Selepas Arjuna pergi dari kantornya Sahara kembali berkutat dengan sketsanya ada banyak design yang harus dia selesaikan dan Sahara sedikit pusing karena dia tidak bisa kerja terburu-buru. Namun, sebagai seorang designer dia harus segera menyelesaikannya karena sketsa bukan kendala satu-satunya akan banyak kendala lain yang mungkin akan dia hadapi.
Seperti masalah bahan, penjahit, dan yang paling menakutkan komentar para pembeli yang beberapa kali membuat Sahara down bukan sekali dua kali dia mendapat kritikan yang membuatnya jadi hilang semangat. Sesekali dia juga mendapat kendala di sesi pemotretan, tapi Sahara selalu berusaha untuk berfikir positif.
Semua kesulitan itu benar-benar sudah terbayar sekarang dan Sahara begitu bangga dengan pencapaian yang sudah ia raih. Di tambah lagi dia juga berkenalan dengan banyak orang hebat membuat Sahara jadi semakin bersemangat untuk memajukan usahanya.
Tok tok tok
Saat suara pintu dibuka terdengar Sahara mendongak dan mendapati Gibran sepupunya yang sedang masuk kedalam ruangan sambil membawa kamera yang tadi dia gunakan. Sesekali Gibran memang membantu Sahara dalam sesi pemotretan bukan karena dia sepupunya, tapi karena Sahara sangat menyukai hasil jepretan fotonya yang sangat-sangat cantik.
"Mau lihat hasilnya sekarang atau nanti?" Tanya Gibran sambil mendudukkan dirinya di hadapan Sahara yang tampak asik dengan pensilnya
"Hmm nanti saja aku masih sibuk." Kata Sahara tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun
"Yakin? Nanti ada yang tidak kamu suka kalau dilihat sekarang kita bisa take foto ulang." Kata Gibran
"Tidak perlu Kak semua hasil foto yang Kakak ambil tidak pernah mengecewakan." Kata Sahara membuat sepupunya itu tertawa kecil
"Memang sebagus itu ya?" Tanya Gibran
Dia sudah sering mendapat pujian semacam itu padahal Gibran sendiri sering tidak puas dengan hasil foto yang diambilnya, tapi entah kenapa orang-orang malah terus memuji hasil fotonya.
"Perlu aku butikan? Kakak saja sudah sering menang lomba fotografer dan jangan lupa kalau saja Kak Gibran bukan sepupu aku pasti akan sulit untuk bekerja sama dengan Kakak." Kata Sahara
Tersenyum senang Gibran memperhatikan sketsa yang sedang Sahara gambar, dia tidak menyangka gadis cerewet seperti Sahara bisa menggambar sebagus ini pantas saja anak itu menolak bekerja di kantor orang tuanya, beda style kalau kata Sahara.
"Kamu pintar gambar ya Ra?" Kata Gibran memberikan komentar pada gambaran Sahara
"Kalau sekarang iya, tapi kalau aku lagi pusing hasilnya akan sangat sangat jelek sampai aku robek." Kata Sahara membuat tawa Gibran terdengar
"Tadi Juna kesini ya? Dia ngapain?" Tanya Gibran yang berhasil membuat pandangan Sahara beralih menatapnya
"Pria menyebalkan itu? Apa lagi kalau bukan mengganggu aku." Kata Sahara
"You like him, right?"
Menatap tajam sepupunya Sahara mendengus kesal dan kembali mengalihkan pandangannya pada sketsa yang sedang dia gambar.
"Ayolah Ra mengaku saja hmm? Aku tau kamu menyukai dia kan?" Goda Gibran
Meletakkan pensilnya diatas meja dengan kasar Sahara menatap sepupunya itu dengan kesal, dia tidak menyukai Arjuna! Belum lebih tepatnya.
"Kakak mendingan keluar aja kalau cuman mau godaiin aku terus." Ketus Sahara
"Dia baik Ra perhatian juga, jarang ada cowok kayak gitu jangan kamu sia-sia nanti kalau dia udah sama yang lain kamu nyesal." Kata Gibran membuat Sahara terdiam
Dia menyukai Arjuna?
"Ahh iya temani aku makan siang yuk?" Ajak Gibran
Sahara yang sebenarnya belum lapar, tapi dia mengangguk setuju karena dia hanya makan pizza tadi dan sebentar lagi dia pasti akan kelaparan. Jika bukan nasi Sahara tidak akan kenyang dan mudah merasa lapar lagi.
