"Kamu mau pindah?" Tanya Adnan kecil.
"Iya, cuma sebentar kok." Balas Bian Kecil.
"Kemana? kapan? berapa lama? kamu bakal kesini lagi kan?." Tanya Adnan Kecil secara beruntun menanyakan sahabat kecilnya yang akan pergi meninggalkanya.
Bian kecil menggelengkan kepalanya melihat pertanyaan bertubi dari sahabatnya.
"Tenang, aku cuma sebentar kok di sana." Ucap Bian menenangkan sahabat kecilnya.
Benar, hubungan antara Bian dan Adnan sudah terjalin sejak kecil mengingat rumah mereka yang berdekatan dan sekolah di sekolah yang sama. Hubungan keduanya tak pernah ada masalah, mereka berdua selalu menghabiskan waktu berdua bahkan hingga dewasa seperti sekarang.
Meski sosok Adel hadir di antara mereka tanpa dikira, mereka tetap berteman sampai sekarang, bahkan mereka bertiga lebih banyak menghabiskan waktu bersama setelah satu sama lain menjadi dekat.
Adel sudah seperti adik bagi mereka berdua, bertemu ketika acara keluarga secara tak terduga membuat ketiganya menjadi dekat. Meski awal yang terasa canggung bagi ketiganya, namun karena Adel yang friendly dan mudah berbaur membuat Bian maupun Adnan menjadi terbuka denganya.
Begitulah hingga sekarang mereka bisa dekat dan bersama hingga detik ini.
...
Tiga sahabat yang telah lama tak bertemu karena suatu urusan telah dipertemukan kembali, ketiganya tampak melepas kerinduan dengan saling berbagi cerita dan makanan.
"Anyway, aku yang masak makanan ini lho, yah meski bukan semua sih, ada yang di bantuin sama mama juga." Celetuk Adel tiba-tiba pada kedua sahabatnya yang tengah melahab makanan yang ia bawa.
"Aku tau, pasti yang ini kan yang kamu masak." Ungkap Bian menunjuk nasi goreng kecap di sampingnya.
Adnan mengangguk setuju dengan tebakan Bian, karena mereka berdua sudah tau kalau hanya itu yang bisa di masak oleh Adel.
Adel seolah kehabisan kata karena teman-temanya menebak dengan benar, dia menatap kesal kedua temanya yang sangat mengenal dirinya itu.
"Cih, gak asik banget sih, tapi emang bener sih itu yang aku masak." Kata Adel dengan nada agak tak terima.
Bian dan Adnan hanya tersenyum melihat tingkah Adel yang tengah merajuk. Baik Adnan dan Bian, keduanya sangat faham betul bagaiman masakan itu yang hanya bisa dilakukan oleh Adel, karena mereka punya pengalaman agak pahit dengan nasi goreng kecap buatan Adel.
Karena nasi goreng kecap itu membuat keduanya jadi tidak bisa makan nasi goreng lagi karena saking muaknya. Bagaimana tidak, ketika Adel baru belajar memasak keduanya lha yang menjadi orang yang mencoba masakanya. Dari rasa asin, hambar bahkan manis sudah mereka rasakan, sampai rasa yang bercampur antara asin, manis dan hambar. Lidah mereka berasa mati rasa sejenak karena makanan itu.
Sungguh kenangan yang tak terlupakan, bahkan hanya melihatnya pun sudah membuat keduanya mual apalagi sampai mencobanya. Meski rasa yang sekarang tak terlalu buruk, tapi kadang kala membuat mereka mual karena mengingat kenangan buruk itu.
"Bi, kamu bakal stay disini kan? tidak akan balik lagi ke kanada?" Tanya Adel pada Bian dengan memanggil nama kesayanganya.
"Sepertinya iya, ini aku lagi dapet tugas dari kakek buat ngurus hotel yang ada di jogja, makanya sekarang aku pulang.." Balas Bian.
Adel menghela nafas panjang seolah tak suka mendengar hal tersebut, mengingat mereka yang baru bertemu lagi setelah terpisah cukup lama.
"Kenapa? kamu masih kangen ya sama aku?" Goda Bian pada Adel yang nampak cemberut.
"Jelas lha, kita kan sudah lama gak ketemu." Kata Adel dengan tegas dan sedikit manyun.
Mendengar kata itu entah kenapa membuat Bian deg-degan, padahal dia yang mau menggoda malah dia sendiri yang merona. Ekspresinya tak lepas dari pandangan Adnan.
"Ehem.. jangan lupakan aku ya disini." Celetuk Adnan menyela diantara keduanya. Meski raut wajahnya tersenyum nyatanya ada rasa yang sukar di jelaskan, sudut hatinya agak sedikit nyeri.
"Aku ke Jogja cuma beberapa hari, kayanya gak akan selama di kanada deh? tapi gak tau juga sih? soalnya aku cuma disuruh datang kesana, mengecek lagi hotel baru itu." Jelas Bian.
"Emm.. belum pasti gitu," Rengek Adel tak suka, "Kakek kamu jahat banget sih, baru datang sudah disuruh pergi lagi." Kesal Adel.
"Yah.. begitulah kakek dan papaku." Kata Bian tak bisa berbuat banyak.
"Keluarganya kan workaholic, kaya baru kenal mereka aja." Timpal Adnan.
"Yaudah lha kita kan emang sibuk setelah dewasa begini, kita nikmati aja momen ini sekarang, cheers..." Kata Adel kemudian dengan menyodorkan wine ditanganya meminta keduanya bersulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments