Merindukan Purnama
"Secepatnya kamu harus mencari donor ginjal yang cocok untuk kedua anak kamu,” kata Dokter.
Kaina tertunduk lemas di depan meja dokter anak itu. Sudah satu tahun belakangan anak kembarnya menjalani berbagai pengobatan untuk bisa sembuh dari penyakit ginjal yang diderita. Namun, perjuangan mereka akhirnya sia-sia karena kini Dokter pun menyarankan agar melakukan transplantasi ginjal secepatnya mengingat kondisi mereka yang semakin menurun.
Ia sendiri dan keluarga sudah melakukan tes kecocokan ginjal dengan dua anaknya. Tetapi tak ada satupun dari mereka yang bisa memberikan karena tak ada yang cocok untuk menjadi pendonor.
“Apa pihak Rumah Sakit tak bisa membantu, Dok?” tanya Kaina.
“Kalau kamu mengharapkan donor ginjal dari Rumah sakit, artinya dua anak kamu akan masuk daftar antrian. Saya kan sudah jelaskan kalau daftar antrian pasien transplantasi ginjal di sini sudah banyak. Bahkan ada yang menunggu sampai mereka akhirnya meregang nyawa.” Dokter wanita berusia 40 tahun itu kembali mengingatkan Kaina.
Ibu dari anak kembar itu menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruang kerja dokter bernama Tina itu.
“Saya tahu permasalahan kamu. Tapi ini demi nyawa mereka maka kamu harus mencari siapa ayah kandungnya agar kita bisa melakukan transplantasi ginjal secepatnya,” tambah Dokter.
“Kalaupun seandainya saya bisa membawa ayah kandung mereka lalu siapa yang akan saya pilih untuk menerima donor ginjal dari ayahnya? Padahal keduanya sangat membutuhkan ginjal itu.” Kaina bertanya dengan raut wajah bingung.
“Untuk soal itu nanti kita pikirkan. Yang jelas sekarang kamu harus mencari ayah mereka dulu.”
Dengan kepala mengangguk, Kaina bangkit dari kursi dan keluar dari ruangan dokter tanpa permisi. Ia pun kembali menuju ruang inap sang anak. Sambil melangkahkan kaki pikirannya bercabang entah kemana.
...🌱🌱🌱🌱...
Kaina Ratnaduhita seorang anak gadis dari keluarga sederhana mulai mencari jati dirinya di kota besar. Ketika usaha supermarket yang dirintis oleh sang ayah meraih kesuksesan, kehidupan keluarga pun mulai berubah.
Singkat cerita, lingkungan pergaulan Kaina juga berubah. Dulu ia hanya seorang anak gadis yang apa adanya karena hidup terbatas oleh finansial. Kini ia menjelma bak putri raja yang bisa melakukan apa saja yang ia mau dan ia sukai. Bisa dibilang ia bak burung yang lepas dari sangkarnya, terbang kesana-kemari mengelilingi langit yang selama ini hanya bisa dipandang dari kejauhan.
Karena merasa diri sudah dewasa, Kaina memutuskan untuk tinggal sendiri dan jauh dari kedua orang tua. Tanpa ada batasan dan pengawasan, ia merasa bahwa hidupnya sangat lah menyenangkan. Ia bebas terbang kemana saja, hingga suatu ketika hidupnya yang terasa sempurna mulai tertimpa masalah.
“Laki-laki baji ngan! Jadi ini yang lo lakuin di belakang gue?” Kaina menghardik pacarnya yang tertangkap basah sedang berselingkuh dengan wanita lain.
“Kai, gue sama dia cuma-”
“Cuma apa? Cuma saling melampiaskan nafsu, gitu? An jing lo! Baru juga kemarin lo tidur sama gue dan sekarang lo tidur sama dia?” Ia menggeleng. Sang kekasih yang begitu dipercaya ternyata merupakan seorang penipu hati.
Candra pun langsung bersimpuh di depan Kaina. “Please, Kai, maafin gue. Kasih gue kesempatan sekali lagi, gue janji gak akan lakukan ini lagi. Gue gak mau kita putus, karena gue cinta banget sama lo.”
Dengan berkacak pinggang Kaina meludah ke lantai lalu berkata, “Dengar, ya, Candra! Gue bukan tipe wanita lemah yang mudah luluh hanya karena kata cinta. Lo lihat aja, gue bakalan balas apa yang sudah lo lakukan ini. Tunggu saja besok! Lo akan rasakan sakit hati yang gue rasakan sekarang.”
Kaki Kaina melangkah pergi dari kamar hotel tempatnya memergoki sang kekasih. Membawa hati yang terluka dengan emosi yang membara. Tujuannya hanya satu, yaitu sebuah klub tempat orang-orang menghibur diri dari rumitnya masalah kehidupan.
“Gue pesan minuman yang alkoholnya tinggi.” Kaina berkata pada bar tender yang merupakan sahabatnya.
“Kenapa lo?” tanya Mira.
“Candra selingkuh.”
“Terus?”
“Gue bakalan bales apa yang dilakukannya.”
Mira tersenyum lebar. Ia memang suka dengan sikap tangguh Kaina yang tak seperti cewek lain pada umumnya. “Kapan?”
“Kalau bisa malam ini juga.”
“Sama siapa?”
“Gak tau, sama siapa aja yang penting ganteng.”
Mata Mira mencari pria yang kira-kira sesuai dengan tipe sahabatnya itu. “Gimana kalau sama Hugo?”
“DJ itu?” Kania menunjuk ke arah seorang pria yang tengah memutar musik di atas panggung.
Mira mengangguk sambil menaikan alisnya.
“Oke, Gue tunggu di hotel dekat sini. Lo pastikan dia datang dan satu lagi besok paginya lo pastikan juga Candra melihat gue sama dia.”
“Sssipp yang penting ini.” Mira menggosok ibu jarinya dengan telunjuk.
Kaina langsung paham. “Nanti gue transfer.”
...🌿🌿🌿🌿...
Kaina kini sudah berada di dalam kamar dengan penampilan yang sangat luar biasa cantiknya. Siapa pun laki-laki yang melihat pastinya tak akan sanggup untuk menolak. Hanya berselang satu jam laki-laki yang dimaksud Mira tadi pun tiba. Kaina langsung membukakan pintu dan tanpa aba-aba atau kata-kata basa basi, Hugo melancarkan aksinya.
Semua terjadi sesuai dengan rencana. Kaina merasa puas saat Candra merasakan sakitnya dikhianati. Setelah hari itu hubungannya dengan Canda benar-benar sudah berakhir. Meski masih cinta, tapi Kaina memiliki gengsi yang sangat tinggi. Ia sangat pantang untuk memungut kembali sampah yang sudah dicampakkan meski itu sangat berharga.
Satu bulan berlalu, ketika sedang bekerja di kantor, Kaina tiba-tiba saja pingsan. Ia dilarikan ke klinik terdekat oleh rekan kerjanya. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan ia dinyatakan hamil.
Seketika wanita itu merasa tertembak oleh sebuah pistol dan pelurunya tepat mengenai jantung. Suara-suara mulai bermunculan dalam benaknya.
Kok bisa?
Beneran atau gak?
Apa yang harus dilakukan?
Anak siapa kira-kira?
Kabar burung itu dengan cepat menyebar di perkantoran tempatnya bekerja. Karena tak mempunyai suami akhirnya ia dipecat. Kaina menerima dengan lapang dada, bagaimanapun ia memang salah. Memilih pulang ketempat orang tua, ia pun menyadari semua kesalahannya dan mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Sang ayah awalnya sangat kecewa, tapi sebagai orang tua ia memang lalai. Tak bisa menjaga anak gadisnya, terlalu sibuk mengurus usaha dan mengabaikan tanggung jawab sebagai seorang ayah. Begitu pula dengan sang Ibu, yang selama ini sangat yakin kalau ia mendidik sang putri dengan benar ternyata masih banyak kesalahan.
Pilihannya hanya ada dua, Kaina menemui dua laki-laki yang tidur dengannya, lalu melakukan tes DNA untuk mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandung. Atau ia melahirkan tanpa suami dan membesarkan bayi itu sendirian. Meski sebenarnya ada pilihan ketiga untuk menggugurkan janin itu, Kaina tak mau menanggung dosa lebih besar lagi. Biarlah ia menanggung malu, anggap saja ini hukuman dari Tuhan atas dosa-dosanya selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ashely nurwati
aku mencari Author setelah Suntiang di F**** 🤗
2023-04-28
1
Ririn Endang S
Hay mbak Rije...thank's yaa
2022-11-27
1
Momy mochi
hi kak rije,aku mampir
2022-09-25
1