Alat tes kehamilan
123 Kabar baik dari Devi.
124 Teman sekolah dulu
125 Memeriksa kandungan Devi
126 Ulang tahun Brian
127 Bertemu ayah dan ibu
128 Fandi dan Sarah SAH
129 Lindungi dia dan sayangi dia
130 Denis menjadi seorang ayah
131 Kejutan untuk Naila
132 Hadiah spesial untuk Naila
133 Fahmi putra Alamsyah
134 Pengumuman Novel Baru
135 Promo novel baru
136 Info Novel baru
137 Pengumuman Novel baru gaes.
138 Pengumuman Karya baru
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Awal Cerita
2
Berduka
3
Keponakan kesayangan
4
Rindu ibu dan ayah
5
Mendapatkan jawaban
6
Melly yang selalu peduli
7
Ka Fandi
8
Diam diam menyukai
9
Emiil vs Fandi
10
Kekasih Naila
11
Dina,Rossa dan Farida
12
Dia menyukai kamu
13
Kabar buruk Emiil
14
Mengakhiri hubungan
15
Melamar Naila
16
Hadiah dari Melly
17
Rencana paman Tommy
18
Devi ikut
19
pamitan
20
Tempat baru
21
Niat ke pasar malam
22
Perasaan Fandi
23
Brian
24
Teman masa kecilku
25
Brian masa kecil
26
Menatap Mata Indahnya
27
Makan malam bersama Brian.
28
Brian mengajak seseorang
29
Bertemu kembali
30
Berkumpul kembali
31
Masa kecilnya Naila
32
Kecewa
33
Denis Jemput Naila
34
Denis dan Naila
35
Perjodohan
36
Menerima
37
Mengatakan sesuatu
38
Cuma sama kamu
39
Api cemburu Brian
40
Kita akhiri saja
41
Melamar Naila
42
Yang Pertama
43
Mengunjungi paman Tommy
44
Aku mencintai Naila
45
Kamu apakan anak anakku
46
Bibi Farida tertangkap
47
Devi
48
SAH
49
Permainan awal
50
Pindah rumah
51
Memasak
52
Brian Panas dingin
53
Naila tawanan ku
54
Raka dan Debby
55
Ular bulu
56
Naila ulang tahun
57
Mengingat masa kecil
58
Selera makan hilang
59
Masalalu Brian
60
Datang nya Emiil
61
Pertengkaran
62
kabar baik.
63
Meminta maaf
64
Di maafkan
65
Kehamilan Naila
66
Bertemu dengan Emiil
67
Denis cemburu
68
kejutan untuk keluarga
69
Jambret
70
Mengunci kenangan
71
Wangi parfum cewek
72
Foto Brian dan Riska
73
Marah
74
Berusaha meminta maaf
75
Ide jahil Brian
76
Drama di pagi hari
77
Es Cendol beras
78
Kue Semprong
79
Denis seperti pahlawan
80
Mendengarkan detak jantung
81
Rujak buah
82
Selalu Denis
83
Kedatangan paman Tommy
84
Sarah teman masa kecil
85
Takdir atau hanya kebetulan
86
Barang kesayangan Naila
87
Buku harian Naila
88
Boneka beruang biru
89
Kamu selalu cantik
90
Denis dan Devi SAH
91
Belum bisa melupakan
92
Membuka amplop
93
Membuka Hadiah
94
Hadiah dari Debby
95
Memijat kaki sambil bernyanyi
96
Melanjutkan pertandingan
97
Kondisi bibi Farida
98
Ingin melindungi kamu
99
Aku minta maaf
100
Membeli perlengkapan baby
101
Bertemu Jenny
102
Permintaan Naila
103
Kedatangan Brian dan Naila
104
Niat Menjenguk bibi
105
Permintaan maaf bibi
106
Kembali kerumah
107
Mau dong
108
Dari bibi menjadi Ibu
109
Kedatangan Sandi
110
37 Minggu
111
Kontraksi
112
Naila melahirkan
113
Golongan darah O
114
Naila terbaring lemah
115
Briana Naura Alamsyah
116
Debby yang tidak peka
117
Calon istri ku
118
Iya aku mau
119
Kalian berdua pacaran
120
Kedatangan Baby Briana
121
Jajanan Bilung
122
Alat tes kehamilan
123
Kabar baik dari Devi.
124
Teman sekolah dulu
125
Memeriksa kandungan Devi
126
Ulang tahun Brian
127
Bertemu ayah dan ibu
128
Fandi dan Sarah SAH
129
Lindungi dia dan sayangi dia
130
Denis menjadi seorang ayah
131
Kejutan untuk Naila
132
Hadiah spesial untuk Naila
133
Fahmi putra Alamsyah
134
Pengumuman Novel Baru
135
Promo novel baru
136
Info Novel baru
137
Pengumuman Novel baru gaes.
138
Pengumuman Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!