perlahan aku membuka mata ku dan melihat jam di dinding, sudah pukul lima sore.
ternyata sudah lama aku ke tiduran. aku segera bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
badan ku sudah lengket oleh keringat serasa sudah gak mandi berbulan- bulan, pada hal pagi tadi aku mandi.
setelelah selesai mandi aku segera keluar kamar, rumah tampak sepi seperti nya mas Gio belum pulang.
" biiii, bi Sumi." aku memanggil ART ku bi sumi pun datang menghampiri ku.
"iya non, ada yang bisa bibi bantu.?" tanya perempuan paruh baya itu setelah dia berada di depan ku, dengan napas ngos- ngosan seperti habis di kejar setan aja.
" loh bi habis dari mana? kenapa ngos- ngosan begitu habis di kejar setan ya.? " tanya ku. sedikit bercanda dengan nya.
" di kejar setan.? " gumam nya dengan wajah yang terlihat kebingungan walau pun hanya gumaman nya saja tapi masih jelas di telinga ku. ternyata candaan ku tadi dia anggap serius sehingga membuat dia bingung.
" aku hanya bercanda tadi bi, kenapa bibi jadi keliatan bingung kayak gitu.?" tanya ku.
" Oh, habis non bilang bibi di kejar setan, ya bibi jadi bingung soal nya bibi tadi sempat ngerasa ada seseorang yang tengah memperhatikan bibi, waktu bibi bersih kan halaman belakang tapi setelah bibi cari - cari gak ada siapa- siapa di sana." jelas nya.
" masa sih bi, mungkin hanya perasaan bibi aja." kata ku.
" iya mungkin cuma perasaan bibi aja non, oh ya tadi non mau minta bibi buat kan apa.?" tanya nya.
" bibi bisa tolong buatkan saya coklat panas?" tanya ku. bi sumi pun mengangguk kan ke pala nya sambil tersenyum ke arah ku.
" bisa non, tunggu sebentar yah bibi ke belakang dulu." ucap nya.
aku mengangguk mengiya kan nya.
" Ya sudah bi, saya tunggu di ruang tengah ya." jawab ku.
bi sumi pun segera berlalu ke belakang untuk membuat pesanan ku.
aku menghempaskan bokong ku di atas sofa dan menyala kan televisi tak ada siaran yang menarik membosan kan.
tak lama terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah, aku tau itu pasti suara mobil mas Gio.
' hufft, laki- laki b*ngs*k itu pulang rupa nya.' gumamku dalam hati.
kalau biasa nya aku akan menyambut nya di depan pintu tapi kali ini,
malas banget rasa nya.
mas Gio masuk dan berjalan gontai ke arah ku, aku melirik sekilas kembali fokus pada siaran yang ada di depan ku.
" sayang." ucap nya lesu sambil menghempaskan tubuh nya di samping ku.
" Hmmm" jawab ku singkat tanpa melirik nya sama sekali ntah kenapa liat muka nya aja bikin aku pengen muntah, pengen rasa nya ku cakar wajah nya. tahan shinta tahan. kamu harus lebih cerdik, tidak boleh gegabah.
"aku sangat lelah." ucap nya manja. jujur aku muak dan jijik mendengar nya.
" bukan kah semua pekerjaan itu melelahkan." kata ku tanpa menoleh sedikit pun ke arah nya.
mulut mas Gio kembali menutup ketika melihat bi Sumi berjalan menghampiri kami.
" non, ini coklat panas nya." ucap wanita paruh baya itu sambil meletakan kan gelas berisi coklat panas permintaan ku tadi di atas meja.
" makasih bi." kata ku sambil tersenyum ke arah nya. bi Sumi mengangguk tapi kemudian menatap mas Gio.
" bapak ingin sesuatu.? biar bibi ambilkan." tanya nya ke pada mas Gio.
bi Sumi memang memanggil ku dengan non, karena aku yang meminta nya. aku merasa belum terlalu tua hingga harus di panggil ibu.
" ambilkan saya air dingin saja bi." jawab mas Gio.
bi Sumi pun segera berlalu untuk mengambil permintaan mas Gio.
tak lama wanita paruh baya itu kembali lagi dengan segelas air putih dingin dan memberikan nya ke pada mas Gio.
kemudian pamit pergi ke belakang lagi.
sedangkan aku masih asyik dengan siaran di depan ku sambil sesekali menyesap coklat panas ke kesukaan ku, tanpa menoleh sedikit pun ke arah mas Gio.
" sayang kamu kenapa sih? kok sekarang jadi aneh." tanya nya.
" perasaan kamu aja, lagian aku baik- baik aja ko." jawab ku.
" tidak, kamu cuek dan seperti tidak peduli dengan mas, biasa nya kamu nyambut mas di depan pintu saat mas pulang kerja, tapi tadi ngak." ucap nya panjang lebar.
" aku hanya lagi capek aja mas, tadi siang kan aku ngak enak badan." ucap ku mencari alasan.
mas Gio ingin memeluk ku tapi segera aku tepis, ngak ke bayang tangan nya yang sudah memeluk tubuh wanita lain dan sekarang dia ingin menggunakan nya untuk memeluk ku, amit- amit.
" kamu bau mas, sana mandi." aku menatap nya sinis.
" biasa nya juga suka di peluk, kamu juga pernah bilang kalau kamu suka bau mas yang kayak gini." jawab nya dengan lesu.
' itu dulu sebelum kamu memilih ber khianat mas.' batinku.
" tapi seperti ada bau parfum perempuan di tubuh mu mas." aku menatap nya lekat, membuat nya terlihat gugup dan salah tingkah.
" O-oh mungkin ini bau parfum nya Dina ." jawab nya dengan gugup.
' pinter juga cari alasan nya." Gumamku
" seharian kan aku di kantor, sudah di pastikan aku selalu dekat dengan Dina. dia kan sekretaris di kantor." jawab nya dia terlihat lebih tenang dari sebelum nya.
" iya saking dekat nya, sampai ada noda lipstik di baju kamu mas." kata ku sambil mengangkat jari telunjuk ku mengarah ke baju bagian pundak yang terdapat noda merah.
mas Gio yang mendengar per kataan ku tadi membelalakkan mata nya dan segera melihat apa yang ku tunjuk.
aku hanya menatap nya tenang sambil meminum coklat ku yang sudah hampir dingin.
'Oh ternyata masih mau mempertahan kan ke bohongan nya ' batinku
" kok bisa ya mas, memang nya kalian habis ngapain? sampai noda nya menempel di baju." tanya ku. dia diam mati kutu tak bisa menjawab. Ayoo mau alasan apa lagi kali ini. aku menatap nya sinis.
dia hanya membeku seperti patung, ku rasa dia ke habisan kata kata yang tepat untuk di jadikan alasan.
aku pun bangkit membungkuk kan badan, sedikit mendekatkan wajah ku pada nya.
" kalau sampai kamu ketahuan selingkuh, kamu akan lihat apa yang bisa aku lakukan pada mu beserta selingkuhan mu itu, jadi jangan coba - coba bermain dengan ku. dan satu lagi pusaka kebanggaan mu itu ku cincang kecil- kecil habis itu aku kasi ke anj*ng peliharaan tetangga." ucap ku sedikit mengancam dengan tatapan tajam. terdengar mas Gio menelan saliva nya.
' rasakan itu, baru di gertak gitu aja, sudah pucat pasi seperti mayat hidup. maka nya jangan pernah main- main dengan ku. setelah
sedikit memberi kan mas Gio peringatan.
aku segera berlalu dari hadapan nya menuju lantai atas, untuk merebahkan tubuh ini di kamar.
saat aku lagi asyik main kan ponsel ku, mas Gio masuk ke kamar aku pun tidak memperdulikan nya.
dia tampak diam dan langsung masuk ke kamar mandi.
selama dia di kamar mandi, aku segera berjalan ke arah meja rias di mana mas Gio meletakan ponsel nya. aku segera membuka nya tapi tidak bisa, karena ternyata ponsel nya pake password.
' ck, sial. tanggal lahir ku salah, tanggal lahir mas Gio juga salah, apa mungkin tanggal pernikahan yah? aku coba sekali lagi tanggal pernikahan kami tapi nihil salah juga.'
aku segera menyimpan kembali ponsel itu ke tempat semula, dan berjalan pelan ke sisi ranjang.
Tingg..
terlihat pesan masuk dalam ponsel ku, ternyata Desi yang mengirimkan ku pesan.
( Shin, aku sudah mendapat kan imformasi tentang gundik suami mu itu.)
( bagus, besok kita ketemu di kafe tempat biasa.)
( oke shin, di saat jam makan siang kita ketemu di sana. sampai jumpa besok.)
aku membaca pesan dari Desi. senyum ku mengembang, sebentar lagi permainan akan di mulai. tiba tiba aku teringat dengan kelompok yang ku diri kan dulu di saat aku belum menikah dengan mas Gio aku sempat mendiri kan kelompok Mafioso yang ku beri nama black rose.
kelompok itu sekarang di pimpin oleh Alex salah satu orang keper cayaan ku.
mungkin nanti kalau aku benar benar terdesak aku akan membutuh kan bantuan mereka. untuk saat ini aku masih bisa mengatasi dengan cara ku sendiri.
****
tidak lama mas Gio keluar dari dalam kamar mandi, tanpa bertanya aku beranjak keluar menuju meja makan.
aku duduk di salah satu kursi dan tak lama mas Gio menyusul dan duduk di samping ku.
kami makan dalam keheningan , hanya terdengar dentingan sendok yang menemani makan malam kali ini.
selesai makan aku beranjak memasuki kamar kembali. tanpa mengatakan apa pun pada mas Gio yang masih memakan makanan nya.
aku berjalan menaiki anak tangga menuju kamar kami, sampai di dalam kamar aku duduk di depan meja rias. tak lama kemudian mas Gio pun memasuki kamar dan duduk di sisi ranjang dengan mata terus mengawasi ku
" sayang mas minta maaf yah, soal yang tadi. sumpah mas juga ngak tau kenapa noda itu bisa menempel." ucap nya.
' aku harus pura- pura percaya agar dia tidak curiga, aku harus ber sikap seperti biasa nya.' batinku
" iya mas ngak apa- apa, mungkin aku yang terlalu sensitif dan cemburu sama kamu." ucap ku.
" kamu tenang saja, aku janji akan selalu setia sampai maut memisahkan."
" makasih mas" ucap ku dengan senyum paksa.
******
keesokan hari nya.
sesuai janji siang ini aku tengah berada di kafe X menunggu Desi yang masih dalam perjalanan.
tak lama kemudian, Desi datang dan duduk di depan ku.
" sudah lama nunggu nya.? tanya nya.
aku tersenyum dan menggelengkan ke pala sebagai jawaban dari pertanyaan nya.
" Aah, syukurlah."
" jadi informasi apa yang sudah kamu dapat kan Des.? tanya ku.
" ngak sabaran amat Shin ?" ucap nya.
aku yang tak mau banyak basa basi pun menatap nya dengan sebal.
" bisa langsung aja ngak.? " tanya ku. Desi hanya terkekeh pelan .
" oke-oke. Nama nya Henny, dulu dia tinggal di kampung bersama ibu nya. dan beberapa bulan yang lalu dia memutuskan untuk merantau ke kota .
sebelum bertemu dengan Gio dia bekerja sebagai kasir di supermarket. dia kenal Gio sekitar delapan bulan yang lalu.
dan mereka menjalin hubungan setelah dua bulan dekat.
dan yang lebih mengejutkan lagi, Gio ternyata sudah membeli rumah untuk gundik nya itu.
dan aku juga mendapat kan informasi bahwa mereka akan segera menikah sirih dalam waktu dekat.
bibir ku kelu, perasaan ku campur aduk.
mas Gio bahkan sudah berencana menikahi jal*ng murahan itu tanpa sepengetahuan ku
ini tak bisa di biarkan .
aku mengepalkan tangan, hati ku memanas bagai mana kalau keluarga ku sampai tau tentang semua ini? apa yang harus aku lakukan, bagai mana aku menjelaskan nya sama mereka.
