Teman Gadis Kecilku
21 tahun yang lalu.
Di sebuah panti asuhan.
Hadir sebuah keluarga yang tengah mengunjungi panti asuhan tersebut. Tamu yang tampak asing namun disambut dengan hangat oleh pengurus panti asuhan tersebut.
Entah apa yang dibicarakan oleh para orang dewasa tersebut, para anak-anak panti tetap pada keceriaan seperti biasanya, namun tetap ada rasa penasaran dipikiran anak-anak setiap kali tamu datang mengunjungi panti asuhan mereka.
"Mereka mau membawa kita ya?" Celetuk salah satu anak dengan penuh harap.
"Tidak mungkin, mereka kan sudah punya anak." Balas salah seorang anak melihat tamu tersebut yang juga membawa seorang anak kecil bersamanya.
"Emm.. mungkin saja kan mereka mau mengadopsi kita biar bisa jadi teman anaknya." Seru yang lainya seolah berharap.
"Jangan ngarep deh, mungkin saja mereka datang cuma mau ngasih sumbangan ke panti asuhan kita." Jawab lainya seolah mematahkan harapan sebagian besar anak-anak panti asuhan.
Jawaban itu membuat mereka membubarkan diri seolah sadar kalau harapan mereka keluar dari panti asuhan dan memiliki seorang keluarga telah sirna.
Anak yang tumbuh tanpa orang tua sejak kecil, bahkan tidak pernah tau keberadaan apalagi mengetahui wajah dari orang tuanya pasti memberikan harapan besar pada anak-anak agar memiliki seorang keluarga yang selama ini mereka impikan.
Mimpi mereka sebenarnya cukup sederhana, hidup bahagia dengan memiliki sebuah keluarga, sungguh memilukan setiap kali mendengar perkataan tersebut keluar dari mulut anak- anak panti.
...
Di salah satu lorong panti asuhan, terlihat seorang gadis kecil tengah bermain dengan ceria berasama kucing peliharaanya seorang diri, yang telah ia rawat sejak usia 3 tahun.
"Kamu sedang apa?" Tanya seorang anak laki-laki menghampiri gadis kecil itu yang tengah asik bermain dengan Albert, yang merupakan nama kucingnya.
Dengan muka cemong dan agak kotor karena bermain diatas tumpukan pasir, gadis kecil itu menoleh ke arah anak laki-laki yang menghampiri dirinya. Namun, gadis kecil itu tak menjawab pertanyaan dan sapaan dari anak laki-laki itu, hanya memberikan senyum cerianya ke arah anak laki-laki yang bernama Bian tersebut.
"Anak yang aneh." Gumamnya melihat tingkah lucu gadis tersebut bersama dengan kucingnya.
Namun entah mengapa Bian agak sedikit terhibur dengan tingkah polos gadis kecil itu.
"Kakak siapa?" Tanya gadis kecil itu yang kemudian berdiri dan tiba-tiba menghampiri Bian yang tengah bediri di sampingnya.
"Aku Bian, kalau kamu?" Balasnya kemudian.
"Oh kakak yang datang bersama dua tamu itu ya?" Jawab gadis kecil itu dengan menghiraukan pertanyaan Bian yang menanyakan namanya.
"Iya, kamu ngapain disini sendirian, kenapa tidak dengan yang lainya?" Tanya Bian.
"Hari ini Albert datang, jadi aku mau main sama dia."
"Dia tidak tinggal disini?"
"Tinggal kok, cuma kadang Albert suka berkeliaran kalau dia bosan." Seru gadis kecil itu dengan ceria.
...
Di saat, para anak-anak tengah bercanda dan bermain, ditempat yang berbeda, tepatnya di ruang tamu rumah kepala pengurus panti asuhan, terlihat ibu Maria yang tengah mengobrol dengan kedua orang tua Bian.
Wajar saja jika melihat ke akraban mereka yang alami, mengingat donatur terbesar panti asuhan yang di asuh oleh ibu Maria adalah dari keluarga Bian. Ini bukanlah kali pertama orang tua Bian datang ke panti asuhan tersebut. Meski tak sering datang, namun ibu Maria cukup akrab pada keduanya. Ibu Maria selaku kepala panti asuhan, begitu menghormati kehadiran mereka yang telah membantu panti asuhanya selama ini.
"Terimakasih sekali lagi pada keluarga Ferdinan sekeluarga yang sudah memberikan perhatian pada anak-anak panti asuhan kami selama ini. Saya titip salam pada tuan Brama." Ucap ibu Maria pada papa dan mama Bian.
"Saya juga senang jika bisa membantu, ayah saya juga pasti akan senang jika melihat anak-anak panti asuhan yang terlihat sehat-sehat semua." Balas pak Bastian sembari membalas jabatan tangan dari ibu kepala panti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
yentoll apriliya
Semangat
2022-06-27
1