Nia di Pulangkan

Nia duduk di samping Mertuanya setelah Dokter selesai memeriksanya.

"Bagaimana kondisi Mama saya, Dokter?" Tanya Nia dengan raut wajah khawatir

"Beliau hanya syok, tidak ada yang perlu di khawatirkan"

Deny bernafas lega begitupun dengan Nia.

***

Nia dan Deny sama-sama diam membisu.

'Drrttt drtttt'

"Halo"

"Tidak bisa, Mama sedang sakit"

"Iya"

Setelah itu Deny mengakhiri telfonnya

"Dari siapa, Mas?" Tanya Nia

"Lila"

Mendengar nama itu Nia langsung merasa hatinya tersayat

"Kalau kamu ada urusan dengannya, pergilah, Mas. Biar aku yang menjaga Mama"

"Kau berkata seperti itu seakan-akan aku tidak ingin merawat Mama, cih"

"Mas?" Nia terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut mantan suaminya itu

"Nia, setelah Mama sadar kita bicarakan hal ini dengan Mama. Aku tidak ingin di cap sebagai suami yang jahat"

"Iya" dengan lesu

Setelah 30 menit berlalu Mama Deny pun sadar, matanya berkaca-kaca saat melihat Nia berada di sampingnya lalu dengan cepat ia memeluknya

"Nia"

"Mama..."

Nia membalas pelukan mertunya sambil menitikkan air mata

"Itu hanya mimpi, kan? Mama hanya bermimpi kan?"

Nia tidak menjawab

"Ma" panggil Deny saat ia masuk ke kamar Mamanya

"Deny" Mama Deny melepas pelukannya dengan Nia

"Syukurlah Mama sudah sadar" ucap Deny lalu mendekat ke Mamanya

"Mama habis mimpi buruk"

"Mimpi apa, Ma?"

"Mama mimpi kalian bercerai. Mama kira itu nyata, syukurlah itu hanya mimpi"

Nia menelan ludah

"Ma, itu bukan mimpi" ucap Nia pelan

Mama Deny langsung terdiam...

***

"Bisa-bisanya kalian" Mama Deny meneteskan air mata setelah mendengar apa yang terjadi

"Nia, Mama kecewa padamu"

Nia mengangkat kepala dan terlihat matanya kembali berkaca-kaca

"Kenapa kamu tidak mempertahankan rumah tanggamu? Mama kecewa"

"Maafkan Nia, Ma. Nia tidak mau di madu"

"Lalu apakah harus memilih jalan ini?" Mama Deny menyak air matanya.

"Ma"

"Diam, Deny! Mama juga kecewa padamu. Mama sudah tidak mau dengan pacarmu itu tapi kamu masih tetap melawan Mama"

"Maaf" ucap Deny lirih

"Tarik kembali talakmu itu, Deny"

"Tidak bisa, Ma. Nia meminta Deny untuk melepas Lila dan Deny tidak bisa. Nia sendiri juga yang meminta talak itu dijatuhkan padanya"

"Deny, buka matamu" Mama Deny bangun dari ranjangnya dan berjalan ke arah Denya yang duduk di sofa

"Buka matamu, Nak. Disini ada Istri sahmu. Dia yang terbaik" Mama Deny menangkup wajah Puteranya

Deny menggeleng

"Ma, cinta Deny pada Lila terlalu besar. Deny juga telah melakukan hal yang menyakiti hatinya dengan menerima perjodohan ini" mata Deny memerah

"Cintamu padanya telah membutakanmu, Nak. Sadarlah"

"Ma, di balik keluarganya yang mengincar harta kita, Lila memiliki cinta yang tulus pada Deny. Dia bahkan mau menjadi yang kedua padahal dialah yang harusnya jadi satu-satunya"

'Tik tik tik'

Tiba-tiba turun hujan, perlahan namun semakin membesar dan membuat suasana menjadi aneh

"Deny mohon, Ma. Satu kali saja, biarkan Deny memilih keputusan Deny"

Mama Deny terdiam sejenak lalu ia berjalan ke ranjangnya lagi

"Keluarlah kalian"

"Mama" Nia menggigit bibir bawahnya

Denya menghela nafas berat lalu melangkah keluar dari kamar Mamanya.

