Waduh..lha 'ko sudah kembali pak Zainul? Ya Allah semoga dia 'ga ngebentak bentak..ucap buk Syaidah dalam hati ketika melihat sebuah mobil Honda Accord memasuki pekarangan rumah.
Dari jendela dapur buk Syaidah melihat pak Zainul turun dan disana didepan garasi mobil terlihat ia sudah mulai membentak sesuatu kepada Rusdi satpam rumah.
Namun waktu masuk kedalam rumah, mungkin karena capek ia buru buru langsung masuk kamar tidur. Koper kecil ia lempar begitu saja dikursi sofa ruang tamu.
Sukurlah, biarkan ia istirahat...pikirnya, sebaiknya aku menyiapkan sop kaki ayam kesukaannya, kemarin sebelum berangkat keBali pak Zainul sudah wanti wanti kalo pulang mau makan sop kaki ayam.
...<¤●¤●¤●>...
"Aah..aku mau keluar dari sini besok buk!" ucap Rusdi terdengar dari belakang.
"Lho piye tho? bukannya kamu baru masuk 2 bulan yang lalu?"
"Iya, aku sudah menahan amarah ini selama 2 bulan..tapi kayanya ga kuat aku..tadi aku dibentak bentak...padahal baru balik dari Bali..apa kabar kek atau nyapa dulu gitu...masa, baru turun dari mobil sudah ngebentak saya..aahh..aku balik jadi satpam di kantor bang saja daripada disini dibentak bentak terus!"
Bu Syaidah narik napas panjang..ini sudah ke 7 kali satpam berganti..biasanya 2 atau 3 bulan mereka para satpam memang sudah keluar..semuanya kesel diperlakukan tidak baik sama pak Zainul bahkan pernah bulan lalu gajih Rusdi telat 1 minggu.
Nampaknya pak Zainul paling suka ngebuli bawahannya.
"Ya sudah dek Rus..mana yang terbaik itu yang kamu ambil..ibu mengerti"
"Nanti kalo dia bangun tidur, aku mau ngomong sama siboss"
...<¤●¤●¤●>...
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah dan menyiapkan makanan untuk pak Zainul, ibuk Syaidah berangkat pulang. Jam menunjukan pukul 8 malam.
Diluar rumah ia menjumpai Rusdi. Rupanya ia juga siap siap mau pulang.
"Eh..sudah bilang sama pak Zainul?"
"Aku males ngomong buk..biar saja aku pergi dari sini dan keluar dari pekerjaanku ini" Ucapnya acuh tak acuh.
"Lho..nanti gajihmu gimana?"
"Sudah tidak apa apa..biar saja dimakan sama orang itu. Aku muak liat muka dia! Baik buk sampai jumpa lagi kapan kapan" Langsung saja ia naik motornya dan pergi meninggalkan rumah Pak Zainul tanpa pamit.
Buk Syaidah mengelus dada..ya ampun itu anak. Memang orang yang kerja dirumah pak Zainul harus kuat mentalnya, masalahnya orang ini sering tidak menghargai orang. Banyak sudah mereka yang terluka hatinya karena ucapannya yang tidak baik.
Aku lebih baik masuk dan beritahu ke pak Zainul bahwa rumah sudah tidak ada satpamnya lagi.
Ia liat diruang tamu pak Zainul sedang menonton TV.
"Permisi pak" kata buk Syaidah menyapa.
"Eh ada apa buk? saya kira sudah pulang"
"Iya baru saja mau pulang, tadi ketemu sama Rusdi diluar. Dia sudah pergi pak, katanya keluar dari kerjaan satpamnya..jadi sebelum saya pulang mau bilang tidak ada orang lain kecuali bapak sendiri dirumah"
"Hah?! orang gila! ko keluar tidak pamit kesaya?!"
Buk Syaidah diam saja tanpa memberikan jawaban apa apa.
"Ya sudah pulang saja kamu! itu orang gila! Jangan takut, masih banyak orang mau jadi sekuriti disini!"
"Baik pak..saya pamit dulu..selamat malam"
"Heeh..tutup saja pintu luar nanti saya sendiri yang gembok!" jawab pak Zainul, tanpa mengucapkan terima kasih kepada bu Syaidah.
...<¤●¤●¤●>...
"Assalamualaikum" ucap buk Syaidah masuk kerumahnya yang kecil itu.
Putri dirumah sedang membaca buku pelajaran dan disampingnya Pak Harjo lagi istirahat tidur tiduran dilantai.
"Waalaikumsalam" serentak bapak dan anaknya membalas.
Putri bangkit dan mencium tangan ibunya.
"Ini aku bawain sayur sop..ayok kita makan" ucap buk Syaidah sambil memberikan satu kotak plastik berisi sop ketangan Putri.
"Alhamdulillah buk, kasian bapak belom makan dari tadi..tapi sudah aku buatkan teh"
"Ayok kita makan bareng, ibuk juga bawa nasi putih, cukup untuk bertiga"
Putri lari mengambil 3 piring plastik dan menyiapkan makan malam. Ia gembira ibunya sudah pukang dan membawa makanan.
Meskipun hanya makan dengan sop sayur tapi rasa nikmatnya luar biasa. Teh panas sebagai minumpun terasa menyegarkan.
Pak Harjo tadi pagi hanya makan 1 tempe kering dan nasi begitu juga Putri. Sop sayur dengan sisa tempe mereka santap dengan penuh kenikmatan.
...<¤●¤●¤●>...
Siang itu diBali, di villanya pak Zainul..ketika pak Sarijo sedang memangkas rumput ditaman tiba tiba ia merasa pusing dan seluruh tubuhnya terasa lemas, keringet dingin keluar ditangan, wajah dan badannya.
Dalam hitungan detik pak Sarijo pingsan dan jatuh pingsan dirumput. Untung saja buk Siti keluar ketaman hendak memberikan segelas teh anget.
Kaget melihat suaminya tertelungkup dirumput ia membuang gelas teh itu ketanah dan berlari kearah suaminya.
"Pak! kenapa pak?!"
Bu Siti mengangkat kepala pak Sarijo dan meletakkan dipahanya. Terlihat bibir pak Sarijo kering dan banyak sekali keringet ditubuhnya.
Dengan cepat ia mencabut ponsel dari saku roknya dan menelpon Sukri anak tetangganya.
"Sukri tolong ibuk nak! bapak jatuh pingsan! kamu kesini ya naik motor, tolong Sukri" suara bu Siti gemetar.
"Pak..pak, Ya Allah pak sadar pak" bisiknya ditelinga sang suami. Bu Siti mencoba menyadarkan suaminya dengan memijit mijit kening dan leher pak Sarijo. Dengan kain dasternya ia mengeringkan semua keringat diwajah dan kedua tangan suaminya.
Sekitar lima belas menit ahirnya Sukri datang, ia memarkirkan motor Honda bebeknya dan berlari kearah taman villa pak Zainul.
"Ya Allah buk..kenapa bapak?!"
"Alhamdulillah kamu datang..ga tau juga, tadi terahir potong rumput, tiba tiba saya keluar nemuin bapak sudah pingsan"
"Ayo saya bantu angkat kebawah pohon biar sedikit teduh" ucap Sukri.
Dengan susah payah Sukri mengangkat badan pak Sarijo dan ibu Siti membantu dari sisi yang lain.
Pak Sarijo dibaringkan ditanah dibawah pohon, tiba tiba kedua mata pak Harjo mulai terbuka. Ia sudah sadar. Pak Sarijo mencoba untuk duduk dan bersandar dibatang pohon.
"Perasaanku lemes sekali buk. aku minta air minum" suaranya terdengar sangat pelan.
"Sukri bantu ibuk, itu ada gelas tadi saya lempar ditanah dicuci dan ambilkan air anget..ada didapur diteko yang besar" ucap bu Siti gemetar.
Sukri langsung lari, ia mencari gelas yang katanya ada ditanah.
"Pak..aku mau kunci pintu villa..kalau bapak sudah agak seger kita pulang ya"
Pak Sarijo mengangguk pelan.
Sukri datang membawa segelas air anget.
"Pak ayo diminum dulu" bu Siti menyodorkan gelas itu kemulut pak Sarijo.
"Buk, saya mau antar bapak ke puskesmas deket sini, ada didekat perempatan jalan raya Angantaka ga jauh dari sini..biar saya yang bayar dulu, ini saya bawa duit sedikit" ucap Sukri.
"Ya Allah..tapi kan Sukri perlu duit itu, jangan Sukri tidak apa apa" jawab bu Siti.
"Tidak apa apa, besok saya gajian kemarin saya kerja nguli 1 bulan lumayan buk..soalnya ini berbahaya saya liat bapak keluarin keringet dingin..jangan sampe nanti ada apa apa"
"Pahala besar untukmu dek Sukri"
...¤■■■■■¤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments