Bab_4_Ganteng dan perjodohan

" Kamu kenapa cemberut, Jan?" Tanya Bang Al, sambil mengusap kepala ku.

" Gimana gak kesal, tadi aku dikerjain sama seorang yang sombong Bang, mentang-mentang orang kaya raya. Untung jasa mereka banyak membantu panti di sini Bang, kalau gak udah aku geprekin sekalian menjadi makanan."

" Jadi, ceritanya ngadu nih," godanya membuat ku mengangguk.

Kapan lagi coba ada kesempatan kalau gak sekarang manfaat situasi memeluknya terus, senangku dalam hati.

Rupanya tamu yang tadi adalah keluarga nenek lta, anaknya, menantu dan cucu laki-laki nya yang nyeselin itu.

Jarang sekali mereka mau datang kesini jikalau bukan keinginan nenek lta, pasti ada sesuatu yang akan direncanakan oleh keluarga mereka, ini pasti ada hubungannya dengan masalah panti atau dengan lbu saja, yakinku.

Kayaknya aku pernah lihat cucu nenek lta, tapi dimana dan kapan ya? Bingung ku untuk sesaat.

" Jan, kamu kenapa? Haisy, malah bengong." Katanya tanpa kuhirau kan.

Tiba-tiba.

Cup.

" Hah, Abang ambil kesempatan dalam kesempitan bikin, Janna kaget dan malu saja," Refleks ku menutup muka karena malu dicium tanpa aku duga.

" Hahah… kamu lucu juga ya Jan, kalau malu-malu kucing tambah cantik," godanya lagi.

Membuat ku menyembunyi muka didalam dadanya. Malah semakin senang saja dia, melihat aku semakin malu.

"Abang, berhenti godain Janna, mau aku menggelitik Abang sampai pingsan," ngancamku.

" Hehe.. jangan, Jan." 

" Ehem!." Dehemnya.

" Kalau boleh tau, lebih ganteng siapa antara Abang dengan laki-laki tadi?" Tanya serius.

" Kalau soal ganteng dua-duanya lumayan, cuma…." Jedaku.

" Cuma apa Janna, sayang jangan membuat Abang penasaran atau mengatakan dia yang lebih ganteng," membuat nya tidak sabaran.

" Haha.. baiklah, cuma Abang yang ganteng bagi Janna, yang selalu enak dilihat dan kelembutan Abang dalam berbicara."

Sehingga membuat ku jatuh cinta pada mu, Bang. Lanjut ku didalam hati.

" Benarkah," antusias nya.

" Iya benar, Bang."

" Kamu yang terbaik, dan kamu benar-benar adik abang Aldi satu-satunya. Karena sudah membuat Abang senang, maka dengan senang hati Abang akan mengabulkan dua permintaan Janna, tuk Abang. Gimana?" Tawar nya membuat ku tidak sangka atas semua perkataannya.

" Wow benarkah, itu membuat ku senang dan menggiurkan walau gak tau harus minta apa untuk sekarang ini," senangku dan refleks menciumnya. 

Cup, cup. 

****

Sekarang aku lagi dikamar lbu, karena beliau  ingin mengatakan sesuatu penting dengan ku tanpa ada gangguan  yang lain.

Sebenarnya membuat ku sedikit khawatir bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, semoga baik-baik saja, harapku.

" Ibu, ingin mengatakan apa? Dari tadi aku lihat seperti orang bingung saja." Ucapku sambil menggenggam tangan nya, untuk memberi kekuatan.

" Ibu, bingung harus mulai dari mana soalnya ini menyangkut masa depan mu, Jan."

Deg, membuat ku tidak terlalu nyaman maksud perkataan lbu.

" Maksud lbu, apa? Janna tidak mengerti mengenai apa yang terjadi Bu, atas perkataan nya bertujuan kemana yang membuat ku bingung." 

" Dengar lbu, Jan. Kamu jangan marah atau bersedih dan jangan memotong perkataan lbu, sebelum lbu menceritakan semua nya. Kamu mengerti?" Aku hanya mengangguk.

Meski perasaan ku mengatakan tidak dalam keadaan baik-baik saja, walau ragu baik atau buruk.

" Jadi, kamu telah dipilih oleh seseorang yang berjasa atas panti ini untuk…. "Jedanya.

" Untuk memper- erat hubungan silaturahmi dan membalas jasanya. Oleh karena itu kamu dipilih sebagai jodoh …..".lanjut lbu, sampai seterusnya.

Ibu hanya menceritakan yang intinya saja, lagi pula aku belum tau dengan siapa dijodohkan dan keluarga mana.

Karena dari satu pihak keluarganya itu ingin aku menikah dengan  cucunya. tapi dari sisi lain, jikalau cucunya tidak merasa cocok dengan pilihan keluarga nya maka ia bisa memilih sendiri dari sekian wanita yang ada disini, sesuai dengan selera nya.

Jadi, aku mempunyai kemungkinan antara di terima atau ditolak. Walau kemungkinan itu tipis.

kalau dibilang senang, sedih atau pengen nangis Itu tidak. Entah lah dengan diriku ini terasa hambar harus tanggapi gimana.

" Karena lbu, sudah terlanjur janji dengan keluarga nya, dalam memilih jodoh untuk cucunya, salah satu dari kalian dipanti ini. Apakah diterima kamu atau pilih yang lain."

Ah perkataan lbu, masih terngiang di pikiran ku. Lagi pula kenapa ada surat perjanjian juga dalam jaminan perjodohan.

Sungguh menyebalkan.

Tut.

" Apa ini? Seperti mises hitam pu… aaak!! Taiik cicak!"

" Kenapa, Janna?" Tanya lbu diluar.

" Gak papa Bu, karena sangking kebeletnya cicak membuang kotoran di keningku," sedihku tambah kesel.

" Hahah…," tawa Bang Al, diluar. Kok ada beberapa orang ketawa ya?.

" Emang enak," sahur Nita diluar, oh pantasan ada beang kerok hari ini.

" Pasti wangi dan enak," sahut yang lain, satu angkatan dengan Nita.

' ah, menyebalkan.'gerutuku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!