Jerat Asmara Sang Mafia
Di suatu malam yang sangat dingin, seorang pria terkapar dengan badan tertelungkup menghadap aspal. Pria itu merasakan tubuhnya begitu ringan seakan melayang, sampai-sampai dia dapat melihat diri sendiri. Akan tetapi, si pria sama sekali tak dapat menyentuhnya. Tiba-tiba, beberapa tangan memegang tubuh lemah itu, lalu melemparkan tinggi-tinggi.
Pria tersebut dapat merasakan kengerian luar biasa. Namun, lagi-lagi dia tak punya kuasa untuk menggerakkan anggota badan. Dia hanya bisa pasrah, ketika dirinya melayang dari ketinggian. Terempas begitu saja ke dalam samudera. Menyambut ombak yang segera menggulungnya, hingga tubuh tak berdaya itu menghilang.
Tak berselang lama, dia mulai tenggelam. Pandangan yang awalnya samar, berubah menjadi buram seketika. Di dalam kegelapan itulah, waktu di sekelilingnya seakan berputar kembali ke masa lalu. Saat-saat di mana dia masih remaja.
Pria tadi, dapat melihat dengan jelas sosok dirinya pada awal usia tiga belas tahun. Tubuhnya kurus kering dan seakan tak bernutrisi. Dia berjalan tak tentu arah, setelah sang ibu tiri mengusirnya dari rumah.
Langkah kaki lemah terseok-seok, bahkan hampir saja terjatuh. Untunglah ada tangan mungil yang segera meraih dan membantu dia agar tetap berdiri. “Kau tidak apa-apa?” tanya gadis manis si pemilik tangan mungil tadi.
Remaja malang itu menggeleng lemah. “Aku hanya lapar. Karena itulah tubuhku terasa lemas,” jawabnya lesu.
Mata bulat nan indah milik gadis kecil tadi terbelalak. Tampak jelas sorot iba di sana. “Makanlah bekalku. Hari ini, aku pulang sekolah lebih awal. Jadi, aku bisa makan di rumah,” ujar gadis itu, seraya menyodorkan kotak bekal berwarna kuning cerah pada si remaja tadi.
Tanpa ragu, remaja kurus itu menerima, lalu membuka kotak makan siang tersebut. Matanya berbinar, tatkala melihat isi dari kotak itu. “Wah! Ini pasti enak,” gumam si remaja dengan air liur yang hampir menetes.
“Ayo. Makanlah,” suruh si gadis kecil yang duduk di sebelah remaja kurus tadi.
Tanpa menunggu lama, si remaja kurus itu menyantap makanan yang tersaji di hadapannya dengan lahap. Berkali-kali, dia memuji betapa enak makanan yang tengah dirinya nikmati, hingga tanpa sadar isi kotak itu pun habis. Bersih tak tersisa. Si remaja mengelap mulutnya. Tak lupa, dia mengucapkan terima kasih kepada gadis kecil yang baik hati.
Si gadis kecil, kemudian memberikan botol air minumnya untuk remaja kurus itu. “Minumlah."
Si remaja kurus segera menerima. Sejenak, dia mengamati botol air minum berwarna bening, dengan banyak tempelan stiker di sana. “Stiker superhero? Kau suka superhero ini?” tunjuk remaja itu pada sebuah stiker bergambar tokoh salah satu pahlawan super terkenal.
“Iya. Aku sangat menyukainya. Aku mempunyai banyak koleksi stikernya di rumah,” terang gadis kecil itu sambil tersenyum. Senyuman yang terlihat sangat menawan, hingga sang remaja terpana dibuatnya.
“Siapa namamu?” tanya si remaja.
Belum sempat gadis itu menjawab, tiba-tiba datanglah seorang pria dewasa dengan setengah berlari menghampirinya.
“Tuan Adriano? Anda Tuan Adriano, kan?” Pria itu segera mengeluarkan sebuah foto dari saku kemejanya, lalu membandingkan dengan wajah si remaja. “Ya, Tuhan. Ternyata Anda benar Tuan Adriano. Mari ikut denganku. Tuan Alessandro Moriarty sudah menunggu Anda.” Tanpa menunggu jawaban si remaja, pria itu menarik tangannya begitu saja, lalu membawa dia menjauh dari si gadis kecil.
“Tunggu. Tunggu! Aku belum mengembalikan botol minumnya!” ucap si remaja.
“Tidak apa-apa. Bawa saja. Untuk berjaga-jaga supaya kau tidak kehausan di jalan. Stiker superhero-ku akan melindungimu, agar kau tidak jatuh lagi!” seru gadis kecil itu dari kejauhan. Senyumannya yang indah kembali terkembang.
Hati si remaja menghangat atas kebaikan yang telah diberikan gadis kecil itu. Dalam ingatannya, sudah terpatri senyuman manis dan lucu dari wajah lugu tersebut. “Aku akan kembali! Aku akan menjemputmu!” seru si remaja dari jendela mobil, sesaat setelah tubuh kurusnya masuk ke kendaraan.
Gadis kecil itu hanya tersenyum lebar sembari melambaikan tangan. “Sampai jumpa lagi, Adriano!” serunya.
“Sampai jumpa lagi, Adriano!” Suara itu kembali terngiang di telinga. Mengganggu lelapnya, serta menyingkirkan kegelapan yang sedari tadi menyelimuti. Setengah tersadar, pria itu melihat dirinya terombang-ambing di tengah lautan. Rasa perih yang teramat sangat, mulai dia rasakan di bagian perut. Terlebih sinar matahari yang berada di atas kepala semakin menambah penderitaan. Teriknya begitu membakar permukaan kulit pria itu. Perlahan tapi pasti, kegelapan kembali menyergap dirinya.
......................
Corsica. Pulau yang indah dan menjadi tujuan para wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Berjarak sekitar dua ratus kilometer lebih dari Pulau Elba, dan termasuk ke dalam wilayah region Perancis.
Seorang gadis berambut hitam, berdiri di sisi sebuah tebing yang tidak terlalu terjal. Seperti biasa, setiap siang dia selalu menikmati embusan angin di sana dengan suasana pantai berombak. Namun, pada siang itu ada sesuatu yang tak biasa. Tepat di bibir pantai yang kebetulan tengah sepi pengunjung, pandangannya terkunci pada sesuatu yang tampak mencurigakan. Gadis itu bergegas menuruni bukit dengan hati-hati. Dia berlari di atas pasir dalam cuaca panas, menuju garis pantai.
Sesosok tubuh seorang pria dalam posisi tertelungkup dirinya dapati di sana. Gadis itu terlihat resah. Dia memilih untuk bergerak mundur. Gadis tadi tak tahu, apakah pria itu masih hidup atau sudah menjadi mayat. "Astaga!" seru si gadis setengah ketakutan. Dia lalu melihat sekeliling, dan segera berlari dari pantai tersebut.
Tak berselang lama, gadis itu kembali bersama seorang pria setengah baya. Dia menunjukan temuannya kepada pria yang menyertainya. "Apakah pria ini masih hidup?" tanya pria paruh baya tersebut, seperti pada dirinya.
"Entahlah, Paman. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Masih hidup atau tidak, kita tetap harus menolongnya. Kita tak mungkin membiarkan pria itu tetap berada di sini," ujar gadis berambut hitam itu.
"Kau tunggulah di sini. Aku akan mengajak Tuan Bailey kemari." Dengan terburu-buru, pria paruh baya tadi kembali ke atas bukit dan menghilang dari pandangan si gadis berambut hitam. Sementara, dia masih berdiri terpaku di dekat tubuh pria yang tubuhnya sesekali tersiram ombak.
Selang beberapa saat, pria paruh baya yang dipanggil paman oleh gadis itu, telah kembali dengan seorang pria dengan tampilan jauh lebih rapi. "Lihatlah, Tuan Bailey. Itu yang keponakanku temukan," tunjuk pria dengan janggut yang sudah memutih tersebut.
Pria bernama Bailey itu segera mendekat dan mengamati tubuh pria yang masih dalam keadaan tertelungkup di atas pasir. "Aku akan segera menghubungi petugas medis," ucapnya. Dia lalu merogoh ponsel dan mulai menghubungi seseorang. Mereka bertiga kemudian menunggu beberapa saat, hingga para petugas medis setempat datang.
Para petugas medis itu segera memeriksa pria yang terdampar di bibir pantai. "Pria ini masih hidup!" seru salah seorang dari mereka yang berjumlah empat orang. "Ada beberapa luka tembak di perut samping sebelah kiri. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit pusat," lanjutnya setelah memeriksa dengan lebih saksama.
"Aku akan menghubungi pihak rumah sakit pusat agar mereka mengirimkan helikopter kemari," ujar pria bernama Bailey tadi. Tanpa berlama-lama, dia kembali menggunakan ponselnya. Sedangkan, tubuh pria yang tadi terdampar segera dibawa menjauh dari pantai, untuk menunggu bantuan datang.
Tidak perlu menunggu terlalu lama, helikopter yang akan membawa pria yang terluka itu telah tiba. Para petugas segera membawa pria tersebut ke dalam helikopter. "Bolehkah aku ikut? Aku ingin mengetahui keadaannya," pinta gadis berambut hitam tadi sedikit berharap.
"Masuklah!" suruh Bailey tanpa banyak bicara, membuat si gadis terlihat senang. Dia segera mengikuti para petugas medis tadi, masuk ke helikopter. Setelah itu, mereka pun terbang menuju rumah sakit pusat.
Setibanya di rumah sakit, para petugas di sana sigap menangani pasien yang baru tiba. Mereka segera membawa pria yang tengah terluka itu menuju ruang tindakan, sementara si gadis menunggu di luar dengan khawatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 376 Episodes
Comments
Peni Sayekti
baru tau ada lanjutan tuan de luca. bagus ceritanya aq suka
2023-03-27
1
Runa💖💓
Kasihan Andriano
2022-10-23
0
Maria Alfrida Wale
kukirim bunga buat Theo dulu ya. Adrianonya nanti..
2022-06-27
2