Beloved My Ana

Beloved My Ana

Bab 1 Nasihat menyesatkan

Ana tergesa-gesa mengayuh sepeda butut nya, berharap dirinya tidak terlambat sampai di sekolah. Dirinya tertidur setelah selesai membungkus nasi jualan nya, dan sialnya, dia bahkan tidak sadar saat alarmnya menjerit keras untuk membangun kan nya.

"Huffzz...!!" Ana membuang nafas kasar, bagaimana tidak, gerbang sekolah sudah di tutup, tidak ada harapan untuk nya bisa masuk ke dalam. Mengingat tinggal satu bulan lagi ujian kelulusan, kecemasan Ana berlipat ganda.

Tok tok tok

Ana berusaha untuk bisa masuk, dengan memamerkan wajah menyedihkan nya pada penjaga sekolah. Berharap pria paruh baya itu akan iba melihat wajah memelas nya.

"Neng Ana? kok, tumben telat hari ini?" tanya penjaga sekolah tersebut menatap Ana dengan tatapan heran. Penampilan Ana memang terlihat menyedihkan, rambut nya kusut karena tidak sempat di sisir, seragamnya pun tidak sempat di gosok. Belum lagi wajah lelah, dan keringat yang mengucur dari kepalanya, akibat kelelahan mengayuh sepedanya.

"Ya pak, tumben ya?" balas Ana dengan pertanyaan bodoh. Otaknya buntu, bayangan beasiswa nya akan di cabut di detik-detik mendekati kelulusan. Tentu saja membuat pikiran nya tidak baik-baik saja.

"Kenapa bisa telat neng?" ulang pak Jamal, mereka mengobrol melalui celah kecil di balik pagar tersebut. Sudah seperti orang yang tengah di besuk di sebuah ruang tahanan.

"Bisa buka tidak, pak?" bukannya menjawab, Ana malah melempar kan pertanyaan mengiba.

"Aduh! Gimana ya neng, di setiap sudut sekolah ini semuanya terpasang cctv. Bukannya tidak mau menolong, neng." Ujar pak Jamal tak enak hati. Pasalnya, Ana sering membawa kan nya kue yang dia simpan sampai jam kerjanya habis untuk di bawa pulang. Dan di berikan kepada anak istrinya. Pak Jamal menikah di usia yang cukup matang, hingga di usia nya yang sudah hampir setengah abad. Dirinya baru memiliki anak yang paling besar berusia 12 tahun. Dan dua lainnya yang masing-masing baru berusia 10 dan 7 tahun. Istrinya buruh cuci dan pembantu harian, hidup mereka cukup pas-pasan. Untuk itu lah dia sedikit khawatir jika memasukkan Ana ke dalam gerbang sekolah, selain gadis itu akan di hukum. Pekerjaan nya juga di pertaruhkan.

"Tidak boleh ya, pak?" Ana menyimpulkan sendiri melihat raut keraguan di wajah pria paruh baya tersebut.

"Maaf neng" lirih pak Jamal semakin tak enak hati. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena merasa bersalah pada Ana.

"Tidak apa-apa pak, mungkin hari ini saya memang secara tak sengaja di suruh istirahat saja di rumah." Kekeh Ana mencairkan suasana, dia tau pria paruh baya itu merasa bersalah padanya.

"Aku balik dulu pak. Oh ya, ini ada sedikit rejeki. Gerbangnya buka dikit pak, gak muat lewat celah kecil ini soalnya." Pak Jamal terlihat ragu-ragu, sudah tidak bisa menolong gadis ini, malah di berikan makanan pula. Sungguh dirinya sangat malu.

"Ayo pak! takut nanti malah ada lihat, kan jadi tidak enak." Ujar Ana menenangkan rasa malu pak Jamal untuk menerima pemberian nya. Akhirnya pria paruh baya itu membuka sedikit gerbang, dan Ana bergegas mengulur kan tanganya untuk menyerahkan plastik berisi kue tersebut.

"Makasih neng, bapak jadi tidak enak begini sama neng Ana." Ujarnya meringis malu.

"Tidak apa-apa pak, santai aja. Kalau begitu aku balik dulu pak ya, selamat bekerja, titip salam untuk bu Rahmah." Ujar Ana kembali mengayuh sepeda nya untuk kembali pulang. Bu Rahmah adalah istri pak Jamal, mereka sudah saling mengenal. Meski baru 2 kali bertemu, namun sifat baik hati Ana memudahkan nya di sukai oleh orang lain. Meski ada juga yang menatap nya penuh dengki dan benci.

Di sudut sekolah, seorang remaja tengah duduk di kursi kayu sambil memainkan ponselnya. Pria muda itu tengah menatap potret seorang gadis, yang membuat dirinya uring-uringan sejak pagi tadi.

"Wooiii!!" Rick terjengkit kaget hingga ponselnya terjatuh dengan menyedihkan. Rick menatap sahabatnya dengan tatapan membunuh. Membuat bulu kuduk Reno meremang ngeri.

"Sore bro, eh? sorry maksud nya!" ujar nya cengengesan sambil mengangkat dua jarinya tanda perdamaian.

"Kurang kerjaan, ngapain lo ke sini? Nyari makan? salah alamat! Pergi sana, ganggu aja!" Ketus Rick melampiaskan semua rasa kesalnya pada Reno.

"Wow woww! Lihatlah, sahabat kita yang satu ini, agak-agak nya anda tengah memikirkan problematika yang cukup rumit juga pelik seperti nya." Seloroh Berry menepuk pundak Rick. Namun tatapan tajam Rick membuat mulut bawelnya langsung kicep.

"Kenapa lo? muka kaya lupa di gosok gitu. Mati listrik apa gimana?" tanya Reno tak tau-tau dengan wajah datar Rick.

"Kalau kalian ke sini hanya untuk menambah beban pikiran gue, mending lo lo pada cabut sana!" Usir Rick semakin galak.

"Wah! seperti nya lo benar Berryana. Sahabat kita ini tengah di landa masalah hidup yang cukup serius." Timpal Reno sok tau, membuat Rick ingin sekali menenggelamkan kepala sahabatnya itu ke dalam pot bunga di depan nya.

Tidak ingin meladeni para sahabat jahanam nya, Rick mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Felix mana? tumben misahin diri dari kembar siamnya?" Tanya Rick melirik Berry yang mendengus mendengar ucapan nya.

"Biasa, lagi pedekate sama cewek baru lagi. Anak kelas 2 IPA_IA." Terang Reno santai. Teman mereka yang satu itu, terkenal dengan sifat playboy cap kadal bengkok nya. Selalu mencari buruan gadis-gadis polos di sekolah mereka, belum lagi dari sekolah tetangga.

"Ck! udah mau lulus tidak berubah juga." Decak Rick kesal.

"Biarlah Rick, masa-masa SMA adalah masanya untuk menentukan dan menemukan jati diri. Di usia kita ini, jangan terlalu serius, apalagi dalam menjalankan sebuah hubungan. Jiwa remaja kita masih labil, jadi nikmati saja selagi kita belum memiliki beban tanggung jawab yang besar." Nasihat Reno sok bijak. Rick berdecih mendengar nasihat yang menggelitik telinga nya.

Reno terbahak melihat reaksi sahabat nya tersebut, Rick yang paling anti di dekati oleh para gadis di sekolah mereka. Pria datar itu akan melempar para wanita itu pada sahabat-sahabatnya lalu melarikan diri.

Rick selalu mengaku belum tertarik untuk menjalin hubungan dengan gadis, mengingat jumlah adik-adik nya saja, otak Rick sudah panas dingin.

"Cobalah buat buka hati dan pikiran lo, menjalani hubungan di usia remaja bukan hal buruk. Selagi lo masih punya kontrol diri, semua akan aman terkendali. Kecuali kalau lo mau icip-icip dikit dan si wanita nya oke-oke aja. Itu bonus namanya, berkat tidak boleh di tolak, pamali." Lagi-lagi petuah sang sahabat membuat Rick ingin muntah darah. Sungguh menyesatkan. Sementara Reno dan Berry tertawa puas, melihat wajah sangar Rick yang menatap mereka berdua dengan tatapan jengkel.

"Sans bro!" Ujar Berry tertawa renyah.

Ketiga sahabat itu pergi dari sana menuju kantin, yang bisa Rick pastikan. Para gadis akan berebut hanya untuk mengelap kursi dan meja yang akan dia tempati. Belum lagi mereka akan berebut untuk mengambil kan makanan untuk nya. Memikirkan nya saja, sudah membuat asam lambung Rick naik hingga ke kepala.

Namun perut nya lapar, harusnya dia sarapan bersama gadis pujaan nya. Namun entah kemana gadis itu membawa lari sarapan pagi nya. Batang hidungnya pun tidak nampak di mana-mana sejak pagi. Sungguh Rick kesal bukan main jika mengingat nya. Jika tidak lapar, dirinya ogah untuk menuju area, dimana para gadis bertebaran seperti barang obrolan.

Semenjak dimana dirinya mengantar Ana pulang, Rick begitu penasaran dengan kehidupan gadis itu. Sehingga diam-diam dia mengawasi kegiatan Ana sehari-hari setelah pulang sekolah. Rupanya gadis itu hanya berkutat antara pasar, warung untuk mengambil uang jualan nya. Juga mengeram di rumah nya untuk menyiapkan semua bahan yang dia perlu kan untuk jualan.

Rick merasa iba, entah lah. Dia pun tak memahami arti getaran hatinya. Yang jelas dia selalu ingin dekat dan melihat gadis itu setiap hari nya. Meskipun setiap hari pula, Rick bersikap ketus pada Ana. Namun itu lah sikap aslinya, Rick tidak bisa bermanis-manis meski dirinya tidaklah sedang marah. Kadang untuk memuji seseorang saja, Rick bisa berbicara dengan nada tak biasa. Jelas orang akan salah paham pada nya.

Terpopuler

Comments

Nurlela Nurlela

Nurlela Nurlela

obralan bukan obrolan🙏🙏

2022-10-16

1

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

boommm likeeeee

2022-08-20

2

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

folback kak, sdh ku follow yaaa 😍😍

2022-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nasihat menyesatkan
2 Bab 2 Pria pemaksa
3 Bab 3 Anak Durhaka
4 Bab 4 Diam-diam perhatian
5 Bab 5 Di Paksa Sakit
6 Hutang seumur hidup
7 Ketakutan
8 Ketakutan 2
9 Merancang masa depan
10 Makan malam tak biasa
11 Keputusan Tegas
12 Persiapan Pernikahan
13 Persiapan Pernikahan 2
14 Belajar Memahami Arti Perjuangan
15 Golongan Darah Yang Sama
16 Tes DNA
17 Penyerangan
18 Kepergian
19 Tidak Rela
20 Kembali
21 Kembali Pulang
22 Layak Mendapatkan piala Oscar
23 Nasihat bijak
24 Tumpukan Sampah
25 Suami Idaman
26 Serba Mahal
27 Irit apa Pelit
28 Banjir orderan
29 Si Gede Langganan Parkiran Pasar
30 Suami siaga
31 Posesifnya Rick
32 Saudara perempuan
33 Bulan madu GaTot
34 Malam penuh kasih sayang
35 Sesi curhat
36 Menjadi abu
37 Terkuak
38 Kilas Balik I
39 Kilas Balik II
40 Kilas Balik III
41 None
42 none 2
43 Mohon Bantuan Doa nya para readers baik hati
44 Bau
45 Calon keponakan
46 Kembar empat
47 Sepenggal Kisah I
48 Sepenggal Kisah II
49 Sepenggal Kisah End
50 Semut Sepuluh Jari
51 Karma Tak Selalu Menunggu di Neraka
52 Pondasi Kokoh
53 pertemuan
54 Dasar Benalu
55 Pertemuan tak terduga
56 Nuraini
57 Sampah
58 Kepercayaan Leluhur
59 Dilema
60 Koma
61 Di bawah standar
62 Orang serakah selalu rugi
63 Rapuh
64 Saling Menguatkan
65 Godaan di tengah kerikuhan
66 Perubahan
67 Tante Genit
68 Pawang Rick
69 Akhirnya Bangun
70 Sisi lain Ana
71 Ancaman Kacang
72 Pria Tergila di dunia
73 Obrolan dua pria
74 Tamu Bulanan
75 Bos laknat
76 Pengganggu
77 Di tolak dimalam pertama
78 Tanpa judul
79 Sekilas info
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Nasihat menyesatkan
2
Bab 2 Pria pemaksa
3
Bab 3 Anak Durhaka
4
Bab 4 Diam-diam perhatian
5
Bab 5 Di Paksa Sakit
6
Hutang seumur hidup
7
Ketakutan
8
Ketakutan 2
9
Merancang masa depan
10
Makan malam tak biasa
11
Keputusan Tegas
12
Persiapan Pernikahan
13
Persiapan Pernikahan 2
14
Belajar Memahami Arti Perjuangan
15
Golongan Darah Yang Sama
16
Tes DNA
17
Penyerangan
18
Kepergian
19
Tidak Rela
20
Kembali
21
Kembali Pulang
22
Layak Mendapatkan piala Oscar
23
Nasihat bijak
24
Tumpukan Sampah
25
Suami Idaman
26
Serba Mahal
27
Irit apa Pelit
28
Banjir orderan
29
Si Gede Langganan Parkiran Pasar
30
Suami siaga
31
Posesifnya Rick
32
Saudara perempuan
33
Bulan madu GaTot
34
Malam penuh kasih sayang
35
Sesi curhat
36
Menjadi abu
37
Terkuak
38
Kilas Balik I
39
Kilas Balik II
40
Kilas Balik III
41
None
42
none 2
43
Mohon Bantuan Doa nya para readers baik hati
44
Bau
45
Calon keponakan
46
Kembar empat
47
Sepenggal Kisah I
48
Sepenggal Kisah II
49
Sepenggal Kisah End
50
Semut Sepuluh Jari
51
Karma Tak Selalu Menunggu di Neraka
52
Pondasi Kokoh
53
pertemuan
54
Dasar Benalu
55
Pertemuan tak terduga
56
Nuraini
57
Sampah
58
Kepercayaan Leluhur
59
Dilema
60
Koma
61
Di bawah standar
62
Orang serakah selalu rugi
63
Rapuh
64
Saling Menguatkan
65
Godaan di tengah kerikuhan
66
Perubahan
67
Tante Genit
68
Pawang Rick
69
Akhirnya Bangun
70
Sisi lain Ana
71
Ancaman Kacang
72
Pria Tergila di dunia
73
Obrolan dua pria
74
Tamu Bulanan
75
Bos laknat
76
Pengganggu
77
Di tolak dimalam pertama
78
Tanpa judul
79
Sekilas info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!