Cinta Di Tengah Permusuhan
...༻⊚༺...
Di sebuah lapangan basket indoor, terdengar suara sorak sorai penonton. Sekelompok remaja tampak saling adu kehebatan di lapangan basket.
Sebagian besar atensi kaum hawa hanya tertuju kepada sang kapten basket. Zafran Laksana namanya. Dikenal sebagai anak dari keluarga crazy rich, berprestasi dalam bidang olahraga, dan yang terpenting dia sangatlah tampan.
Zafran tidak hanya berbakat di olahraga basket, dia juga dikenal menguasai karate dan anggar. Tidak heran, tubuhnya sudah atletis di usia muda. Hal itu menambah nilai ketampanan yang dimiliki Zafran.
Wasit meniup peluit dengan nyaring. SMA Elit Permata menjadi pemenang pertandingan antar sekolah kali ini.
Zafran dan timnya lantas melakukan selebrasi. Guru olahraga mereka bahkan ikut-ikutan kegirangan. Bagaimana tidak? Atas kemenangan hari itu, mereka berhasil membawa nama baik sekolah.
Di antara banyaknya pendukung Zafran, ada satu-satunya gadis yang sedari tadi mematung. Dia tampak tidak senang terhadap kemenangan Zafran. Padahal sudah jelas gadis itu juga bersekolah di SMA Elit Permata.
Marlika Arlena Baskara. Begitulah nama panjangnya. Orang-orang sering memanggilnya Lika. Dia merupakan anggota keluarga crazy rich yang tidak lain adalah musuh dari keluarga Laksana. Karena itulah Lika tidak senang atas kemenangan yang diraih Zafran. Dia benci menyaksikan musuhnya kegirangan.
Sejak kecil Lika diberitahu oleh tantenya Selia, kalau keluarga Laksana sudah membuat kesalahan besar terhadap keluarga Baskara. Meski tantenya itu tidak menyebut detail kesalahan keluarga Laksana, tetapi kebencian sudah berhasil ditularkan kepada Lika. Begitupun Zafran. Dua remaja tersebut hanyalah korban masalah yang pernah terjadi di masa lalu.
Zafran melangkah ke pinggir lapangan. Dia mengelap keringat dengan handuk kecil. Cowok itu memasang raut wajah datar, walau para siswi berteriak dan mengelu-elukan namanya.
Zafran tipe lelaki dingin yang tidak tertarik memalsukan senyuman kepada semua orang. Namun justru karena sifatnya itulah para kaum hawa semakin tergila-gila. Apalagi Zafran memiliki tatapan elang yang mampu menggetarkan hati siapapun.
"Bro! Para cewek manggil-manggil nama lo tuh!" sentil Galih. Teman sekelas sekaligus sahabat baik Zafran. Galih kebetulan juga ikut dalam bagian tim basket.
Zafran mendengus kasar. Dia malah menepuk kepala Galih. Hingga temannya itu sedikit terhuyung ke samping.
"Kenapa gue dipukul coba?" protes Galih sembari mengusap kepalanya.
"Mending lo aja yang ladenin semua cewek itu. Udah biasa kali mereka begitu," tanggap Zafran. Bola matanya melirik seorang siswi. Cewek yang tidak lain berasal dari sekolah lawan tim basketnya tadi.
Namanya Ramanda. Sahabat kecil sekaligus gadis yang sudah berhasil membuat Zafran jatuh hati. Tetapi sayang, hingga sekarang Ramanda tidak tahu tentang perasaan Zafran. Cewek itu bahkan telah memiliki pacar.
"Idih... udah biasa katanya? Kepedean banget," komentar Galih. Dia sadar kalau Zafran sedari tadi sibuk memandangi Ramanda.
"Ya iyalah. Lo tahu kan kalau gue ganteng," ucap Zafran percaya diri.
Galih sontak memutar bola mata jengah. Dia memang tidak bisa membantah ketampanan yang dimiliki Zafran.
"Ganteng sih. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan," bisik Galih seraya merangkul Zafran. Dia tahu kalau temannya itu diam-diam menyukai Ramanda.
"Apaan sih! Diam nggak lo. Nanti di dengar orang!" Zafran balas merangkul Galih. Dia bicara pelan namun penuh akan penekanan.
Karena pertandingan telah berakhir, orang-orang segera pergi meninggalkan lapangan indoor. Termasuk Zafran dan tim basketnya. Mereka tetap mengenakan pakaian olahraga tanpa lengan.
Saat hendak keluar dari lapangan indoor, Zafran mencari Ramanda terlebih dahulu. Akan tetapi dia tidak dapat menemukan cewek itu dimana-mana.
Pencarian Zafran berakhir, ketika dia mendapat pesan dari Ramanda. Ternyata gadis tersebut sudah menunggu di parkiran.
Zafran bergegas keluar dari lapangan. Atensinya langsung tertuju ke arah kedai yang menjual minuman. Dia berinisiatif membeli minuman rasa cokelat untuk dirinya dan Ramanda.
"Zaf, kami duluan ya!" seru Galih. Dia dan tim basket yang lain beranjak lebih dulu. Zafran lantas membalas dengan anggukan dan lambaian tangan.
Selepas membeli minuman, Zafran berderap menuju parkiran. Dia tersenyum senang sambil menatap dua gelas minuman segar di tangannya. Zafran yakin, pasti Ramanda suka.
Bruk!
Tanpa diduga seseorang menabrakkan diri ke hadapan Zafran. Hingga menyebabkan dua minuman segarnya tumpah. Mengenai pakaian serta sepatu mahal Zafran. Mata cowok itu langsung mendelik kepada sosok yang sudah menabraknya tadi.
"Ops! maaf ya... gue nggak sengaja. Beneran deh." Orang yang menabrak Zafran tidak lain adalah Lika. Gadis itu meminta maaf. Tetapi dengan nada mengejek dan penuh kepura-puraan. Jelas apa yang dilakukannya terhadap Zafran atas dasar disengaja.
"Lo kurang kerjaan ya?!" timpal Zafran sambil menghempas gelas minuman yang sudah tumpah. Dia melangkah lebih dekat ke hadapan Lika. Memberikan tatapan tajam yang mengancam.
Lika sama sekali tidak ciut. Dia mendongak untuk membalas tatapan Zafran. Badan Zafran memang beberapa senti lebih tinggi dibanding Lika. Keduanya memancarkan tatapan penuh kebencian yang sukses membuat orang sekitar geleng-geleng kepala.
"Kan gue udah bilang, kalau gue nggak sengaja." Lika berucap sambil memasang ekspresi menyesal yang dibuat-buat.
"Bilang aja lo iri sama kemenangan gue hari ini!" Jari telunjuk Zafran dengan berani mendorong jidat Lika. Ulahnya berhasil membuat Lika reflek melangkah mundur.
Mulut Lika menganga lebar. "Berani ya lo dorong kepala gue?!" geramnya. Dia mendorong Zafran dengan dua tangannya sekaligus.
Zafran tak bergeming. Dorongan Lika hanya seperti sentuhan kapas baginya.
"Berani ya lo sengaja nabrak gue?! Lo pikir gue nggak tahu?!" balas Zafran. Pertengkarannya dan Lika kali ini lebih memanas dibanding yang kemarin-kemarin.
"Buktiin dong kalau gue emang sengaja! Pindah sekolah gih lo sana! Muak gue lihat muka lo tahu nggak!" balas Lika.
"Emang lo pikir gue nggak muak lihat muka lo?! Dasar kecebong manja!" Zafran tak sudi kalah.
"Lo tuh ayam borokokok!"
Zafran terdiam sejenak. Dia mencoba mencari kata ejekan yang dapat mengalahkan Lika dalam sekejap. Satu ingatan di kepala, perlahan membuat Zafran mengukir seringai.
"Eh, Lik. Celana olahraga lo kemarin mana? Lagi dijahit ya? Emang sanggup tukang jahitnya ngejahitin celana sobek lo? Sobekannya gede banget kan? Gue yakin sih celananya udah di buang ke empang." Zafran sukses menyudutkan Lika. Dia ingat kabar tentang insiden celana sobek Lika saat melakukan olahraga tempo hari. Insiden itu menjadi topik yang banyak dibicarakan di sekolah selama berhari-hari.
Mendengar ejekan Zafran, wajah Lika langsung memerah bak tomat matang. Matanya meliar ke segala arah. Dia melihat ada beberapa orang yang tertawa.
"Awas ya lo!" ancam Lika. Kemudian benar-benar pergi meninggalkan Zafran. Berjalan cepat sambil di iringi dua temannya.
"Lo pikir gue takut?!" balas Zafran masih berdiri di tempatnya. Menatap sebal ke punggung Lika yang kian menjauh.
"Ya ampun, Zaf. Lo sama Lika masih begitu aja." Suara teguran Ramanda membuat Zafran langsung menoleh. Cowok itu tersenyum hangat menyambut kedatangan Ramanda.
"Dia yang mulai duluan kok. Gue juga nggak mau kalah kali," sahut Zafran. Dia baru sadar kalau pakaian olahraganya masih basah.
"Lo bawa baju ganti?" tanya Ramanda. Ia menatap baju Zafran yang basah.
"Enggak." Zafran menjawab sambil melepas pakaian atasannya. Sebagai lelaki, dia memanfaatkan kesempatan untuk tebar pesona kepada Ramanda.
Kini tubuh atletis Zafran terpampang nyata. Akan tetapi bukan Ramanda yang terpesona, melainkan siswi-siswi yang kebetulan belum pulang. Mereka berteriak histeris dan kegirangan.
"Ya udah, kita cepat-cepat pulang aja kalau gitu." Ramanda berbalik badan. Dia malah sibuk berkutat dengan ponsel. Cewek tersebut tidak peduli.
Sementara itu, Lika reflek menoleh ketika mendengar para siswi berteriak. Dia yang hampir masuk ke dalam mobil, menyempatkan diri meringiskan wajah.
"Apaan deh. Jijik banget!" gerutu Lika seraya masuk ke mobil. Akibat saking kesalnya, dia membanting pintu mobil dengan keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Lita Merlina
aku suka dengan karya-karya kakak👍
2025-01-27
0
lila pra
wkwkkw
2023-04-09
1
IK
izin baca thor
2022-11-10
1