"Nia, Mama masih berharap kalian kembali bersama" ucapnya pelan namun masih bisa di dengar oleh Nia

Nia tersenyum menahan tangisnya, lalu ia menutup pintu kamar Mama Deny

"Sekaeang apa yang harus ku lakukan?" Tanyanya pada dirinya sendiri

Nia masuk ke kamarnya dan melihat pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh kalung pemberian Deny den menggenggam erat

"Aku akan mengantarmu ke rumah orang tuamu" ucap Deny yang keluar dari kamar mandi

"Tidak perlu, aku bisa sendiri"

"Kau akan menghadapi keterkejutan Mamamu sendirian jika aku tidak menyerahkanmu pada orang tuamu"

Nia terdiam. Ia lalu mulai mengeluarkan pakaiannya dari lemari. Deny yang melihat Nia sibuk sendirian lalu ia membantunya dengan mengambilkan koper milik Nia

Setelah 1 jam, barang-barang Nia sudah selesai di kemas. Nia kembali masuk ke kamar mertuanya untuk berpamitan

"Ma?" panggil Nia

Mama Deny yang di dalam selimut tidak menjawabnya sama sekali. Nia menyentuh Pundaknya perlahan

"Ma, maaf belum bisa menjadi menantu yang di inginkan Mama, tidak bisa mempertahankan rumah tangga, belum jadi menantu yang sempurna untuk Mama. Nia pamit ya, Ma. Semoga pilihan Mas Deny akan menjadi sumber kebahagiaan untuk keluarga ini"

"..." tidak ada balasan sepatah kata

"Ma, Nia sayang sama Mama. Mama jaga kesehatan ya. Assalamu'alaikum" Nia melangkah keluar dari kamar mertuanya dan menutup pintu perlahan

Setelah Nia keluar dari kamarnya, Mama Deny membuka selimut dan menangis pelan

"Bahkan aku menjadi mertua yang bodoh, aku tidak bisa mempertahankan menantuku sendiri" ucapnya sambil menyeka air matanya

🍀🍀🍀

"Selama masa Iddah, kau boleh menjenguk Mama. Biar aku yang mengurus surat perceraian kita nantinya"

"Iya" Nia menghirup nafas dalam-dalam

***

Nia turun dari mobil di ikuti Deny. Mama Nia yang mendengar suara mobil langsung membukakan pintu dan tersenyum bahagia melihat Nia dan Deny yang datang

Namun ia kebingungan melihat Denya yang mengambil koper di bagasi mobilnya dan mata Nia yang sembab

"Nak? Kalian kok malam sekali kesininya?"

"Assalamu'alaikum, Ma"

"Wa'alaikum salam"

Deny dan Nia mencium punggung tangan Mama Nia

"Duh kalian ini, ayo masuk dulu. Di luar dingin"

Nia dan Deny mengangguk, mereka bertiga lalu masuk ke dalam rumah. Mama Nia menyuguhkan teh hangat untuk mereka berdua

"Ayo di minum, kalian pasti kedinginan kan"

Nia tersenyum lalu meneguk teh hangatnya

"Oh iya, kalian berencana menginap disini ya? Aku senang sekali!" Mama Nia mengira Deny dan Nia akan menginap lama di rumahnya karena mereka sampai membawa koper segala

"Kalian sudah makan belum? Kalau belum, Mama akan menyiapkan makan malam untuk kalian"

"Tidak perlu repot-repot Tante" tolak Deny

Seketika Mama Nia terdiam

"Tante??" Tanyanya

Nia meremas jarinya dan menghadap ke bawah

Deny membuang nafas perlahan

"Maaf, Deny akan menyampaikan sesuatu yang mungkin akan menyakitkan. Kami kesini bukan untuk menginap, melainkan Deny mengantar Nia untuk di kembalikan pada Tante"

'Praaangg' gelas di tangan Mama Nia jatuh ke lantai dan pecah

"A-Apa maksudnya ini?"

