Disebuah rumah yang sederhana dan hangat, terdapat satu keluarga yang hidup bahagia bersama anaknya. Sang ayah yang tengah membacakkan dongeng dari sebuah buku untuk anaknya sambil menghangatkan diri didekat perapian. Sementara sang ibu menyiapkan teh sambil mendengarkan percakapan ayah dan anak tersebut.
“...ini adalah kisah dimana sang pemuda menjadi seorang pahlawan. Dengarkan anakku, suatu hari dimana pemuda tersebut pergi berpetualang... tapi dia tidak sendirian, dia bersama dengan seorang teman. Tak terasa mereka telah melakukan banyak hal, senang maupun susah mereka selalu bersama... mereka mengalahkan sang raja iblis dan menjadi pahlawan yang dikenang banyak orang.” sang ayah berhenti bercerita sambil melihat ekspresi anaknya.
“Waaahhh... aku juga ingin menjadi seorang pahlawan, dan bersama temanku, kami nanti tidak akan pernah terkalahkan.” Ucap sang anak dengan semangatnya.
Kedua orang tua itu tertawa kecil mendengar impian sang anak, sang ayah pun mengusap pelan rambut hitam anaknya dan berkata. “Iya, kamu pasti bisa...”
Tidak ayah, aku tidak bisa... aku tidak bisa menjadi seorang pahlawan, teman-temanku mengkhianatiku. Mereka mengkhianatiku tanpa sebab, dan meninggalkanku... aahhh, apa mimpiku hanya bualan belaka. Lagipula, apa dari awal mereka menganggapku sebagai teman... kurasa tidak.
Tes
Tetesan air menjatuhi kepala sang pemuda yang sedari diam didalam gua. Tak terasa hawa dingin kian menusuk tubuhnya, kejadian dimana hampir merenggut nyawanya, tapi untungnya ia masih selamat dan hidup sampai sekarang. Dengan sisa kekuatannya ia menyelimuti tubuhnya dengan energi sihir miliknya. Matanya menatap kosong kebawah, seolah ini adalah akhir baginya.
“Grooooaaaarrrr...”
Sebuah auman monster membuat Yugi tersadar dari keterpurukkannya. Dengan perlahan ia mulai berdiri dan melangkah kedepan. “Tidak peduli apapun yang terjadi, setidaknya aku sekarang harus menyelamatkan diri dulu.” Gumamnya.
Tap tap tap
Langkah demi langkah Yugi terus berjalan, dengan sisa tenaga yang ada, ia terus berusaha membuat dinding es untuk memperlambat monster serigala yang sedari tadi mengejarnya.
‘Kemana... kemana aku harus pergi.’ Hatinya terus berteriak takut, ini pertama kalinya ia dikejar monster yang levelnya terlalu jauh darinya. ‘Ayah... ibu...’
[Kemarilah nak...]
Sebuah suara membuat yugi tersentak, suara itu persis seperti ayahnya. Dengan keyakinan diri ia terus berjuang untuk bertahan hidup. Mengikuti firasat dari hatinya, ia merasa ayahnya tengah menuntunnya kesuatu tempat. “Ayah...” gumamnya.
Yugi mengingat akan perkataan ayahnya dulu... “dengar anakku, dalam situasi apapun terus lah berjuang, jangan pernah berpikir untuk menyerah. Jika hati dan pikiranmu kuat, maka kamu akan menjadi sangat kuat anakku... percayalah pada ayah. JANGAN PERNAH MENYERAH...”
“Aku tidak akan menyerah... ayah.” Ucap Yugi lantang. Tanpa disadari oleh Yugi, ada sebuah penghalang tipis didepannya. Tapi dengan mudahnya ia melewati penghalang tersebut dan masuk kedalam.
“Groooaaarrr...”
