“Saya Molena wakil ketua basket putri.” ucap teman dari Anin.
Reven menatap kearah sekitarnya, “bagaimana semuanya sudah kenal?” tanya Reven.
“Sudah kak.” jawab semua siswa anggota eskul basket.
“Baiklah kalau begitu kita langsung mulai saja latihannya.” Reven memerintah semuanya untuk bersiap siap.
Eskul basketpun dimulai. Siswa yang ikut eskul basket terlihat sangat menikmati pembelajaran yang dikasih oleh pelatih dan senior mereka. Dua jam lebih mereka berlatih akhirnya mereka semua dibubarkan dan eskul basket sudah selesai. Selena beristirahat dahulu dipinggiran lapangan.
“Huft ternyata lelah juga yah.” gumam Selena dengan penyesalan sudah memilih eskul basket.
Auzi juga ikut kepinggir lapangan, disusul Baru yang baru selesai berganti baju, “mau gue beliin minum?” tawar Baru kepada kedua sahabatnya.
“Boleh juga.” Selena menyetujui tawaran Baru.
“Gue pocari sweet yah satu.” Baru mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya untuk membeli minuman sesuai dengan request sahabatnya.
Viano yang sudah selesai menkordinasi semua siswa, segera berbalik. Netra Viano menemukan Selena yang sedang sibuk berbicara dengan Auzi. Viano tersenyum, Viano lantas melangkah mendekat kearah Selena.
Auzi tau bahwa Viano akan datang menemui Selena, “Len.” Auzi memanggil Selena.
Selena menatap Auzi. “Yes ada apa?”
“Lihat tuh, pangeran sekolah kayaknya mau nyamperin lo.” ucap Auzi.
Selena langsung mengikuti arah pandang Auzi, seketika Selena langsung membelalakan matanya melihat Viano sedang melangkah kearahnya.
“Mau apa lu!” Selena bersikap ketus.
Viano menggeleng tidak percaya, Selena selain cantik ternyata galak juga.
Viano menunjukan ponselnya kepada Selena.
“Ada apa? kok tiba tiba ngasih ponsel?” Selena kebingungan.
Selena menatap tajam kearah Viano. “Mau apa sih to the point dong. Gue gak ada urusan yah sama lo.” Viano dicerca oleh Selena.
“Lo punya Telegram gak?” tanya Viano kepada Selena.
Selena menggeleng sebagai jawaban.
Viano mengangguk anggukan kepalanya, “ouh yaudah kalau gitu.”
Tiba tiba Viano mengambil ahli ponselnya dan mendekatkan ponselnya ditelinganya.
“Halo bro, gue mau tanya, id line telegram milik adek lo, namanya apa?” terdengar suara Viano.
“Oke makasih bro.” setelah itu Viano kembali menjauhkan ponsel dari telinganya.
‘Tuh osis cool gak mungkinkan nelfon kak Bagas disiang bolong begini?’ prasangka Selena.
Viano menatap Selena. “Baru aja aku nelfon Bagas, kata dia lo punya telegram.” ucap Selena.
‘Mampus.’ gumam Selena.
Tak berselang lama Viano kembali fokus kepada ponselnya.
Viano tersenyum, dalam hati Selena ketakutan ada suatu yang disembunyikan Viano dari dirinya.
Viano memperlihatkan ponselnya kepada Selena. “Ini apa kalo bukan akun lo?” tanya Viano.
Selena memperhatikan layar ponsel Viano, dan benar itu adalah akun telegram milik Selena. Jadi Bagas benar benar memberitahu?.
“Kok bisa tahu sih?” kesal Selena.
“Singamonya yah, usernamenya?” Viano lagi lagi bertanya.
Selena mengangguk dengan kesal. Kenapa kakaknya dengan gampangnya memberikan username milik Selena kepada Viano.
Viano mengangguk anggukan kepala. “Coba lo cek notif tele.”
“Buat apa sih!” Selena masih kesal dengan Viano.
“Udah lu cek aja.” perintah Viano.
Auzi disana hanya menjadi penonton aja. ‘Tau gini mau ikut Baru aja kekantin.’ batin Auzi.
“Gini amat jadi jomblo.” gumam Auzi sambil menunduk agar matanya terhalang untuk melihat keuwuan dari orang disampingnya ini.
“Cek dong telenya.” sekali lagi Viano memberi perintah.
Daripada mendengar perintah dari Viano terus terusan, akhirnya Selena meraih ponselnya dan membuka tele. Ada notif dari Vnalex mengirim pesan.
Selena memperlihatkan ponselnya kepada Viano. “Vnalex ini akun punya lo?” Selena bertanya.
Viano mengangguk menanggapi pertanyaan dari Selena.
“Ouh.” hanya begini reaksi dari Selena.
Viano kembali disibukan dengan ponselnya. Selena yang melihat Baru datang membawa minuman pesanan, Selena melangkah mendekat kearah Baru. Baru memberikan minuman itu kepada Selena.
“Sesuai pesanan bukan?” Selena dan Auzi mengangguk.
Baru tersenyum, arah pandangnya hanya berfokus kepada Selena. Viano yang memperhatikan interaksi itu dari jauh, jadi iri. Kenapa Selena bisa dekat dengan pria lain?.
Terdengar suara notif dari telepon Selena. Selena segera mengecek takut jika itu pesan dari Bundanya atau papanya.
-Lo hari ini pulang sama gue- isi pesan dari Viano.
Selena membaca pesan dari Viano. Selena akan segera membalasnya.
-Gak-
Sepertinya Viano langsung membacanya, semoga saja kali ini Viano tidak memaksa Selena.
-Berani membangkang yah?-
-Oke, gue bakal telepon Bunda-
Selena kembali membaca pesan Viano. Lagi lagi Viano mengancam Selena dengan cara ini.
-Oke oke. Jangan ngancam gitu dong-
Viano tersenyum membaca balasan dari Selena.
-Oke. Gue tunggu lo diparkiran jangan lama lama.-
-Siap pak bos tukang perintah-
Selena melihat kearah kedua temannya. “Gue pulang dulu yah.” ucap Selena.
Auzi mengangguk. “Gue anter yah.” ucap Baru.
Selena menggeleng, “udah ada yang mau nganter gue. Bye semuanya.” Selena melangkah meninggalkan kedua temannya itu.
Baru memandangan kepergian Selena dengan perasaan kecewa, apa Baru kalah langkah terlebih dahulu karena Selena sepertinya sudah ada yang mendekati.
Auzi menepuk punggung Baru, “yang sabar yah. Mencintai orang dalam diam itu memang sakit. Gue pulang dulu yah.” Baru memandang punggung Auzi yang semakin menjauh, benar kata Auzi mencintai orang dalam diam adalah luka yang memang dibuat sendiri.
Kita tidak mampu mengungkapkan. Kalaupun mengungkapkan juga belum tentu orang yang kita sukai membalas perasaan kita. Yang mencintai dia juga bukan kamu saja. Kita hanya butuh waktu untuk mengungkapkan perasaan itu. Menyakitkan tapi bikin candu.
Selena melangkah keparkiran sekolah, disana sudah terparkir mobil BMW, mobilnya masih kelihatan seperti baru dibeli. Selena meraih ponselnya, ingin mengirim pesan kepada Viano.
-Lo dimana?-
-Lo lihat ada mobil bmw?-
-Ya-
Netra Selena memperhatikan sekeliling.
-Masuk aja kedalam mobil itu-
-Bmw itu beneran mobil lo? atau jangan jangan lo ngeprank gue yah biar gue dikira maling- Selena sudah negative thinking.
-Iya itu beneran mobil gue, tinggal masuk aja.-
Selena mengikuti perkataan dari Viano, Selena melangkah mendekat kearah mobil bmw itu. Kaca mobil itu terbuka, menampilkan muka tampan Viano yang berada didalam mobil.
“Masuk.” perintah dari Viano. Lagi lagi Selena tidak berdaya dan mengikuti perintah dari ketos dingin ini.
Selena masuk kedalam mobil itu, tanpa berkata apa apa Viano mulai melajukan mobilnya membela jalanan kota. Kehening tercipta, Viano dan Selena tidak mengobrol didalam mobil, mereka berdua saling diam dengan pikirannya masing masing yang entah berkelana sampai dimana.
Tiba tiba dashboard mobil menampilkan notifikasi panggilan dari telepon yang tersambung dengan dashboard itu. Seseorang menelepon Viano, Selena menoleh dan membaca sipenelepon itu. Ternyata yang menelepon Viano adalah Dania. Viano yang masih fokus menyetir, terganggu dengan notifikasi dan akhirnya menepikan mobilnya agar tidak bahaya. Viano mengangkat panggilan dari Dania.
“Kenapa?” Viano langsung bertanya. Viano tidak suka jika terlalu berbasa basi.
\~\~\~\~
Siapa yang setuju Reven sama Molina?
Kalian tim siapa nih?
Baru&Selena
Viano&Selena
Baru%Auzi
Agli&Selena
Agli%Auzi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments