Akibat insiden taik cicak tadi, membuat ku kesal. Apa lagi Nita dengan teman nya mengejekku.
" Kamu tau gak, kenapa cicak membuang kotoran padamu?" Tanya teman Nita.
Membuat ku mengangkat bahu, karena tidak aku pikirkan hal begituan.
" Karena kamu tempat buang kotoran hewan." Jawab yang lain.
"Haha… betul tuh," tawa mereka membetulkan ucapan temannya.
" What! Kurang ajar kalian. Kalau aku tempat buang kotoran cicak bearti kalian tempat sampah sesungguhnya setelah sampah lain." Membuat mereka kesel seketika.
" Sudah-sudah, jangan ribut lagi. Sebaiknya kalian pergi duluan nanti aku menyusul, karena ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengan anak manja ini," usir Nita pada temannya.
Meski mereka tidak rela meninggalkan tempat ini akibat kesel dan penasaran maksud perkataan Nita kepadaku.
"Cepatan, nanti sebagai gantinya aku akan mentraktir kalian."
Dari kesel membuat mereka senang setelah mendapat tawaran traktir.
" Baiklah kalau begitu, ayo semua nya kita pergi," senang mereka langsung pergi, meninggalkan jejak kaki di tempat.
Aku menaik sebelah alisku. "Ada apa?".
Aku merasa curiga, pasti ada hubungannya dengan perjodohan kemaren. Ibu, pasti sudah menceritakan pada Nita. Tapi tidak pada temannya Nita yang lain, kelihatannya.
Ada dua kemungkinan antara aku atau Nita yang akan dipilih nanti nya, tebakku dalam hati.
" Ehem! Begini kamu pasti sudah tau duluan'kan tentang perjodohan itu?" Tanyanya untuk memastikan.
Aku hanya mengangguk saja. " Iya, lantas apa tujuanmu mengajak aku bicara, kalau bisa kamu saja yang melanjutkan perjodohan itu. Karena aku tidak tertarik sama sekali." Jawabku mantap.
" Cih! Kalau bisa dipilih aku langsung, ngapain aku mengajak kamu bicara sampai mengusir temanku sendiri." Kata Nita, membuat nya agak sebel.
" Gini, karena aku tidak mau bertele-tele…."
" Ya udah langsung saja ke intinya," potongku.
" Gini,aku mau membuat kesepakatan dengan kamu tentang perjodohan itu," tawarrnya.
" Menarik juga, kesepakatan apa yang kamu inginkan kan."
" Apa bila diantara kita berdua siapa yang di pilih, aku atau kamu nanti. Jikalau yang terpilih aku, maka kamu harus pergi dari panti ini tanpa tinggal jejak atau kembali lagi." Membuat Nita, menggebbu-gebbu. Sangking inginnya aku pergi dari sini
" Kalau seandainya aku yang terpilih gimana?" Tanyaku, mematahkan sedikit semangatnya.
" Itu tidak mungkin, karena aku lebih cantik dan seksi dari yang lain," pedenya. Membuat ku jengah mendengar nya.
" Aku akan mengabulkan apa yang kamu inginkan jika yang terpilih kamu." Lanjutnya.
" Baiklah, jikalau aku yang terpilih maka, aku ingin kalian harus berdamai dengan ku tanpa ada dendam serta meminta maaf," membuat Nita, gak suka dengan inginanku.
" Dan apa bila melanggar nya, kamu harus membayar denda senilai 2 miliar," lanjutku, membuat nya shok.
" Apa! Ke..napa banyak sekali?"
" Kenapa? Takut…. "
" Tidak, aku tidak takut sama sekali," potong nya cepat.
Aku mengeluarkan selembar kertas sebagai surat perjanjian, dan menulis beberapa kalimat yang penting tentang kesepakatan kami.
" Baiklah kalau gitu, kamu tanda tangan disini."
" Nih udah, awas kalau aku yang dipilih. Kamu harus pergi dari sini ."
" Iya, tenang saja. Dan kamu juga harus ingat juga jangan sampai melanggar apa bila sebaliknya, ingat! Dua M gak main-main. Jangan sampai melanggar atau bisa masuk penjara jikalau gak sanggup membayar denda ini," senyumku membuat Nita, takut seakan-akan ingin pingsan .
" A-ku yang akan terpilih."
" Ok, good job." Aku menepuk bahunya dan meninggalkan tempat yang bersaksi antara kesepakatan aku dengan Nita.
Kaki melangkah ke tempat lbu, karena aku ingin memastikan sesuatu dulu tentang tamu kemaren.
Pasti ini ada hubungannya dengan perjodohan itu.
Karena aku sempat mendengar gosipan temannya Nita, meski tidak terlalu jelas. Maksud selubung tamu kemaren pasti ada tujuannya.
" Assalamu'alaikum, Ibu," lbu menoleh dan menjawab salamku.
" Wa'alaikum salam apa Nita, ada bilang sesuatu padamu, Jan?" Aku hanya mengangguk tanda iya.
" Pasti kamu ingin membahas sesuatu tentang tamu kemaren dan perjodohan yang lbu, bilang kan?" Ucap lbu, yang sudah tau maksud kedatangan ku.
" lbu, benar sekali. Apakah ada hubungan nya dengan perjodohan itu Bu, atau yang dijodohkan itu adalah …. " Jedaku, membuat lbu, menunggu.
" Cucunya nenek lta," tebak ku, membuat lbu. Tersenyum dan mengangguk serta menutupi catatan buku ditangannya.
Dan duduk disampingku sambil mengusap kepala.
" Dan jangan lbu, bilang kalau lelaki kemaren itulah orangnya yang dijodohkan antara aku dan Nita," pastiku.
Ibu, hanya mengangguk membenarkan atas dugaan ku. Karena semalam aku tidak bisa tidur memikirkan tentang teka-teki ini.
" Iya, yang kamu katakan itu benar semuanya tapi, lbu mohon padamu apa bila diantara kamu dan Nita yang di pilih, mau tidak mau harus mau. Ini demi kebaikan kalian semua, dan keputusan ini menyangkut masa depan panti juga, apa bila menolak perjodohan ini.
Meski sulit dan berat tapi, lbu lihat Nita tidak keberatan dalam perjodohan itu jika ia terpilih.
Kalau lbunya lelaki itu sedikit menyukai, Nita. Tapi lbu, tidak terlalu yakin apakah menyukai kamu atau tidak.
Sedangkan nenek lta, sangat sayang kepada mu dan berharap kamu yang terpilih oleh cucunya,"
Juarr, seperti ada yang meledak tapi, bukan bon melainkan ucapan terakhir lbu, Nenek lta.
' lni tidak bisa dibiarkan, kalau sampai benar-benar dipilih oleh nya. Bisa gawat aku dikerjain atau dari istri jadi babu, oh tidak…!' teriakku dalam hati.
'Bearti lbu yang kemaren itu, lbunya lelaki itu. Sama saja sebelas dua belas, cara melihat orang yang tidak disukai nya'. Batinku.
Ini bisa membuat ku menderita, apa lagi dari tatapan mata seorang lbu, itu. Membuat nya ingin melahap aku hidup-hidup.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments