Janjiku Selamanya

Janjiku Selamanya

Pak Zainul

Putri Kesumandari adalah anak perempuan satu satunya dari pasangan Harjo Kusumo dan Syaidah Nurjati. Keluarga kecil ini hidupnya pas pasan, Pak Harjo bekerja disebuah bengkel mobil dan penghasilannya yang kecil perbulan harus dibuat cukup untuk biaya sekolah dasar Putri, Hasil itu untuk makan satu keluarga yang diatur seadanya dan juga untuk ongkos biaya perjalanan baginya ketempat kerja.

Sedangkan istrinya, bu Syaidah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga pak Zainul yang kaya raya, hasil kerjanya per bulan juga dibagikan untuk biaya sekolah Putri dan belanja harian.

Subuh subuh ibu Syaidah biasanya sudah berangkat kerja dan jam 8 malam baru ia bisa pulang kerumahnya.

Rumah mereka berukuran 4 x 7 meter di desa Mangunrejo, Bantul Jogjakarta. Dirumah itu hanya ada 1 kamar tidur dan kamar mandi. Gentengnya terlihat sudah banyak yang bocor, apabila hujan datang Putri harus cepat cepat menyiapkan ember untuk menampung tetesan air hujan. Dan parahnya bila hujan turun deras, maka lantai basah semua..biasanya Putri akan menutup satu satunya kasur dengan 2 kain batik tua bekas milik neneknya yang sudah meninggal.

Meskipun mereka keluarga pas pasan, namun ibu Syaidah selalu mengajarkan Putri untuk bisa mandiri. Tahun ini Putri berumur 11 tahun duduk dikelas 5 SD. Diusianya yang masih kecil Putrilah yang membantu bereskan rumah dan menyuci pakaiannya sendiri.

Mereka memang keluarga yang tangguh, dengan penghasilan yang rendah mereka selalu tampil bahagia..sedikitpun tidak pernah mengeluh..bahkan selalu berterima kasih kepada Tuhan atas karunianya.

...<¤●¤●¤●>...

Laksmono Warjono seorang anak laki laki yang tinggal di daerah Angantaka Badung, Bali. Ia lahir dari seorang ayah yang berasal dari Malang, Jawa Timur bernama pak Sarijo Warjono yang menikah dengan wanita Bali bernama Siti Iluh Adiyaksa.

Pak Sarijo dan ibu Siti bekerja di rumah villa didaerah Angantaka milik pak Zainul yang tinggal di Jogja itu. Pak Sarijo sebagai tukang kebunnya dan bu Siti sebagai pembantu rumah tangga dan tukang masak. Tahun ini adalah tahun ke 3 mereka bekerja di villa pak Zainul semenjak villa itu dibangun. Sebelumnya pak Sarijo adalah seorang petani sawah biasa.

Alhamdulillah sekarang pak Sarijo tidak usah berpanas panasan lagi bekerja disawah. Dengan bekerja divilla ini kesehatannya membaik dan ia nampak lebih segar.

Laksmono sudah berumur 12 tahun dan tahun ini adalah tahun pelajaran terahir sekolah dasar. Ayahnya sudah menyiapkan agar putranya masuk sekolah menengah pertama. Sedikit demi sedikit sang ayah sebisanya menyisihkan sedikit penghasilannya agar Laks bisa melanjutkan ke sekolah menengah Pertama.

Kehidupan merekapun secukupnya saja, Bahkan pernah beberapa kali mereka makan hanya dimalam hari saja..pagi dan siang mereka puasa.

Namun demikian Bu Siti selalu tersenyum dan tulus ikhlas atas pemberian Tuhan. Bu Siti yang asli Bali sudah menjadi mualaf semenjak ia dinikahi pak Sarijo. Ia seorang wanita yang tekun ibadahnya dan penyabar.

"Laks..kamu yang pinter sekolahnya ya nak..jangan tinggalkan shalatmu dan selalu ucapkan terima kasih kepada Allah atas semua ini"

"Iya buk..saya juga selalu berdoa agar bapak ibuk sehat selalu"

Demikianlah gambaran 2 keluarga sederhana yang hidup di dua pulau berbeda namun mempunyai kesamaan dalam hidup dan bekerja kepada satu boss yaitu pak Zainul.

Sosok pak Zainul sendiri adalah gambaran seorang pengusaha toko mainan anak anak yang sukses. Ia hidup sendirian, karena ketidak ada kecocokan, satu tahun yang baru lalu ia bercerai dengan istrinya, Santi Pradanu.

