Silaunya sinar matahari membuat mata seorang gadis yang masih bergelung selimut mengerjap. Tak lama kemudian mata itu terbuka dengan sempurna, nampak seorang wanita tua membuka gorden jendela berwarna abu gelap. Warna favorit sang gadis, Cassandra.
Setelah mengumpulkan kesadaran sepenuhnya, gadis itu duduk di atas kasur bersprei abu dan menoleh pada si pembuka gorden.
"Bik" panggilnya kepada wanita tua yang tak lain ialah Buk Murti.
"Eh non udah bangun. Ada apa non? sarapannya udah bibi siapin di bawah."
"Emm Bik, apa papa mama akan pulang hari ini?"
"Iya non. Tuan dan Nyonya pulang nanti siang."
"Ohhh." Cassandra hanya menanggapi dengan malas, membayangkan orangtuanya ada atau tidak baginya sama saja, selalu kesepian. Cassandra beranjak dari ranjang untuk mandi, hari ini adalah hari libur. Jadi Cassandra akan bermalas-malasan di atas kasur kesayangannya.
💐💐💐
Terik matahari semakin panas menyinari tanah bumi, tapi tak membuat Cassandra beranjak dari kasur kesayangan yang selalu membuatnya merasa nyaman. Tempat paling nyaman untuk melepaskan semua beban kehidupannya, sekaligus sebagai saksi bisu tangisan pilu setiap malam sunyinya.
Sedangkan di ruang makan penuh dengan santapan lezat, demi menyambut Tuan dan Nyonya pemilik rumah. Yang akan pulang setelah 1 bulan tidak menampakkan diri. Memang papa dan mama Cassandra pulang ke rumah hanya sebulan sekali, selebihnya mereka tinggal di lokasi perusahaan mereka. Tepatnya di Belanda, perusahaan utama bisnis mereka.
Waktupun bergulir, Mama dan Papa tiba. Kini mereka telah duduk di meja makan. Mereka bersiap untuk memulai makan siang.
"Bik, tolong pnggilin Casy ya buat makan siang."
"Baik Nyonya."
Bergegaslah Bik Murti menjalankan perintah Mama.
tok tok tok.
"Non, non Cassandra, ditunggu di ruang makan sama tuan dan nyonya."
"iya bik, bilang aja nanti aku nyusul."
Casy sangat malas untuk makan bersama orangtuanya, menambah kesedihan di hatinya saja.
Akhirnya Bik Murti menyampaikan kepada mama dan papa. Mama dan papa pun sudah terbiasa dengan sikap anak semata wayangnya itu yang tak pernah mau makan bersama mereka, karena ini sudah yang kesekian kalinya Casy menolak. Tepatnya semenjak Casy SMP.
Mama dan papa pun meneruskan acara makan siangnya.
"Mama gak khawatir sama Casy? sejak lama dia seperti ini, apa kita harus bicara dengan nya setelah ini?."
Papa nampak khawatir dengan anaknya. Sebenarnya Papa menyadari mereka kurang memperhatikan anaknya itu, tapi mama selalu meyakinkan kalau Casy akan baik saja selama mereka masih pulang dan mengawasi anaknya itu.
"Gak usah pa, nanti biar mama aja yang ngomong sama Casy."
papa hanya mengangguk dan mempercayakan pada istrinya. Karena mereka sama-sama wanita.
Ketukan pintu yang berulang, menggangu tidur Casy, dengan langkah malas dia pun membuka pintu.
Tampak di depan pintu, mama yang sebenarnya selalu dirindukannya. Baik perhatian, pelukan, kasih sayang, tepatnya kehadiran. Namun Casy tak cukup nyali untuk mengungkapkan, melihat bagaimana cueknya mama dengan apapun tentangnya.
"Mama."
mama pun masuk ke kamar anaknya itu dan langsung duduk di ranjang. Casy lebih memilih tetap berdiri.
"Ada apa ma?"
tanyanya dengan datar, mengingat selama ini mama jarang masuk kamarnya selain untuk memberikan ultimatum atas semua kelakuan Casy yang tak tepat di mata mamanya. Casy yakin kali ini pun sama.
"Bisakah kamu duduk? mama mau bicara." Pinta mama dengan tegas.
Casy hanya tersenyum sinis dan berjalan ke arah jendela. Dia memilih berdiri menatap luar jendela, dibanding harus duduk di samping mama. Dia lelah selama ini hanya mengikuti perintah tanpa arahan, dan harus hidup tanpa kasih sayang.
"Aku tau apa yang akan mama bicarakan, jadi tak perlu duduk pun aku akan mendengarkan mama."
selama ini Casy selalu menuruti apapun yang mereka perintahkan, tapi kali ini dia ingin berontak. Dia sudah cukup usia untuk mengatur hidupnya sendiri. Pikirnya.
"Kamu tau tata Krama Casy? kita keluarga terpandang, jangan biasakan untuk tidak sopan Casy." Dengan tegas dan dingin mama memperingatkan.
Lagi, Cassandra tersenyum sinis, "sepertinya hanya mama dan papa yang terpandang bukan aku. Bahkan di sekolah pun tak ada yang menganggap aku terpandang."
senyum sinis itu berubah menjadi senyuman miris, "Casy bukan bagian dari keluarga kalian yang terpandang". Batinnya.
Mama yang mulai geram pun berdiri dan menatap tajam Cassandra.
"itu kesalahan kamu sendiri, bukankah mama dan papa sering bilang untuk menjaga sikap dan prestasi. Jika kamu bisa mengendalikan itu, mama rasa mereka akan menyukaimu dan memandangmu hebat. Bahkan kamu mempermalukan mama dan papa dengan prestasimu itu." Masih dengan nada dingin.
sakit, itu yang dirasakan Cassandra saat mama merasa Cassandra mempermalukan mama papanya. Airmata telah menggenang di pelupuk matanya, rasanya dia ingin teriak meminta keadilan.
"mama malu punya anak aku?" tanya Cassandra bergetar.
"Sudahlah Casy. Lebih baik sekarang kamu memperbaiki sikap dan prestasi kamu. Karena baru awal2 kamu masuk SMA, itu bukan hal sulit untuk memperbaiki. Kamu harus ingat untuk tidak mempermalukan keluarga kita."
Dengan tegas mama mengucapkan kalimat perintahnya, dan melangkahkan kaki untuk pergi, namun...
"Aku gk mau mama atur-atur!!! aku sudah cukup tau untuk mengurusi diri aku sendiri!!!." Teriak Cassandra dengan airmata yang telah mengalir.
mama berbalik menatap Cassandra, sebenarnya tak tega melihat anaknya berderai airmata. Tapi dia harus tegas untuk membentuk karakter Cassandra untuk tangguh demi sebagai pewaris bisnisnya kelak.
"Kamu harus ikuti aturan mama dan papa. Mama udah atur privat buat kamu mulai Minggu depan. Selama ini mama pikir kamu bisa menyelesaikan pemahaman tentang pelajaran kamu sendiri. Tapi kali ini mama gak akan diam lagi, setelah prestasi kamu yang sangat buruk kemarin. Mama gak mau ambil resiko." Tegas mama.
"Aku gak butuh privat atau apapun itu. Aku hanya butuh mama sama papa selalu ada buat aku ma. Aku pengen dipeluk mama saat sedih, pengen belajar didampingi mama, pengen nonton tv, liburan, dan melakukan semua hal sama kalian hiks hiks hiks." Dengan berderai air mata Cassandra akhirnya meluapkan isi hatinya yang selama ini ia pendam & tak berani dia ungkapkan.
Mama menghela napas, "sudahlah, mama gak mau kamu manja kayak gini. Kamu adalah pewaris tunggal, jadi harus kuat dan tangguh." Tegas mama dan bergegas pergi.
Airmata semakin deras mengalir dari mata bulatnya, dia terisak dan luruh ke lantai yang dingin. Nyatanya setelah dia mengungkapkan keinginannya dengan derai air mata tak membuat mama luluh dan peduli padanya. Dia merasa putus asa menjalani hidupnya, dia lelah. Ingin rasanya lenyap dari kejamnya bumi yang menyiksa batin ini.
💐💐💐
Hari sekolah aktif dimulai kembali. Cassandra tetap menjalankan rutinitas baru di SMA sebagaimana biasanya. Jika kemarin dia malas menjalani, kini putus asa yang dia rasakan saat memulai hari Senin nya, setelah kejadian dengan mama kemarin. Dengan langkah gontai, Cassandra berjalan menuju kelasnya. Tanpa sengaja karena tak fokus pada langkahnya, diapun menabrak seseorang.
BRUKKK
Cassandra menengadah megangkat kepalanya untuk melihat siapa yang ditabrak. Ternyata seorang pria tampan, pikirnya.
"Maaf kak, gue gak sengaja." Dengan rasa bersalah dia meminta maaf.
Seseorang itu hanya diam masih menatap Cassandra, tanpa merespon permintaan maaf Cassandra.
NEXT.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments