Bab 4 - Gebetan Zafran

...༻⊚༺...

Bel pertanda pulang bergema. Namun Zafran dan kawan-kawan memilih duduk tenang di parkiran. Setidaknya sampai gerbang sekolah tidak dipenuhi oleh murid yang berjejalan.

"Gue heran kenapa orang-orang pada saling berdahuluan pengen cepat pulang?" cetus Zafran sambil menoleh ke arah gerbang. Tempat yang biasanya akan dipenuhi oleh para murid saat jam pulang sudah tiba.

"Ya mereka pengen cepat-cepat istirahat kali. Lo aja yang terbiasa kelayaban nggak jelas." Ervan mendorong pundak Zafran. Lalu menoleh ke arah Galih. Dia berucap, "Coba sebutih, Lih. Jadwal padat teman kita yang satu ini."

"Pergi les padahal bolos ke tempat gym, latihan anggar, terus main ke rumah Galih. Di akhir, dia akan pulang pas nyokap atau bokapnya nelepon." Galih bicara sambil menghitung dengan jari-jemarinya.

"Apaan sih kalian." Zafran terkekeh geli. Dia tidak bisa membantah pernyataan temannya. Sebab itu memang adalah kebiasaan Zafran sehari-hari.

"Oh, satu hal lagi! Zafran juga akan cepat pulang kalau dapat pesan atau telepon dari Ramanda." Galih menambahkan.

"Benar banget tuh. Kalau Ramanda yang telepon, wajah Zafran langsung berseri," seru Hendra. Dia, Galih, dan Ervan sangat mengenal bagaimana perangai Zafran.

"Diem nggak kalian!" Zafran menatap tiga temannya secara bergantian. Dia sangat malu saat teman-temannya menyinggung perihal Ramanda.

"Lo jelas banget sih, Zaf. Dari semua cewek, cuman Ramanda yang bisa bikin lo kesenangan. Kenapa nggak ditembak aja dari dulu," komentar Galih.

"Lo salah, Van. Lika juga bisa bikin Zafran kesenangan loh," sahut Hendra.

"Lika? Nggak banget! Jangan gila deh kalian!" Zafran langsung menampik. Dia bahkan menjulurkan lidah seolah hendak mengeluarkan muntahan dari mulut.

"Lebay banget lo, Zaf. Hendra benar kok! Lo selalu senang kan pas lihat Lika menderita?" Galih merangkul pundak Zafran.

"Nah kalau itu benar! Kenapa nggak bilang dari tadi. Gue kan jadi salah paham." Tanpa pikir panjang Zafran langsung mengiyakan. Dia dan teman-temannya terus mengobrol dan bercanda.

Ponsel Zafran mendadak bergetar. Ia segera memeriksa dan mendapatkan telepon dari Ramanda. Sahabat kecilnya itu meminta Zafran untuk menjemput ke sekolah.

"Eh, gue duluan ya! Nggak ada nongki di starbucks hari ini," imbuh Zafran seraya bergegas masuk ke mobil.

"Nah, nah... itu pasti yang telepon Ramanda," tebak Galih.

"Ketebak benget lo, Zaf." Ervan geleng-geleng kepala menyaksikan kelakuan Zafran.

"Bacot lo semua!" itulah kalimat terakhir yang di ucapkan Zafran, sebelum dirinya beranjak pergi dengan mobil.

Kini Zafran dalam perjalanan menuju sekolah Ramanda. Lokasinya sendiri tidak begitu jauh.

Setibanya di tempat tujuan, Zafran menghentikan mobil di depan Ramanda. Gadis itu tersenyum sambil membuka pintu mobil Zafran.

Seorang cowok tiba-tiba datang. Dia mencekal kepergian Ramanda. Namanya adalah Rian. Pacar Ramanda semenjak masuk SMA.

"Apaan sih. Aku mau pulang." Ramanda mencoba melepas genggaman cowok tersebut.

"Dengerin aku dulu," mohon Rian dengan ekspresi mengiba.

Zafran berdecak kesal. Dia segera turun tangan untuk membantu Ramanda.

"Ramanda udah capek! Dia mau pulang. Mending lo juga pulang gih." Zafran mendorong Rian menjauh dari Ramanda.