" Shin, are you okay.?
Desi menepuk pelan pundak ku dan berhasil membuyar kan lamunanku.
" kurang apa aku Des? aku sudah memberikan semua yang ku punya. aku selalu membela dia di saat keluarga ku tidak pernah menyukai nya.kenapa dia tega mengkhianatiku."
" tidak ada yang kurang dari mu Shin, Gio saja yang bodoh, hanya karena merasa dia banyak uang jadi seenak nya selingkuh." ucap Desi sambil tangan nya mengepal kuat.
" tapi kalau bukan karena aku, mana mungkin dia punya banyak uang."
" jadi apa rencana kamu selanjut nya Shin? apa perlu kita menghancurkan pernikahan mereka?"
" tidak Des, kita tidak perlu repot- repot untuk menghancurkan pernikahan mereka. biar saja mereka bahagia walaupun hanya sementara.
setelah itu aku akan menghancur kan hidup mereka, sampai mereka sadar bahwa salah besar karena telah ber main- main dengan ku.". Desi mengusap tangan ku memberi kekuatan.
" lakukan lah apa yang mau kamu lakukan , kalau kamu butuh bantuan, aku akan selalu ada dan siap membantu kamu." ucapnya sambil tersenyum tipis ke arah ku.
'aku akan membalas rasa sakit ini mas, bahkan jauh lebih sakit dari ini, kamu dan jal*ng mu itu harus merasakan rasa sakit melebihi rasa sakit yang kalian beri kan pada ku.' geram ku penuh dendam.
"Eh eh Shin?, coba kamu lihat ke belakang, liha ke arah jam tiga."
dengan malas aku pun melihat ke arah yang di sebut Desi, memang nya ada apa sih di belakang
Duaaarr..
mata ku terbelalak, dada terasa panas melihat pasangan yang sedang tertawa bahagia.
" Mas Gio." lirihku.
emosiku memuncak, aku harus memberikan pelajaran buat mereka.
aku bangkit hendak menghampiri mereka. tapi di tahan oleh Desi.
" Eh jangan gegabah, jangan karena emosi kamu mau menghancurkan semua nya.
balas dengan cara elegan, buktikan kalau kamu lebih baik dari ulat bulu sundal itu."
" astaga, hampir saja aku menghancurkan rencana yang sudah aku susun." ucap ku.
hampir saja aku menjadi wanita bodoh.
karena tersulut emosi aku hampir menggagalkan rencana ku...tahan Shinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Endang Supriati
ambil sertifikat rumah gadaikan.istri siri tdk ounya hak atas uang satu senoun dr suami sirinya.krn semuanya hak istri sah secara agama dan negara.
terus nanti gio mau nilah dgn secara sirih, dgn status apa!
1.lajang
2.kawin
3. duda/ janda cerai hidup
4. duda/ janda dgn cerai mati
semua ada dokumennya pejabat setempat yg mengeluarkan dr tingkat RT RW,lurah camat.
walau nikah siri penghulu tetap bertanya status calon penganten.
nikah siri juga ada keluar selembar kertas surat pernyataan bahwa,mereka nikah secara siri. penghulu yg mengeluarkan. dan bukan mentri agama atau KUA yg berupa buku nikah. krn buku nikah yg sah hanya saru utk setiap warga negara.
jika ingin keluar lagi buku nikah yg sah hrs ada syarat2 nya diatas.klu nikah lagi tanpa dokumen diatas. itu buku nikah palsu.
2024-05-05
0