Cassandra menengadah mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang ditabrak. Ternyata seorang pria tampan, pikirnya.
"Maaf kak, gue gak sengaja." Dengan rasa bersalah dia meminta maaf.
Seseorang itu hanya diam masih menatap Cassandra, tanpa merespon permintaan maaf Cassandra.
Karena tak mendapat respon sama sekali, Cassandra melambaikan tangannya di depan pria tersebut.
"kak kak" panggilnya.
Sang pria tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya, rupanya dia terpesona dengan manik mata bulat milik Cassandra. Indah dan cantik, namun memancarkan luka dan kesedihan, batin sang pria.
"Eh iya kenapa?". Tanya si pria, yang mulai mengontrol keterkejutannya. Sang pria tak lain adalah Brandon Adion Alvaro. Anak kelas XII IPA. Sosok pria tampan, berkarisma, cool, dan baik sepertinya. Definisi yang tergambar pada sosok pria di depannya.
"Maaf kak, gue gak sengaja nabrak Lo." Ucapnya mengulang permintaan maaf nya.
"iya gak papa, santai aja."
"iya kak, maaf sekali lagi. Gue permisi." Tutur Cassandra melangkahkan kakinya untuk masuk kelas, namun baru beberapa langkah si pria menghentikannya.
"Tunggu!" pintanya agak keras, agar casy dapat mendengarnya
menghentikan langkahnya, dan berbalik badan. "Ada apa kak?"
"nama Lo siapa?"
"buat apa kak?." Casy ragu untuk menanggapi kakak kelasnya ini, dia yang selama ini anti sosial tak begitu yakin ada yang mau mengajaknya bicara. Apa lagi ini adalah kakak kelasnya.
"Gue cuma mau tau nama Lo aja, apa susahnya cuma nyebutin nama?." Tanyanya agak kesal.
"Gue Cassandra kak."
"Gue Brandon, salam kenal." Mereka berjabat tangan.
"Satu sekolah juga tau nama Lo kak. Jadi gak usah lo kenalin diri ke gue. Gue permisi."
Cassandra pun berlalu meninggalkan Brandon yang terpaku. Heran dengan respon Casy yang cuek padanya. Padahal semua orang akan sangat bangga jika disapa olehnya, tapi perempuan ini sama sekali tak menunjukkan rasa senang sedikitpun.
Brandon memang merupakan idola sekolah, banyak yang mengagumi dan menyukainya. Mungkin seluruh wanita di sekolah itu, kecuali Cassandra sepertinya.
Brandon Adion Alvaro adalah anak kedua atau anak bungsu dari pasangan Marga Adion dan Sherly Adion Winata. Namun kedua orangtua Brandon telah meninggalkan dunia sejak Brandon berumur 10 tahun.
Kini dia tinggal bersama sepasang suami istri, beserta keponakannya yang masih berumur 2 tahun. Pasangan itu bernama Carell Adion Ferdinand dan Kanaya Adion Dewantara, yang merupakan kakak sulung dan kakak iparnya.
Brandon adalah siswa yang cukup cerdas, setelah lulus sekolah ini kakak sulungnya memintanya melanjutkan pendidikan bisnis untuk membantu meneruskan bisnis warisan orangtunya.
Karena Carell memiliki bisnis sendiri yang kian semakin berkembang, sehingga menyulitkan dirinya untuk membagi waktu dengan keluarga. Maka Carell sangat membutuhkan bantuan Brandon untuk meneruskan bisnis orangtua mereka.
💐💐💐
Jam istirahat tiba, bergegaslah Brandon ke kantin sekolah. Melihat sekeliling dan meneliti satu-persatu siswa-siswi yang duduk di kantin. Dia berharap menemukan sosok gadis yang menabraknya tadi.
Entahlah, dia merasa kasihan dengan tatapan penuh luka dan kesedihan yang terpancar dalam mata bulat gadis tadi.
Rasanya tak pernah dia sepeduli ini dengan orang lain. Hati nya serasa teriris mendengar suara permintaan maaf beriringan tatapan mata bersalah yang memancar kesedihan itu.
"apa dia gak pernah ke kantin?" tanyanya pada diri sendiri. Brandon berfikir mungkin memang gadis itu tak pernah ke kantin. Karena selama ini dia tidak pernah melihat Cassandra sama sekali.
Dia menyimpulkan bahwa Cassandra pasti siswi kelas X, siswi baru di sekolahnya yang memang baru di buka hari aktif 2 bulan lalu setelah libur akhir semester.
"Cassandra? sepertinya gue harus menemuinya." Brandon berniat menemui Casy sepulang sekolah.
💐💐💐
Seperti yang telah direncanakan, Brandon menunggu Cassandra di pintu parkir. Setelah kurang lebih 5 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun nampak di depannya sedang berjalan ke arah mobilnya.
Dengan berlari, Brandon menghentikan Cassandra yang akan membuka pintu mobilnya.
"tunggu!."
mengentikan tangannya, casy menoleh pada seseorang yang memanggilnya.
"ke kenapa kak?" dengan gugup casy bertanya, dia takut apa tindakan dia pergi begitu saja tadi pagi meninggalkan Brandon, menyebabkan dia kena masalah sekarang.
"Gue mau ngomong sama lo."
"Maaf kak, apa gue punya masalah sama lo? kalau soal tadi sekali lagi maaf kak, gue bener-bener gak sengaja. Gue duluan kak." hendak membuka pintu mobilnya
Brandon mencekal tangan Casy, "Kenapa Lo selalu menghindar dari gue?." Tanyanya tajam.
"Maaf kak, tapi coba Lo liat semua orang ngliatin kita. Jangan deket-deket gue kalau lo gak mau nantinya bakal malu."
Casy sangat sadar diri dengan tatapan mata semua orang di parkiran itu. Secara Brandon adalah idola dan kini berbicara dengan seonggak sampah seperti dirinya. Dia merasa tak pantas, lagipula pria di depannya ini kenapa mengganggunya?.
Dia yakin pasti hanya akan mencari masalah dengannya. Dia tau diri tak akan ada yang mau bicara dengannya, kecuali memiliki niat terselubung untuk lebih merendahkannya.
"Gue gak ada urusan sama mereka, gue cuma mau ngomong sama lo. Bisa kita cari tempat yang lebih nyaman?"
"tapi kak, gue harus pulang. Gue gak.."
"Gue gak peduli."
Brandon langsung menarik Casy dan berjalan ke mobilnya.
Menghidupkan mobil dan keluar dari area sekolah, Brandon membawa Casy ke rumah peninggalan orangtuanya. Rumah yang sudah lama tak pernah ditempatinya.
"kak mobil gue gimana?."
Casy yang sudah pasrah dibawa Brandon, berfikir apapun yang terjadi padanya tak akan berpengaruh pada siapapun. Karena semua hal tentang dirinya tak penting lagi baginya, bahkan jika dia akan dibunuh oleh Brandon, Casy tak peduli. Itu bahkan lebih baik untuk melepas segala beban luka dihatinya. Baginya, hidupnya sudah hancur sejak dia lahir.
💐💐💐
Sampailah di rumah Orangtua Brandon.
mereka masuk dan duduk di area belakang rumah, tepatnya di pinggir kolam renang. Mereka duduk berhadapan dan hanya terpisah dengan meja.
"kenapa gue lo ajak ke sini kak?." Tanya nya
"heh bahkan Lo mau bunuh gue sekalipun gue gak peduli." Batinnya dengan miris.
"Apa lo punya masalah di rumah?."
Dengan datar, Casy menimpali.
"Maaf kak itu urusan gue."
"Apa lo gak bisa percaya sama gue?."
Casy tertawa sinis.
"Kita aja baru kenal kak, apa masuk akal kalo gue langsung percaya?."
Casy hendak melangkah meninggalkan Brandon, karena merasa perbincangan mereka ini tidaklah penting. Namun langkahnya terhenti karena Brandon mengajukan pertanyaan padanya.
"Bisakah kita belajar saling percaya? mungkin dengan mengenal lebih dekat. Dan berteman mungkin?."
"Gue gak tertarik jadi temen lo kak." tegas Casy.
Casy berbalik badan hendak pergi, namun...
"Kalau gue bilang gue tertarik sama lo, apa Lo mau jadi temen gue?."
berbalik lagi menghadap Brandon, "apa maksud lo?."
NEXT.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments