TUAN PUTRI DARI KERAJAAN UTARA

Di tengah hamparan salju yang begitu luas, seorang pemuda bersurai putih tengah berjalan menuju ke sebuah kota bagian utara. Dengan berbekalkan tekad yang kuat, sungguh keajaiban kalau pemuda ini masih bisa bertahan ditengahnya dingin yang menusuk kulit sampai tulang.

“Aaaahhhh dinginnnn...” keluh pemuda tersebut yang tidak lain adalah Yugi.

[“Jangan terlalu banyak mengeluh...”] ucap sebuah suara dalam pikiran Yugi.

“Kau sih enak, bisa keluar masuk dari pedang... sementara aku diluar kedinginan.” Kesal Yugi pada seorang perempuan yang berbicara lewat telepati. Yup, gadis itu adalah Yui yang berubah kembali menjadi roh dan masuk kedalam pedang.

[“Mau bagaimana lagi, aku kan tersegel kedalam pedang, kalau saja aku bisa bebas keluar, aku akan menemanimu.”] ucap Yui dengan nada mengejek.

“Apa-apaan nada seolah mengejek itu... lihat saja, saat aku menjadi seorang dewa, aku akan membebaskanmu dari segel itu. Kemudian kau akan merasakan betapa dinginnya daerah utara ini.” Balas Yugi masih dengan nada kesal.

[“Ah...”] Yui yang mendengar perkataan Yugi soal membebaskannya dari segel, entah kenapa hatinya merasa senang dan berdebar kencang. Hawa panas bisa Yui rasakan lewat pipinya yang memerah didalam pedang Eternal Snow, untung saja Yugi tidak bisa melihatnya dalam keadaan sebagaimana perempuan pada umumnya.

“Hei dewa es... kenapa kau diam saja?” tanya Yugi yang merasa heran karena tidak mendapat balasan dari Yui.

[“T-tidak ada, lebih baik kau diam saja dan teruskan perjalanan.”] ucap Yui dengan nada ketus yang terkesan imut didengar.

“Aneh sekali...” gumam Yugi, dia tambah heran karena yang didapatnya adalah balasan ketus yang terkesan kalau dirinya yang salah.

Yugi terus berjalan lurus kedepan, walau hawa dingin terus menusuk kulitnya, hal itu tidak membuatnya gentar. Menurutnya hawa dingin ini masih kurang dibanding milik Yui. Tapi tetap saja tidak mungkin ada manusia yang nekat melewati padang salju yang begitu dingin ini, apa lagi tidak membawa perbekalan apapun, modal yang ada hanya pakaian petualangnya yang tipis dan sudah sobek sana sini akibat latihan neraka yang diberikan oleh Yui. Pedangnya yang lama tersarung dipinggang kirinya. Untuk Eternal Snow, Yugi menyimpannya kedalam portal dimensi buatan milik Yui, untuk sementara seperti itu dikarenakan pedang dewa itu tidak memiliki sarungnya. Jadi akan berbahaya jika diketahui oleh musuh kalau itu merupakan pedang legendaris dimasa lalu. Yugi bisa membayangkan bagaimana rasanya nanti jika saja ada orang yang lebih kuat darinya menginginkan pedang Eternal Snow. Bisa bahaya, oleh karena itu pedang tersebut disimpan dalam dimensi buatan. Bukan karena hal itu saja, pedang Eternal Snow bisa memancarkan aura yang sangat kuat, sehingga mengundang banyak monster, seperti gula yang dikerumuni semut. Benar-benar, Yugi mulai berpikir ini pedang dewa atau pedang kutukan. Setiap kali membawanya pasti akan ada hal merepotkan yang akan terjadi.

“Aku lapar...” Yugi memegang perutnya yang keroncongan, terakhir kali ia makan adalah setelah meninggalkan gunung salju abadi.

[“Apa kau tidak bisa menahannya.”] ucap Yui yang khawatir dengan majikan barunya ini.

“Mungkin... hei Yui, baru pertama kali ini kau mengkhawatirkan aku.” Ucap Yugi dengan polosnya.

Sekali lagi jika saja Yugi bisa melihat ekspresi Yui sekarang, pasti ia akan terpana oleh keimutan Yui. Sekarang didalam pedang Eternal Snow, wajah Yui sudah seperti kepiting rebus, atau mungkin mirip tomat yang sudah mateng. Yui tidak pernah merasa semalu ini sejak terakhir kalinya ia bersama dengan majikannya yang dulu. [“D-diam... memang salah kalau aku mengkhawatirkan majikanku sendiri?”] balas Yui dengan nada kesalnya yang terkesan menambah keimutannya, sungguh disayangkan Yugi tidak dapat melihatnya.

“Hahahaha... kenapa kau marah begitu... aku kan Cuma bercanda.” Balas Yugi dengan tertawa senang mendengar nada Yui yang gelagapan.

[“Sudah diam...”] teriak Yui.

“Iya ya...” balas Yugi sambil mengulas senyum tipis.

Kalau dilihat orang lain akan tingkah Yugi yang sedari tadi bicara sendiri pasti dianggap sudah gila. Mana mungkin ada orang waras yang bicara sama diri sendiri. Terkadang Yugi hanya membalas Yui melalui koneksi pikirannya, terkadang juga secara langsung melalui mulutnya, seperti sekarang ini. Namun percakapam absurd tadi lumayan mengurangi rasa dingin yang dirasakan oleh Yugi.

Setelah itu tidak ada lagi yang mengawali percakapan, suasana terasa hening sampai sebuah suara membuat Yugi memasang pose siaga.

“TOLOOONNNGGGG...”

Sebuah teriakan dari seorang gadis yang membutuhkan pertolongan. Tanpa menunggu lama lagi, Yugi berlari sekencang mungkin menuju sumber suara. Dijarak pandangannya terlihat seorang gadis surai biru laut tengah dikepung oleh sekawanan monster beruang salju mata merah. Seperti halnya serigala salju bertanduk di gunung es abadi, beruang salju mata merah merupakan salah satu dari sekian monster yang levelnya diatas 30.

“Aku merasakan kalau aura monster beruang salju mata merah levelnya lebih tinggi dari monster yang pernah aku hadapi. Sekitar level 45...”ucap Yugi yang menganalisa ke empat beruang salju mata merah yang mengepung seorang wanita bersurai biru laut.

[“Terus, kau takut menghadapinya?”] ejek Yui dalam pikiran Yugi.

“Yang benar saja, memang siapa yang telah memberikanku latihan bagaikan neraka. Kalau soal ini sih sangat mudah...” Yugi berlari dengan cepat kearah gadis yang hendak dicakar oleh beruang tersebut.

Gadis itu terkepung oleh empat monster beruang yang tengah kelaparan, karena tidak kuat berlari lagi, dia pun hanya pasrah saja sambil menutup matanya. 'Tolong, siapa saja. Selamatkan aku...'

“Graaaa...” beruang yang ada didepan mencabik gadis tersebut yang berada dihadapannya dengan kuat.

Blaaaarrr

Namun serangan dari beruang salju mata merah hanya mengenai tanah saja. Di hadapan ke empat beruang salju itu terdapat seorang laki-laki surai putih salju menggendong wanita yang baru saja berhasil diselamatkan olehnya.

“Hampir saja... apa kau tidak apa-apa?” tanya Yugi pada gadis yang sedang ia gendong ala tuan putri.

'Ada suara?' Batin gadis surai biru laut itu, matanya yang semula terpejam mulai terbuka sedikit dan mengintip siapa yang mengajaknya bicara. Di pandangannya seorang lelaki tampan bersurai putih salju tersenyum hangat padanya. Lalu dia pun baru sadar tengah digendong oleh pemuda tampan tersebut. Gadis tersebut merona malu karena diperlakukan seperti seorang pengantin yang baru menikah. “I-iya...” gadis itu sangat gugup karena ini baru pertama kali baginya digendong oleh laki-laki lain selain ayahnya.

"Aku Yugi, seorang petualang." Ucap Yugi memperkenalkan dirinya.

"A-aku Elna N-..."

“Grrroooaaaaarrrr...” keempat beruang salju mata merah sangat marah melihat mangsanya diambil oleh orang lain.

Perkenalan Elna terganggu oleh ke empat beruang yang tidak bisa menahan amarahnya karena diabaikan begitu saja.

“Maaf saja, ini hari yang sial bagi kalian karena telah bertemu denganku.” Yugi merentangkan tangan kanannya yang mengakibatkan Elna mengalungkan kedua tangannya ke leher Yugi, dan hal itu sukses membuat wajahnya memanas karena wajah mereka sangat dekat.

“Spear of Ice...” terciptalah empat tombak diatas Yugi dan seketika ke empat tombak tersebut melesat kearah empat monster beruang salju mata merah.

Jleb jleb jleb jleb

“Graaaooorr...”

Keempat monster itu mati terkena tusukan tombak Yugi tepat mengenai kepalanya. Gadis tadi yang masih digendong oleh Yugi merasa takjub melihat jurus yang begitu kuat. Hanya dengan sekali serang semua monster beruang itu mati.

“Luar biasa...” gumam Elna.

“Itu sudah biasa.” Ucap Yugi sedikit sombong.

[“Banyak gaya...”] ejek Yui.

‘Setidaknya biarkan aku terlihat keren sedikit...’ ucap Yugi lewat pikirannya.

“Permisi... bisa turunkan aku sekarang?” tanya Elna yang masih berada di gendongan Yugi.

“M-maaf... hehehe...” dengan gugupnya Yugi menurunkan gadis tersebut. ‘Aku baru menyadarinya, pakaiannya itu seperti seorang tuan putri dari sebuah kerajaan... pakaian bangsawan kah...’ batin Yugi.

“Terima kasih karena Anda telah menyelamatkan saya.” Ucap Elna sambil membungkukkan badannya dan mengangkat roknya sedikit khas tatakrama seorang tuan putri.

“A-ah, sama-sama.” ucap Yugi dengan sedikit gugup.

Senyuman manis dari Elna membuat Yugi terdiam sesaat, sepertinya dia terhipnotis oleh kecantikan perempuan yang ada didepannya.

‘Waahhh cantiknyaaa...’ batin Yugi.

Yui yang menyadari gelagat Yugi yang terus saja memperhatikan gadis yang ditolongnya mulai merasa kesal. Bisa dilihat kepalanya terdapat perempatan yang cukup banyak. Yui ingin sekali memukul kepala tuannya ini. [“Dasar mata genit...”] gumamnya.

‘Eh Yui... kau mengatakan sesuatu?’ tanya Yugi yang tidak terlalu jelas mendengar gumaman Yui.

[“Tidak ada...”] setelah mengatakan itu, Yui memutus kontak telepati dengan Yugi, hal tersebut sukses membuat Yugi bingung karena Yui memutus kontak secara sepihak.

“Tuan putri.” Sebuah teriakan terdengar dari seseorang yang tengah berlari kearah mereka. Orang itu memakai baju pelayan dan usianya sudah terbilang tua dengan janggut putih didagunya, rambutnya juga sudah beruban. “Tuan putri... Anda baik-baik saja?” tanya sang pelayan sambil melihat keadaan tuan putrinya.

“Saya baik-baik saja paman, pemuda ini yang telah menyelamatkanku.” Jawab Elna sambil memperkenalkan seorang penyelamatnya.

“Terima kasih banyak tuan, nama saya Rufald, wakil kepala pelayan kerajaan Northern Esla, ngomong-ngomong siapakah tuan gerangan?” tanya Rufald dengan sopan.

“Ah maaf, nama saya Yugi, seorang petualang yang berasal dari kerajaan Aries. Eh... tunggu sebentar, jika anda seorang pelayan kerajaan, kalau begitu dia...” Yugi melihat kearah Elna yang tersenyum penuh arti.

“Biar aku memperkenalkan diriku sekali lagi... namaku Elna Northern Esla, putri kedua dari kerajaan Northern Esla. Senang bertemu dengan sang petualang yang sangat pemberani, Yugi.” Ucap Elna dengan gaya kekanakan.

“A-aaaa...” seketika itu juga rasa terpesona Yugi lenyap digantikan dengan tampang melongo melihat gaya seorang tuan putri yang begitu kekanakan. Bagaimanapun juga dia sepertinya masih anak-anak, sekitar 14 tahunan, tapi setidaknya bersikaplah selayaknya tuan putri.

“Saya tau apa yang anda pikirkan tuan petualang, sifat beliau masih kekanak-kanakan. Walau sebenarnya beliau sudah genap 14 tahun.” Bisik sang pelayan Rufald.

“Haahhh... aku mengerti.” Balas Yugi dengan helaan nafasnya yang terdengar lelah. “Jadi, kenapa seorang tuan putri sampai diserang beruang salju mata merah, seharusnya Anda dijaga oleh para pengawal anda kan?” tanya Yugi pada Elna.

“E-eemmm... i-itu...” Elna bersikap malu-malu seperti kucing yang ketauan maling ikan.

“Sebenarnya putri Elna kabur dari keretanya saat kami ingin kembali ke kerajaan Northern Esla.” Jawab Rufald sambil menatap tuan putri Elna dengan wajah lelah.

“Hah...” Yugi hanya bisa terkejut dengan alasan itu. Ia pun menatap kearah Elna seolah menatap anak nakal.

“Apa, jangan tidak sopan padaku ya, itu karena aku melihat kelinci salju yang terlihat imut. Jadi aku pergi mengejarnya... ada masalah, hemph?” Elna memalingkan muka dengan cemberut.

‘Waaahhh anak nakal rupanya.’ Batin Yugi sambil menatap Elna seperti seorang anak nakal yang susah diatur.

“Kenapa kau menatapku seperti itu, seolah aku ini anak nakal yang harus didik saja.” Ucap Elna dengan ekspresi marah.

“Paman, aku mengerti perasaanmu...” ucap Yugi sambil menepuk pundak Rufald dengan ekspresi kasihan.

“Terima kasih tuan... hiks... baru pertama kali ini ada yang mengerti keadaanku.” Ucap Rufald dengan ekspresi sedihnya yang dibuat-buat.

“Kenapa kalian malah mengabaikanku haaahh...” Elna semakin marah karena telah diabaikan oleh dua orang yang saling membagi duka ini.

“Ma maa... tidak usah marah begitu.” Ucap Yugi berusaha menenangkan sikap egois seorang putri kerajaan. “Dengar tuan put-...”

“Panggil saja Elna, kau tidak perlu seformal itu karena kau yang telah menyelamatkan hidupku, aku izinkan...” potong Elna dengan bangganya.

“T-tapi...” ucap Rufald berusaha membantah elna.

“Paman diam saja.” Potong Elna dengan cepat.

“Hehehe...” Yugi hanya bisa tertawa canggung melihat Rufald kalah oleh seorang anak kecil. “Elna dengarkan, tidak baik bagi seorang gadis berkeliaran ditengah padang salju ini, karena banyak monster kuat di sekitar sini... kita beruntung hanya bertemu dengan monster beruang. Bagaimana kalau monster yang lebih kuat muncul, bisa-bisa Anda dalam bahaya.” Jelas Yugi layaknya seorang kakak menasihati adiknya sendiri.

Sesaat Elna pun menyadari kesalahannya itu, matanya tertuju pada Rufald kemudian berkata. “Aku minta maaf paman.” Elna menyesal akan tindakannya yang ceroboh. “Elna janji tidak akan mengulanginya lagi.” Elna menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

“Itu tidak penting lagi, yang penting sekarang putri Elna selamat.” Ucap Rufald dengan nada syukur.

“Paman...” Elna menatap paman rufald dengan wajah ceria kembali dan memeluknya penuh kasih sayang. Pelukan itu dibalas oleh Rufald dengan elusan lembut dikepala Elna.

‘Walaupun sikapnya egois seperti anak kecil, tapi ia tau dan menyesali perbuatannya tersebut.’ Batin Yugi sambil tersenyum kearah Elna. “Bagus bagus, anak yang baik...” tanpa sadar Yugi juga ikut mengelus kepala Elna tanpa permisi setelah dilepas pelukannya oleh Rufald.

“...” Elna terkejut akan perlakuan Yugi, tapi ia merasa nyaman dan menikmati elusan dari Yugi, tanpa sadar pipinya sudah merona merah dan dadanya berdetak kencang.

Beberapa saat kemudian dia sadar akan perbuatannya, dengan cepat Yugi menjauhkan tangannya dari Elna dan berusaha meminta maaf sebelum terjadi masalah besar nantinya. “M-maaf aku tidak bermaksud lancang.” Yugi menatap Elna kemudian mengalihkan pandangannya kearah Rufald. Entah kenapa tatapan rufald bukannya marah tapi malah tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Melihat itu membuat Yugi bingung dan tidak tau harus berekspresi seperti apa.

“Tid-tidak masalah, aku maafkan perbuatanmu itu.” Ucap Elna yang membelakangi Yugi karena tidak mau ekspresi wajahnya dilihat olehnya. Tentu saja wajah seorang tuan putri ini yang biasanya hanya tau bermain dan bersenang-senang bisa menunjukkan ekspresi merona merah hanya karena elusan seorang petualang yang baru pertama kali bertemu dan juga yang telah menyelamatkan nyawanya, itu merupakan suatu hal yang langka untuk ditujukkan oleh Elna. Hal itu pasti akan membuatnya malu. “A-akan aku izinkan kalau kamu mau mengelusnya lagi...” ucap Elna dengan nada kecil imutnya.

Perkataan elna yang tidak bisa didengar oleh Yugi, ia hanya bisa memandang Elna bingung. “Kamu mengatakan sesuatu?” Tanya Yugi.

“B-bukan apa-apa...” teriak Elna dengan wajah cemberut plus malunya.

Sedangkan dengan pelayan kerajaan yang tidak lain yaitu Rufald, hanya bisa tersenyum melihat ekspresi tuan putrinya yang terasa baru ini. ‘Ini merupakan pertama kalinya tuan putri Elna bersikap seperti ini. Mungkin saja petualang ini bisa merubah sikap kekanakannya.’ Batin Rufald. “Oh ya, ngomong-ngomong tuan petualang mau pergi kemana?”

“Tidak usah formal begitu, panggil saja Yugi. Saya bertujuan untuk pergi ke kerajaan Northern Esla.” Jawab Yugi dengan jujur.

“Bagaimana kalau tuan-.. eh maksudku tuan Yugi pergi bersama dengan kami. Kebetulan tujuan kita sama... bagaimana?” tanya Rufald dengan penuh harap.

‘Dia masih memanggilku tuan... biarlah.’ Batin Yugi. “B-bagaimana ya...” balas Yugi sedikit gugup.

“Ikut saja, aku izinkan kamu ikut denganku...” ucap Elna dengan sikap percaya dirinya.

‘Kenapa perkataannya terdengar sombong begitu.’ Batin Yugi heran, tidak jauh beda dengan Yui. “Jika tuan putri mengizinkan, maka saya akan menerima tawaran Anda.” Ucap Yugi seformal mungkin dan gaya ala kesatrianya sambil membungkukkan kepalanya sedikit.

“Apa-apaan sikapmu itu, tidak cocok sama sekali.” Balas Elna sambil mengejek.

“Anda juga, sikap sombong itu tidak cocok untuk putri yang imut.” Balas lagi Yugi dengan senyuman kearah Elna.

“Hemph, mengejek ku begitu...” ucap Elna dengan nada ngambek.

“Pfftt... hahahahaha”

Pada akhirnya keduanya malah tertawa akan tingkah mereka sendiri sampai mengeluarkan air mata. Entah bagaimana, pandangan Elna terhadap Yugi sangat berbeda setelah mereka mengobrol cukup panjang. Tidak terasa Elna merasa nyaman bersama dengan Yugi, seolah tidak mau berpisah. Tidak lama kereta kuda kerajaan datang menjemput mereka, akhirnya Yugi pun ikut dengan mereka. Tapi sebelum mereka masuk kedalam wilayah kerajaan Northern Esla, Rufald memberi Yugi pakaian karena pakaiannya yang dulu sudah tidak layak dipakai. Terlihatlah sekarang Yugi memakai pakaian khas daerah kerajaan utara tersebut. Dengan baju dan celana putih salju dengan corak biru cerah ditambah jubah putih yang menambah ketampanannya, jika dilihat Yugi terlihat seperti seorang pangeran dari kerajaan antah beranta. Sampai-sampai Rufald pun tidak percaya melihatnya, apalagi Elna yang sudah merona malu melihat perubahan Yugi yang sangat signifikan.

“Oh ya, kenapa wakil kepala pelayan Rufald bisa dipanggil paman oleh tuan putri Elna.” Ucap Yugi sedikit dengan nada ejekan kearah Elna.

“Jangan mengejekku, memang salah apa... lagian aku lebih suka memanggilnya paman, kamu juga sama... baru pertama kali bertemu sudah memanggilnya paman.” Balas elna dengan kesalnya.

“Karena paman Rufald orang yang bisa diajak bicara dengan santai.” Ucap Yugi secara terang-terangan.

“Aku senang mendengarnya, seperti yang dikatakan putri Elna, beliau yang menginginkannya.” Jawab Rufald dengan nada lembut. “Ngomong-ngomong Yugi, boleh aku melihat lencana petualangmu.” Ucap Rufald.

“Tentu...” Yugi pun memberikan lencana petualangnya pada Rufald.

“Hhmnm...” untuk sekilas Rufald merasa sedikit terkejut, karena dilihat dari lencananya, Yugi masih seorang pemula. Tapi kekuatannya bukan lagi seorang petualang pemula. “Apa ini tidak salah?”

“Ada apa... apa ada yang salah dengan lencanaku?” tanya Yugi.

“Apa benar kau ini pemula?” tanya Rufald.

Yugi yang mengerti akan arah pembicaraan Rufald hanya bisa meratapi kecerobohannya. ‘Ah sial... kenapa aku bisa lupa, itu lencana pemula... bisa bahaya kalau dia terus bertanya tentang identitasku. Lagian kekuatanku itu bukan lagi seperti seorang pemula. Dan juga tidak mungkin ada seorang pemula yang berjalan sendirian menuju ke kerajaan utara tanpa perbekalan apapun. Aku tidak memikirkan hal itu.’

[“Itu karena kau bodoh.”] ucap Yui dengan nada datarnya.

‘Setidaknya bantu aku menyelesaikan masalah ini.’ Ucap Yugi melalui telepati.

[“Itu masalahmu.”] balas Yui dan langsung memutus telepati.

‘Oi, jangan seenaknya memutus koneksi...’ batin Yugi dengan kesal.

“Yugi...” panggil Rufald.

“I-iya...” balas Yugi grogi.

“Bisa anda jelaskan?” Tanya Rufald dengan wajah serius.

Mungkin lebih baik dia menceritakannya saja. “Baiklah, akan saya jelaskan... itu terjadi seminggu yang lalu. Pada awalnya saya tidak sendirian, saya bersama dengan kelompok saya untuk menjalankan sebuah misi, tapi di tengah misi, kelompok yang menjalankan misi bersama saya berkhianat dan meninggalkan saya sendirian. Karena saya lemah, saya cuma bisa lari dikejar-kejar monster. Dan terjebak disebuah gua. Karena terlalu takut untuk keluar, maka saya menetap di gua itu. Tapi aku pun berpikir, tidak mungkin akan selamanya disini. Dan akhirnya saya berlatih keras untuk menjadi kuat, sampai saya bisa mengalahkan monster yang lebih kuat dari saya. Seminggu kemudian entah bagaimana saya menjadi lebih kuat dan akhirnya bisa bertahan. Awalnya saya ingin langsung kembali ke Aries. Tapi aku pun berpikir mungkin mereka masih disana, dan jika saya kembali takutnya akan dikeroyok oleh mereka untuk menghapus jejak pengkhianatan mereka. Akhirnya saya memutuskan untuk singgah di Northern Esla sampai saya cukup kuat untuk melindungi diri.” Jelas Yugi panjang lebar dengan sedikit bumbu kebohongan. Tidak semua perkataan Yugi bohong, tentang pengkhianatan party nya itu adalah kebenaran. Tapi tujuan dari Yugi untuk ke kerajaan Northern Esla adalah untuk mengambil barang yang katanya adalah pelengkap dari Eternal Snow.

“Jadi begitu... hiks hiks... aku turut kasihan padamu tuan Yugi.” Ucap Rufald dengan sepenuh hatinya.

“Tidak apa-apa, saya sudah biasa... mereka pasti meninggalkan saya karena saya ini lemah.” Ucap Yugi dengan nada lirih.

“Itu tidak benar...” ucap Elna dengan tegas.

“Elna...” Yugi menatap Elna yang berusaha menyemangatinya.

“Kamu itu sangat kuat, aku berani jamin kekuatanmu yang sekarang mampu mengalahkan para pengkhianat itu.” Tegas Elna yang membuat Yugi tertegun saat mendengarnya.

“Terima kasih Elna... aku merasa lebih baik sekarang.” Ucap Yugi dengan senyumannya yang menawan.

Kedua pipi Elna tiba-tiba memanas setelah melihat senyuman Yugi yang berbeda dari sebelumnya. “B-bukan masalah... lagian aku sendiri sudah melihat betapa kuatnya dirimu. Jadi jangan pernah berkata kalau dirimu itu lemah.”

“Saya benar-benar tidak percaya Anda mengalami semua itu. Sungguh, Anda lelaki yang kuat tuan Yugi.” Ucap Rufald sedikit memuji akan ketabahan Yugi dalam menghadapi masalah.

“Tidak juga, aku ini hanya seorang petualang pemula.” Ucap Yugi.

“Ngomong-ngomong paman, bagaimana paman bisa tau kalau kak Yugi ini seorang petualang pemula?” Tanya Elna.

“Kak?” gumam Yugi yang dapat didengar oleh Elna.

“Memang ada masalah?” Tanya Elna dengan wajah seramnya mengintimidasi Yugi supaya tidak membantahnya.

“T-tidak ada.” Balas Yugi dengan cepat.

“Itu sangat mudah putri Elna... Anda lihat lencana ini.” Ucap Ruflad sambil memperlihatkan lencana milik Yugi, saat melihat lencana itu Elna pun mengangguk. “Setiap lencana memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perunggu biasanya dipakai oleh seorang petualang pemula, perak merupakan petualang lanjutan dan untuk emas adalah petualang senior yang sudah berpengalaman. Tapi ada juga lencana yang berbeda dengan lencana yang lain, yaitu Diamond, petualang yang memiliki lencana ini biasanya memilik hak istimewa, dimana mereka diperlakukan seperti seorang pahlawan.” Jelas Rufald panjang lebar.

“Owh...” penjelasan dari Rufald disimak baik oleh Elna tanpa kehilangan satu kata pun.

“Dengan kata lain seharusnya tuan Yugi bukan lagi seorang pemula. Tapi seharusnya anda setara dengan lanjutan atau senior.” Ucap Rufald.

“Anda terlalu memuji, saya tidak sekuat itu.” Balas Yugi.

“Tidak... paman benar, kak Yugi... mulai sekarang adalah petualang senior. Paman bisa kan mengurusnya?” tanya Elna.

“Tentu saja, dengan senang hati.” Jawab Rufald dengan senyuman penuh arti.

‘Entah kenapa aku merasa akan terjadi sesutau hal yang merepotkan.’ Batin Yugi lelah, dia tidak mau lagi membantah perkataan tuan putri didepannya ini.

[“Ini baru awal... petualanganmu akan semakin seru. Tuan...”] gumam Yui didalam pedang Eternal Snow.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

lanjut

2022-09-29

0

DNK • SLOTH SINN

DNK • SLOTH SINN

next.

2021-12-30

0

Mei Hiat

Mei Hiat

lanjut semangat 😄💪

2021-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 PENGKHIANATAN
2 PEDANG LEGENDARIS
3 AWAL DARI SEBUAH PETUALANGAN
4 TUAN PUTRI DARI KERAJAAN UTARA
5 KERAJAAN NORTHERN ESLA
6 CALON RATU BARU
7 PERJODOHAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
8 MEMBATALKAN SEBUAH PERJODOHAN
9 YUGI VS REXAS
10 RAHASIA YANG DIKETAHUI
11 KEBENARAN DIBALIK RAHASIA
12 PELENGKAP ETERNAL SNOW
13 RAJA NAGA
14 MEMBUAT KONTRAK DENGAN RAJA NAGA
15 DUNIA ILUSI
16 MELAWAN SISI GELAP
17 MENERIMA SISI GELAPNYA
18 CINTA YANG BERTEPUK SEBELAH TANGAN
19 HARI YANG MEREPOTKAN
20 PENGUJIAN
21 UJIAN BERAKHIR
22 KENCAN
23 KASIH SAYANG SEORANG AYAH
24 PERNYATAAN YANG MENYAKITKAN
25 PERPISAHAN YANG MENYATUKAN HATI
26 PERTEMUAN DENGAN VAMPIR
27 MURIDKU SEORANG VAMPIR
28 LATIHAN
29 HATI YANG MULAI BIMBANG
30 MENGAMBIL MISI DIKERAJAAN EARTFIL
31 KOMPETISI
32 PERTEMUAN
33 PEDANG HITAM
34 KOMPETISI DIMULAI
35 TAHAP PERTAMA SELESAI
36 BULAN PURNAMA
37 SATU VS TIGA
38 MARUYA VS SHARO
39 DRAGON SLAYER
40 REXAS VOULEFTIS
41 PESERTA MISTERIUS
42 PANGERAN REIGA
43 SURAT
44 SEPULUH PESERTA
45 LEVEL
46 RUMAH TUA
47 CHIMERA
48 FAMILIAR VIRA
49 TUAN PUTRI KERAJAAN VOULEFTIS
50 KOMPETISI DILANJUTKAN KEMBALI
51 REXAS VS REIGA
52 MARUYA VS RUGIA
53 MARUYA VS RUGIA End
54 LUGI VS REDIOS
55 LUGI VS REDIOS END
56 LEON VS SEIGA
57 LEON VS SEIGA END
58 YAKIN
59 JALAN-JALAN MALAM
60 DRAGON SLAYER VS DRAGON SLAYER
61 PEDANG ARASHI
62 DRAGON FORCE
63 BENIH NAGA
64 BANGKITNYA KEKUATAN NAGA
65 BANGKITNYA KEKUATAN NAGA End
66 MORYASENSE VS PHEONEX
67 MORYASENSE VS PHEONEX End
68 SISI LAIN YANG HILANG
69 REXAS VS LUGI
70 GERBANG SAYAP
71 Pengumuman
72 Tahap Penentuan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
PENGKHIANATAN
2
PEDANG LEGENDARIS
3
AWAL DARI SEBUAH PETUALANGAN
4
TUAN PUTRI DARI KERAJAAN UTARA
5
KERAJAAN NORTHERN ESLA
6
CALON RATU BARU
7
PERJODOHAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
8
MEMBATALKAN SEBUAH PERJODOHAN
9
YUGI VS REXAS
10
RAHASIA YANG DIKETAHUI
11
KEBENARAN DIBALIK RAHASIA
12
PELENGKAP ETERNAL SNOW
13
RAJA NAGA
14
MEMBUAT KONTRAK DENGAN RAJA NAGA
15
DUNIA ILUSI
16
MELAWAN SISI GELAP
17
MENERIMA SISI GELAPNYA
18
CINTA YANG BERTEPUK SEBELAH TANGAN
19
HARI YANG MEREPOTKAN
20
PENGUJIAN
21
UJIAN BERAKHIR
22
KENCAN
23
KASIH SAYANG SEORANG AYAH
24
PERNYATAAN YANG MENYAKITKAN
25
PERPISAHAN YANG MENYATUKAN HATI
26
PERTEMUAN DENGAN VAMPIR
27
MURIDKU SEORANG VAMPIR
28
LATIHAN
29
HATI YANG MULAI BIMBANG
30
MENGAMBIL MISI DIKERAJAAN EARTFIL
31
KOMPETISI
32
PERTEMUAN
33
PEDANG HITAM
34
KOMPETISI DIMULAI
35
TAHAP PERTAMA SELESAI
36
BULAN PURNAMA
37
SATU VS TIGA
38
MARUYA VS SHARO
39
DRAGON SLAYER
40
REXAS VOULEFTIS
41
PESERTA MISTERIUS
42
PANGERAN REIGA
43
SURAT
44
SEPULUH PESERTA
45
LEVEL
46
RUMAH TUA
47
CHIMERA
48
FAMILIAR VIRA
49
TUAN PUTRI KERAJAAN VOULEFTIS
50
KOMPETISI DILANJUTKAN KEMBALI
51
REXAS VS REIGA
52
MARUYA VS RUGIA
53
MARUYA VS RUGIA End
54
LUGI VS REDIOS
55
LUGI VS REDIOS END
56
LEON VS SEIGA
57
LEON VS SEIGA END
58
YAKIN
59
JALAN-JALAN MALAM
60
DRAGON SLAYER VS DRAGON SLAYER
61
PEDANG ARASHI
62
DRAGON FORCE
63
BENIH NAGA
64
BANGKITNYA KEKUATAN NAGA
65
BANGKITNYA KEKUATAN NAGA End
66
MORYASENSE VS PHEONEX
67
MORYASENSE VS PHEONEX End
68
SISI LAIN YANG HILANG
69
REXAS VS LUGI
70
GERBANG SAYAP
71
Pengumuman
72
Tahap Penentuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!