"Tapi, antar kesini lagi ya?" Kata Sahara yang dijawab dengan anggukan oleh Gibran
Mengambil tasnya Sahara mengikuti langkah Gibran dan sesekali dia tersenyum kepada para pegawai yang menyapanya. Berlari kecil sahara mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki Gibran yang begitu cepat hingga membuatnya selalu ketinggalan.
Memasuki mobil sepupunya Sahara dan Gibran segera menuju salah satu tempat makan yang memang biasa mereka kunjungi kalau makan siang bersama.
"Kak bagaimana tadi pemotretannya?" Tanya Sahara membuka pembicaraan selama perjalanan
"Lancar-lancar saja"
Mengangguk faham Sahara sudah yakin jika tidak akan kendala selama sesu pemotretan itu dan dia senang karena artinya salah satu bebannya sudah hilang.
"Ngomong-ngomong Ra gimana kabar si kembar? Udah lama aku gak lihat mereka." Kata Gibran
"Mereka sudah semakin besar sekarang dan masih sama seperti dulu sering ribut kalau di rumah, tapi kali ini Vina yang memulai duluan." Kata Sahara
Saat sudah dewasa Devano memang sudah tidak jahil lagi dia tumbuh menjadi anak pendiam dan dingin, tapi Devina tumbuh menjadi gadis seperti Sahara cerewet, manja, dan jahil. Setiap hari rumah selalu diisi dengan teriakan kesal Devano ketika saudara kembarnya itu mengganggunya.
"Vina memang sama persis seperti kamu Ra." Kata Gibran yang disetujui oleh Sahara
Kalau kata Daffa adik perempuannya itu malah seperti kembarannya mungkin karena itu dia dan Devina sangat dekat meskipun perbedaan usia mencapai enam tahun lamanya.
"Lalu Ghina gimana kabarnya sekarang? Adik perempuan kamu itu kelihatannya sangat pendiam." Kata Sahara yang mengundang dengusan kesal Gibran ketika mendengarnya
"Pendiam apanya? Kamu tidak tau saja kalau di rumah dia selalu menyiksa aku, tapi ketika aku balas dia akan menangis lalu berlari ke arah Mami sambil merengek dan mengatakan 'Mami Kak Iban pukul Ina' lalu aku akan dimarahi." Kata Gibran dengan penuh kekesalan
Tertawa senang Sahara sama sekali tidak tau jika Ghina seperti itu karena setiap bertemu dengan dia Ghina sangat pendiam dan hanya bicara kalau ditanya.
"Dia hanya pendiam kalau dihadapan orang, tapi kalau sama aku dia sangat menyebalkan." Kata Gibran yang membuat Sahara terkekeh mendengarnya
Saat sampai di salah satu rumah makan Gibran segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Sahara untuk segera turun. Setelah menduduki salah satu tempat kosong Sahara melihat buku menu dan sekitar lima menit akhirnya salah satu pegawai datang untuk menanyakan pesanan mereka.
"Kamu mau apa Ra?" Tanya Gibran
"Mau ayam bakar minumnya jus alpukat ya?" Kata Sahara
Setelah pesanannya dicatat kini Gibran dan Sahara menunggu pesanannya sambil sesekali mengobrol dan tertawa ketika mereka membicarakan sesuatu yang lucu. Sampai akhirnya deringan di ponsel Sahara membuat gadis itu melihatnya dan dia mendengus kesal saat melihat namanya, tapi tetap saja panggilan itu dia angkat.
"Kenapa Kak?" Tanya Sahara malas
'Kamu makan sama siapa? Kalian ngomongin apa aja sampai ketawa begitu?'
Menghela nafasnya pelan Sahara benar-benar tidak habis fikir dengan apa yang ada difikiran Arjuna. Dia bahkan berfikir keras bagaimana pria itu bisa tau? Apa Arjuna mengikutinya?
"Aku sama Kak Gibrannn." Kata Sahara ketus
Melihat wajah kesal Sahara kini Gibran tau siapa yang menelpon sepupunya, pasti Arjuna.
'Aku kira dengan siapa, yasudah kalau gitu makan yang banyak Ra'
"Kakak benar-benar tidak punya kerjaan ya?!" Ketus Sahara
Bukan menjawab Arjuna malah mematikan panggilan telponnya dan membuat Sahara menggerutu.
"Dari pacar heh?"
Dan Gibran malah menambah kekesalannya.
¤¤¤¤
Hari ini Sahara pulang ke rumah lebih awal dia sengaja karena nanti malam dia akan menghadiri sebuah acara dan sekarang dia ingin bersantai-santai di rumah. Saat menjemput adiknya di sekolah Sahara juga langsung pulang dan tidak kembali lagi ke butik, dia ingin beristirahat.
"Ara"
Suara lembut Fahisa membuat Sahara yang sedang berbaring membuka matanya lalu menghampiri wanita itu sambil tersenyum lebar.
"Ada apa Mom? Butuh sesuatu?" Tanya Sahara
Menggelengkan kepalanya pelan Fahisa hanya senang anaknya pulang lebih awal.
"Tidak ada Mommy hanya senang kamu pulang lebih cepat." Kata Fahisa membuat senyum Sahara langsung mengembang
"Kangen ya sama Ara?" Goda Sahara
Tertawa kecil Fahisa mencubit pipi anaknya dengan gemas.
"Ayo masuk Ara ingin cerita sama Mommy." Kata Sahara sambil membawa Fahisa memasuki kamarnya
Sahara membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Fahisa sebagai sandarannya membuat wanita itu tersenyum lalu mengusap lembut rambut panjangnya.
"Apa Daddy lagi keluar?" Tanya Sahara
"Hmm ada pekerjaan yang harus dia selesaikan." Jawab Fahisa
"Lalu Vina dan Vano kemana?" Tanya Sahara lagi
"Mengerjakan tugas di rumah temannya." Jawab Fahisa
Setelahnya mereka terdiam dengan Fahisa yang begitu menikmati waktunya, dia rindu Sahara anak itu sibuk sekali sekarang.
"Mommy tau tidak? Hari ini Ara kesal sekaliii." Adu Sahara
"Kesal kenapa?" Tanya Fahisa penasaran
Mendudukkan dirinya Sahara dengan berapi-api menjelaskan semua hal yang telah membuatnya kesal.
"Ada model yang membatalkan janji begitu saja terus sketsa yang Ara gambar tadi ketumpahan air untuk tidak semuanya dan yang paling menyebalkan Kak Juna masih terus mengganggu Ara." Kata Sahara
Dari tiga hal yang Sahara katakan yang paling membuat Fahisa khawatir adalah sketsa yang tertumpahan air, dia sangat tau butuh waktu yang lama untuk Sahara menggambarnya.
"Kenapa sketsa Ara bisa ketumpahan air? Lalu bagaimana sayang?" Tanya Fahisa
Mengerucutkan bibirnya kesal Sahara juga tidak tau kenapa dia bisa seceroboh itu dan sekarang dia terpaksa harus begadang lagi untuk menyelesaikannya.
"Ara naruh gelasnya sembarangan terus kesenggol jadi Ara harus gambar ulang." Kata Sahara
"Ya ampun Ara kamu ini ceroboh sekali." Kata Fahisa
"Tapi, masih ada waktu kok untuk menyelesaikannya Mommy jangan khawatir Ara tidak akan begadang lagi." Kata Sahara yang tentu saja berbohong
"Ahh iya lalu dengan Arjuna kenapa?" Tanya Fahisa
"Dia datang terus bawakan Ara makanan terus telponin Ara juga dan dia sangat pemaksa." Kata Sahara
"Tapi, Mommy suka sama Arjuna dia baik dan sopan terus dia juga sering telpon Mommy." Kata Fahisa membuat Sahara menatapnya dengan mata membulat
"Kak Juna ngapain telpon Mommy? Pasti dia bilang yang aneh-aneh ya?" Tebak Sahara
Menggelengkan kepalanya pelan Fahisa mengatakan kalimat yang membuat Sahara terpaku.
"Dia bertanya banyak hal tentang kamu katanya dia ingin membuat kamu merasa nyaman dengan kehadirannya"
Arjuna memang pandai membuat perasaan Sahara jungkir balik tidak karuan.
¤¤¤¤
Dua part dulu yaaaa besok up lagii😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Felisha Almaira
dr temen jdi demen kyak Vina ziko....👍👍👍
2021-02-27
0
Hutri Handayani
romantisnya....lanjut kak
2020-05-04
0
Amaliya Malfika
terus semangat kak.
2020-05-04
0