Cinta Sejati Di Depan Mata
Dering ponsel yang tiba-tiba berhasil membuat Elina tersentak kaget. Dia buru-buru mengambil benda pipih yang sajak tadi ada di sampingnya. Saat melihat nama yang tertera di layar, dua sudut bibir Elina terangkat.
"Ya ampun, Yank. Kamu ke mana aja, sih?!" tungkas Elina penuh rasa khawatir. Bagaimana tidak, dua hari ini sang pujaan hati menghilang tanpa ada kabar.
"Aku khawatir tau gak, sih? Kamu, oke, 'kan? Masih marah sama aku?"
Belum selesai Elina mengekspresikan kekhawatirannya. David sudah menyela dengan kalimat yang tidak bisa dia sangka.
"El, kita putus aja!" ucap David singkat padat, namun langsung meruntuhkan setengah dunia Elina.
Beberapa detik Elina tak mengedipkan mata. Gadis dengan paras khas wanita jawa dan berambut panjang itu tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar. Kata-kata yang tidak pernah dia sangka selama ini akan terucap dari mulut sang kekasih. Matanya pun mulai berembun.
“Ta-tapi, kenapa?” Hanya itu yang mampu Elina katakan. Dia tidak mampu berpikir lagi. Pikirannya sudah kosong seketika.
“Aku lelah, El. Tetanggamu selalu saja mengganggu kita. Sepertinya dia gak rela kalau aku pacaran sama kamu,” jelas David.
Elina tidak menyangka bahwa alasan sang kekasih adalah cuma karena tetangganya. Padahal, wanita itu sudah berulang kali mengatakan kepada David agar tidak usah memperdulikan sang pembuat onar itu. Memang sejak dulu tetangganya begitu.
“Sayang, aku janji, tetanggaku itu gak akan ganggu kita lagi." Elina mencoba meyakinkan David lagi. "Jadi, kumohon, jangan putusin aku," pintanya. Tak terasa butiran bening mulai bergulir di pipi wanita itu.
“Maaf, ini sudah keputusanku yang terakhir. Selamat malam.” David memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Tubuh Elina semakin melemas. Genggaman tangannya pun melemah hingga ponsel terlepas, lalu jatuh bebas ke sisi bantal.
Derai air mata semakin deras mengalir, membasahi pipi kuning langsat dan bantal. Tak ada niatan bagi Elina untuk menghapusnya. Dia berharap air mata itu dapat membawa pergi luka di hatinya.
Namun, sakit hati itu masih ada, bahkan meski sudah seminggu berlalu. Sesekali ia masih mencoba menghubungi sang mantan, tetapi panggilannya tak terhubung. Walaupun, gadis itu sudah beberapa kali berganti nomor atau meminjam ponsel sahabatnya.
Efek dari putusnya hubungan percintaannya denga David, Elina tidak bersemangat lagi menjalani hidup. Pikirannya selalu tidak berada di tempat, melayang-layang tidak tahu ke mana. Makan pun dia enggan sehingga tubuhnya sakit beberapa hari.
"David, aku jadi seperti ini karena kamu. Apakah kamu gak kasihan sama aku?" Air mata kembali jatuh membasahi pipi Elina.
"David, aku gak bisa hidup tanpa kamu. Hanya beberapa hari saja berpisah denganmu, dunia ini terasa hampa."
Elina masih bermonolog di dalam kamar. Seberapa banyak air mata yang dia tumpahkan, nyatanya tidak dapat membawa luka itu pergi. Kekecewaannya kepada sang mantan kekasih tidak dapat dia hapus.
"Sa-sayank, apakah kamu tahu sekarang a-aku lagi sakit? Kenapa ka-kamu gak nengokin aku? Aku kangen banget sama kamu, Dav." Suara Elina tidak begitu jelas karena menangis sesenggukan.
Kini dada Elina mulai terasa sesak. Dia merasa dunia pun tidak mau memberikan oksigen kepadanya. Memang, semua seperti tidak ada yang memperdulikannya.
Dalam kelelahan karena tangis, Elina akhirnya terlelap. Dia berharap mentari pagi memberi harapan baru. Semua rasa sakit hati hilang bersama mimpi.
Namun, ketika pagi datang, ada hal yang tak dia sangka. Sang tetangga depan rumah datang dengan dandanan rapi. Orang itu ke rumah Elina bersama keluarganya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
khey
kasihan kamu elina..
2023-02-04
0
Ame_Rain
Bagus kak, semangat ya!!!
Mampir juga ya di ceritaku, judulnya "Anak Kembar CEO kaya" hehe
2023-01-06
1
Tinta Hitam
kaget dari apa thor..
dari lamunan rindunya?🤭
2022-12-17
2