Tiga bulan sejak pernikahan Siska, semuanya berjalan seperti biasanya.
Agreta dan sang suami masih tetap terlihat mesra seperti sebelum-sebelumnya.wajah bahagia selalu tergambar jelas di wajah Agreta dan Patria
Hari ini Agreta dan Patria sudah janjian makan siang bersama di sebuah restoran. Agreta mengenakan baju berwarna cream sangat menyatu dengan warnah kulitnya yang putih mulusnya. Model baju yang di kenakan nya terbilang sederhana tapi kesederhanaan itu justru menambah kecantikan Agreta. Dan saat ini Agreta sudah berada di dalam cafe tersebut menunggu suaminya datang.
Ada beberapa pria yang selalu melirik ke arah Agreta seolah terhipnotis oleh kecantikannya.mereka beberapa kali berbisik-bisik membicarakan Agreta.
Sikap mereka para pria itu hanya di balas senyum ramah oleh Agreta.
Agreta sudah terbiasa dengan hal semacam ini.
Agreta menuggu kedatangan suaminya dengan duduk manis di pojok kanan ruang restoran bergaya prancis itu.
Drt..drt...
Telepon Agreta bergetar dengan cepat Agreta menjawab panggilan di telponnya setelah membaca tulisan di layar handphone.
"Halo yang aku sudah di dalam,kamu dimana,? ok aku tunggu ya." Agreta langsung menutup telponnya. Tidak lama kemudian di pintu masuk restoran terbuka,seorang pria tampan masuk ke dalam restoran itu.gayanya yang cool memancing mata pengunjung restoran tersebut.
Banyak pasang mata yang bertujuh ke arah pintu masuk restoran terutama mata para kaum hawa. Tatapan kagum dan ingin memiliki pria yang baru masuk itu terlihat jelas dari sinar mata wanita-wanita itu.
Agreta segera melambaikan tangannya kepada pria tampan yang baru saja masuk ,dan pria tampan itu langsung tersenyum pria itu adalah suaminya. Patria. Dengan senyum yang indah Patria menghampiri sang istri dan mengecup kening Agreta.
Para pria yang sedari tadi melirik Agreta langsung mengusut hatinya setelah tahu gadis incarannya ternyata sudah memiliki pasangan. Sedangkan para wanita yang masih memandangi Patria menatap iri melihat Agreta yang notabene pemilik pria tampan itu.
Tidak jauh dari kursi tempat mereka duduk Anggie dan kelompoknya sedang duduk menikmati makan siang mereka.Tiba-tiba Furre berceloteh " Anggie katanya kamu mau menaklukkan hati pria itu, mana? sampai sekarang kamu tidak ada pergerakan sedikitpun." Furre bertanya kepada Anggi dengan tawa seolah mengejek.Anggie yang mendengarkan ocehan Furre mendadak panas.
Karena Anggie tahu Furre sengaja mengejeknya.
Furre dan Anggie memang berteman,tapi di balik pertemanan mereka terselip persaingan yang tidak baik.mereka berdua tidak bisa terang-terangan menunjukan permusuhan dan persaingan,karena mereka sama-sama saling menyimpan kartu as lawannya. Selain itu mereka bernaung di agensi yang sama.sunggu tak baik jika satu agensi tahu permusuhan mereka.
Antara Anggie dan Furre menjalin pertemanan palsu, ketika sedang kumpul bareng dengan teman-teman model lainnya Baik Anggie atau pun Furre akan bersikap layaknya seorang teman baik.tapi jika hanya tinggal mereka berdua,maka Anggie dan Furre akan bersikap seolah tak saling kenal.melebih orang asing. "Lihat saja,sebentar lagi rencana ku akan berjalan dan kalian tinggal tunggu saja dan lihat apa yang akan aku lakukan." dengan sedikit tersenyum Anggie menutup kalimatnya.
Diam -diam sejak hari pernikahan siska Anggie sudah menyusun rencana dengan sangat matang bagaimana menghancurkan pernikahan Pria incarannya.dan pria incarannya itu adalah Patria Sigara.
Anggie sudah bertekad apapun akan dilakukannya untuk mendapatkan Patria,bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk menunjukan kepada Furre tentang kehebatannya menggoda pria-pria incarannya. Anggie saat ini hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melakukan rencananya.
Anggie tersenyum bahagia seolah-olah kemenangan sudah di raih oleh nya.
Patria dan Agreta menikmati waktu makan siang mereka dengan sangat bahagia.mereka berdua saling berbagi makanan.dan itu terlihat sangat mesra membuat iri yang melihatnya.
Setelah selesai makan Patria kembali ke kantor nya, karena urusan kerjaan nya masih menumpuk.Sedangkan Agreta langsung pulang ke rumah. Agreta tidak ingin keluar rumah tanpa ijin atau di dampingi oleh suaminya.jika suaminya tidak bisa menemaninya maka akan ada orang lain yang mendampinginya.kalo bukan Sahabat nya Ska pasti di gantikan oleh si mbo. Di dalam sebuah ruangan yang luas bergaya minimalis modern Patria sibuk dengan dokumen yang bertumpuk di atas meja kerjanya.
Terkadang Patria terkadang tenggelam dengan pekerjaannya yang tida habisnya.jika sudah demikian maka sekretarisnya yang selalu mengingat Patria soal waktu.
Tok tok...
Pintu ruangannya di ketuk.
"Masuk." Ujar Patria
"Maaf pak." sapa sekertaris Patria, Jeje .
Jeje adalah sekretaris dari Patria yang sudah bekerja selama 4 tahun di perusahaan Eco coorporite.perempuan yang selalu berapakah rapi dan tertutup berbeda dari sekretaris yang biasa di jumpai di kantor- kantor perusahannya lainnya, yang sekretaris nya selalu berpakaian kurang bahan alias minim.entah apa karena bahanya memang kurang atau salah potong bahan. dan itu membuat Patria jengah melihatnya.
Dengan alasan inilah Patria nyaman memiliki sekretaris seperti Jeje,rajin dan smart, hasil kerjanya selalu memuaskan.Patria tidak perlu meminta dokumen-dokumen kantor karena tanpa meminta sekretaris nya Jeje sudah menyiapkan lebih dulu.
"Ya..Jeje ada apa?" tanya Patria tanpa basa-basi. dengan kepala masih tertuju layar komputernya.
"Ini pak ada paket buat bapak" ujar Jeje
Sambil meletakan paket tersebut di meja bossnya.
"Apa itu?!" tanya Patria
"Saya kurang tahu pak apa isinya,tidak ada nama pengirimnya." Jeje menjelaskan paket yang baru saja dia terima dari resepsionis .
"Ya sudah ,kamu boleh kembali ke tempat mu," ujar Patria.
"Baik pak saya permisi dulu."
sang sekretaris pergi meninggalkan ruangan bossnya sambil memikirkan apa isi paket tersebut karena ini baru pertama kali bossnya menerima paket tanpa nama pengirimnya.
Patria yang penasaran dengan paket tanpa nama itu dia pun segera membuka paket itu setelah sekretarisnya menutup pintu. Seketika Patria memucat dengan apa yang di lihatnya.tangganya langsung mengepal erat sampai memutih sorot matanya berubah menjadi tajam dengan aura mengerikan kemarahan jelas terlihat dari raut wajahnya.
"Apa yang kau lakukan Agreta,apa yang kau perbuat di belakang ku?" ucap Patria dalam hatinya.
Dalam diam Patria berusaha meredam kemarahan dan rasa cemburunya dalam dirinya Patria mencoba tenang berusaha berpikir positif bahwa apa yang di lihatnya hari ini adalah ulah orang iseng saja. Perlahan lahan Patria menenangkan pikirannya,isi paket yang di terimanya hari ini Patria menyimpannya dalam lemari kerjanya. Tapi di sisi lain Patria tidak langsung memercayai sepenuhnya apa yang barusan di lihatnya.
Patria menyelidiki dan mengawasi Agreta secara diam -diam.
Setelah satu Minggu dari hari di mana Patria menerima paket misterius itu,Patria selalu memperhatikan Agreta. dia menjadi lebih posesif.Patria lebih rajin menelpon istrinya menanyakan istrinya lagi di mana,sedang apa dan dengan siapa.Dan Patria lebih sering vidio call dengan Agreta untuk memastikan bahwa Agreta sedang tidak berbohong.
Patria berhasil meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah ulah orang iseng yang ingin menghancurkan rumah tangganya.tapi di dalam hatinya Patria selalu bertanya siapa pelakunya,apa motifnya. Selama itu penyelidikannya Patria tidak menemukan kejanggalan pada sikap istrinya.semuanya berjalan seperti biasanya. Agreta selalu berpamitan dan meminta ijin jika hendak keluar rumah dan jika sang suami tidak bisa menemaninya maka Agreta akan pergi dengan di temani oleh orang yang di kenal baik oleh Patria.dan semua kegiatannya Agreta selalu memberikan kabar kepada Patria tanpa Patria bertanya,dan hal itu sudah menjadi kebiasaan Agreta.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sunmei
3like hadir semangat k
2023-02-16
0
Dehan
hahaha begitu patria masuk ke cafe dan menghampiri agreta ciwi ciwi dan cowo cowo yg ada di cafe langsung patah hati masal 😂
2022-08-27
1
anggita
mampir ng👍like sja.
2022-08-24
1