3

‘Kenapa harus ada dania sih.’ kesal Viano didalam hati.

Dania menatap Viano, “jangan marah marah Viano. bersikap lah dewasa,”

“Lo denger kan perkataan gue?” tanya Dania.

“Heeemmmm.” Viano hanya menjawab dengan gumaman.

Viano tidak suka kebiasaan Dania yang terus ikut campur urusan Viano.

Dania menghela nafas, Viano sangat susah untuk dikasih tau. “Vin lo itu ketua harus baik dong dan ada kalanya juga tegas, gak setiap keselahan ditegasin lu bisa ngomong dengan baik baik.” nasehat Dania untuk Viano.

Viano hanya diam bahkan sekarang berlalu meninggalkan Dania, Viano sulit dikasih tahu karena Viano itu keras kepala, Dania sampai dibuat kesal sendiri.

Dari pada Dania emosi dan marah kepada Viano, mending Dania berhenti menasehati ketua osis ini.

Dania mengedarkan pandanganya kesekeliling, ‘banyak juga yang kena hukuman.’ batin Dania.

“Dannn.” panggil salah satu temannya.

Dania menoleh, “ada apa?” tanya Dania kepada temannya.

“Lu tau gak cewek yang tadi dibentak sama Viano?” Dania menggeleng.

“Emang kenapa?” Dania balik bertanya.

“Dia caper banget ke Viano, lu harus hati hati Dan jangan sampai Viano kegebet sama tuh bocah.” ucap temannya itu.

“Lah emang Viano sama Dania udah punya hubungan?” Teman disebelahnya menabok kepala temannya, “lu gak tau selama ini kan Dania selalu sama Viano, pasti mereka punya hubungan tapi dirahasiain.”

“Apaan sih kalian, gue sama Viano real temenan.”

“Friendzone dong?” tebak temannya. Dania hanya menanggapi dengan senyuman.

"Untuk semua nya, hukumannya udah selesai yah, besok besok jangan terlamba, langsung masuk keruang masing masing yah." Ujar dania membubarkan para siswa.

Selena yang baru masuk kedalam ruangan dibelakangnya masih ada kakel yang masih mengikuti Selena.

“Baru selesai?” tanya Auzi setelah Selena duduk dikursi.

Selena menghela nafas, “capekkk banget. udah panas lagi.” lebay Selena.

“Dihukum apa?”

“Ngebersihin taman seluas kebaikan hati gue.” Auzi terkikik geli mendengar perkataan Selena.

“Tadi siapa yang nganterin lu?” tanya Auzi kepada Selena.

“What! nganterin? ngak lah dia mah karena disuruh ngikutin gue aja,”

“Kenapa lo jangan jangan naksir yah sama si itu.” lanjut Selena menggoda Auzi.

Pipi Auzi merona, “apaan sih gak mungkin lah.” bantah Auzi.

“Gak mungkin tapi kok pipinya kek dikasih blush on.” Selena semakin mengoda Auzi.

“Ihhh berhenti godain gue dong.”

“Gak apa apa kok lu sama kakel itu mayan udah ganteng kelihatannya juga baik.” ucap Selena.

“Daripada Viano dia kejam banget.” lanjut Selena.

“Viano? siketos?” tebak Auzi.

“Bener banget kok lu tau? gue aja gak tau.” tiba tiba Selena terkekeh sendiri.

“Yah ketos disini udah kayak selebritis dikenal banget, lu bohong kan kalau gak tau? pasti lu tau.”

“Beneran gue gak tau sama sekali.” Selena mengangkat kedua jari membentuk peace.

Auzi menatap Selena dengan tatapan meneliti, “kayaknya emang lu aja yang kudet.”

Selena memoyongkan bibirnya merasa tertampar dengan ucapan Auzi, kena mental Selena. “Ouh yah nanti kekantin bareng yah?” Auzi mengangguk sebagai jawaban.

Selena dan Auzi keluar dari ruangan 10, mereka melangkah melewati koridor koridor sekolah kadang mereka dijalan juga bercanda. Banyak pasang mata yang melihat Selena dan Auzi, para siswi memandang Selena dan Auzi dengan tatapan iri sedangkan para siswa memandang Selena dan Auzi dengan tatapan mendamba.

“Wihhh ada bidadari nih.” celutuk siswa entah siapa.

Selena menatap Auzi yang sedang menatap tajam kearah siswa itu, “udah biarin aja.”

Selena dan Auzi sudah sampai dikantin, “banyak banget yang kelaparan.” ucap Selena.

“Ramai banget kek ngantri bansos.” celutuk Auzi.

“Yah namanya juga kantin gak mungkin sepi.”

Selena melangkah duluan meninggalkan Auzi, Selena duduk dikursi yang disediain kantin. Auzi datang dan langsung duduk, “lo mau makan apa Len?” tanya Auzi kepada Selena.

Selena meletakan jarinya didagunya sedang berpikir, menu kantin itu enak semua kalau sedang benar benar lapar dan Selena saat ini sedang lapar. “Bakso gimana? lo suka kan bakso?”

Auzi mengangguk, “gue suka banget, gak mungkin kan ada orang indonesia yang gak suka bakso?”

“Yaudah bakso, sama es teh.”

“Gue teh hangat deh.” ujar Auzi, selena hanya ngangguk angguk.

Tidak lama Auzi datang dengan membawa makanan menggunakan nampang, “cepet banget datangnya.” celutuk Selena.

“Heheh.” Auzi hanya tertawa.

“Wah lu apaain tuh pedagang bakso nya?” tanya Selena.

“Tadi nitip sama siswa cowok yang antrian depan jadi deh cepet.” jawab Auzi.

Selena tersenyum senyum, “untung lo cantik Zi, gimana tadi sama siswa nya? cogan bukan?” Selena jadi tertarik.

Auzi mengangguk sebagai jawaban, “rata rata disini ganteng ganteng semua.” Selena mengangguk membenarkan.

Mereka berdua tidak melanjutkan percakapan karena perut mereka sudah keroncongan. Dari kejauhan terlihat ada seorang siswa yang mendekat kearah meja makan Selena dan Auzi.

“Sorry, gue boleh duduk disini gak? semua tempat duduk udah penuh.” ucap siswa itu meminta ijin terlebih dahulu.

Selena menatap wajah siswa itu, wah siswa itu tersenyum kepada Selena. ‘Tolong jantung gue gak kuat. disenyumin cogan cuy.’ batin Selena senang.

“Boleh kok.” jawab Selena membalas senyuman siswa itu. Selena harus mendekatkan diri kepada siswa ini.

Hening melanda, mereka sibuk dengan makanan mereka semua.  Terlihat laki laki itu terhenti sejenak makan makanannya, “by the way kalian ruang berapa dan milih jurusan apa?” tanya siswa itu kepada Selena dan Auzi.

“Kami berdua ruangan sepuluh dan milih jurusan miipa, kalau lo?”  jawab Auzi sambil meneruskan menyeruput kuah bakso.

Selena menyimak percakapan itu, lagi lagi siswa ini tersenyum kayaknya laki laki didepan selena ramah karena sering tersenyum. Tidak baik buat hati Selena jika terus melihat siswa ini tersenyum.

“Gue diruang tujuh dan milih jurusan yang sama dengan kalian.” jawab Siswa itu.

“Nama kalian?” tanya siswa ini.

“Gue Auzi Endrea Felissya. panggilannya Auzi salam kenal.” diakhir Auzi tersenyum kepada siswa ini.

‘Wah jangan sampai gue kalah sama Auzi.’ batin Selena.

“Kalau lo?” Siswa itu menunjuk wajah Selena.

Selena merasa hatinya berdebar, yang ditunjuk wajahnya yang kena malah hatinya. Kenapa lihat cowok cakep langsung baper sih.

“Vania Selena Hua Chloe.” Selena menjabat tangan siswa itu.

‘Aduh jangan baper selena. padahal yang kena tangan tapi kenapa hati jadi ikut ikutan.’ batin Selena menjerit jerit.

“Salam kenal gue Baruna Aditya Laksamana biasa dipanggil Baru.”

Meja makan kembali hening. Selena gak mungkin mengajak ngobrol Baru, nanti Auzi akan tahu kalau dirinya tertarik dengan Baru. Jangan sampai deh bisa diceng cengin nanti. Malu nanti Selena.

~~

Terima kasih sudah mampi.

Salam sayang dari author untuk kalian semua.

Jangan lupa kasih vote jika berkenan. Love You.

Terpopuler

Comments

Botol kecap

Botol kecap

next next semangat

2022-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!