Pak Zainul orangnya keras dan selalu ingin menang sendiri. Tahun ini ia sudah berhasil membuka 2 toko, satu di Jogja dan satu lagi di Bali.

Para karyawan tokonya baik di Jogja maupun yang diBali sudah sering berganti, selain pak Zainul orangnya pelit tapi ia sering sekali mengucapkan kata kata kasar kepada para karyawannya dan yang pernah kerja dibeberapa tokonya itu pasti pernah merasakan makian dan bentakannya.

Bu Syaidah yang bekerja dirumah pak Zainul didaerah Sleman Jogja sudah kenyang dengan bentakan amarah pak Zainul. Namun bu Syaidah tetap sabar dan tidak pernah mengeluh.

Begitu juga dengan ibu Siti yang bekerja sebagai tukang masak divillanya diBali sering sekali dimarahi apabila makanannya tidak sesuai dengan seleranya.

"Kamu ini saya gajih kerja jadi tukang masak disini! Masakanmu anyep semua! Ingat! masih banyak tukang masak diBali yang antri mau kerja divilla ini..ngerti atau tidak sih kamu!"

"Maaf pak..saya salah" ucap bu Siti serba salah.

"Aah bikin jengkel! sudah sana pergi!" kata pak Zainul kesal.

...<¤●¤●¤●>...

"Heh..sudah buk..ga apa apa..kita sabar saja, mungkin jualannya lagi ga bagus..sudah jangan sedih" bisik pak Sarijo ditelinga istrinya.

"Iya pak..ga apa apa, saya kuat ko..Bismillah" balas istrinya sambil mengusap matanya yang basah.

"Nanti malam pasti Laks pijitin kakimu yang lelah..anggap saja semua ini cobaan dari yang kuasa..kita punya berlian yang sangat indah dirumah..si Laksmono itu berlianmu buk"

"Sarijo! dimana kamu?!" Tiba tiba terdengar teriakan pak Zainul.

"Iya pak ada apa? saya lagi bersihkan cangkul pak"

"Itu daun daun pohon kelapa dipotong dong..masa didiamkan gitu..ayo potong dan turunkan!"

"Oh ya pak..segera saya potong"

Sarijo bingung sendiri, padahal daun kelapa itu belum kering sekali masih nampak bagus..lagian, ia paling tidak suka naik keatas pohon kelapa yang tinggi itu. Rupanya pak Sarijo punya vertigo, ia sebetulnya tidak sanggup naik keatas pohon yang tinggi..tapi apa boleh buat..

"Pak..Jangan lupa Bismillah ya kalo naik keatas" bisik istrinya.

Pak Sarijo sendiri sebetulnya sudah 3 hari ini sering pusing kepalanya, obat yang dibelikan saudaranya dari Malang sudah habis. Tapi ia tidak berani bilang kepada pak Zainul. Ia takut dipecat, kalau dipecat mau cari kerja kemana lagi..jaman Covid kaya begini susah cari kerjaan.

"Nanti sore saya mau balik keJogja..saya mau semua daun daun kering dibersihkan, itu rumput dekat kolam ikan dipangkas yang rapih jangan kaya gitu, gondrong!"

"Oh iya pak, setelah potong daun kelapa saya bersihkan rumput yang sudah panjang pak"

Pak Sarijo bingung..rumput itu kan masih terlihat bagus semua, mau dipotong gimana lagi?

Bu Siti hanya bisa mengelus dada mendengarkan celoteh pak Zainul.

"Bu Siti! saya ga makan sore ini, jam 3 saya sudah berangkat ke airport! Lain kali jangan lupa bikin masakan yang enak ya jangan kaya tadi ga ada yang bisa dimakan!"

"Iya pak..maaf ya pak"

Dalam hati bu Siti gembira..Alhamdulillah dia pulang keJogja..kasian suamiku dibentak bentak terus.

"Buk..pak Zainul..nanti pulang keJogja?" bisik pak Sarijo sambil mengeluarkan alat pemotong rumput.

"Iya pak..eeh ko mukamu pucet? pusing lagi?"

"Iya buk sedikit aja ga apa apa..sebetulnya aku ga suka naik keatas pohon itu..tapi kalau tidak dia akan bentak bentak lagi" bisiknya.

"Ini minum air anget dulu..Masya Allah.."

Diteguknya air anget itu sampai habis..

"nanti kalau dia berangkat keairport aku mau istirahat sebentar" ucap pak Sarijo.

"Iya..pelan pelan aja kerjanya..nih pake topimu"

...¤■■■■■¤...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!