"Mama... Sebenarnya..." Nia merasa berat untuk menyampaikannya

"Sebenarnya kami sudah bercerai. Nia telah di jatuhi talak satu"

Mama Nia mematung, hatinya hancur melihat rumah tangga anaknya  yang bahkan masih berumur anak jagung kandas begitu saja

"Kalian bercanda kan?" Mama Nia tidak percaya

"Kami serius, Ma" Nia mengangkat kepala dan tersenyum sedih

Mama Nia tidak bisa berkata-kata

🍃🍃🍃

Deny berpamitan pulang lalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Nia. Setelah Deny pergi, Nia langsung memeluk Mamanya dan menangis tersedu-sedu

"Maafkan aku, Ma"

"Maaf..."

Mama Nia memeluk Puterinya dan mengelus punggungnya, ia menangis melihat rumah tangga Puterinya telah selesai sampai di sini

"Kamu tidak salah, Nak"

Nia menjelaskan apa yang terjadi hingga membuat dirinya memilih pergi

"Aku tidak mau jadi orang ketiga dan aku juga tidak mau di madu"

"Iya, Nak... Iyaaa" Mama Nia mencium kening Puterinya

"Maafkan Mama telah melakukan perjodohan yang pada akhirnya membuat Puteri tercinta Mama ini sakit"

"Maafkan Mama"

Mama Nia merasa bersalah karena telah menjodohkan Nia dengan Deny. Mereka berpelukan sambil saling meminta maaf.

🍀🍀🍀🍀

Satu minggu berlalu,

Nia yang sedang melihat stok di gudang tiba-tiba mendapat telfon dari Deny. Dengan perasaan sedih ia tetap mengangkat telfon dari Deny.

"Nia, Mamaku sakit. Mama ingin bertemu denganmu."

"Mama sakit? Tapi,,,"

"Aku akan mengirim supir untuk menjemputmu, ini demi Mama."

"Huuftt, oke. Aku akan bawa mobil sendiri kesana. Terimakasih." Nia langsung mengakhirinya.

Dengan perasaan yang campur aduk akhirnya ia sampai di rumah Deny, ia diantar oleh Art. Saat masuk ke kamar, ia melihat Diana terbaring di ranjang, ada Lila dan Deny yang sedang menjaga Diana.

"Hai," sapa Lila dengan manis.

"Assalamu'alaikum, Nia datang Ma." Nia langsung duduk di samping Diana. Diana membuka mata, sambil menitikkan air mata, tangan Diana meraih tangan Nia.

"Nia.."

"Iya, Ma. Ini Nia," Nia tak kuasa menahan tangisnya, ia menciumi tangan Diana.

"Mama jaga kesehatan dong, Nia kan jadi khawatir sama Mama. Nia tidak bisa tenang nanti,"

"Bagaimana Mama bisa baik-baik saja disaat kalian berdua begini."

"Semua akan berlalu," Nia mencium kening Diana.

☘☘☘

'Ddrrrtt ddtttt'

"Maaf, aku ada telfon" Deny keluar dari kamar Mamanya. Melihat Diana yang terlelap, Lila mengajak Nia mengobrol 4 mata di halaman belakang.

"Apalagi yang kau inginkan?"

"Loh! Kok marah? Dari awal Deny itu memang milikku loh. Kau itu harus sadar diri, harus sadar apa posisimu. Dasar penggoda lelaki orang."

"Dengar ya, sejujurnya aku jijik melihat kehadiranmu. Apalagi sikap sok pedulimu itu pada Mamanya Deny, kau ini pintar apa licik ya."

Nia membalikkan tubuh dan akan melangkah pergi dari hadapan Lila. Lila menyentuh pundak Nia.

"Oh iya, lain kali jangan menggoda lelaki orang lagi ya, malu dong cantik-cantik gatel!"

Nia menghempas tangan Lila dan meninggalkan Lila sendiri.

"Deny itu milikku," gumam Lila sambil tersenyum penuh kemenangan

Terpopuler

Comments

halimah abdul hayes

halimah abdul hayes

Hmmmm perangai jelik

2023-03-16

0

Erorr

Erorr

Silahkan ambil Deny,,dia sudah ku anggap barang bekas kata Nia

2022-09-01

0

Erorr

Erorr

Yang namanya perjodohan, memang sulit untuk menjalaninya,terkadang yang saling cinta saja nggk sdikit yang kandas,memang sangat sulit untuk berlabuh di samudra cinta,

2022-09-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!