AKU MASIH MENCINTAI MU
Agreta sinovas perempuan mudah yang berwajah oriental hidung mancung berkulit putih bersih bak susu, seorang wanita berhati lembut siapapun akan terpesona akan senyum manisnya.dan Agreta selalu tersenyum kepada siapapu.siapaun tidak terkecuali.
Agreta memiliki hidup yang yang sempurna di kelilingi oleh orang -orang yang sangat menyayanginya.para sahabat yang sudah menjadi seperti keluarga. Agreta memang hanya sebatang kara yang di besarkan di panti asuhan.Agreta tak pernah tahu siapa orang tuanya.dan Agreta sendiri tak pernah mencari tahu tentang asal-usul nya. Meskipun demikian Agreta tak pernah kekurangan akan kasih sayang.karena ia di kelilingi oleh orang -orang yang sangat mencintainya.
Patria Sigara seorang laki-laki mudah nan tampan pengusaha mudah yang sukses dalam bisnis properti dan tambang.Patria Sigara digemari kaum hawa dimana pun dia berada akan selalu menarik perhatian para wanita.
Patria Sigara bukanlah seorang pria hidung belang yang memanfaatkan kekayaan,tampang dan kekuasaan.Dan Patria bukanlah pria yang mudah jatuh cinta.itu terbukti dengan banyaknya wanita yang harus patah hati karena nya.sikap dinginnya membuat para wanita yang berusaha mendekatinya hanya mendapatkan sakit hati.
Perkenalan Agreta dan Patria berawal dari sebuah insiden kecil.Tak sengaja mobil Patria menabrak mobil Agreta yang sedang terparkir di sebuah restoran.
Awal mula perkenalan Agreta dan Patria.
Setelah selesai makan siang di sebuah restoran di Jakarta bersama temanya yang bernama Siska.,Agreta menuju tempat parkir mobilnya.tapi apa yang di lihatnya i mobil kesayangan nya sudah penyok di salah satu pintu mobil .tepat di sebelah mobil sudah berdiri sosok pria yang tampan yang sedang kebingungan pria itu menggunakan jas abu-abu dengan wajah kebingungan. Agreta menatap mobilnya dengan wajah binggung.ia hanya bisa menghela nafas panjang. dan alis yang terangkat
"Ini mobil nona!,maaf saya tidak sengaja," ucap laki-laki itu kepada Agreta, setelah dia melihat seorang wanita yang memandangi mobil yang baru saja di ditabraknya. Agreta menjawab hanya dengan anggukan kepala.mengiyakan menandakan bahwa itu memang mobilnya . "Maaf nona,saya tidak sengaja menabrak mobil anda.dan saya pasti akan bertanggung jawab atas kelalaian saya," ungkap Patria dengan sungkan. Patria sudah memasang ancang-ancang bila si empunya mobil akan mengamuk.dia siap untuk marahi bahkan di maki sekalipun.karena dia memang bersalah.terima nasib.
"Tidak apa-apa,saya bisa mengerti." Dengan suara yang lembut dan senyum khasnya Agreta melanjutkan kata-katanya. "Saya akan menelpon bengkel langganan saya biar mobil saya mereka yang urus,anda tidak perlu khawatir!," ujar Agreta lagi.
Patria terdiam sesaat memandang wajah Agreta yang sedang tersenyum ramah kepadanya bukan mengamuk seperti dalam bayangannya, berteriak dan memakinya. Patria merasakan jantungnya bekerja dua kali lipat dari biasanya.ada rasa yang aneh dalam hatinya.rasa yang belum pernah dia rasakan.entah itu apa. "Halo,apa anda baik-baik saja?" tanya Agreta sambil melambaikan satu tangganya di depan wajah pria yang sudah menabrak mobilnya Agreta menatap sang pria yang sedari tadi terdiam.
"Ya,iya saya baik-baik saja." jawab Patria dengan suaranya yang terbata-bata dan senyum yang sedikit kikuk. "Baik nona seluruh biaya perbaikan biar saya yang akan menanggungnya," sambil mengulurkan tangan Patria memperkenalkan dirinya."Saya Patri" ujarnya dengan wajah berusaha senyum Serama mungkin.
Agreta menyabut uluran tangan Patria sambil menyebutkan namanya, "Saya Agreta." Dengan senyum yang tulus.
percakapan mereka pun berlanjut.
"Apa sekarang nona akan pulang? biar saya yang mengantarkan nona pulang." tawar Patria untuk menebus kesalahannya. "Tidak usah, terimakasih kasih,biar saya pulang bersama dengan teman saya.kebetulan sebentar lagi akan kesini " tolak Agreta karena memang benar Siska sahabat Agreta itu masih di dalam restoran tempat mereka makan siang.
"Sungguh saya menyesal jujur saya sedang terburu-buru tadi jadi saya tidak sengaja menabrak mobil anda." Tutur Patria panjang lebar menjelaskan.
Benar saja tak berapa lama terdengar suaranya teriakan khas sahabatnya Siska Muldova. "Ya Tuhan,Geta apa yang terjadi dengan mobilmu? Siapa yang sudah menabrak mobilmu,biar ku hajar orangnya!" Dengan wajah kesal dan sedih Siska melihat kondisi mobil sahabatnya itu yang penyok di salah satu sisi pintu mobil.
Dengan tampang garang Siska menunjuk wajah Patria yang berdiri dekat dengan Agreta,sambil berkata "Kamu pasti pelakunya Iyakan? ngaku kamu!." ujar Siska dengan suara juteknya. Patria kaget melihat Siska baru saja datang dan langsung mengamuk kepadanya.bukan pemilik mobil yang dia tabrak. Patria hanya terdiam tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk membela diri karena memang dia yang salah.
Agreta yang melihat sabatnya yang sedang ngamuk langsung memegang tangan siska dan menenangkannya.
"Sudah-sudah,dia udah ngaku kok dan udah minta maaf," Agreta berusaha membujuk Siska yang lagi ngamuk agar segera diam. "Ngaku dan minta maaf, gitu doang?" ujar Siska lagi, "Dia harus tanggung jawab juga, enak aja cuma minta maaf terus masalah selesai gitu,jangan mau." Ucap Siska yang mulutnya ngga bisa di rem.
"Uda ska." ujar Agreta menyebut nama sahabatnya dengan panggilan nama pendeknya ."SKA" .Siska menjadi Ska.
Siska yang belum puas dengan ocehannya kini hanya diam memandang sahabatnya dengan wajah cemberut dengan bibir yang sedikit maju tiga senti.dan itu membuat Agreta gemas dengan sahabatnya ini, Agreta tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya ini. Siska memang seperti ini,ia akan mengeluarkan isi hatinya dan isi kepala nya tanpa berpikir lebih dulu.
"Udah ya marahnya,sekalian kenalan sama orang nya." Agreta membujuk Siska agar tidak sewot lagi. Dengan wajah kikuk Patria mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Siska. "Saya Patria orang yang sudah menabrak mobil teman anda,dan sekali lagi saya minta maaf saya nggak sengaja," ujar Patria dengan tulus dan berusaha menerapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman. "Saya Siska,sahabat baik dan terbaiknya Agreta,' ujar Siska, masih dengan wajah cemberut dan bibirnya yang maju tiga senti tak lupa juga suara juteknya. Patria sedikit tersenyum mendengar perkataan Siska.
"Beneran tanggungjawab kamu,awas aja kalo nggak ga!." ujar Siska dengan tatapan sangar kepada Patria. dan sedikit mengancam.
"Kamu Geta jangan terlalu baik sama orang,bisa di salah gunakan dan di manfaatkan!." Siska mengeluarkan kalimat sarkas yang sangat tajam. Patria yang mendengarnya hanya bisa geleng-geleng kepala.
Usai kenalan dengan Patria, Siska mengajak Agreta pulang.karena Siska sudah tidak tahan dengan sengatan matahari yang panas menembus kulit.
"Pulang yuk,kamu aku yang anterin aja ya." ujarnya sambil meraih tangan Agreta.
"Iya, makasih ya ska." sahut Agreta sambil menggandeng tangan Siska.
"Geta jangan kebanyakan senyum entar ada yang naksir."jelas Siska tanpa di kontrol kalimat itu meluncur begitu saja.karena sedari tadi ia melihat Pria itu terus saja memandangi sahabatnya tanpa berkedip.
Patria yang mendengar sindiran Siska langsung berubah ekspresi wajahnya.Wajahnya langsung berubah merah bak kepiting rebus.
"Ampun ni orang,.emang keliatan banget apa isi hatiku?" Patria berbicara sediri dalam hatinya.
"Husss...
Sambil menarik tangan Siska,Agreta memberikan kode dengan mata nya agas Siska melirik pria yang sedari tadi melihat tingkah Siska.tapi Siska bersikap acuh tak acuh. dalam hatinya Siska."Bodoh amat!" Ketika Agreta dan Siska hendak melangkah pergi Patria memanggil Agreta. "Maaf nona Agreta saya boleh minta nomor telpon nona?" Patria meminta dengan nada berharap.
"Mau modus kamu ya!." ujar Siska dengan nada menyidik mata ikutan memicing. mendengar ucapan dari Patria tiba-tiba saja,
"Aiiisssh...saki Geta!" Siska meringis kesakitan setelah mendapatkan cubitan kecil oleh sahabatnya.Agreta menggembungkan pipinya dengan mata melotot bulat sempurna. Agreta mengisyaratkan pada sahabatnya agar tak melanjutkan kalimatnya, meskipun demikian Agreta wajah nya tidak terlihat galak atau sedang marah.
"Bukan itu maksud saya, nanti kalo mobilnya sudah selesai biar saya bisa menghubungi teman anda nona." ujar Patria panjang lebar karena tidak terima di tuduh modus oleh siska.meskipun itu juga salah satu tujuan yang ada di dalam hati Patria karena sudah dari awal Patria melihat Agreta hatinya terus bergejolak tidak menentu.ya inilah cinta pada pandangan pertama.meskipun demikian Patria tidak ingin terlihat kalau dia tertarik pada Agreta di awal perkenalan mereka .Agreta pun memberikan nomor teleponnya karena Patria memiliki alasan yang jelas.
Singkat cerita lewat perkenalan itu hubungan Agreta dan Patria bukan hanya dekat bukan hanya sekedar kenalan tapi sekarang mereka sudah menikah. Tapi bukan hal yang mudah bagi Patria untuk meyakinkan Agreta tentang isi hatinya karena sebelumnya Agreta pernah patah hati.sang matan kedapatan berselingkuh dan itu sempat membuat Agreta jatuh sakit.
Agreta tidak ingin merasakan sakit karena cinta,makanya Agreta lebih berhati-hati.
"Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Lestari Ami'ne Zia
ini moga awal yg bgs
2024-10-17
0
NandhiniAnak Babeh
ok kutinggalkan jejak dulu
2022-08-25
1
Maya●●●
halo kak slaam kenal.
jika berkenan mampir juga di karyaku😊😊
2022-08-25
1