Hari semakin sore...
Rafael semakin nyaman berada di tengah-tengah keluarga Laros. Mereka terus saja berbincang-bincang. Rafael juga sangat senang karena mereka memintanya untuk memanggil ayah dan ibu. Delia terus melihat keakraban mereka, membuatnya justru merasa ia lah orang asing diantara mereka.
"Pria arogan ini berubah saat bersama ayah dan ibu. Mungkin saja ia menahan diri karena kesopanan, kasihan sekali," pikir Delia sambil menyunggingkan senyumnya.
Ponsel Rafael berbunyi memotong pembicaraan mereka. Pria itu segera mengambil ponselnya yang ada di saku celananya, lalu ia menatap layar ponsel tersebut.
"Angkat saja nak, tidak apa apa," ujar Derry.
Rafael tersenyum, "maaf... aku permisi sebentar."
Rafael pun meninggalkan mereka menuju teras rumah Delia.
"Ada apa Jod?" tanya Rafael saat mengangkat teleponnya.
"Pak Raf... gawat..." jawab Jodhi panik.
Namun suara Jodhi terdengar sambil berbisik.
"Bisakah kau langsung ke intinya saja."
"Pak Presdir datang ke perusahaan, ia sangat marah besar setelah mengetahui anda keluar kota dan akan menikahi wanita lain. Saat ini aku tak tahu harus bagaimana pak."
"Cukup cepat informan yang ia miliki. Biar aku yang bicara dengannya, serahkan ponselmu ke Presdir," perintah Rafael.
Terdengar Jodhi memberikan ponselnya pada Hartanto Widjaja.
"Dasar anak kurang ajar, dimana kau sekarang?" teriak Hartanto, "apa maksudmu ingin menikah dengan wanita lain, tunanganmu adalah Katrina Dowell, siapa itu Delia Laros?" bentaknya.
"Anda sangat cepat mendapatkan informasi. Aku akan menikah itu memang benar, dan Delia Laros lah calon istriku," jawab Rafael datar.
Hartanto semakin murka, ia berkali-kali mengumpat.
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan ini Raf, wanita yang masuk ke dalam keluarga Widjaja haruslah dari keluarga yang baik. Kau juga tidak bisa menghancurkan bisnis keluarga hanya karena keegoisanmu itu."
"Aku tidak perduli dengan bisnis. Sejak awal aku memang tidak setuju dengan perjodohan yang anda atur ini. Aku akan menikah dengan wanita yang aku cintai, aku yang menjalani kehidupanku bukanlah anda," jawab Rafael tegas.
"Kau sudah gila. Kau biarkan wanita murahan mendekatimu, ia mungkin saja hanya ingin harta keluarga Widjaja."
Mendengar ucapan ayahnya, Rafael akhirnya tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Jangan pernah menghina calon istriku. Wanita murahan yang masuk ke dalam keluarga Widjaja adalah istri simpananmu itu. Kau lah yang menghancurkan keluarga Widjaja."
"Kau... kembali sekarang atau jabatanmu sebagai CEO akan aku cabut," ancam Hartanto.
Rafael melepaskan tawanya, "kau lupa Hartanto Widjaja, aku salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan. Kau tak bisa mencabut jabatanku hanya karena masalah pribadimu," ucapnya seraya menutup teleponnya.
Rafael menghela nafasnya, sejak kematian ibunya, hubungan Rafael dengan ayahnya memang tidak baik. Apalagi ketika ayahnya tiba-tiba saja menikahi wanita simpanannya. Sejak saat itu Rafael tidak pernah menganggapnya sebagai ayahnya sendiri dan ibu tirinya bagi Rafael adalah musuh terbesar dalam keluarga Widjaja.
Awalnya ia memang ingin memanfaatkan Delia untuk membatalkan pertunangannya dengan Katrina Dowell, tapi setelah melihat kehangatan dalam keluarga Laros, ia justru menginginkan pernikahan ini nyata. Ia ingin menjadi bagian dari keluarga hangat Delia, dan ia juga menyadari jika ia benar-benar tertarik pada wanita itu.
*****
Cukup lama Rafael berada di teras rumah Delia, membuat keluarga Laros bertanya tanya, mungkinkah ada masalah yang terjadi. Delia yang ikut penasaran dengan apa yang terjadi pada pria itu menghampiri Rafael sambil membawa secangkir teh.
"Udara semakin dingin, mengapa kau masih ada di luar rumah?" tanya Delia sambil meletakkan tehnya di atas meja.
Rafael mendongakkan kepalanya menatap kehadiran wanita yang membuatnya tertarik. Wanita sederhana namun memang sangat cantik bagi Rafael.
"Apa terjadi masalah? Sejak kau menerima telepon, wajahmu terlihat murung," sambung Delia.
Rafael menggelengkan kepalanya, "tidak ada masalah, hanya saja aku sedang memikirkan bagaimana caranya membawa istriku nanti ke atas ranjang," godanya.
Seketika Delia terbelalak, "dasar pria mesum," celetuknya.
Rafael terkekeh, "kau benar benar cantik saat marah."
"Bukankah kau bilang wajahku membuatmu kesal setengah mati," jawab Delia.
"Aku membohongimu, sebenarnya aku justru ingin menci ummu."
"Ciiiih... otakmu seharusnya kau cuci dengan bersih pak Widjaja."
Rafael menyeringai, "berhentilah memanggilku pak, aku tidak setua itu."
Setelah mengatakan itu, Rafael menepuk kursi di sampingnya. Ia ingin berbicara dengan wanita itu, namun ia ingin Delia juga duduk tepat di sebelahnya.
Delia memicingkan matanya, "jangan macam macam. Aku tahu apa yang kau pikirkan."
Rafael kembali terkekeh, "aku tak seburuk itu nona, yah paling paling hanya semacam saja," ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Delia langsung bergidik, ia masih tetap saja berdiri di depan Rafael.
"Minumlah tehnya, lalu segera masuk. Nanti kau masuk angin," ujar Delia.
"Delia... aku benar benar ingin bicara denganmu. Duduklah..." pinta Rafael.
Melihat wajah Rafael yang menjadi serius, Delia pun mengikuti keinginannya. Wanita itu duduk tepat di samping Rafael.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Delia penasaran.
Rafael menarik nafasnya dalam-dalam seraya menatap Delia, "sebenarnya aku..."
Delia memiringkan kepalanya, "katakan saja tidak apa apa."
"Sebenarnya aku sudah punya tunangan, nama wanita itu Katrina Dowell," ucap Rafael.
Delia terkejut, "Oh... sekarang aku tahu maksudmu. Jadi kau memanfaatkan pernikahan kita untuk membatalkan pertunangan itu."
Namun Delia merasakan kekecewaan dalam hatinya setelah mengetahui hal itu.
"Kau sangat pintar, tapi kau jangan marah terlebih dahulu. Dengarkan penjelasanku ini," pinta Rafael.
"Aku marah? Kau salah paham, aku sama sekali tidak marah karena ini sebenarnya bukan urusanku," celetuk Delia seraya beranjak dari tempat duduknya.
Seketika Rafael menahan tangan wanita itu, "duduklah Del, dengarkan aku. Awalnya aku memang memanfaatkanmu."
"Dan pada akhirnya kau menyesal melakukan ini semua? Kau ingin kembali pada tunanganmu? Baguslah! Aku bisa lepas dari semua ini," ujar Delia semakin salah paham.
Rafael ingin sekali menarik wanita itu lalu menci umnya.
"Kau salah paham nona, aku sama sekali tidak berniat membatalkan pernikahan kita. Mungkin memang awalnya niatku tidak benar, tapi sekarang berbeda Delia. Setelah aku berada disini, berbicara dengan keluargamu, aku menginginkan kehangatan ini. Aku ingin memiliki keluarga seperti keluargamu, karena aku tak pernah mendapatkannya dari keluargaku sendiri," kata Rafael sedih.
Pengakuan Rafael mengejutkan Delia, dibalik sosok arogan seorang Widjaja, ternyata ada keinginan dan kesedihan dalam dirinya. Delia duduk kembali.
"Tapi kenapa kau memilih wanita sepertiku? Sebelum kau mengenal keluargaku, bukankah kau dengar saat wanita itu memakiku di restoran. Aku seorang pelakor, wanita murahan, wanita simpanan."
"Aku akan menyelidiki masalah ini dengan jelas. Dan jangan bertanya kenapa aku memilihmu, karena aku pun tak mengerti."
"Mungkin karena kau pikir aku wanita yang sangat mudah..."
"Tidak seperti itu," sergah Rafael.
Rafael menatap Delia lagi, keduanya saling bertatapan. Pria itu kembali menatap bibir Delia. Keinginannya sangat kuat untuk menci um wanita itu. Wajahnya semakin dekat, Rafael sudah memiringkan kepalanya siap untuk melahap bibir cantik itu.
"Del... nak Raf... waktunya makan malam. Kalian masuklah..." teriak Emili.
Seketika keduanya terkejut dan sama sama menjauh. Kecanggungan itu terlihat sangat jelas. Delia segera beranjak dari tempat duduknya.
"Kita... maksudku kau masuklah..." ujar Delia seraya meninggalkan Rafael.
Rafael tersenyum lebar, ia memegang dadanya sendiri karena jantungnya berdegup keras.
"Ini gila... aku benar-benar menginginkannya," pikir Rafael.
Pria itu pun beranjak dari tempat duduknya seraya ikut masuk ke dalam rumah Laros.
*****
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
𝕸y💞𝕄𝕆𝕆ℕ🍀⃝⃟💙
awal nya pura2.. eh kok enak ya, lanjut aja, nikah beneran aja lah 😂
2023-03-10
0
𝕸y💞 Ree🍏
elaa raaf, sabaarr dikit atuh kan masih dirumah camer masa main sosor² aja weh🙊🚶♀️🚶♀️
2023-03-07
0
resia
nikmati saja jgn mmbt thor nya bete dngn mmbndngkn dngn krya orang lain
2021-09-10
0