Kenapa Harus Menikah?

Kenapa Harus Menikah?

Takdir berkata lain

"Segala sesuatu yang jatuh cinta akhirnya terhapus, kenangan dan hanya kenangan yang menetap. Mengapa hidup membuat kesendirian ceritanya juga tidak lengkap. Sekarang aku tidak bisa minum air mata ini, luka di hati ini saja tidak bisa di jahit. Kerinduan pada hati tidak pernah meninggalkan hari, kegilaan luka ini terjadi setelah kau pergi. Oh Tuhan... dunia mana itu dimana agar tidak ada gema teriakan." Jerit hati seorang gadis yang bernama Adis Saputri berusia 22 tahun.

Setelah di tinggal pergi oleh Ayahnya yang saat itu Adis masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Ayah Adis meninggal karena sakit yang di deritanya. Padahal saat itu Adis sudah mendekati kelulusan nya tapi apa boleh buat takdir berkata lain.

Sekarang Adis bekerja di sebuah perusahaan, dia bekerja sebagai office girl karena Adis hanya tamatan SMA. Adis juga tidak ingin memberatkan sang Ibu keluarga satu-satunya yang ia miliki. Ibunya hanya seorang tukang jahit rumahan yang mana penghasilan nya tidak menentu, untuk itulah Adis tidak mau meneruskan pendidikannya di bangku kuliah karna biaya yang sangatlah mahal. Bisa makan sehari-hari saja Adis dan sang Ibu sudah bersyukur.

"Ibu.. Adis sudah selesai sarapan, Adis berangkat kerja dulu ya." Pamit Adis pada sang Ibu sembari memasukkan kotak bekal makan siangnya ke dalam tas.

"Iya, hati-hati ya Nak.. bekerja yang rajin." Ucap Ibu Sari mengelus lengan sang putri.

"Iya Ibu, Assalamu'alaikum." Kata Adis seraya mencium tangan Ibunya.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Ibu melihat putri satu-satunya yang sudah keluar rumah dan berlalu dari hadapannya.

"Maaf kan Ibu Nak.. kamu harus menanggung beban berat keluarga ini setelah kepergian Ayahmu." Lirih Ibu berkata seorang diri.

Sebenarnya Ibu juga kasihan melihat Adis yang bekerja keras membanting tulang untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Semenjak lulus SMA Adis sudah melamar pekerjaan pernah ia bekerja di sebuah toko baju yang lumayan besar waktu itu tapi hanya setahun saja karena sang pemilik tiba-tiba memutuskan untuk pindah tempat yaitu ke luar kota. Adis juga diajak tapi Adis menolak sebab ia tidak mau meninggalkan Ibunya seorang diri.

"Semoga kedepannya kehidupan kita lebih baik lagi." Do'a Ibu Sari.

Ibu Sari membersihkan piring bekas makan. Lalu mulai menjahit baju-baju dari pelanggan yang selalu setia menjahit di tempatnya. Ibu bersyukur meskipun tidak banyak tapi setiap hari selalu ada saja orang yang mempercayakan pakaiannya untuk dia jahit. Karena Ibu Adis ini orangnya sangat teliti dan hasilnya juga tidak pernah mengecewakan sehingga para pelanggannya merasa puas dengan hasil jahitan Ibu.

***

"Selamat pagi Pak Satpam?" Sapa Adis ramah setelah sampai di tempat kerjanya menyapa security yang di perkirakan berumur 40 tahunan.

"Pagi juga Neng Adis.. mesti Neng Adis ini datangnya selalu awal dari jam yang di tentukan." Jawab Pak Satpam tersebut.

"Hehe.. Iya Pak, saya takut terlambat nanti bisa-bisa kena teguran dari pihak kepala kebersihan." Ujar Adis sambil tertawa kecil.

"Iya lebih baik begitu Neng agar pekerjaan kita tetap aman." Kata Pak Satpam lagi.

"Ya sudah saya masuk dulu ya Pak?" Kata Adis yang mana langsung di angguki kepala oleh Satpam tersebut.

Adis pun mengisi absen terlebih dulu kemudian menaiki lift lalu menekan tombol lantai 7 dimana ia bertugas untuk membersihkan tempat tersebut. Adis juga bertugas membersihkan ruangan pemilik perusahaan ini. Sebelumnya Adis sudah di wanti-wanti oleh kepala bagian kebersihan untuk bekerja dengan bersih jangan sampai ruangan pemilik perusahaan tersebut masih meninggalkan noda kotor. Dan Adis langsung mengangguk patuh sesuai perintah.

Ceklek

Tiba-tiba suara pintu terbuka dari luar. Adis yang sedang membersihkan kaca jendela menghentikan aktifitasnya sebentar, lalu menoleh ke belakang melihat siapa yang masuk. Adis dibuat terkejut melihat orang yang ada di hadapannya saat ini.

"M-maaf Tuan s-saya belum selesai membersihkan ruangan anda." Ucap Adis dengan takut karena yang masuk ternyata pemilik ruangan ini sang atasan yang sudah datang.

"Hemm." Jawab Bima hanya dengan deheman lalu berjalan ke kursi kerjanya.

Adis langsung meneruskan kegiatannya agar cepat selesai karena dia tidak ingin berlama-lama berada di ruangan hanya berdua saja dengan sang atasan.

Bima yang sudah duduk di kursi kebesarannya memperhatikan Adis yang sedang membersihkan kaca. Gadis berkerudung itu terlihat serius sekali dalam kegiatannya dia juga tidak tampak lirik-lirik pada dirinya. Biasanya kebanyakan pegawai wanita di sini akan mencari perhatian kepada Bima.

Tapi Adis berbeda dengan gadis lainnya yang suka curi-curi pandang pada lawan jenis, malah kebalikannya Adis akan merasa risih jika sampai ada laki-laki yang mendekatinya.

"Tuan saya sudah selesai membersihkan ruangan ini, saya permisi mau keluar." Pamit Adis dengan sopan setelah membereskan alat bersihnya.

"Sebelum kamu pergi bisakah kamu buatkan saya kopi, tapi jangan terlalu manis." Kata Bima dengan wajah datar memandang Adis yang saat ini sedang menunduk di hadapannya.

"Bisa Tuan akan saya buatkan kalau begitu." Jawab Adis mengangguk lalu keluar dari ruangan Bima.

"Jadi dia yang selalu membersihkan ruanganku? Baru kali ini aku melihatnya." Monolog Bima kemudian mengecek semua berkas-berkas yang belum ia selesaikan kemarin.

Di ruangan pantry yang ada di lantai 7 ini, Adis melihat Mbak Yuni salah satu senior cleaning servis sedang mengaduk teh untuk beberapa pegawai yang sudah datang dan meminta untuk di buatkan teh hangat.

"Pagi Mbak Yuni?" Sapa Adis sambil tersenyum.

Mbak Yuni menoleh lalu tersenyum pada Adis. "Pagi juga, mau buat apa Dis?" Tanya Mbak Yuni.

"Mau buat kopi Mbak untuk Tuan Bima." Jawab Adis mengambil cangkir di rak.

"Tumben Pak Bima jam segini sudah datang." Ujar Mbak Yuni heran pasalnya saat ini masih jam setengah delapan.

"Kurang tahu juga Mbak." Jawab Adis mengendikkan kedua bahunya sambil mengaduk kopi panasnya.

"Aku tinggal dulu ya Mbk, sudah selesai ini kopi yang aku buat." Kata Adis meninggalkan Mbak Yuni sambil membawa nampan berisi secangkir kopi.

"Iya." Jawab Mbk Yuni mengangguk.

Adis mengetuk pintu sebelum ia masuk.

Tok.. Tok..

"Masuk." Sahut suara dari dalam. Adis langsung membuka pintu dan mendekat ke arah Bima meletakkan secangkir kopi di meja kerjanya yang tadi di minta oleh laki-laki tampan ini.

"Ini Tuan kopinya." Kata Adis.

Bima hanya berkata 'Iya' tanpa melihat Adis karena sedang fokus mempelajari beberapa berkas yang ia baca. Adis juga langsung keluar setelah meletakkan kopi tersebut.

Bima yang tadinya fokus pada lembarannya tidak menyadari jika Adis sudah keluar dari ruangannya. Dia celingukan mencari keberadaan Adis.

"Cepat sekali dia keluar." Gumam Bima lalu meminum kopi buatan Adis.

"Enak juga kopi buatannya." Ucapnya lagi.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

roman romanya jodoh m

2023-02-28

1

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

mmpir😄😄😄

2023-02-03

0

Sakura Chan

Sakura Chan

Assalamualaikum wr wb

Izin pm thor, mampir yuk ke ceritaku judul nya

Aku Tetap Cinta

2022-10-15

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 71 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!