Sementara monster serigala terus berlari mengejar Yugi, tapi dengan nasib yang kurang beruntung, monster tersebut menabrak penghalang dan terpental oleh gelombang yang dipancarkan oleh penghalang berbasis sihir tersebut. Akhirnya monster itupun pergi meninggalkan Yugi yang berada didalam penghalang.
“Apa ini... barrier.” Yugi menyentuh sebuah penghalang tipis berwarna biru muda didepannya. Iya merasakan kehangatan dari penghalang sihir tersebut. “Ini aneh, kenapa aku bisa lewat sedangkan monster serigala itu tidak bisa.”
“Ternyata ada seseorang yang berani masuk kedalam wilayahku.”
“S-siapa disana?” Suara berat tersebut mengagetkan Yugi dan secara reflek dia sudah mengacungkan pedangnya kedepan. “Jangan bersembunyi, keluarlah. Aku tidak takut padamu.” Dengan beraninya Yugi berteriak kearah asal suara tersebut. Tapi secara tiba-tiba suara itu hilang, hal tersebut tidak membuat kesiagaan Yugi mengendor. Dengan perlahan Yugi berjalan kesebuah cahaya terang didepannya. Semakin lama cahaya tersebut semakin terang dan membuat mata Yugi silau. Dengan tangan kirinya ia menutupi wajahnya untuk menghindari cahaya tersebut. Setelah masuk lebih dalam, terlihat sebuah ruangan yang begitu luas dengan es runcing biru muda diatap yang begitu tinggi.
Dengan terkagumnya, Yugi melihat sebuah pedang yang bersinar seperti sebuah kristal. Dengan gagang pedang berwarna biru cerah, berlambang bunga mawar putih dan seekor naga yang melingkar dengan kedua sayapnya. Yugi melihat pedang itu dengan teliti, terdapat sebuah balok es yang mengurung bilahnya sangat dalam.
“Kenapa ada pedang didalam sini?” tanya Yugi, yang entah bertanya pada siapa. Untuk sesaat Yugi menatap lekat pedang itu. Didalam hatinya ia ingin mengambil pedang yang terkurung es tersebut. “Pedang yang indah...” gumamnya yang bergema di dalam gua itu.
“Apa kau akan terus menatapku seperti itu...”
“S-siapa?” Yugi kembali siaga dengan pedang ditangan kanannya. ‘Aku tidak melihat siapapun disini...’
“Aku ada didepanmu...”
‘Depan? Aku tidak melihat siapapun, yang ada hanya pedang itu. Apa mungkin...’ Yugi mengira kalau pedang yang disegel itu bisa berbicara. “Tidak mungkin...” Yugi menyarungkan kembali pedangnya dengan santai seolah tidak ada bahaya sedikitpun.
“Apa nya yang tidak mungkin...” pedang itu bersinar dengan cahaya putihnya menerangi gua.
Yugi terjungkal kebelakang sambil menunjuk kearah pedang. “Pedang... pedang itu bisa bicara.” Teriak yugi dengan nada takut.
“Memangnya aneh kalau aku bisa bicara hah...”
“Aku pikir begitu...” ucap Yugi asal sambil berdiri dari terjungkalnya.
“Hmph... manusia zaman sekarang memang tidak tau legenda rupanya. Hei anak muda, apa kau tau aku siapa?”
“Apa... apa kau salah satu dari artifak senjata legendaris dimasa lalu?” tanya Yugi tanpa mengalihkan matanya dari pedang tersebut.
“Kau cukup pintar untuk ukuran bocah sepertimu.”
“Entah kenapa perkataannya membuatku kesal.” Gumam Yugi.
“Apa kau hanya akan diam disana atau mau mencabutku?”
“Eh... emang boleh?”
“Pertanyaan konyol macam apa itu.”
“Y-yah, aku pikir ada larangan saat mencabutmu...”
“Kau sangat polos bocah.”
“Maaf saja kalau aku bocah yang polos.”
“Maa... tidak usah marah begitu. Sebelum kau mencabutku akan kuceritakan sebuah kisah padamu.”
“Kisah...”
“Dulu sekali... sekitar seribu tahun yang lalu, ada seorang pemuda yang mewarisi sebuah pedang yang amat kuat. Pedang itu diberi nama... Eternal Snow.”
“Bukankah itu pedang legendaris yang dimiliki oleh seorang pahlawan masa lalu, dan kejadiannya seribu tahun yang lalu. Jangan-jangan kau ini...”
“Benar, pedang itu adalah aku... Eternal Snow.”
“Tidak mungkin, yang aku dengar kalau pedang itu tersegel oleh pahlawan dan sampai sekarang tidak ada yang tau keberadaannya.”
“Dan sekarang ada yang menemukanku... akhirnya setelah sekian lama aku menunggu pemilik yang baru. Kau datang pada waktu yang tepat.”
“Apa maksudmu?”
“Dasar otak udang...”
‘Dari sekian banyak ejekan, entah kenapa perkataan itu yang paling membuatku kesal.’ Batin Yugi yang marah kepada pedang yang seenak udelnya mengejeknya tanpa memikirkan perasaannya.
“Maksudku adalah kau merupakan pemilikku selanjutnya, dengan kata lain kau adalah majikanku yang baru. Paham...?”
“Apa... aku, yang benar saja. Apa kau tidak salah orang, aku ini lemah tau. Tidak mungkin aku bisa menjadi majikanmu.”
“Kalau soal itu aku juga tau, kau tidak hanya lemah tapi juga bodoh.”
“Sudah cukup kau membuatku kesal, lebih baik aku pergi saja.” Yugi berbalik menjauh dari pedang itu dengan emosi yang meluap-luap.
“Eh dasar bodoh... kau tau diluar sana banyak monster kuat. Tadi saja kau dikejar-kejar sampai kesini. Dengan kemampuanmu sekarang, untuk keluar dari sini hidup-hidup itu mustahil.”
“Aku benci mengakuinya, tapi perkataanmu masuk akal. Dengan kekuatanku sekarang, melawan monster-monster itu akan sangat sulit.” Balas Yugi yang menghentikan langkah kakinya untuk pergi.
“Bagaimana, apa kau menerima tawaranku, jika kau menjadi majikanku, maka semua kekuatan yang ku punya akan menjadi milikmu. Tapi...”
“Aku terima tawaranmu.” Yugi melompat kearah pedang dan mencabutnya sekuat tenaga. “Sial... susah sekali.”
Bang
Brak
Yugi terpental oleh sebuah gelombang kuat yang berasal dari pedang tersebut dan menghantam dinding es. “Sakit... apa-apaan itu.” Teriak Yugi kesal dan meringis kesakitan karena tiba-tiba mendapat gelombang kejutan yang sangat kuat.
“Baru saja ingin kukatakan, kau terlalu terburu-buru. Kau harusnya berpikir sebelum bertindak, emang mudah untuk mencabutku... hah.”
“Kenapa tidak bilang dari tadi?” Kesal.
“Kaunya saja yang terlalu terburu-buru...”
“Jadi, apa yang harus aku lakukan?” Yugi berdiri dari terjatuhnya dan kembali mendekat kearah pedang.
“Emmhh... bagaimana ya?”
“Entah kenapa aku merasa bodoh disini...”
“Sebenarnya kekuatanmu yang sekarang sedikit mustahil untuk mencabutku. Keberhasilannya Cuma 10% saja.”
“Terus, apa yang harus aku lakukan?”
“Hanya satu cara, naikkan levelmu.”
“Aku rasa itu memerlukan waktu yang lama.”
“Itu kalau kau berlatih dengan cara yang biasa...”
“Maksudmu?”
Pedang eternal snow tidak lagi merespon Yugi, tapi pedang itu semakin lama semakin bersinar terang. Sinarnya menyilaukan sampai memenuhi ruangan yang penuh akan es tersebut.
Kerajaan Aries Guild Fairy Storm
“...” seorang gadis berparas cantik tengah melamun ditengah pekerjaannya. Gadis sebelahnya yang menjadi rekan sekaligus temannya hanya bisa memakluminya, kehilangan orang yang dicintai memang sangat menyakitkan.
Karena tidak tahan melihat keadaan temannya ini, dia menegurnya dengan pelan. “Sara...”
“...”
“Sara...”
“...”
Sara tidak menyahut sama sekali, karena kesal tidak digubris sama sekali oleh sara. Rekan kerjanya ini menggoyangkan tubuh sara dengan kuat. “SARAAA...”
“Eh iya...”
“Akhirnya kau sadar juga, aku sudah memanggilmu berkali-kali tau...” ucapnya kesal.
“M-maafkan aku Sina.” Sara menundukkan kepalanya pertanda menyesal.
“Apa kau baik-baik saja, ini sudah seminggu sejak insiden itu...” Sina tidak bisa menyebutkan insiden yang dimaksud, karena itu akan menyakiti hati Sara yang sudah ia anggap seperti sahabat.
“Tidak, aku baik-baik saja... yosh mari kita bekerja lebih giat lagi.” Ucap Sara dengan semangat agar Sina tidak mengkhawatirkannya.
Insiden yang merenggut nyawa seorang petualang pemula di gunung salju abadi daerah utara membuat hati Sara sakit tak tertahankan. Sudah seminggu sejak kejadian itu Sara tidak pernah bekerja lagi. Dan sekarang Sara baru mulai bekerja setelah pikirannya merasa lebih baik dari sebelumnya.
“Yo Sara, akhirnya kamu kembali bekerja... kamu tau betapa sakitnya hatiku saat aku tau kamu terus saja mengurung diri dikamar. Rasanya aku sangat merindukanmu, oh Saraaa...” laki-laki yang merayu sara adalah Urgo. Dia merupakan pemimpin party saat insiden seminggu yang lalu.
“Ada urusan apa...” nada suara Sara semakin kosong dan matanya hampa seakan tidak ada kehidupan saat Urgo menghampirinya.
“Sara, aku mencintaimu, maukah kau menjadi pacarku.” Ucap Urgo sambil menyodorkan sebuah bunga mawar yang indah.
“Ayolah Sara terima perasaan bos kami.” Ucap Sou yang berada dibelakang Urgo bersama dengan Ken.
“Maafkan aku, jika tidak ada yang lain kau bisa pergi.” Ucap Sara datar.
“Baiklah aku pergi sekarang, tapi setidaknya terimalah bungaku ini.”
Sara pergi dari meja administrasi dan berjalan kebelakang meninggalkan Urgo yang bertampang konyol didepan banyak orang.
“Cih gagal lagi...” decih Urgo yang gagal kembali mendapatkan hati Sara.
“Sudahlah bos, mungkin terlalu cepat...”
“Benar, kau harus memberinya waktu...”
‘Perkataan Sou dan Ken ada benarnya, aku tidak perlu terburu-buru... lagi pula penghalang cintaku sudah tidak ada. Sekarang aku bisa mendekati Sara sedikit demi sedikit. Aku harus lebih sabar lagi.’ Pikir Urgo. “Sou, Ken, ayo kita pergi.”
“Siap bos...”
Sementara disebuah dimensi buatan yang terlihat hanya hamparan rumput yang bergoyang dengan satu pohon besar. Dibawah pohon besar itu terdapat seorang pemuda berambut hitam tengah berlatih melawan banyak monster buatan didemansi tersebut.
“Horraaa...” mengayunkan pedangnya kedepan dan menebas satu monster berkaki empat seperti kambing. Satu monster melompat seperti kelinci berwarna putih dengan mata merah siap menerjang kearah sang pemuda. Tapi dengan lihainya dia mengayunkan pedang dan menusuk dada monster kelinci itu.
“Kau semakin kuat saja...” ucap seorang perempuan berambut panjang putih seputih salju, dengan paras cantik dan mata biru muda yang memukau, setiap pria yang menatapnya pasti akan tergila-gila dibuatnya. Tingginya hanya sampai bagian dada pemuda didepannya, jika dilihat mereka seperti adik kakak.
“Setelah berlatih disini selama satu tahun, entah kenapa level ku seperti meningkat 2 kali lebih cepat dibanding didunia nyata.” Ucap sang pemuda sambil menggenggam kedua tangannya dengan senang.
“Tentu saja, kau pikir siapa yang membuat dunia buatan ini. Berlatih satu minggu disini sama dengan satu tahun, itu berarti kamu hanya berlatih selama seminggu didunia nyata, tapi kalau didimensi buatanku itu serasa satu tahun, bagaimana. Ayo puji aku, jangan malu-malu...” Ucap perempuan itu dengan nada sombongnya.
“Iya ya yang mulia naga perkasa YUI.” Dengan nada datarnya pemuda itu menekan nama Yui diakhir kalimatnya.
“Entah kenapa aku merasa itu bukan sebuah pujian... dasar Yugi hmph...” Yui ngambek karena ejekkan Yugi yang menyebalkan baginya.
“Mungkin sudah saatnya aku keluar dari dimensi buatan ini. Tapi aku masih merasa tidak percaya, kau bisa membuat dunia buatan semudah ini. Sungguh diluar akal sehat...” ucap Yugi dengan takjub akan kekuatan dari sang naga perkasa sekaligus pedang legendaris Eternal Snow.
“Semua didunia ini memang diluar akal... hal seperti ini biasa bagiku. Semua orang juga bisa membuat dimensi buatan sendiri, tapi hanya sang jenius dan mempunyai kekuatan luar biasa saja yang bisa membuatnya.” Ucap Yui panjang lebar.
“Kau berbicara seolah kau pintar saja...” ejek Yugi.
“Jangan mengejekku...” Yui kesal pada Yugi yang terus saja mengejeknya seperti itu.
‘Yang membuatku semakin tidak percaya adalah sifat sang naga legendaris yang mendiami pedang Eternal Snow. Tidak kusangka berbanding terbalik dari legenda yang aku baca...’ batin Yugi yang merasa kecewa akan kenyataan yang dilihatnya.
“Kau kenapa Yugi...?” tanya Yui penasaran.
“Tidak, bukan apa-apa... ayo kita kembali.” Ucap Yugi yang kembali pada kenyataan didepannya.
“Em...” Yui mengangguk dan membuat sebuah portal keluar dari dimensi buatan.
Didunia nyata malam hari, disebuah gua bagian dalam terdapat portal yang sangat misterius yang mengeluarkan seorang pemuda dan pemudi yang terlihat tampan dan cantik. Tidak lama portal menghilang, seorang pemuda yang bernama Yugi melangkah kedepan dan berhadapan dengan sebuah pedang legendaris Eternal Snow.
“Dengan kekuatanmu sekarang pasti bisa, berjuanglah...” ucap Yui menyemangati.
“Levelku sudah naik sekitar 30... seharusnya aku sudah bisa menarik pedang ini. Karena, akulah sang pemilik selanjutnya...” Yugi menggenggam gagang pedangnya dan menariknya sekuat tenaga, gelombang kejut yang mementalkan Yugi sebelumnya kembali ia rasakan. Tapi hal itu tidak membuatnya gentar, karena ia yakin bisa mencabutnya. “Dengarkan majikan barumu, jadilah milikku... ETERNAL SNOW...” Dengan sekali tarikan kuat kedua tangan Yugi berdarah, dan darah tersebut mengalir ke gagang pedang kemudian diserap olehnya, pedang itu terlepas dari segelnya dan bercahaya terang yang sangat menyilaukan. Yugi mengacungkan pedang tersebut keatas seolah mengklaim kepemilikan pedang Eternal Snow. “Aku berhasil...”
“Selamat tuanku, kau sekarang adalah majikanku...” ucap Yui dengan senangnya.
“Huuuaaaaaaa...” teriak yugi sambil mengayunkan pedang itu dengan kuat.
Duuuuaaaaarrr
Sebuah gelombang bertekanan kuat menghantam dinding es dan membuatnya hancur, bagian atas gua tersebut runtuh dan menindih yugi. Tapi dia tidak bergerak seincipun dari sana.
Duar
Gua itu hancur menimpa Yugi, tapi tiba-tiba sebuah cahaya putih kebiruan bersinar melewati awan, bersamaan dengan itu puing-puing yang menimpanya hancur berantakan. Tidak lama kemudian muncullah Yugi yang penampilannya sudah berubah drastis. Rambutnya berwarna putih salju, mata biru langit dengan tubuh yang atletis yang tidak terlalu berotot. Kalau dilihat dari manapun ia akan terkenal dikalangan perempuan.
“Kau terlalu berlebihan tuan...” Yui keluar dari reruntuhan tanpa tergores sedikit pun. Pakaian ala tuan putri dengan corak salju yang begitu menawan dipakai olehnya. Dengan riangnya ia mendekati Yugi dengan senyuman seolah mengatakan selamat.
“Aku tidak menyangka kekuatanku bisa meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.” Ucap Yugi tidak percaya, ia berpikir seolah baru kemarin ia latihan dan mendapatkan kekuatan sedahsyat ini.
“Bagaimana, hebatkan... selamat ya tuanku.” Ucap Yui dengan senyuman manisnya.
“Terima kasih Yui... berkat dirimu aku bisa seperti ini. Aku tidak tau harus berkata apa lagi selain ucapan terima kasih...”
“Kau terlalu berlebihan tuan...”
“Oh ya, kenapa kau terus saja memanggilku tuan?” Tanya Yugi, dirinya agak risih juga dengan panggilan tuan itu.
“Itu sudah kewajibanku, siapapun yang memiliki pedang Eternal Snow akan menjadi tuanku. Karena itu sudah turun temurun dari generasi ke generasi. Pemilikku sebelumnya seperti itu...” jelas Yui.
“Kalau begitu, karena aku pemilik barumu, aku memerintahkanmu untuk memanggil namaku saja. Tidak ada bantahan...” tegas Yugi dengan senyuman cerah ia layangkan ke arah Yui.
“Eh... mmm...” Yui tersenyum mendengar perkataan Yugi yang sangat tegas. Berbeda dengan pemilik sebelumnya yang selalu saja sombong dan membanggakan kekuatan yang telah ia berikan. ‘Kau benar tuan, pemilikku yang baru ini sangatlah berbeda... mungkin kalau dia pasti bisa melakukannya.’ Batin Yui yang mengingat pemilik sebelumnya.
[Dengar Yui, akan ada seseorang yang akan memberimu sebuah kebebasan, dan itu pasti, suatu saat nanti kau akan berhenti memanggil tuan.. tapi kau akan memanggilnya dengan namanya. Dan pada saat itu tiba, maka dialah yang akan memberimu kebebasan.]
Mengingat kembali tuan terakhirnya ia merasa nostalgia, Yui menatap Yugi dengan senyuman harapan. Dia berjanji pada dirinya sendiri kalau apapun yang terjadi ia akan melindungi Yugi.
‘Kau benar tuan... aku menemukan seseorang yang akan memberikanku kebebasan.’ Batin Yui sambil menatap kearah Yugi dengan tatapan lembut penuh kasih sayang.
Dan dari situlah awal dari sebuah petualangan yang akan aku jalani... sebagai pemilik baru pedang dewa naga, seperti apa petualanganku nantinya... aku sudah menantikan hal itu...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Anonymous
mantap thorrr lanjutttt
2022-09-29
0
DNK • SLOTH SINN
next
2021-12-30
0
DNK • SLOTH SINN
next.
2021-12-30
0