Dosenku Seorang Mafia
Urutan membaca :
De Willson series 1 (Menikahi mafia kejam)
De Willson series 2 (The devil's touch)
De Willson series 3 (Pria musim dingin)
De Willson series 4 (Dosenku seorang mafia)
Ciri-ciri keluarga De Willson (Gaada yang namanya mertua jahat, kakak ipar jahat, semua menantu di terima dengan sangat amat baik walaupun mereka keluarga mafia hahaha)
Reagan berjongkok di dekat kuburan bertuliskan nama Levia Tanaya, istrinya yang meninggal karena kecelakaan dua tahun yang lalu.
Reagan mengambil buket bunga yang sudah layu, lalu menyimpan buket bunga yang baru di atas tanah kuburan yang selalu ia kunjungi.
"Bunga mawar yang baru untukmu, Levi ..."
"Rey, simpan bunga punyamu," titah Reagan kepada Rey. Anak laki-laki umur empat tahun itu menyimpan bunga mawar putih yang di pegang nya.
"Ini Mommy. Untuk Mommy ..."
Reagan tersenyum mengelus puncak kepala Rey. Reyhan Louis De Willson. Anak semata wayang Reagan dan Levia. Beruntung saat kecelakaan itu terjadi, Levia tidak membawa Rey yang saat itu baru berusia dua tahun.
Reagan mengelus batu nisan istrinya dengan tersenyum getir. Rey yang berjongkok di samping sang Ayah mengerucutkan bibirnya ketika melihat Reagan selalu diam jika sudah berada di kuburan sang Ibu.
Perasaan rindu itu selalu ada, Levia ... Maafkan aku, ini semua salahku.
Hatinya hancur jika mengingat wajah Levia. Apalagi Levia itu teman Reagan dari Sekolah Dasar. Mereka berteman belasan tahun, bahkan mereka kuliah di kampus yang sama.
Dan keduanya menikah di usia yang masih muda yakni 23 tahun, di karuniai seorang anak laki-laki dan mengurus Rey bersama sampai usianya dua tahun. Setelah itu, Reagan harus mengurus Rey sendirian.
Saat-saat Levia meninggal Reagan berharap ada keajaiban seperti meninggalnya Yura yang kembali hidup, tapi takdir tidak memihak kepadanya. Levia pergi, selamanya.
Karena Reagan masih punya Rey, saat istrinya meninggal Reagan harus tetap terlihat baik-baik saja untuk putranya itu. Ia tidak menunjukan kesedihan nya kepada siapapun, seakan Rey lah yang menjadi penguat untuk Reagan.
"Daddy, kangen Mommy ya?" tanya Rey sambil memainkan tanah kuburan Ibunya.
Reagan menoleh dengan tersenyum. "Siapa yang tidak merindukan Mommy mu yang cantik itu."
"Rey mau Mommy baru, Dad."
Senyuman di wajah Reagan memudar seketika. "Jangan bilang kaya gitu di dekat, Mommy." Reagan berbisik di telinga Rey.
"Tapi teman Rey punya Mommy semua." Rey mengerucutkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca.
Reagan menghela nafas kemudian berdiri dan menggendong Rey. "Ini kan Mommy Rey ..." Reagan menatap kuburan sang istri.
"Tapi udah pergi, Dad."
"Sekarang, kita pulang dulu ya. Nanti kita kesini lagi." Reagan mengalihkan pembicaraan putranya.
Rey mengangguk dengan bibirnya yang masih manyun.
"Bye dulu sama Mommy," seru Reagan.
Rey langsung melambaikan tangan ke kuburan Levia. "Bye Mommy. Rey pulang dulu nanti Rey kesini lagi ama Daddy."
Reagan tersenyum lalu mengecup kening Rey. "Aku pulang dulu, Levia." Seru Reagan ke kuburan mendiang istrinya.
Mereka berdua pergi dari taman tersebut. Kuburan Levia berada di taman bunga yang cukup luas, hanya ada satu kuburan di sana. Reagan membeli sebuah tanah dan menyulapnya menjadi taman bunga untuk menjadi rumah terakhir sang istri.
Levia sangat suka mawar putih. Alhasil taman tersebut di penuhi bunga mawar putih dengan gapura bertuliskan Taman bunga Levia. Jika orang-orang melihatnya mungkin akan berpikir itu hanyalah taman bunga yang indah tanpa ada kuburan di dalamnya.
Sebelum masuk mobil, Reagan menatap gapura bertuliskan nama istrinya itu dengan perasaan hancur.
Aku mau kita sama-sama terus Reagan, sampai Rey punya adik banyak, sampai kita tua dan punya cucu.
Kalimat itu menjadi kenangan paling menyakitkan untuk Reagan. Sekarang hanya tersisa Reagan dan Rey saja.
"Daddy Ayo ..." teriak Rey dari dalam mobilnya.
"Iya, Rey."
Reagan masuk ke mobil, membantu Rey memasangkan seatbealt kemudian menyalakan mesin dan mobil pun melaju meninggalkan taman bunga Levia.
******************************
"Rey ..." Intan berlari melentangkan tangan nya menyambut cucu nya itu kemudian membawa Rey dari gendongan Reagan.
"Rey darimana?" tanya Intan.
"Rumah Mommy," sahut Rey.
Reagan duduk di sofa, Intan membawa Rey ke kamarnya untuk bermain. Sebelum masuk ke kamar, Intan menengadah menatap Winter dan Summer di lantai atas, memberi kode kepada dua pria itu untuk berbicara dengan Reagan.
Summer mengangguk sebagai jawaban kemudian Intan pun masuk ke kamar bersama Rey.
"Bagaimana ini," ujar Summer.
"Kau kan Ayahnya, bicaralah," sahut Winter.
"Kau juga Ayahnya kan," sahut Summer kembali.
"Hanya angkat, kau yang kandung."
Summer berdecak. "Aku tidak bisa, kau saja lah!" Summer mendorong Winter.
Winter mendengus kasar kemudian berjalan menuruni anak tangga menghampiri Reagan.
"Reagan ..." panggil Winter.
"Hm." sahut Reagan sambil memainkan ponselnya.
Winter duduk di depan Reagan, tak lama kemudian Summer pun duduk di samping Winter.
Reagan mendongak. "Kenapa Dad?" Bola matanya menatap bergantian Winter dan Summer.
Winter menoleh sejenak ke arah Summer tapi Summer menyikut meminta Winter yang berbicara.
Winter berdehem. "Begini ... Kami eum, berencana untuk ... untuk menjodohkanmu ---"
"Aku tidak setuju!"
"Yeayy ... Mama baruuuu."
Reagan dan Rey menjawab bersamaan. Rey berdiri di depan pintu bersama Intan sambil berjoged karena senang akan mendapatkan Mommy baru. Intan yang memberitahu.
"Dad, aku tidak mau!" sergah Reagan.
"Lihatlah putramu ... dia sangat senang, Reagan!" sahut Summer. "Mau sampai kapan kau menduda sementara putramu butuh seorang ibu!"
"Rey, masih kecil. Wajar kalau dia terus merengek meminta Ibu. Kalau dia sudah besar, aku yakin dia hanya akan menyayangi Ibunya saja!" seru Reagan membuat Summer menghela nafas kasar.
Winter menepuk paha Summer agar kembaran nya itu bisa lebih tenang menghadapi Reagan.
"Begini, anggap saja ini hanya perkenalan saja. Antara kau, Rey dan perempuan itu ..." seru Winter.
"Dad, sudah berapa orang perempuan yang kalian kenalkan kepadaku. Apa ada yang cocok dengan Rey? Tidak! mereka semua tidak bisa menjaga anak!!"
"Coba sekali lagi saja Reagan," pinta Winter. "Sekali lagi saja ..." Winter memohon.
Rey masih diam di depan pintu dengan Intan yang memegang pipi anak itu dari belakang.
"Saat Mommy Yura meninggal, Dad saja tidak berpikir untuk menikah lagi!" ujar Reagan dengan kesal kepada Winter.
"Itu beda, Dad tidak punya anak hari itu, jadi bebas mau menikah lagi atau tidak. Sementara kau, kau punya Rey. Dan Rey butuh Ibu."
"Jangan egois Reagan!" sambung Summer ayah kandung Reagan. "Kalau kau menyayangi Rey, berikan dia kasih sayang yang cukup. Bukan hanya darimu saja tapi dari sosok seorang Ibu."
Reagan terdiam kemudian perlahan menoleh ke arah Rey yang diam dengan wajah polosnya bersama Intan. Di tatapnya anak itu lebih dalam, wajah lucu bersamaan dengan wajah sedihnya membuat hati Reagan terluka. Benar, Rey butuh Ibu.
"Kau tumbuh dari kecil dengan dua Ayah dan dua Ibu Reagan," seru Summer. "Dad, Daddy Winter, Mom dan Mommy Yura. Rasa sayang untukmu dari kami lebih dari cukup, tapi lihat Rey ... dia hanya punya kau saja. Apa itu adil disaat Ayahnya menerima banyak kasih sayang tapi Rey justru kekurangan kasih sayang ..."
Reagan masih menatap Rey, buah hatinya dengan Levia. Satu-satunya anak yang paling berharga untuk Reagan, Rey adalah jantungnya Reagan. Anak laki-laki umur empat tahun yang belum mengerti apapun selain meminta sosok seorang Ibu di hidupnya.
Bersambung
Fokus sama cerita M&L ya. Ini cuman mau up satu bab aja dulu. Tapi favoritin dulu dong hehe ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Lian S
baru mampir
2022-09-09
0
J𝒐𝒍𝘢 ᴍɪ 𝘫𝘶𝘵𝘦𝘹
Mampir Thor
2022-09-01
2
my boy 😎
lanjut Kak..
2022-08-24
1