"Apa peduli lo? Ini urusan gue sama Ramanda," sahut Rian.

"Urusan gue lah! Ramanda udah kayak saudara kandung buat gue." Jujur saja, Zafran sangat berat mengucapkan kalimat itu. Mengingat dirinya memiliki perasaan spesial untuk Ramanda.

"Saudara kandung?" Rian yang dapat membaca tingkah berlebihan Zafran, menatap penuh selidik.

"Udah deh, Zaf. Ayo kita pulang! Jangan ladenin dia." Ramanda mengajak Zafran masuk ke mobil. Lalu barulah dia mengikuti.

"Ramanda, bentar aja, sayang." Rian sekali lagi mencoba menghentikan Ramanda. Tetapi gadis itu bersikeras ingin pergi.

Rian lantas hanya bisa pasrah, ketika Zafran sudah menjalankan mobil. Dia menatap kepergian Ramanda cukup lama.

"Kalian berantem kenapa lagi? Rian punya cewek lain?" tanya Zafran.

"Jangan nyebut namanya deh. Malas banget." Ramanda menghempaskan punggung ke sandaran kursi. Nampaknya dia memang sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Lo mau gue beliin es krim?" Zafran mencoba menghibur Ramanda.

"Lo pikir gue anak-anak? Enggak ah. Kita ke taman bermain aja gimana?" Ramanda mengangkat dua alisnya bersamaan.

"Ya elah... itu lebih menganak-anak kali. Lo itu nggak pernah berubah," balas Zafran. Dimatanya Ramanda selalu tampak menggemaskan. Mereka benar-benar pergi ke taman bermain. Tempat tersebut merupakan pelarian keduanya di saat merasa sedih.

Dengan seragam sekolah yang berbeda, Zafran dan Ramanda berjalan berdampingan. Keduanya sama-sama asyik menikmati es krim.

"Menurut lo, Rian itu cowok yang baik nggak sih?" tanya Ramanda.

"Nggak. Di dunia ini satu-satunya cowok baik itu ya cuman gue," tanggap Zafran. Lalu melahap es krim dengan satu gigitan.

"Ya ampun... gue serius tau. Yang bener dong, Zaf." Ramanda mengernyitkan kening.

"Gue juga serius kali."

"Lo itu nggak pernah serius!" Ramanda mendorong kepala Zafran dengan sebal.

"Lo fokus belajar aja. Bokap nyokap lo kan larang lo pacaran."

"Kenapa malah ngomongin itu? Lo pikir gue nggak megang rahasia lo?" Ramanda mengancam Zafran. Dia tahu kalau cowok itu tidak pernah mendatangi jadwal les.

Bola mata Zafran memutar malas. Dia memang tidak bisa berkutik jika Ramanda sudah begitu.

Dari belakang Ramanda, muncul tangan seseorang yang menyodorkan buket bunga besar. Hal itu sontak membuat Zafran dan Ramanda heran. Keduanya segera menengok ke belakang. Ternyata orang yang membawa buket bunga adalah Rian. Sepertinya dia sudah mengikuti Zafran dan Ramanda semenjak meninggalkan sekolah tadi.

"Gila nih orang!" cibir Zafran spontan.

"Kamu ngikutin aku?" Ramanda memastikan.

"Maafin aku, Da. Aku janji, bakalan ngutamain kamu mulai sekarang. Ini yang terakhir! Plis..." Rian memasang raut wajah memelas. Berharap Ramanda bersedia memaafkan.

Sementara Zafran yang berdiri di sebelah Ramanda terus berbisik, "Jangan mau... jangan mau... jangan mau..."

Ramanda berpikir cukup lama. Hingga akhirnya dia berkata, "Ya udah. Tapi kamu harus janji kalau ini adalah yang terakhir." Ramanda lebih memberi kesempatan kepada Rian. Pilihannya itu sontak membuat Rian kegirangan. Dia bahkan sampai memeluk Ramanda.

Zafran lekas menghentikan. Dia memaksa Rian berhenti memeluk Ramanda.

"Lo serius langsung maafin dia?" tukas Zafran tak percaya.

"Sebenarnya cuman masalah sepele sih, Zaf. Dia minta maaf sampai ngikutin dan beliin aku buket bunga. Kasihan kan?" jelas Ramanda.

"Sayang, kita naik bianglala yuk!" ajak Rian yang sudah meraih tangan kanan Ramanda.

Paras tampan Zafran seketika cemberut. Tidak ada hal yang paling menyebalkan baginya, selain melihat Ramanda tertawa bahagia bersama lelaki lain.

Ramanda tersenyum tipis. "Boleh, tapi Zafran juga ikut ya," ujarnya yang perlahan menoleh ke arah Zafran.

"Nggak! Kalian aja sana!" ucap Zafran ketus. Dia segera beranjak dari pandangan Ramanda dan Rian.

"Zafran! Lo mau kemana?!" pekik Ramanda. Heran dengan sikap Zafran.

"Udah, dia capek kali. Mungkin dia juga nggak enak ganggu kita berdua." Rian berusaha meyakinkan Ramanda. Usahanya sukses membuat Ramanda mengabaikan kepergian sahabatnya.

Zafran menghela nafas berat. Dia menendang sebuah kaleng kosong yang tergeletak di tanah. Sekarang suasana hati yang buruk dirasakan olehnya. Ia akhirnya memutuskan untuk pulang.

Di tengah perjalanan, Zafran singgah ke sebuah cafe sebentar. Dia hendak memesan minuman karena merasa haus.

"Es cappucino satu!" Zafran memesan serentak bersama seorang perempuan yang telah berdiri di sebelahnya. Hal itu membuatnya reflek menoleh. Mata Zafran membulat sempurna, saat menyaksikan gadis tersebut adalah Lika.

Terpopuler

Comments

IK

IK

ciee jodoh

2022-11-10

0

Minarni Juita

Minarni Juita

gk suka zafran sama Lika Thor,mengingat tantenya si selia yg jahat pada Zara dan gama,smga ramanda sama zafran aja thor

2022-09-03

0

TK

TK

ayo semangat ✍️

2022-07-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Zafran Vs Lika
2 Bab 2 - Primadona Sekolah
3 Bab 3 - Pembuli Baik Hati
4 Bab 4 - Gebetan Zafran
5 Bab 5 - Es Capuccino
6 Bab 6 - Perebutan Bola Basket
7 Bab 7 - Balas Dendam
8 Bab 8 - Keahlian Zafran [Bonus Visual]
9 Bab 9 - Kejuaraan Nasional
10 Bab 10 - Perjalanan Ke Bali
11 Bab 11 - Kekalahan Lika
12 Bab 12 - Broken Heart Together
13 Bab 13 - Pelukan Pertama
14 Bab 14 - Memikirkanmu
15 Bab 15 - Saat Kau Tak Hadir
16 Bab 16 - Dua Rival Crazy Rich
17 Bab 17 - Perang Traktiran
18 Bab 18 - Bukan Sebuah Ciuman
19 Bab 19 - Nyaris Saja
20 Bab 20 - Pacar Pertama
21 Bab 21 - Masih Berdebar
22 Bab 22 - Menjadi Saling Tidak Kenal
23 Bab 23 - Dream Kiss
24 Bab 24 - Tatapan Elang Zafran
25 Bab 25 - Tersesat
26 Bab 26 - Semakin Mengagumi
27 Bab 27 - Pertemuan Keluarga
28 Bab 28 - Saingan Lika
29 Bab 29 - Kesal
30 Bab 30 - Sial! Gue Jatuh Cinta Sama Lo!
31 Bab 31 - Terpaksa Mengakui
32 Bab 32 - Kebodohan Zafran
33 Bab 33 - Sumpah! Gue Juga Jatuh Cinta Lo!
34 Bab 34 - Berbunga-Bunga
35 Bab 35 - Pacar Bidadari Itu
36 Bab 36 - Diam-Diam Bertemu
37 Bab 37 - Susahnya Backstreet
38 Bab 38 - Rencana Lika
39 Bab 39 - Kencan Pasangan Crazy Rich [1]
40 Bab 40 - Kencan Pasangan Crazy Rich [2]
41 Bab 41 - Tertidur Satu Malam
42 Bab 42 - Ketahuan
43 Bab 43 - Pura-Pura Menjadi Musuh
44 Bab 44 - Bertemu Di Taman Bermain
45 Bab 45 - Escape Room
46 Bab 46 - Ramanda Menghilang
47 Bab 47 - Bersaing Jadi Ketos
48 Bab 48 - Ketahuan Lagi
49 Bab 49 - Kabar Ramanda
50 Bab 50 - Kencan Versi Zafran
51 Bab 51 - Gangguan Lagi
52 Bab 52 - Muncul Di Jendela
53 Bab 53 - Rencana Gagal
54 Bab 54 - Pengakuan Nekat
55 Bab 55 - Hot Kiss
56 Bab 56 - Hinaan Selia
57 Bab 57 - Pilihan Lika
58 Bab 58 - Hati Yang Berkecamuk
59 Bab 59 - Pilihan Zafran
60 Bab 60 - Bertemu Lagi
61 Bab 61 - Cinta Di Tengah Permusuhan [Ending]
62 Pengumuman Novel Ramanda
63 Pengumuman!
64 NOVEL TEEN BARU
65 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 - Zafran Vs Lika
2
Bab 2 - Primadona Sekolah
3
Bab 3 - Pembuli Baik Hati
4
Bab 4 - Gebetan Zafran
5
Bab 5 - Es Capuccino
6
Bab 6 - Perebutan Bola Basket
7
Bab 7 - Balas Dendam
8
Bab 8 - Keahlian Zafran [Bonus Visual]
9
Bab 9 - Kejuaraan Nasional
10
Bab 10 - Perjalanan Ke Bali
11
Bab 11 - Kekalahan Lika
12
Bab 12 - Broken Heart Together
13
Bab 13 - Pelukan Pertama
14
Bab 14 - Memikirkanmu
15
Bab 15 - Saat Kau Tak Hadir
16
Bab 16 - Dua Rival Crazy Rich
17
Bab 17 - Perang Traktiran
18
Bab 18 - Bukan Sebuah Ciuman
19
Bab 19 - Nyaris Saja
20
Bab 20 - Pacar Pertama
21
Bab 21 - Masih Berdebar
22
Bab 22 - Menjadi Saling Tidak Kenal
23
Bab 23 - Dream Kiss
24
Bab 24 - Tatapan Elang Zafran
25
Bab 25 - Tersesat
26
Bab 26 - Semakin Mengagumi
27
Bab 27 - Pertemuan Keluarga
28
Bab 28 - Saingan Lika
29
Bab 29 - Kesal
30
Bab 30 - Sial! Gue Jatuh Cinta Sama Lo!
31
Bab 31 - Terpaksa Mengakui
32
Bab 32 - Kebodohan Zafran
33
Bab 33 - Sumpah! Gue Juga Jatuh Cinta Lo!
34
Bab 34 - Berbunga-Bunga
35
Bab 35 - Pacar Bidadari Itu
36
Bab 36 - Diam-Diam Bertemu
37
Bab 37 - Susahnya Backstreet
38
Bab 38 - Rencana Lika
39
Bab 39 - Kencan Pasangan Crazy Rich [1]
40
Bab 40 - Kencan Pasangan Crazy Rich [2]
41
Bab 41 - Tertidur Satu Malam
42
Bab 42 - Ketahuan
43
Bab 43 - Pura-Pura Menjadi Musuh
44
Bab 44 - Bertemu Di Taman Bermain
45
Bab 45 - Escape Room
46
Bab 46 - Ramanda Menghilang
47
Bab 47 - Bersaing Jadi Ketos
48
Bab 48 - Ketahuan Lagi
49
Bab 49 - Kabar Ramanda
50
Bab 50 - Kencan Versi Zafran
51
Bab 51 - Gangguan Lagi
52
Bab 52 - Muncul Di Jendela
53
Bab 53 - Rencana Gagal
54
Bab 54 - Pengakuan Nekat
55
Bab 55 - Hot Kiss
56
Bab 56 - Hinaan Selia
57
Bab 57 - Pilihan Lika
58
Bab 58 - Hati Yang Berkecamuk
59
Bab 59 - Pilihan Zafran
60
Bab 60 - Bertemu Lagi
61
Bab 61 - Cinta Di Tengah Permusuhan [Ending]
62
Pengumuman Novel Ramanda
63
Pengumuman!
64
NOVEL TEEN BARU
65
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!