Our Journey
Di sebuah kota yang terkenal sebagai Ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Seorang remaja yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Cassandra Risyana Baskhara, nama gadis cantik yang akan segera melanjutkan pendidikannya di tingkat Sekolah Menengah Atas.
Memang dia adalah gadis yang sangat cantik, namun sayangnya dia juga merupakan seseorang yang pemalas dalam kehidupannya. Cuek dengan penampilannya sehingga membuat binar kecantikannya seolah pudar.
Karena dia pemalas, wajar saja hasil belajar dari pendidikan sebelumnya tampak begitu buruk. Nilai rapotnya yang terbilang tidak bagus, menyebabkan ia sulit melanjutkan pendidikan ke sekolah yang terbaik di kotanya.
Namun untungnya dia adalah anak orang berada, sehingga secara ekonomi dia tidak kesulitan sama sekali dalam melanjutkan pendidikan. Dan kini dia telah terdaftar sebagai siswi SMA Nusa Bangsa, salah satu sekolah elit di Jakarta.
Meski hidup berkecukupan, namun hal itu yang membuat dirinya kurang perhatian dan kasih sayang orangtua. Kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan bisnis dan melupakan anaknya yang butuh perhatian.
Kedua orang tua Cassandra adalah seorang pemimpin perusahaan, mereka sama-sama mewarisi bisnis orangtua. Renan Baskhara dan Tisya Dirgantara, nama kedua orangtua Cassandra. Sejak kecil Cassandra diasuh oleh seorang baby sitter. Karena kurangnya kasih sayang, dia tumbuh menjadi gadis pendiam dan anti sosial.
Dia tak memiliki teman sama sekali, karena dia tidak ahli dalam menjalin kekerabatan. Jika ditanya mengapa orangtuanya begitu cuek dan kurang perhatian padanya, itu disebabkan karena kedua orangtuanya sama-sama memiliki jiwa ambisi yang sangat membara.
Mereka ingin bisnis yang mereka jalani itu berkembang dan maju dengan pesat. Sehingga tanpa sadar, mereka telah mengabaikan anak tunggal nya. Mereka pikir tak akan masalah asalkan Cassandra selalu hidup berkecukupan dan kelak dapat meneruskan bisnis mereka.
Bahkan mereka tidak menyadari, hal itu telah menghancurkan mental dan psikis Casy. Cassandra tak pernah menuntun orangtuanya untuk memberi kasih sayang, karena dia sadar hal itu percuma untuk diajukan.
Cassandra menjalani hidupnya dengan sesuka hatinya, karena toh tidak ada yang peduli dia melakukan apapun. Sehingga bebas dirinya untuk bermalas-malasan menempuh pendidikan, menonton konser penyanyi kesukaannya, dan mungkin liburan??
No, Cassandra tak pernah liburan, baginya di mana pun dia berada selalu merasa kesepian. Jadi untuk apa pergi jauh-jauh hanya untuk pindah tempat tidur? Menyedihkan ...
💐💐💐
Pagi menjelang.
Cassandra bangun untuk bergegas ke sekolah. Padahal dia sangat mengantuk karena tadi malam menonton konser penyanyi idolanya. Sudah 2 bulanan Cassandra menjadi siswi SMA. Dari semenjak SMP dia sering keluar malam menonton konser penyanyi idolanya.
tok..tok..tok
"Non sarapannya udah siap, mau di makan sekarang atau untuk bekal aja non?" tanya Bibi Murti, satu-satunya orang yang peduli padanya.
"iya bik, aku makan di rumah aja."
Cassandra pun lekas sarapan dan berangkat ke sekolah menggunakan mobilnya.
💐💐💐
Sampailah Cassandra di sekolah dan memulai pelajarannya. Namun dia yang sangat mengantuk karena kurang tidur pun akhirnya terlelap saat jam pelajaran.
Disaat guru menjelaskan, Rino tak sengaja melirik Cassandra yang tertidur. Dengan isengnya dia melaporkan ke guru.
"Bu!." Panggil Rino
"Iya Rino kenapa? Ada yang mau ditanyakan?." Jawab Ibu guru
Rino menunjuk Cassandra dan mengadukannya "Cassandra tidur Bu."
Guru pun menghampiri tempat duduk Cassandra. Dengan nada tinggi Guru menegur nya
"Cassandra!!!!"
Cassandra pun kaget dan bangun...
"Hah" dengan setengah sadar Cassandra memfokuskan diri nya. Saat telah sadar sepenuhnya guru pun memarahinya.
"Cassandra, ngapain kamu barusan?!!"
"Ma maaf Bu." Dengan gugup Cassandra menjawab.
"Heh sekarang keluar kamu dari kelas. Tidak usah ikut pelajaran saya!!"
"Ta ... tapi Bu?"
"Keluar Cassandra!!." Tegas Bu Guru
Akhirnya Cassandra kelas dan menjalani hukumannya di depan kelas.
"Huh menyebalkan, ngapain juga gue tidur. Udah tau guru itu killer banget"
Waktupun berjalan dan pelajaran yang tadi telah usai.
Jam istirahat pun tiba.
Rino mendekati Cassandra yang sedang menjalani hukuman.
"kasihan banget sih lo hahaha"
Cassandra yang jengkel hanya diam, lagi pula jika diladeni malah akan panjang pembahasannya. Rino yang tak direspon pun hanya tersenyum mengejek, dan tak lama kemudian datanglah Meta.
"Kenapa Lo diem aja? gak punya muka buat jawab? huh gue kasihan sih sama bokap nyokap lo. Mereka tu pinter bahkan bisnisnya maju banget, tapi kok bisa ya anak nya se***** lo?!!! atau Lo itu bukan anak kandung nya kali ya? alias anak pungut ha ha ha ha ha." Ejek Meta
"ha ha ha iya bener banget lo Ta, kemungkinan besar emang gitu. Lagian Lo itu jadi cewek gak ada modis-modis nya, jangan-jangan lo juga gak pernah mandi kali ya? hahaha." Rino pun juga ikut mengejek Cassandra.
Cassandra yang tak tahan pun langsung beranjak pergi. Memang mereka berdua yang selalu mencari masalah dengannya. Meski yang lainnya pun tak menyukai Cassandra karena terlalu pendiam dan anti-sosial dan juga berantakan, tapi mereka tak pernah menggangu Cassandra seperti mereka berdua ini.
Cassandra berlari ke kamar mandi. Dengan ekspresi datar di menumpahkan air mata nya. Sebenarnya dia tak ingin menangis, karena baginya percuma tak akan ada yang berubah dengan tangisan. Tapi dia tak mampu membendung air matanya, yang hampir setiap malam dia tumpahkan juga.
"Gue rasa gue emang bukan anak mereka ha ha." Cassandra tertawa dengan air mata yang terus mengalir.
"Kenapa hidup gue kayak gini? Tuhan gak adil sama gue. Ngapain juga gue harus dibiarin hidup kalau cuma mau disiksa kayak gini?!!!" Cassandra menangis terisak, pedih rasanya mengingat kedua orangtuanya yang sama sekali tidak peduli padanya.
💐💐💐
Sepulang sekolah Cassandra langsung masuk ke kamarnya. Mengganti baju dan langsung tidur. Dia lelah memikirkan hidupnya, dan memilih tidur untuk membebaskan pikiran nya. Akan lebih baik lagi jika dia tak akan bangun lagi, pikirnya.
Bik Murti yang telah menyiapkan makan siang dari tadi, mulai gelisah karena nona nya tak kunjung ke ruang makan.
Akhirnya bik Murti mencari Cassandra di kamarnya. Bik Murti mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban, lalu dia mencoba membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Dia melihat anak majikannya yang begitu menyedihkan.
Dapat dilihatnya jejak airmata di pipi dan sudut mata Cassandra. Bik Murti mendekat.
"Non bangun non, bibik udah siapin makan siangnya." Tak ada respon dari Cassandra sedikitpun.
"Kasihan non Cassandra, kurang kasih sayang padahal anak satu-satunya. Sabar ya non, pasti nanti non akan bahagia. Tuan dan Nyonya akan perhatian sama non Cassandra." Bik Murti menitikkan air matanya, dia juga ikut sedih dengan nasib Cassandra.
NEXT.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments