Istri Kecil Di Keluarga Mafia
"Turut berdukacita yah, semoga ibumu diterima oleh-Nya. Sabar yah..." Kata seorang ibu yang merupakan teman dekat ibuku Gatari.
Air mataku berlinang tak ada hentinya, orang yang paling aku sayangi meninggalkanku secara tiba-tiba. Aku ngga terima, aku ingin mengulang waktu bersama ibu dengan kehidupan yang bahagia. Yang paling aku benci adalah ayahku, padahal hari ini adalah hari terakhir acara pemakaman nya ibu tapi dia tak kunjung pulang setelah meninggalkan kami berdua selama 15 tahun lamanya.
Tapi aku salut dengan kesetiaan nya ibu, meskipun udah di tinggalkan oleh ayah selama 15 tahun tapi ibu masih tetap mencintainya, ibu tidak berniat mencari lelaki lain untuk menggantikan posisi ayah di hatinya. Ibu bilang kalau ayah ngga pernah pulang selama ini karena sibuk bekerja, aku tidak tau pekerjaan apa sebenarnya yang ayahku tekuni sampai sampai ngga pernah menengok keluarganya selama 15 tahun.
Benci! Benci! Benci! aku sangat benci dengannya, kenapa aku harus dilahirkan menjadi anakmu? Aku terus mengutuknya dan ingin memasukkan nya ke neraka. Tapi aku tidak mengerti kenapa ibu sangat mencintai nya, bahkan selama ibu terbaring di rumah sakit selama berbulan-bulan tapi tak pernah sekalipun keliatan batang idungnya.
Kembali ke cerita...
3 hari sudah berlalu setelah ibuku di makamkan, sekarang aku tinggal sendirian di rumah yang besar ini. Nenek dan ibuku sudah duluan meninggalkanku, silih berganti keluarga keluarga tetangga yang datang menjenguk ku dan menyuruhku agar tinggal di rumah mereka dan mulai mengangkat aku sebagai anak mereka, tapi aku tidak mau.
Aku tau maksud mereka baik tapi aku tidak mau merepotkan mereka yang bahkan bukan siapa siapaku melainkan ayahku sendiri tidak perduli padaku sama sekali. Aku berfikir mungkin ini adalah takdir yang sudah di tentukan dan aku sudah di haruskan untuk hidup mandiri.
Di keesokan harinya, pagi lagi sekali 5 buah mobil Avanpa hitam berderet masuk ke halaman rumah. Kemudian mereka semua keluar dari dalam mobil dengan menggunakan setelan jas semua hitam, ada salah seorang yang paling mencolok dan berjalan paling depan.
Lelaki paruh baya memakai kacamata dengan banyak pengawal di belakangnya memayunginya. Bel rumah pun berbunyi, aku ketakutan dan tidak ingin membukakan pintu ke mereka. Aku menebak kalau mereka adalah gangster, padahal aku tidak punya hutang maupun perjanjian dengan seorang gangster yang menakutkan. Apakah itu ibu? Tidak, itu tidak mungkin! Ibu tidak pernah meminjam uang ke rentenir atau berhutang kepada seorang anggota gangster.
Yang paling mengejutkan adalah, orang orang yang berjas itu bisa masuk ke rumah. Dan seseorang berkata dengan memegang kunci rumah
"Ternyata kuncinya tidak pernah berubah, kau masih menunggu ku ternyata Gatari. Aku mencintaimu, maafkan aku karena tidak pernah datang menjengukmu karena aku sangat sibuk. Dan sekarang aku akan menepati janjiku dengan membawa putri kita untuk tinggal bersamaku, semoga kau tenang di alam sana" orang itu menangis sambil memeluk Poto ibu yang ada di ruang tamu, dia mengambil dupa dan berdoa di depan potonya ibu.
Aku terkejut setelah mendengar kata kata pria itu
"A-anak kita?! Siapa kamu? kenapa kau bisa masuk ke sini? A-a-aku punya hutang dengan kalian! aaa-aku tidak takut dengan kalian!" bentakku sambil terbata-bata karena ketakutan, kakiku lemas gemetar dan tak mampu untuk berjalan.
"Padahal kamu gemetaran seperti itu, Gloryku sayang... ayah paham kenapa kamu terlihat ketakutan saat melihat ayahmu yang selama 15 tahun ini tak pernah kamu lihat. ayah melakukan itu semua karena ayah punya alasan, pekerjaan ayah sangat berat. Maafkan ayah ya sayang" orang itu mendekat ke arahku sambil mengelus kepalaku, aku akhirnya tau dia adalah ayahku yang selama ini ibu rindukan. Aku menepis tangannya dan berteriak
"Maaf?!! Apaan anjir?! Kau! Kau tau? Ibuku menderita gara gara kamu! Dia sangat merindukanmu, tapi apa? Kau tidak pernah menunjukkan wajahmu selama ibu sakit! Aku... hiks aku tidak akan pernah memaafkanmu! Ngga akan! Huaaaaa Kamu tidak pantas menjadi seorang suami dan seorang ayah! lebih baik kau hidup di neraka saja! Aku membencimu!" Kata kataku yang selama ini aku tahan akhirnya aku keluarkan di hadapannya, aku menangis sekencang-kencangnya.
Tapi dia tidak marah, dia memelukku dengan erat dia juga menangis dan tak henti- hentinya meminta maaf.
"Maafkan ayah sayang, ayah tau kau pasti sangat membenciku dan ayah memakluminya. Kau boleh menyumpahi ayahmu ini sepuasnya tapi itupun tidak akan bisa merubah apapun dan aku tetaplah ayahmu. Jadi ikutlah dengan ayah ke kota dan tinggallah bersama ayah di sana. Kita memulai lembaran baru dan maafkan ayah ya" Kata kata itu begitu manis terdengar, dan aku mulai terbuai rayuannya. Aku akhirnya memutuskan untuk ikut dengannya dan tinggal bersama dengannya ke kota.
Rumahnya sangat besar dan banyak penjaga yang ada, benar benar seperti keluarga gangster. Tapi aku belum tau pekerjaan ayahku sebenarnya apa, dan aku takut menanyakannya.
Aku di rumah baru di perlakukan seperti tuan putri, hidup bagaikan di istana. Aku kira kebahagiaan seperti surga ini akan bertahan lama, tapi semakin hari ayahku semakin jarang pulang ke rumah dia masih sama seperti dulu dia sama sekali tidak berubah. Walaupun banyak orang orang yang menghibur ku tapi aku merasa sangat kesepian, lagi lagi orang yang aku anggap keluarga terdekatku.
Berhari-hari terus seperti itu, ayahku jarang pulang kalaupun pulang dia hanya sekejap mata. Hariku yang membosankan pun kembali lagi, aku ingin bertemu dengan ibu. Di sekolahpun aku tidak punya teman, karena ibuku sakit sakitan. Ahhh bahkan sekarang aku dilarang keluar rumah, kemana pun selalu dijaga dan di awasi. Kenapa hidupku begini? ingin mempunyai seorang teman, aku ingin bahagia.
Di kemudian harinya....
BRAK! BAG! BUG! CRACK!
Suara bising terdengar sangat gaduh di luar, aku buru buru keluar kamar dengan menggunakan piama. Di pagi hari yang sangat buruk, pemandangan yang menjijikkan. Cipratan darah ada di mana mana, lelaki tinggi tampan dengan tatapan dingin memukuli semua penjaga yang ada di rumah. Dia meneriakkan nama ayahku
"Kai! Kai Sharon Hirahara! dimana kamu! keluar kau keparat! Jangan bersembunyi dengan selalu meninggalkan rumah sepanjang hari! Aku tau kau takut kan?" Lelaki itu menoleh ke arahku, aku tertegun diam. Tak bisa berkata-kata, aku mencoba mendekatinya dengan maksud mengajaknya bicara baik-baik dan bilang kalau ayah emang tidak ada di rumah, tapi seseorang yang telah di pukuli berteriak kepadaku
"Jangan mendekat Nona! Dia monster Pedin!"
aku tidak ngerti maksud kata katanya, aku tetap berjalan melewati jalan yang di penuhi dengan darah menuju ke arahnya. Dengan memantapkan hati aku berbicara padanya
"Maaf Tuan, ayahku memang tidak sedang ada di rumah. Datanglah lain kali dengan sikap yang lebih sopan" aku memberanikan diri untuk buka mulut
"Wah wah siapa ini? Gadis kecil? apa kau simpanannya si Tua Bangka itu? tidak ku sangka ternyata dia pedo. Kau tak ada hak untuk mengatur mengatur ku! seharusnya kau hanya berada di atas kasur dengan melebarkan kakimu padanya! atau kau mau coba denganku?" Kata katanya ngelantur tidak karuan, aku jadi geram dan marah. Aku mau menamparnya tapi Tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang berteriak
"Hentikan! Tidak ada gunanya kau melakukan itu kepada anakku!" Ternyata yang datang adalah ayahku dengan menodongkan pistol ke kepala pria yang di depanku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Luka Ingin Mencintai
/Shy//Facepalm/
2024-07-07
0
Bilqies
hai kak aku mampir niih mampir juga ya di karyaku ☺️🙏
2024-06-01
1
Bilqies
jaga mulutmu tuan
2024-06-01
1