Suamiku Tajir & Arogan (Season 1)
Delia Laros berada di sebuah restoran di dekat kampusnya. Ia sedang menikmati makanan dan minumannya sendirian, namun kenikmatan itu tiba-tiba berubah saat seorang wanita paruh baya menghampirinya dengan wajah yang penuh amarah.
"Dasar murahan... wanita ******... tidak tahu diri... wanita simpanan... perusak rumah tangga orang...." semua makian itu tertuju padanya.
Delia terbelalak, ia sangat terkejut mendengarnya. Tidak terima dengan makian yang diucapkan wanita itu padanya. Delia beranjak dari tempat duduknya, ia mengambil gelas yang masih berisi minumannya dan menyiramkannya pada wanita tersebut.
"Apa kau sudah gila? Kau memakiku sembarangan, sedangkan aku sama sekali tidak mengenalmu," teriak Delia.
"Kurang ajar... beraninya wanita rendahan sepertimu melawanku," bentak wanita itu.
"Tentu saja aku melawan, aku merasa tidak melakukan apa yang kau tuduhkan itu. Jangan memfitnahku, karena aku bisa saja melaporkanmu atas perbuatan yang tidak menyenangkan," balas Delia.
"Mana mungkin wanita murahan sepertimu mengakuinya. Dasar tidak malu... Hei orang orang, lihatlah wajah wanita pelakor ini. Hati hati dengan suami kalian, karena pelakor sepertinya semakin merajalela."
Seluruh tamu restoran menatap keributan itu, wajah Delia memerah antara ia marah dan sangat malu atas tuduhan yang ia terima itu. Masih dengan kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini, tiba-tiba wanita paruh baya itu menarik rambutnya yang panjang.
Sontak Delia berteriak kesakitan, "lepaskan aku wanita tua... apa yang kau lakukan? Lepaskan...!"
Delia berusaha melepaskan tangan wanita itu dari rambutnya, ia mendorong wanita gila itu sekuat tenaganya hingga akhirnya wanita tersebut jatuh ke lantai restoran.
Delia Laros menggertakkan giginya, ia mengepalkan tangannya penuh amarah. Emosi yang semakin memuncak tersebut membuatnya kehilangan kendali. Delia mengangkat salah satu kursi yang ada di dekatnya, dan bersiap untuk melemparkannya pada wanita yang menghinanya itu.
Namun seketika seseorang menahan kursinya membuat Delia menolehkan kepalanya. Pria tampan dan gagah berdiri di belakangnya. Pria itu menatapnya dengan tatapan mengejek. Namun pria itu juga menatap tajam wanita yang masih ada di lantai tersebut.
"Berani sekali kau memaki dan menghina istriku," bentak pria tersebut.
Delia terbelalak mendengar ucapan pria itu.
"Istrinya? Apa pria ini sudah gila?" pikir Delia.
Mendengar ucapan pria itu, seketika wanita paruh baya itu bangun dari lantai.
"Ingat ya kau wanita murahan, kita belum selesai," teriaknya seraya segera meninggalkan restoran.
Delia Laros menghela nafas panjang, hari ini benar benar sial baginya. Ia dipermalukan wanita tak dikenalnya di depan umum. Delia menatap kembali pria yang mengaku sebagai suaminya itu sambil meletakkan kursi yang ia pegang.
"Terima kasih pak..."
"Pak? Kau pikir aku sudah tua?"
"Mana aku tahu, setidaknya kau memang laki laki. Apa aku harus memanggilmu ibu," gerutu Delia.
Rafael memiringkan kepalanya, "apa kau sedang memakiku?"
"Tentu saja tidak," jawab Delia datar.
"Wanita ini benar-benar sangat menarik," pikir Rafael.
"Bukankah kau harus menerima konsekuensinya jika ingin menjadi seorang pelakor?" tanya Rafael mengejeknya.
"Kau... Hah... sudahlah, kau tidak tahu apa apa. Bahkan aku juga tidak tahu apa apa. Aku sama sekali tidak mengenal wanita gila itu," ucap Delia seraya mengeluarkan dompetnya.
Delia mengeluarkan beberapa uang kertas dan meletakkannya di atas meja. Itu sebagai bentuk tanggung jawabnya atas kekacauan yang terjadi. Delia menatap pria itu lagi.
"Pokoknya terima kasih atas bantuannya," ucap Delia seraya melangkahkan kakinya untuk meninggalkan restoran.
"Tunggu...!" pria itu menahan tangannya.
Delia segera menepiskan tangan tersebut, "mau apalagi?'
"Kau harus bertanggung jawab atas reputasiku yang tercemar setelah aku mengakui kau sebagai istriku," ucap Rafael.
Delia mengerutkan keningnya, "apa aku meminta kau melakukan itu?"
"Wanita tidak tahu terima kasih, jika aku tidak menolongmu tadi, kau akan menghancurkan restoran bahkan kau akan masuk penjara setelah melukai orang lain, itu kerugian yang sangat banyak, aku mengakuimu sebagai istriku agar reputasimu tidak terlalu jelek nona, lihatlah tamu restoran ini," cemooh Rafael.
Delia menatap sekitar restoran yang masih melihatnya, ia kembali menghela nafas panjang.
"Lalu apa maumu pak?"
"Sialan... apa aku setua itu?" pikir Rafael.
Delia terus menatap pria itu dengan penuh curiga.
"Em... Jadilah pengantinku tiga hari lagi," pinta Rafael.
Delia terkejut, "apa kau sudah gila?"
"Pilihan ada padamu nona, jika kau menolak maka kau akan terima konsekuensi yang lebih mengerikan dari penghinaan wanita itu," ancam Rafael.
"Ya Tuhan... pria macam apa ini. Semudah itu ia mengajak wanita untuk menikahinya. Apa ia salah satu penjahat yang suka menjual orang?" pikir Delia bergidik.
Melihat wanita itu yang diam saja, Rafael pun lebih mendekatinya lagi. Pria itu nyaris memeluk Delia saat menyelipkan kartu namanya di saku baju Delia.
"Aku tunggu kabarmu paling lambat besok siang nona, pilihan ada di tanganmu," bisik Rafael seraya meninggalkannya.
*****
Delia meninggalkan restoran setelah berhasil menyadarkan dirinya dari keterkejutan kejadian beberapa menit yang lalu. Ia segera memesan ojek online, karena uangnya sudah tidak cukup lagi untuk memesan taksi.
Sepanjang perjalanan, ia terus memikirkan kejadian yang menimpanya itu. Sebuah makian yang salah sasaran, lalu kini ancaman dari seorang pria yang tidak ia kenali. Sesampainya di tempat kosnya, Delia segera masuk ke kamarnya. Ia melemparkan tas selempangnya sembarangan seraya menghempaskan tubuhnya di atas kasur lantainya.
Delia merogoh kantong sakunya dan melihat kartu nama itu.
Rafael Widjaja
CEO PT. Sinar Abadi
Seketika Delia terduduk di kasurnya.
"Jadi pria tampan itu adalah pria terkaya di Indonesia. Mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan pria itu. Dan apa maksudnya menjadi istrinya? Bukankah ia sangat mudah mencari seorang wanita, kenapa harus aku wanita yang miskin ini?" pikir Delia.
Delia memejamkan matanya, ia terus memikirkan kejadian hari ini tanpa henti.
"Aku tidak mungkin bisa menolak pria itu, ancaman orang sepertinya pasti jadi kenyataan. Ya Tuhan... apa yang sedang terjadi padaku," gumam Delia.
Delia kembali menghempaskan tubuhnya lagi ke kasur lantai itu, membalik-balikkan tubuhnya hingga akhirnya ia pun tertidur karena lelah.
*****
Rafael Widjaja sudah sampai di kantornya, ia memikirkan wanita cantik yang ada di restoran tadi. Entah kenapa wanita itu sangat mengganggu pikirannya.
Rafael memanggil tangan kanannya Jodhi dan sekretarisnya Melia. Setelah keduanya berada di kantornya, ia pun segera memerintahkan mereka untuk menyelidiki siapa wanita yang dimaksud.
"Sekarang...!" perintah Rafael.
Seketika keduanya segera mencari informasi tentang wanita itu. Tanpa menunggu waktu lama, Jodhi kembali lagi ke ruangannya dan memberikan semua informasi yang diinginkan Rafael.
Delia Laros...
Mahasiswi fakultas hukum di salah satu universitas di Indonesia...
Tinggal di sebuah kos di Depok...
Usia 23 tahun...
Terlahir di keluarga yang sederhana, namun kedua orang tuanya tinggal di Bandar Lampung
Itulah yang diucapkan Jodhi pada Rafael. Rafael menyunggingkan senyumnya.
"Lakukan satu hal untukku Jod," ucap Rafael seraya mengatakan rencananya pada Jodhi.
"Tapi pak Raf... wanita itu bukan..."
"Aku tidak perduli, lakukan saja perintahku Jod," sergah Rafael.
Jodhi menghela nafasnya, namun siapa yang bisa membantah perintah atasannya.
"Baik pak..." hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Jodhi.
Rafael kembali memanggil sekertarisnya setelah Jodhi keluar dari ruangan.
"Melia... persiapkan pernikahanku tiga hari lagi," perintah Rafael.
"Pernikahan anda? Dengan Katrina Dowell?" tanya Melia.
Rafael menatapnya tajam, "kapan aku pernah setuju menikah dengan wanita itu Mel?"
Melia terbelalak, "anda ingin menikahi Delia Laros?"
"Kau pintar, itulah yang akan aku lakukan."
"Tapi bagaimana dengan pak Presdir?"
"Aku tidak butuh persetujuannya. Berhentilah banyak bertanya, kau hanya perlu melakukan apa yang aku perintahkan. Nyonya muda Widjaja hanya Delia Laros, kau paham?"
"Baik pak," jawab Melia seraya meninggalkan ruangan.
Rafael tersenyum penuh kemenangan. Katrina Dowell, memang adalah tunangannya. Wanita itu pilihan ayahnya Hartanto Widjaja, ia dipaksa bertunangan untuk memperlancar kerjasama antara keluarga Widjaja dan Dowell.
Untuk membatalkan pernikahan itu, ia harus bertindak cepat dengan menikahi wanita lain. Dan Delia Laros adalah wanita yang tepat untuknya.
*****
Happy Reading All...
Yang pernah baca, silahkan baca ulang kisah mereka, karena Miss You sedang merevisi ulang cerita ini...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Andariya 💖
dellia laros
2024-05-27
1
🍁mhes❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
next
2023-03-10
0
Ree 1💚
baru ketemu udah ngajakin merid aja😌
hmmm mungkin ini memang takdir dari mami otor pernikahan pada pandangan pertama😄
lanjuutt bacaa
2023-03-06
0