Cinta Setelah Kamu
Pagi yang indah dalam kesejukan menusuk kedalam pori-pori kulit, burung berkingcau disana kemari, matahari mulai menampakan cahayanya secara perlahan-lahan.
" Jan, bangun udah pagi nih," bangunnya tapi, tidak kuhirau karena masih dalam mimpi indah.
" Tidak bangun juga ya, baiklah akan kulakukan dengan cara efektif," gumamnya.
" Awas Jan, ada ular…!" teriaknya di telingaku.
"Hah, mana…"ujarku kaget setengah terkumpul nyawaku.
" Hahaha… aduh haha..".
" Haisy Bang Aldi…!!," Teriakku kesal akibat dikerjain olehnya, kayak tidak ada kerjaan lain saja ngerjain aku.
Dengan cara hal- hal membuat aku kaget dan takut jikalau aku tidak terbangun langsung saat dibangun dengan lembut.
Padahal'kan aku lagi mimpi indah dengan berbagai taburan bunga di sekitarku apa lagi aroma yang membuatku jatuh cinta, sampai aku mengikuti aromanya dan aku ingin memetik satu bunganya, tapi sayangnya tiba-tiba ular menghalangiku.
****
Perkenalkan nama aku Misbahul Janna, biasa di panggil Janna, tinggal di panti Kasih Ibu di Bogor, yang diurus oleh Ibu Mawar beliau Ibunya Bang Aldi, yang sudah kuanggap sebagai keluarga sendiri.
Bolehkan aku mencintai anaknya yang sudah kuanggap sebagai keluarga sendiri, apakah itu egois, entahlah.
" Mari pergi mencari jodoh yang entah sesat dimana …," nyanyiku sambil berjalan menuju kesuatu tempat.
" Ternyata aku sesat disini, di rumah besar yang aku tuju, untuk minta… ."
Minta apa ya? Aku lupa, tadi lbu menyuruh ku mengambil daun untuk dipakai pada masakan agar wangi dan enak.
" Eh nak Janna, ada apa?" tanya Bik lnah, pengurus rumah besar jikalau belum pulang pemilik rumahnya.
" Anu .. itu, lbu panti suruh mengambil …"
" Mau ngambil apa nak Janna?"
" Hehe.. itu dia aku lupa," ampun dah sungguh menyebalkan, ini akibat kebelet dalam mendapat cinta dari Bang Al yang tak kunjung ku ungkapin.
Setelah itu Bik lnah melanjutkan pekerjaannya saat aku bicara dengan Nek lta.
" Nenek lta…!" Teriakku, saat melihatnya keluar, beliau jarang pulang karena tinggal bersama anaknya di Jakarta, beliaulah pemilik rumah ini.
" Assalamu'alaikum Nek lta, gimana keadaan nenek selama disana," tanyaku mengambil tangannya untuk ku cium.
" Wa'alaikum salam Janna, nenek senang melihatmu, nenek sehat saja seperti yang kamu lihat, kamu semakin cantik saja setiap nenek melihatmu saat pulang."
" Ah nenek bisa saja, nenek juga cantik kok apa lagi auranya memancarkan cahaya luar biasa sehingga menyilau mata ku, akibat terlalu fokus ke nenek dan lupa tujuan ku sebenarnya mengambil apa," gurauku padanya.
" Hahaha… pastilah nenek kan masih muda dan kencang badannya umur boleh tua, tapi perawatan tetap akan kestabilan tubuh dan kamu selalu tau cara membuat orang lain ketawa," ujarnya.
" Janna, mau mengambil apa sebelum Aldi, datang kesini bawa sapu lidi seperti dulu, sebelum urusan di rumah selesai, lalai karena tugas yang diberikan oleh lbu panti belum beres," katanya, membuat ku hampir lupa karena asik melepas rindu dengan yang ramah kesemua orang.
Dan beliau yang selalu membantu kebutuhan kami di panti Kasih Ibu, kami sangat bersyukur dan berhutang budi padanya.
Oh ya, namanya Nenek Rosnita, setiap pulang nenek selalu suruh lbu memasak yang banyak akan kedatangan nya dan keluarga nya.
Karena masakan lbu panti nomor satu enak, hehe….
" Ya ampun Nek, aku hampir lupa karena itu aku mau mengambil salam…." Belum sempat aku selesai bicara.
" Ngapain salam dulu sebelum kamu mengambil apa yang disuruh lbu panti," lanjutnya.
Hush, sabar- sabar.
" Bukan mau salam tangannya Nek, tap ".
" Lah terus apa juga," potongnya.
" Nenek cantik yang baik hati dan kaya raya dari semua orang, sebelum memotong bicaraku dengar dulu ya.., setelah aku selesai bicara, baru nenek potong ok, Nek," membuatnya tersenyum dan mengangguk.
" Hehe…kamu yang terbaik, baiklah lanjutkan," senangnya.
Aha aku sudah teringat daun tersesat tadi sudah ingat kembali.
" Nenek, aku datang kesini mau mengambil daun salam untuk lbu, sebelu…."
" Oh kenapa tidak bilang dari tadi," potongnya lagi.
"Bik lnah, tolong ambilkan daun salam untuk Nak Janna, sebelum lbu panti marah karena kelamaan menunggu Janna, akan lupa tugasnya yang asik bicara tadi." Pintanya pada Bik lnah.
Haisy Nenek juga nikmatin bicara ini, dasar nenek ini untung orangnya baik dan kaya raya hehe….
" Nih, ambil dan cepat pulang disana sebelum lbumu marah," usirnya.
" Iya-iya baik nenek, meski diusir," ujarku pura- pura sedih.
" Mukanya jangan gitu ga enak lihatnya, ya udah sana- sana pergi, nenek masuk dulu, assalamu'alaikum," eh kok langsung masuk padahal mau salam.
" Ga usah salam karena udah ada daun salam ditangan kamu," sahutnya didalam yang ngerti dengan bingung ku.
" Baiklah, wa'alaikum salam."
Habis pulang dari rumah Nek lta, aku tidak sengaja ketemu Bang Al, dijalan. Pas melihatku ia langsung menjewer telinga sampai di rumah.
Akibat belum membawa daun salam kerumah lbu. Bang Aldi, mencari ku yang tak kunjung aku membawa pulang daun salam yang dibutuhkannya.
" Bang ini ga adil, karena daun salam nya ga ikut jeweran juga," ucapku mengusap telinga yang terasa sakit.
" Nanti giliran daun salam nya didapur," ujarnya meninggalkan aku.
"Dasar daun salam, gara-gara kamu aku kena jeweran maut, bang Aldi." Gerutuku kesal.
" Kenapa mereka lebih penting daun salam daripada aku, apa salah dan dosaku yang... apakah karena jarang goyang... jarang goyang...." mewekku bernyanyi asalan.
Untung cinta kalau kagak udah aku jewer kembali telinga nya.
Tapi sama saja, aku malu dilihat oleh orang dijalan akibat dijewer bang Aldi, sampai ke rumah. Sedangkan daun salam hanya diam tanpa berdosa, seolah-olah siap dimasak tanpa melawan.
Hush, sudahlah. Awas saja ya daun salam, kalau aku dapat lagi akan ku kasih kamu kambing Duda, yang ada dibelakang rumah nek lta. Sebelku pada daun salam.
Bersambung.
Perkenalkan ini adalah karya pertama saya, yang akan membuat pembaca terhibur saat menikmati cerita ini, semoga kalian suka dalam menikmati karya saya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
moenaelsa
semangat thor
2022-12-12
0