Patria segera ke toilet.tapi tanpa di sadari seorang pria telah mengikutinya menujuh toilet. Setelah di dalam toilet pria itu berdiri tepat di sebelah Patria yang kebetulan kosong
"Jauhi wanita itu." Tiba-tiba pria itu berkata.
"Maaf anda berbicara dengan saya?" tanya Patria.
"Iya." jawab pria itu singkat.
"Apakah anda mengenal saya." tanya Patria dengan perasaan binggung.
"Saya mengenal anda dan juga wanita yang bersama dengan anda pak Patria sigara!." ujar pria itu lagi. Patria sedikit terkejut dengan ucapan pria itu."Benarkah dia mengenal Anggie?" Patria bertanya dalam hatinya.
"Apakah anda menginginkan wanita itu?" Tanya Patria. Dia mencobah menebak maksud dari perkataan pria itu.
Dengan senyum sinis pria itu berkata. "Meskipun wanita itu dengan sukarela menawarkan tubuhnya pada ku,aku tidak akan pernah Sudi menyentuhnya.
Patria terkejut dengan kalimat yang barusan didengarnya.
"Jauhi wanita ular itu,lebih tepat lagi jauhi ANGGIE.Sebelum terlambat!" pria asing itu memperjelas siapa wanita yang di maksud. Setelah mengatakan itu pria itu pun pergi meninggalkan Patria sendiri.
Patria menatap punggung pria itu dengan tatapan binggung.dalam hati nya dia bertanya, "Siapa pria itu,apa hubungannya dengan Anggie?"
Setelah sadar akan lamunannya Patria segera kembali kedalam restoran menemui Anggie.
Setelah Patria sampai di mejanya dia melihat pesanan makanannya sudah tersaji di atas meja. "Kok lama Pat ke toiletnya?" tanya Anggie setelah Patria duduk. "Antri panjang." ujar Patria berbohong. "Oh,....kirain kamu kenapa." Anggie berucap seakan khawatir.
Mereka berdua pun langsung makan.
Patria tidak bisa menikmati makanannya.Patria masih memikirkan perkataan pria yang tak dikenalnya Patria berubah lebih pendiam.
Dan sikap Patria itu di perhatikan oleh Anggie.
"Pat ,kamu kenapa?" tanya Anggie menanyakan sikap Patria yang tiba-tiba berubah.
"Ah...Patria agak terkejut dengan pertanyaan Anggie.
"Aku ngga kenapa-kenapa." ujar Patria dengan nada sedikit engan.
"Apa makanannya kurang enak,?atau tidak sesuai dengan selera kamu?!" Anggie bertanya lagi mencoba mencari Jawaban dari sikap Patria.
"Enak kok makanannya, mungkin aku hanya kecapean" ujar Patria.sekali lagi Patria berdusta.
"Nanti setelah selesai makan kita langsung pulang ya." ujar Patria sambil menarik nafas dalam.
Anggie yang melihat perubahan sikap Patria langsung mengiyakan usul Patria.dalam hati Anggie sebenarnya ia ingin mengajak Patria untuk berbelanja lagi.tapi untuk saat ini Anggie menunda keinginannya itu." Masih ada hari esok." ucap Anggie tanpa sadar.
"Maksudnya?" tanya Patria setelah mendengar ucapan Anggie.
"Ehh.....itu maksud ku besok kita masih bisa ketemu lagi."Jawab Anggie dengan nada sedikit terbata-bata. "Sekarang kita pulang biar kamu bisa langsung istirahat, seperti kamu benar-benar kecapean." ucap Anggie lagi.dengan kalimat panjang ia berusaha menutupi maksud hatinya kepada Patria.
"Oh.. " Hanya kata itu yang keluar dari mulut Seolah malas untuk berbicara.
Setelah selesai makan Patria dan Anggie langsung pulang.Patria menuju mobilnya begitu juga Anggie.karena mereka berdua membawa mobil masing-masing.
Setibanya di apartemen miliknya Patria hanya melepaskan sepatunya dan duduk di sofa ruang tengah.di kepalanya masih terngiang-ngiang dengan ucapan pria asing itu. "Jauhi Anggie selagi kamu masih baik-baik saja." Kalimat ini berputar berulang kali di kepalanya Patria. "Kenapa pria itu bisa mengatakan hal buruk tentang Anggie?"
Benarkah Anggie itu wanita jahat?" Patria bertanya pada dirinya sendiri.
Saat itu juga Patria teringat akan nasehat pak Mun, pria tua yang sederhana namun memiliki pandangan hidup yang luas menurut Patria.
"Apa yang di lihat oleh mata belum tentu itu adalah kenyataan.Musuh yang tersembunyi itu jauh lebih sulit untuk dikalahkan."
Kembali Patria berusaha berpikir keras tentang mencoba mencari celah mungkinkah ada orang yang dengan sengaja ingin menghancurkan rumah tangganya. Tapi siapa? apa maksudnya dan siapa orang itu?" Begitu banyak pertanyaan mengisi isi kepala Patria membuatnya frustasi.
"Ahhhhgg...
Patria mengusap wajahnya dengan kasar.
Patria merasa frustasi.
Di kediaman Siska dan suaminya.
Ketika sedang duduk di ruang tengah siska dan Dean sedang membicarakan tentang kondisi Agreta saat ini. "Yang bagaimana perkembangan Geta."Tanya Dean pada istrinya Siska. "Masih sama seperti kemarin,belum ada perubahan." Jawab Siska.
"Ska,apakah kamu percaya jika Agreta berselingkuh?" tanya Dean dengan nada keraguan. "Aku tidak percaya jika Geta mampu mengkhianati Patria." Ujar Siska. "Aku tahu Geta seperti apa." timpal Siska melanjutkan ucapannya.
"Ska apakah Patria berselingkuh,? bagaimana menurut mu?" tanya Dean lagi. "Aku tidak tahu apakah Patria berselingkuh tapi kami, Freya dan Geta pernah melihat Patria sedang bersama wanita lain " Ujar Siska dengan sedikit penjelasannya. "Apakah wanita itu bernama Anggie?" Dean menyebutkan nama salah satunya model yang bernaung di rumah model nya.
"Aku tidak tahu siapa namanya..tapi aku ingat wajahnya." jawab Siska lagi. Dean sang suami langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto kepada Siska. "Iya..ini wanita itu,, dari mana kamu tahu tentang wanita ini?" tanya Siska penuh sidik.
"Hei...jangan cemburu dulu." ujar Dean menenangkan istrinya yang terlihat tanda-tanda cemburu. "Dia ini adalah salah satu model di tempat ku." ujar Dean meyakinkan istrinya.
"Bisakah kamu memecatnya?"
Ada nada ketidaksukaan Siska pada Anggie. "Kami tidak bisa memecatnya begitu saja,karena Anggie dan kantor terikat kontrak.Jika dari pihak kantor memecatnya secara sepihak maka kantor harus membayar pinalti atau ganti rugi.dan itu tidak sedikit." Ujar Dean menjelaskan pada istrinya siska agar tidak salah paham.
"Berapa lama lagi kontra itu akan selesai?" tanya Siska lagi
"Sebentar lagi kontraknya akan segera berakhir., dari pihak kantor pun sudah tidak berminat untuk menyambung kontrak dengan Anggie." Sekali lagi Dean memberikan jawaban sekaligus penjelasan pada Siska. "Baguslah.,aku tidak ingin wanita itu mendekati mu." balas Siska dengan wajahnya yang di buat cemberut, Dean sang suami tersenyum melihat istrinya yang cemburu..Untuk mengalihkan sikap cemburu sang istri Dean pun bertanya sekali lagi "Apakah Patria pernah menjenguk Geta?"
"Setahuku belum pernah." ujar Siska sambil menarik nafas panjang.ada rasa sedih di hatinya jika memikirkan tentang kondisi sahabatnya itu.
"Saya berharap Patria segera menjauh dari Anggie.Karena dia bukan wanita yang baik." Dean menjelang apa yang dia tahu tentang Anggie pada istrinya.
"Maksudnya?" Siska penasaran
"Yang aku tahu,menurut informasi yang aku dapat Anggie itu bukan wanita yang baik." ujar Dean lagi.
"Ayo tidur sudah malam." ajak Dean ingin mengakhiri percakapan tersebut.
"Besok harus bangun pagi saya ada meeting dengan klien." Dean menarik tangan istrinya agar segera bangun dari sofa dan segera masuk kedalam kamar untuk segera istirahat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
arthiagucia
maaf ya baru bisa bls🙏
2023-03-25
0
Conny Radiansyah
kalo omongan orang di dengar, omongan istri sendiri ga ... parah loe Patria
2022-09-01
2