Menyaksikan para model yang berjalan di atas catwalk Sahara yang menghadiri acara fashion show malam ini nampak menikmati acaranya. Ada begitu banyak pakaian dari designer ternama yang membuat Sahara berdecak kaguk ketika melihatnya, benar-benar cantik.
Di sebelahnya ada teman baiknya waktu kuliah, Wenda yang merupakan seorang designer dan pemilik wedding organizer ternama di kotanya. Sesekali mereka berbincang dengan mata yang tentunya terus mengarah kedepan.
"Design Kak Tarisa benar-benar luar biasa ya? Aku selalu kagum ketika melihatnya." Bisik Wenda yang langsung disetujui Sahara
Tarisa Denalova seorang designer ternama yang namanya dikenal di luar indonesia dan wanita itu juga yang membuat Sahara berkeinginan untuk mengikuti langkahnya.
"Tidak heran dia dikenal sampai ke luar indonesia." Balas Sahara
Ada begitu banyak model yang berlenggak-lenggok di atas panggung dan rata-rata dari mereka sering Sahara lihat bahkan beberapa diantaranya pernah menjadi model untuk pakaiannya. Semua modelnya terlihat begitu cantik dengan tubuh semampai dan berjalan dengan begitu anggun.
Hal itu membuat Sahara bergidik ngeri ketika mengingat saran asistennya yang menyarankan agar besok dia yang berjalan di atas catwalk. Sekarang Sahara sangat yakin itu adalah ide yang sangat sangat buruk jadi dia sudah putuskan untuk berusaha mencari model lain saja dan hari ini dia juga sudah menghubungi beberapa hanya tinggal besok saja mereka bertemu lalu jika cocok dia akan buat kesepakatan.
Dari pada Sahara yang harus berjalan disana lalu baru beberapa langkah dia akan jatuh tersungkur, astaga membayangkannya sajata dia tidak sanggup.
"Pulang naik apa Ra? Di jemput atau bawa mobil sendiri?" Tanya Wenda saat acara sudah akan berakhir
"Aku bawa mobil sendiri di jam segini adalah sebuah keajaiban Wen." Sungut Sahara yang mengundang kekehan wanita disampingnya
"Jadi?"
"Dijemput Pak Hadi nanti aku tinggal telpon." Kata Sahara
"Bukan Arjuna?" Tanya Wenda dengan nada menggoda
Menatap temannya itu dengan sengit Sahara jadi mengingat paksaan pria itu ketika dia akan berangkat tadi.
"Bercanda Ra jangan marah." Kekeh Wenda
Mengangguk singkat sekarang keduanya kembali menikmati acara yang sebentar lagi berakhir dan sekitar lima belas menit acara selesai mereka tidak langsung pulang melainkan berbincang dengan beberapa orang disana.
Setelah merasa cukup puas Sahara mengatakan bahwa dia harus pulang lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan Wenda yang masih tampak asik mengobrol, temannya itu membawa mobil sendiri jadi dia tidak perlu khawatir. Melirik jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat pantas saja Fahisa tidak berhenti menelpon, jangankan jam sepuluh jam sembilan tidak ada di rumah saja orang rumah akan terus menelponnya.
"Halo Mom"
'Ara sudah selesai belum? Kenapa lama sekali?'
"Baru selesai Mom ini Ara lagi keluar Pak Hadi juga udah di depan kayaknya." Kata Sahara
'Bukan Pak Hadi sayang yang jemput'
"Siapa? Vano ya? Baiklah baiklah aku akan menelpon dia sekarang." Kata Sahara
'Bukan sayang yang jemput bukan Vano tapi,....'
"Kak Juna"
Mata Sahara yang masih sangat sehat menangkap sosok Arjuna yang sedang melambaikan tangan dengan senyum manisnya.
'Iya Arjuna yang jemput tadi dia maksa mau jemput kamu'
"Hmm yasudah aku tutup dulu ya Mom." Kata Sahara
Setelah mendapat persetujuan Sahara langsung menutup panggilan telpon dan dengan wajah kesal menghampiri pria yang sangat menyebalkan baginya.
"Selamat malam sayang"
Bukan menjawab sapaan itu Sahara malah malayangkan pukulan kecil di bahu pria itu membuat Arjun terkekeh ketika mendapatkannya.
"Kak Juna ngapain disini sih? Aku kan udah nurut gak bawa mobil sendiri dan di antar Pak Hadi, tapi kenapa sekarang masih muncul disini?" Omel Sahara
Bukan apa dia sangat tau rumah Arjuna cukup jauh dari rumahnya dan tempat ini juga jauh dari rumahnya yang artinya rumah Arjuna dua kali lipat lebih jauh dari sini. Lalu untuk apa pria ini malah datang menjemputnya? Bukan dia yang pulang larut, tapi Arjuna yang akan pulang sangat larut nanti.
"Tadi aku ke rumah Mami mertua... aduhh." Ringis Arjuna ketika sebuah pukulan kembali mendarat di bahunya dan kali ini cukup kuat
"Berhenti panggil Mommy aku pake sebutan Mami mertua." Kata Sahara galak
Tertawa kecil Arjuna sangat suka melihat wajah kesal Sahara rasanya dia jadi ingin menciumnya.
"Kenapa? Mami mertua aja gak marah kok." Kata Arjuna membuat Sahara yang sekarang memanggilnya dengan nada yang begitu menggemaskan
"Kak Juna ihhh"
Belum sempat membalasnya suara Wenda yang sekarang berlari menghampiri mereka membuat Sahara jadi ingin hilang saja, temannya itu pasti akan meledeknya habis-habisan.
"Katanya di jemput Pak Hadi heh?" Kata Wenda sambil menyenggol bahu Sahara
"Memang tadinya Pak Hadi yang mau jemput, tapi makhluk ini tau-tau datang dan bilang kalau dia yang jemput." Gerutu Sahara
"Ahh kamu itu suka banyak ngeles deh Ra." Kata Wenda membuat Sahara melotot sambil menatapnya
"Apa sih Wen?!" Kesal Sahara
Saat tiba-tiba Arjuna menariknya ke sampingnya lalu meletakkan tangan dibahunya Sahara membeku dengan wajah yang sangat terkejut.
"Dia memang begitu Wen katanya dia malu dan takut kamu ledekin." Kata Arjuna
"Jadi gitu ya Ra?" Goda Wenda
Berusaha melepaskan tangan Arjuna dari bahunya Sahara jadi salah tingkah sendiri sekarang, Arjuna memang benar-benar kurang ajar.
"Apasih enggak." Kata Sahara
"Jangan gitu sayang." Kata Arjuna membuat jantung Sahara jadi berdetak dengan sangat cepat
"Yaudah deh aku pulang dulu gak mau ganggu kalian, Kak Juna hati-hati dia ngamuk nanti." Kata Wenda
Menatap sengit teman baiknya itu dengan segera Wenda meninggalkan keduanya dan tepat setelah wanita itu tidak terlihat Sahara mengomel kepada Arjuna.
"Kak lepasin! Kakak ini menyebalkan sekali sih!" Gerutunya
"Kenapa? Kamu salah tingkah ya aku rangkul gini?" Kata Arjuna sambil mendekatkan wajahnya
Menahan nafasnya Sahara merasa wajahnya mulai memerah sekarang dan Arjuna yang melihat hal itu tertawa.
"Kak jangan dekat-dekat." Kata Sahara pelan
"Kenapa? Kamu gugup ya?" Tanya Arjunar
"Kakakkk"
Mendengar rengekan itu membuat Arjuna tertawa lalu menjauhkan wajahnya kemudian membukakan pintu untuk wanitanya. Setelah itu Arjuna juga ikut masuk kedalam dan mulai mengendarai mobilnya.
"Ra kamu lucu kalau ngambek kayak gitu." Kata Arjuna membuat Sahara menatapnya sebal
Dia benci sekali kalau Arjuna sudah begitu karena Sahara jadi salah tingkah karenanya. Meskipun menyebalkan, tapi Sahara sangat menyukai keberadaan Arjuna disampingnya dan dia selalu merasa kehilangan jika pria itu tidak muncul meskipun hanya satu hari.
"Kita makan dulu ya?" Kata Arjuna
"Ngapain? Sudah terlalu malam aku mau pulang dan aku gak mau makan jam segini nanti gendut." Kata Sahara
"Kamu gak makan malam kan? Jangan cari penyakit Ra lagipula gak ada salahnya makan jam segini." Kata Arjuna
"Nanti aku gendut." Kata Sahara
"Tidak masalah"
"Ishh pokoknya aku tidak mau makan." Kata Sahara dengan kesal
"Baiklah kalau begitu aku akan adukan kepada Mami mertua tadi pas mau jemput kamu dia yang suruh aku untuk ajak kamu makan karena kamu belum makan malam." Kata Arjuna
Menyerah! Sahara memang selalu kalah kalau berdebat dengan Arjuna karena entah bagaimana pria itu bisa memiliki setiap kelemahannya.
"Baiklah kita makan, tapi aku hanya akan makan sedikit!" Kata Sahara membuat Arjuna tersenyum senang
"Tidak masalah Ra meskipun hanya makan sedikit yang penting jangan sampai perut kamu kosong, bahaya Ra kalau dibiasakan kamu bisa ken maag." Kata Arjuna dengan nada bicara yang terdengar begitu lembut dan penuh perhatian
Berdeham pelan Sahara memilih untuk tidak menanggapi karena dia bingung harus bicara apa kata-kata yang keluar dari bibir Arjuna selalu membuatnya luluh dan membuat hatinya menghangat.
Arjuna benar-benar pria idaman bagi banyak wanita.
"Kak"
"Hmm? Ingin sesuatu?" Tanya Arjuna
"Mau tanya boleh gak?" Kata Sahara yang dijawab dengan anggukan singkat oleh Arjuna
"Kenapa Kakak terus mengejar aku? Bukannya banyak wanita yang lebih cantik dari aku dan baiknya lagi dia menyukai Kakak,"
Terdiam sesaat ada perasaan ragu untuk melanjutkan perkataannya, tapi Sahara benar-benar penasan.
"Kenapa Kakak begitu sabar menunggu aku?" Tanya Sahara
Tersenyum kecil kalimat yang keluar dari bibir Arjuna malah membuat Sahara penasaran setengah mati.
"Aku jawab nanti ya?"
Arjuna dan perasaannya adalah hal yang paling membuat Sahara penasaran dan terus bertanya-tanya.
¤¤¤¤
Sekitar pukul sebelas malam lewat keduanya baru sampai di rumah Sahara dan ketika makan tadi Sahara yang katanya hanya ingin makan sedikit ternyata menghabiskan makanannya membuat Arjuna menggelengkan kepalanya pelan. Dia sangat tau sifat Sahara yang kerasa kepala dan suka memaksakan diri seperti masalah makan misalnya.
Arjuna sangat tau jika Sahara mudah lapar dan selalu makan tiga kali sehari, tapi beberapa bulan belakangan karena rasa tidak percaya diri katanya Sahara jadi tidak teratur makan dan hanya makan seadanya. Jujur saja Arjuna tidak suka melihatnya Sahara tidak seharusnya berusaha melakukan sesuatu yang tidak dia suka.
"Terima kasih ya Kak dan Kakak hati-hati pulangnya sudah malam! Jangan kebut-kebut aku tau Kakak suka kebut-kebut kalau bawa mobil!" Kata Sahara membuat senyum Arjuna mengembang
Meskipun sering marah dan menolak kehadirannya, tapi Sahara sangat perhatian juga sering mencemasannya.
Bagaimana dia mau menyerah?
Dibandingkan menyerah dia malah suka membuat Sahara percaya bahwa dia benar-benar mencintainya.
"Hmm langsung tidur Ra jangan begadang dan masalah model kamu itu jangan khawatir aku punya teman yang merupakan seorang model besok kamu ketemu saja sama dia." Kata Arjuna
Tersenyum lebar dengan mata berbinar Sahara selalu suka Arjuna yang tanpa sepengetahuannya membantu dia menyelesaikan masalahnya.
Arjuna yang tidak mau membuatnya merasa lelah karena pekerjaan.
"Kak Juna terima kasih banyak." Kata Sahara
Saling melemparkan senyuman sebelum Sahara membuka pintu mobilnya Arjuna menahan tangan itu dan berniat menjawab pertanyaannya tadi.
"Ra"
"Hmm"
"Aku akan jawab pertanyaan yang tadi." Kata Arjuna yang membuat Sahara menatapnya dengan antusias
"Apa?"
Terdiam sesaat tangan Arjuna menangkup wajah Sahara membuat wanita itu membeku dan perkataan setelahnya semakin membuat Sahara tidak bisa berkata-kata.
"Aku tidak mau menyerah untuk wanita yang sangat aku cintai Ra bahkan meskipun ada banyak wanita di luar sana aku hanya mencintai kamu"
Dan pergerakan tiba-tiba Arjuna yang mencium keningnya membuat Sahara membatu dengan jantung yang berdetak tidak menentu.
"Selamat malam dan tidur nyenyak"
Mengangguk kaku Sahara segera membuka pintu mobil Arjuna dan berlari masuk ke rumahnya.
Arjuna benar-benar bisa membuatnya terkena serangan jantung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Sarah
Aku lambat bangattt baca ceritanya, yg ketemu duluan malah ceritanya Vina ama Ziko. Emang penasaran bnget harap2 ada ceritanya Ara, tau2nya emang ada ceritanya...
Suka bnget pokoknya Thorr😇
Semangat terus 💪
2021-07-12
0
Felisha Almaira
cie..cie ...ara neh malu malu mau .. kalo jauh kangen kalo dket sebel...😊😊😊 tar kalo pergi nyariiin...
2021-02-27
0
Nuniek Nurhandayani
arjuna...sweet banget. ikut meleleh jadinya
2021-02-08
0