Mekarnya Bunga Layu

Mekarnya Bunga Layu

Pernikahan

Sepasang gadis cantik dan pria tampan baru saja resmi menjadi suami Istri. Mereka baru selesai melaksanakan akad pernikahan dan sekaligus resepsinya di kediaman sang pria.

Para tamu di persilahkan menyantap hidangan yang disediakan, ada tamu yang bersalaman dengan pengantin, ada juga yang meminta foto bersama.

Setelah selesai, pengantin kembali duduk dan sesekali mengobrol ringan guna menghilangkan rasa gugup di antara keduanya.

Nia, gadis cantik yang murah senyum, dengan tinggi 160 cm, langsing dengan kulit kuning langsat. Deny, suami dari Nia. Tampan, tinggi 170 cm, kulit yang cerah, ia juga ramah dan hangat pada orang sekitarnya.

Deny melihat ke arah pojok ruangan, ia menatap salah satu tamu perempuan yang harusnya tidak ia undang. Gadis itu juga menatap Deny lalu menundukkan kepala. Ia berdiri lalu melangkah menuju meja makanan untuk mengambil kue lalu kembali duduk di pojok dan memakan kuenya dengan tidak selera. Setiap gigitannya terasa mengigit pisau. Deny menatap sedih gadis itu

"Ada apa?" Tanya Nia.

"Ah, tidak. Oh iya, kau ingin makan sesuatu?" tawar Deny.

Nia menggeleng dan tersenyum.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya saat Deny menggenggam tangan Nia, Istrinya. Air matanya menetes lalu dengan cepat ia menyekanya, ia meletakkan kue yang ia makan dan belum habis lalu berjalan menuju pengantin. Deny dan Nia langsung berdiri saat melihat gadis itu berjalan mendekat ke arah mereka. Gadis itu terus melangkah walaupun gemetaran dan menahan sesak di dadanya.

"Selamat atas pernikahan kalian," ucap gadis itu lalu menyodorkan kado.

Ia juga bersalaman dengan Deny dan Ni.a

"Terima kasih, banyak." ucap Nia.

Gadis itu tersenyum lalu pamit pulang. Setelah keluar dari kediaman Deny, gadis itu langsung berlari ke arah mobil lalu pergi dari sana. Singkat cerita Deny dan Nia sudah berada di kamar. Acara pun sudah selesai tepat jam 12 malam. Pengantin baru ini hanya duduk berjauhan di tepi ranjang.

"Aku ke dapur dulu."

Deny mengangguk.

"Nia, sedang apa?" tanya wanita yang merupakan Mamanya Nia.

"Anu, Ma. Aku lapar hehe."

Mama Nia hanya geleng-geleng kepala, akhirnya Mamanya menemani Putrinya ke dapur.

"Suamimu tidak titip-titip?"

Nia menggeleng.

"Nak, Mama harap keputusan Mama ini bisa membawakan kebahagiaan untukmu. Kamu sungguh tidak merasa tertekan, kan?"

Nia tersenyum dan menggenggam tangan Mamanya.

"Ma, Aku percaya akan keputusan Mama. Lambat laun kami pasti akan menyatu."

"Jika nanti kamu ada masalah yang tidak bisa kamu selesaikan sendiri, ingatlah Nak masih ada Mama. Pintu rumah Mama akan selalu terbuka untukmu."

Nia mengangguk.

Jauh di dasar hatinya ia merasa sedih karena harus mengalami perjodohan ini, namun ia tetap yakin apapun pilihan Mamanya pasti baik untuknya.

"Oh iya, Mama pulang besok pagi. Jadi malam ini malam terakhir Mama menemani kamu. Dan ya, nanti jangan sungkan-sungkan main ke rumah Mama."

"Siaaaapp!"

***

Saat Nia kembali ke kamar, ia mendapati Deny sudah tertidur pulas. Nia pun dengan perlahan berbaring di sebelah Deny dan menarik selimut untuknya. Nia memiringkan tubuhnya dan membelakangi Deny, jantungnya berdegup kencang. Ia menutup matanya dan berharap ia juga lekas tidur.

Baru saja Nia hampir terlelap, tiba-tiba ia di kejutkan oleh Hp Deny yang berdering, dengan reflek ia bangun dan berjalan ke arah meja samping ranjang yang berada di samping Deny. Nia meraih Hp yang diletakkan tengkurap tersebut dan terkejut melihat siapa yang menghubunginya malam-malam begini.

"Aduh, Bosnya Mas Deny Nelfon lagi"

"Ku bangunkan atau tidak ya?" Nia meletakkan kembali Hp Deny. Nia menepuk pelan lengan Deny, suaminya.

Deny membuka mata perlahan.

"Ada apa?" tanyanya

"Maafkan aku, Mas. Ini Hp nya bunyi terus dari tadi."

Deny meraih Hp dan terkejut melihat siapa yang menelfonnya.

"Terima kasih." ucap Deny yang langsung bangun dan menuju balkon kamar.

Nia pun berharap Bos nya tidak marah karena Deny terlalu lama mengangkat telfonnya. Nia kembali berbaring di ranjang, ia tidak jadi memejamkan mata karena Deny membuka lemari dengan buru-buru.

"Ada apa, Mas?" tanya Nia yang was-was dan merasa bersalah.

"Maaf mengganggu tidurmu, Nia. Ini Bos ku kedatangan klien dan memintaku untuk kesana sekarang juga."

"Oohh, begitu. Baiklah, anu... hati-hati di jalan," ucap Nia gugup

Dengan jantung yang terus berdegup kencang, Nia meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangannya. Deny yang mendapat perlakuan seperti itu agak kikuk.

"Aku berangkat!" sambil membawa tas kerjanya

Nia mengangguk dan tersenyum. Ia berniat mengantar suaminya sampai di pintu rumah namun Deny menolaknya.

***

Nia dan Deny adalah 2 orang yang tidak saling kenal namun mereka menikah atas perjodohan Mama mereka yang merupakan teman di arisan yang mereka ikuti. Nia dan Deny sama-sama tidak memiliki Ayah, mereka hidup berdua dengan Mamanya.

Mama Nia memiliki toko Butik dan sudah ada cabang, Nia yang merupakan lulusan S1 memutuskan untuk membantu Mamanya mengurus usahanya tersebut. Tahun ini Nia sudah menginjak usia 24 tahun, dan bulan depan adalah ulang tahunnya yang ke-25.

Mama Deny merupakan pengusaha juga, ia memiliki Cafe dan sudah ada 2 cabang yang berada di 2 kota lainnya, Deny yang juga sudah menempuh S1 bekerja di sebuah perusahaan dan saat ini usianya sudah 27 tahun.

Kedua Mama ini memutuskan menjodohkan anak mereka karena mereka yakin anak mereka satu sama lain berasal dari bibit yang berkualitas dan memiliki orang tua yang mandiri, jadi pasti anak-anak mereka pasti akan jauh lebih hebat dari mereka sendiri. Nia sama sekali belum pernah memiliki hubungan dengan laki-laki karena menuruti apa yang di katakan alm. Ayahnya. Mereka sama-sama tinggal di kota Banyuwangi namun mereka beda universitas dulunya.

***

Hari-hari terus berlalu, usia pernikahan mereka sudah berjalan 3 minggu, jarak Nia dan Deny juga mulai dekat. Mereka pun sudah melakukan ritual malam pertama dan hal itu semakin mendekatkan jarak mereka berdua. Terlihat tidak ada masalah apapun, dan Nia menjadi Istri yang baik serta ia melakukan pekerjaannya dengan cepat dan tepat.

Sesuai pernjanjian pranikah, Nia tetap mengurus dan bekerja di Butik Mamanya. Hari ini mereka sarapan bersama, usai sarapan mereka pun sama-sama menuju tempat kerjanya.

🍀🍀🍀

23:00

Nia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan Lingeria BDS (Baju Dinas Malam). Deny sebagai laki-laki normal tentu tak bisa menolaknya, mereka berpegangan tangan dan hampir melaksakan ritual malam.

‘drrrr drttt’

Hp Deny berdering, Deny dengan cepat mengangkat telfonnya dan berjalan ke balkon kamar.

"Maaf, Sayang. Aku harus pergi."

"Kemana, Mas? Sudah malam loh." dengan nada manja.

"Temanku membutuhkanku, aku harus pergi."

"Tidaaaak! Mas selalu saja pergi meninggalkanku di jam malam seperti ini. Aku juga butuh kamu," Nia ngambek

"Sayang, temanku sedang ada masalah."

Nia tidak menjawab, Deny kemudian berubah fikiran dan tidak jadi pergi.

"Maaf, aku tidak bisa kesana. Istriku ngambek," Deny langsung mengakhiri panggilan.

Nia dengan senyum lebarnya memeluk Deny. Di seberang telepon sana orang yang menelfonnya menghapus air matanya.

Terpopuler

Comments

PhiiuPhiiu

PhiiuPhiiu

agak curiga sama deny

2022-09-03

0

FIERSHA B

FIERSHA B

pake logika aja kali ya
tengah malam seorang bos telpon hanya untuk bilang ada client mau datang

2022-08-28

2

Erorr

Erorr

Kenpa juga percaya ada bos tlfn tengah malam, dan ada clien maw datang,,sprtinya tukang bakso sama tukang sayur udh gak jaman jd pengganti nama di kontak.

2022-08-27

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!