Episode 4

Sebelum masuk, keduanya tampak sama-sama berdiri di ambang pintu ruangan inap itu. Seakan sedang memikirkan bagaimana cara menjelaskan pada si kembar kalau kini mereka akan bertemu dengan sosok ayah yang selama ini selalu ditanyakan.

“Kamu belum siap?” tanya Candra.

“Aku hanya bingung cara mengatakannya pada mereka,” jawab Kaina. “Apalagi mereka akan memiliki dua Ayah.”

“Kalau memang seperti itu, aku siap menunggu sampai Hugo juga ada di sini. Akan lebih baik kamu memperkenalkan kami berdua dalam waktu yang sama. Biar anak-anak tak bingung nantinya.”

“Terimakasih atas pengertiannya.”

“Aku gak mau egois. Jika kamu perlu waktu untuk menjelaskan pada anak-anak, aku siap menunggu.”

Kaina tersenyum, ternyata Candra bisa memahami kerisauan hatinya.

“Kalau begitu aku pamit pulang.”

“Iya, sekali lagi terima kasih.”

Pria itu hanya mengangguk lalu segera pergi dari sana. Kaina pun masuk menatap kedua anaknya yang tengah bermain bersama sang Ibu di atas ranjang mereka.

“Bunda, dari mana sih?” tanya Kama.

“Bunda habis ketemu Dokter,” jawab Kaina.

“Bunda sudah makan?” tanya Kalila.

Benar juga, sejak dari tadi pagi ia belum mengisi perutnya dengan apa pun. Akibat masalah yang datang bertubi-tubi membuatnya lupa akan diri sendiri.

“Makan dulu, Adit sudah belikan makanan buat kita,” ujar Dina.

Kaina mengangguk lemah. Ia mengambil makanan yang ditunjuk sang Ibu lalu membawanya duduk di lantai keramik nan dilapisi karpet bulu. Sambil mengunyah nasi, pikirannya melayang pada sang anak. Otaknya berusaha merangkai kata yang pas untuk menjelaskan pada putra dan putrinya soal ayah mereka.

Di sela-sela suapan, terdengar helaan nafas panjang. Membuat Dina memperhatikan sang putri lalu di hampirinya Kaina saat sang cucu sudah tertidur pulas.

“Jujur, rasanya Ibu sangat malu setelah mendengarkan penjelasan Dokter tadi,” kata Dina. “Tapi dibalik itu semua kita sepatutnya bersyukur.”

Kening Kaina mengerut. “Maksud, Ibu?”

“Kedua anak kamu akan mendapatkan donor ginjal. Kita tak perlu memilih salah satu di antara mereka jika ayahnya hanya satu.”

Benar juga apa yang dikatakan sang ibu. Kenapa dia tidak kepikiran sampai sana. Langsung saja berprasangka buruk pada Tuhan. Menganggap ini masih hukuman yang diberikan, ternyata Tuhan malah memberikannya solusi atas kebingungan yang sempat melintas.

“Tapi apa, Ibu, yakin kalau nantinya ginjal mereka akan cocok dengan para ayahnya?”

“Kita berdoa saja, semoga ginjal mereka cocok dan ayah biologis anak-anak kamu mau mendonorkannya.”

“Aamiin.”

“Habiskan nasi kamu, jangan dipikirkan lagi. Tak ada yang perlu kamu khawatirkan. Tak perlu kamu merasa malu memiliki dua Ayah dari anak kembar. Yang terpenting sekarang adalah Kalila dan Kama bisa sembuh.”

“Iya, Buk. Terima kasih karena selalu ada di samping aku. Sekali lagi aku minta maaf karena terus-terusan membuat Ibu dan Ayah malu.”

Dina merapikan rambut sang anak yang tampak berantakan. “Justru kamu sudah membuat Ibu dan Ayah bangga karena mampu bertanggung jawab atas kesalahan itu.”

Kaina tersenyum, lalu ia pun segera menyantap habis makanan yang tadi rasanya sangat sulit untuk dimakan.

...🦛🦛🦛🦛...

Sepulang dari Rumah Sakit tadi, Candra tak langsung pulang ke rumah istrinya. Ia memilih untuk membantu Kaina dalam mencari Hugo. Semakin cepat ia mendapatkan alamat pria itu maka semakin cepat pula Kaina bertemu dengannya. Lalu tes DNA juga akan segera dilakukan. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan sang putri dalam waktu dekat. 

Berkat orang suruhannya, ia mendapatkan informasi kalau Hugo tengah berada di sebuah klub malam. Tanpa berlama-lama, Candra segera menancap gas mobilnya menuju alamat tersebut. Tiba di sana dentuman musik yang sangat keras langsung menyapa gendang telinganya. Meski hanya sekali bertemu dengan laki-laki itu, ia sangat hafal dengan wajahnya.

“Bisa bicara sebentar?” Candra berkata tepat di telinga Hugo.

Hugo yang tengah asik memutar alat DJ-nya hanya mengacungkan jempol.

“Saya tunggu di restoran seberang jalan.”

Kembali pria itu mengangkat ibu jarinya.

Setelahnya Canda keluar dari sana. Sekitar 30 menit menunggu, akhirnya Hugo pun tiba dan langsung duduk di hadapan.

“Sebelumnya apa kita pernah saling kenal?” tanya Hugo.

“Anda tidak mengingat saya?” tanya Candra.

Hugo menggelengkan kepala.

“Karena ini sudah malam, saya gak bisa lama-lama. Besok pagi bisa kita ketemu di restoran dekat Rumah Sakit X?”

Pria yang ada di depannya itu mengerutkan dahi seolah ia tak mengerti dengan maksud Candra untuk mengajaknya bertemu kembali.

“Ada seseorang yang harus Anda temui dan ada hal yang sangat penting untuk Anda ketahui.”

“Kenapa gak bicara sekarang aja?”

“Saya gak bisa menjelaskan. Lebih baik Anda bertemu dengan orangnya secara langsung. Ini nomor ponsel saya.” Candra memberikan kartu namanya. “Besok jika Anda sudah di sana, hubungi saya.”

Hogo hanya mengangguk dengan rasa penasaran yang mulai merasuki hati dan pikiran. Tanpa pamit Candra pun pergi dari sana karena ia tak mau nanti sang istri mulai mencari keberadaannya.

...🐷🐷🐷🐷...

 

Pagi sekali sebelum ke kantor, Candra menuju Rumah Sakit terlebih dahulu. Ia ingin menemui Kaina untuk membahas masalah Hugo nan sudah ia temukan. Tiba di parkiran ia pun melihat wanita itu yang sepertinya hendak pulang.

“Kai,” panggil Candra.

Kaina dan Adit pun menoleh.

“Mau pulang?”

“Iya. Ngapain kamu pagi-pagi sudah di sini?” tanya Kaina.

“Bisa bicara?”

Adit pun memilih jalan duluan menuju mobilnya.

“Semalam aku sudah menemukan Hugo,” kata Candra.

“Kok bisa?”

“Itu gak penting. Sekarang kamu bisa temui dia di restoran dekat sini. Dia sedang di jalan, mungkin sebentar lagi juga tiba.”

Kaina tampak berpikir.

“Apalagi yang kamu tunggu? Semakin cepat dia tau, akan semakin cepat juga kami bertemu dengan anak-anak.”

“Kamu sudah cerita ke dia soal anak-anak?” Kaina tampak tak suka.

Candra pun menggeleng. “Aku gak ngomong apa-apa sama dia. Hanya minta dia datang ke restoran, itu saja.

“Oh, aku pikir …. ”

“Aku tau batasannya, Kai.”

“Oke, kalau begitu aku akan kesana. Terima kasih karena sudah membantu.”

“Sama-sama. Oh, ya, ini nomor ponsel ku, kalau ada kabar yang perlu disampaikan kamu bisa hubungi ke sana.” Candra memberikan kartu namanya.  

Kaina menerimanya.

“Kalau begitu aku ke kantor. Semoga Hugo mau melakukan tes DNA.”

Wanita itu pun tersenyum sambil mengangguk

Terpopuler

Comments

ashely nurwati

ashely nurwati

Candra kok baik hati ya?

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Pengumuman
66 Pengumuman
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 Episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Episode 78
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87
90 Episode 88
91 Episode 89
92 Episode 90
93 Episode 91
94 Episode 92
95 Episode 93
96 Episode 94
97 Episode 95
98 Episode 96
99 Episode 97
100 Episode 98
101 Episode 99
102 Episode 100
103 Episode 101
104 Episode 102
105 Episode 103
106 Episode 104
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Pengumuman
66
Pengumuman
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
Episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Episode 78
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87
90
Episode 88
91
Episode 89
92
Episode 90
93
Episode 91
94
Episode 92
95
Episode 93
96
Episode 94
97
Episode 95
98
Episode 96
99
Episode 97
100
Episode 98
101
Episode 99
102
Episode 100
103
Episode 101
104
Episode 102
105
Episode 103
106
Episode 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!