Aku Memang Pelakor

Aku Memang Pelakor

Pulang!

Namaku Jessika, aku baru saja kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan sekolah mode ku di paris. Menjadi perancang busana terkenal adalah cita cita ku sedari kecil, apalagi semenjak ayah dan ibu ku bercerai lalu ibu menikah lagi dengan pria berkebangsaan Perancis, aku yang sejak perceraian orangtua ku memilih untuk ikut bersama ibu ku itu akhirnya di boyong oleh ayah tiri ku ke Paris saat aku masih berumur 10 tahun.

Oh iya, aku juga punya kakak perempuan, Jeslyn namanya. Sayangnya kami harus berpisah karena kakak ku memilih untuk ikut bersama ayah ku saat perceraian orng tua kami terjadi.

Padahal sejak kecil kami berdua sangat dekat, apalagi usia kami yang hanya terpaut tiga tahun saja, jadi kami sering bermain bersama saat kecil, namun perpisahan orang tua kami memisahkan kami juga, untungnya kami tak putus komunikasi, sesekali kami masih sering bertukar cerita meski hanya lewat telepon atau pesan, Jeslyn yang memang sangat tertutup itu hanya bisa berbagi cerita dengan ku, meski kami tak pernah lagi saling bertemu karena jarak yang sangat jauh.

jika sebelumnya kami hanya berbicara seekali di telepon, sejak kami remaja apalagi saat ternyata Jeslyn memutuskan untuk menikah, komunikasi kami menjadi lebih intens, Jeslyn sering curhat tentang masalah prahara pernikahannya yang sangat menyedihkan bersama suaminya yang bernama Ibnu, sering kali Jeslyn bercerita dengan ku dengan suara yang menahan tangisnya pilu, atau kadang dia hanya menangis sesenggukan saja saat ku tanya apa yang terjadi, tanpa bicara apapun.

Itu semua membuat ku ikut merasa sakit hati dan selalu ikut menangis dan merasakan kesakitan yang di rasakan oleh kakak perempuan ku itu.

Jeslyn pernah beberapa kali bercerita pada ku kalau pernikahannya sedang di ujung tanduk karena suaminya tergoda oleh seorang perempuan bernama Rossa, bahkan perempuan itu sering di bawa Ibnu sang rumah mereka, sehingga itu semua sangat menyiksa mentalnya.

Sampai pada akhirnya dua tahun yang lalu aku kehilangan kontak dengan kakak ku, dan kabar duka itu aku terima, aku mendapat kabar bahwa kakak ku meninggal karena bunuh diri, tentu saja aku syok, hanya saja karena satu dan lain hal, aku tak bisa datang ke Indonesia untuk sekedar mengucapkan kata perpisahan pada kakak perempuan ku itu, ah,,, jujur itu sangat aku sesali.

Aku akhirnya kembali ke Indonesia, banyak hal yang berubah setelah selama 16 tahun tak menginjakan kaki di tanah air ku ini, termasuk rasa hampa di hati ku ini karena aku tak bisa bertemu dengan kakak dan ayah ku lagi, dua tahun yang lalu, setelah aku mendapat kabar sedih itu, karena kabari kalau Jeslyn meninggal, tak lama berselang, lalu di susul berita wafatnya ayah ku tiga bulan kemudian, karena ayah sangat terpukul dan depresi atas kematian Jeslyn.

Rasa sesal itu datang sekarang, karena saat itu aku tak bisa pulang ke tanah air untuk melihat wajah mereka untuk yang terakhir kalinya, namun keadaan memang tidak memungkinkan, selain aku yang sedang menjalani ujian sekolah, di tambah lagi jujur saja aku agak canggung jika harus bertemu dengan keluarga istri baru ayah ku, ya,,, ayah ku pun sudah menikah lagi, dan sama hal nya dengan Jeslyn yang tak mengenal ayah tiri ku, aku pun tak mengenal ibu tiri ku.

Dendam itu sangat melekat erat di dada ku, bahkan semenjak aku sering mendengar keluh kesah Jeslyn saat menceritakan bagaimana tersiksanya kehidupan rumah tangga dia, aku menjadi seperti merasa teauma, dimana aku tak berkeinginan untuk berpacaran atau menjalin hubungan dengan pria mana pun meski banyak pria yang mendekati ku, namun aku selalu mengabaikan mereka.

Anehnya, aku malah jadi mempunyai keinginan kuat untuk membalaskan semua kesakitan yang di rasakan oleh Jeslyn, kakak ku.

Rasa dendam sungguh sudah menyelimuti ku semenjak Jeslyn menceritakan tentang penderitaan dan penyiksaan batinnya yang di akibatkan oleh ulah jahat suaminya dan juga Rossa si pelakor laknat itu.

Tekad ku sudah bulat, aku harus membalaskan setiap tetes airmata yang jatuh dari mata Jeslyn, aku akan membalaskan dendam itu, bagaimana pun caranya.

Rossa harus merasakan kesakitan yang di rasakan oleh kakak ku.

***

"Selamat siang, apa saya bisa bertemu dengan bapak Niko Mahesa?" Tanya ku pada seorang resepsionis yang bertugas di kantor event organizer Mahesa grup.

Aku memang sengaja datang ke kantor Mahesa grup, event organizer terbesar milik suami Rossa ini, selain untuk menawarkan kerja sama dimana aku ingin memperkenalkan butik yang baru saja ku buka di kota ini, sekaligus sebagai langkah awal ku untuk bertemu dan masuk ke dalam kehidupan Rosaa dan Niko.

"Maaf, apa anda sudah punya janji, nona?" Tanya petugas resepsionis itu ramah.

Aku menggeleng, karena memang aku belum membuat janji apapun dengan pria yang menjadi target ku itu.

Selama di luar negeri aku sudah mengumpulkan data tentang Niko, bahkan aku sampai mencari tau tentang apa saja hoby nya, makanan kesukaannya, tempat favoritnya, aku juga tak segan menggunakan akun palsu untuk menjadi pengikut akun sosial media miliknya.

Sehingga aku sudah tau banyak hal tentang pria yang kalau aku nilai dari foto-fotonya yang perna aku lihat di sosial media miliknya itu lumayan tampan, tapi tak tau kalau aslinya, semoga saja dia tak menggunan filter untuk agar wajahnya terlihat tampan di foto.

"Tuan Niko sangat sibuk hari ini, anda tidak bisa menemuinya tanpa membuat janji terlebih dahulu, bila anda berkenan, silakan membuat janji temu terlebih dahulu, biar saya bantu catatkan dan saya sampaikan ke sekretarisnya agar membuatkan jadwal untuk anda." Urai petugas itu panjang lebar pada ku.

Namun Aku memang orang yang tak sabaran, ketika aku menginginkan sesuatu aku akan benar-benar berusaha sampai aku bisa mendapatkannya.

"Tapi aku ingin menawarkan kerja sama, dan aku harus bertemu dahulu dengan Pak Niko untuk berkonsultasi tentang cara yang akan saya adakan," ucap ku bersikuh setengah memaksa.

"Maaf nona, tapi itu tak mungkin, tuan Niko tidak pernah menemui tamu tanpa membuat janji terlebih dahulu." Petugas resepsionis itu pun sama keukeuhnya menolak keinginan ku untuk bertemu dengan Niko.

Sampai pada akhirnya seorang wanita menginterupsi pembicaraan aku dan petugas resepsionis itu.

"Nona Jessika, bagaimana anda bisa ada di sini?" sapa seorang wanita yang aku tau itu adalah Rima, sekretaris dari Niko, aku memang sengaja menemui resepsionis siang ini, karena menurut apa yang aku pelajari selama ini, biasanya di jam- jam istirahat seperti ini Rima akan turun dari lantai tempat ruangan Niko berada karena dia sangat suka maka di kantin bawah berkumpul dengan teman-temannya yang kebanyakan bekerja di lantai bawah.

Kalau kalian tanya mengapa Rima kenal dengan ku? tentu saja itu bukan suatu kebetulan, aku sudah merancangnya dari semenjak satu bulan yang lalu saat aku mulai membuka butik dengan baju-baju rancanangan ku, aku serng mengirimkan beberapa voucher belanja atau terkadang kupon discount ke tempat kostnya agar dia tertarik untuk datang ke butk ku, dan ternyata itu sangat berhasil, dari sana aku mulai akrab dengannya.

"Ah, kak Rima, anda juga kenapa berada di sini?" tanya ku pura-pura kaget dan tak tau kalau wanita yang usianya beberpa tahun lebih tua dari ku itu bekerja di sana.

"Aku kerja di sini, nona ada perlu apa datang ke sini?" tanya Rima ramah, mungkin karena aku sering memberinya discount dia pun menjadi sangat baik dan sungkan pada ku, padahal itusemua aku lakukan demi lancarnya rencana ku.

"Sudah berapa kali aku bialang, panggil saja aku Jessika, tak usah sungkan seperti itu," ucap ku berbasa basi.

"Begini kak, aku sebenarnya ingin mengajukan proposal untuk mengadakan pagelaran fashion show untuk baju baju rancangan ku, dan aku ingin yang menanganinya EO di sini, karena menurut beberapa referensi teman, Mahesa grup itu paling jago kalau membuat acara-acara seperti itu, dan selalu sukses," aku sengaja memuji kantor tempatnya bekerja ini.

Rima menerima proposal yang aku sodorkan padanya lalu membacanya sekilas.

"Apa kakak bisa menolong ku untuk bertemu Pak Niko, pemimpin perusahaan ini?" tanya ku sambil berharap-harap cemas karena Rima seperti sedang termenung sejenak, dan tak bisa buru-buru menjawab pertanyaan ku.

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

awal menarik masih menyimak

2023-01-06

1

Erik Kurnianto

Erik Kurnianto

apik

2022-12-22

4

Nur Tasya

Nur Tasya

ayo bacaan

2022-12-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!