Bab 4 Diam-diam perhatian

Rick berkali-kali melirik ke pintu depan, Ana tengah di luar mengobrol dengan pak RT. Dapat Rick lihat dari balik kaca jendela ruang tamu, tatapan biasa pak tua genit itu. Rick bahkan rela menjatuhkan ponselnya berkali-kali ke lantai, agar Ana peka dan segera masuk.

Matanya menatap miris ponselnya yang sudah memiliki retakan di kacanya. Namun obrolan kedua makhluk tak punya pengertian itu tak kunjung usai.

"Nana! Masakan mu seperti nya gosong, coba kau lihat dulu!" seru Rick dari dalam, Ana mengernyit heran. Kapan bila dirinya masak. Namun tak ingin membiarkan Rick Membuat kegaduhan lebih banyak lagi, akhirnya Ana mengalah dan segera pamit pada pak RT.

Wajah gadis itu sangat tidak sedap di pandang, Rick acuh tak acuh memainkan ponselnya yang sudah tak utuh lagi layarnya.

"Kau ini! sudah susah payah aku mengatakan kau itu sepupu ku pada pak RT. Untung saja beliau percaya, kalau tidak bisa terkena masalah aku karena mu." Omel Ana nyerocos kesal sambil berlalu menuju kamar nya.

"Hei, kau itu mau kemana. Aku lapar, tadi siang ada yang bilang tidak lapar, tapi jatah makan siang ku di habiskan semua sampai tidak bersisa sedikit pun." Balas Rick menarik pergelangan tangan kecil Ana.

Ana menatap tajam pria menyebalkan di depan itu dengan raut wajah tak senang.

"Lalu kalau kau lapar aku harus apa, ada nasi di dapur. Ambil saja sendiri, aku masih kenyang." Ketus Ana jengkel. Sudah jam 7 malam tentu saja dia merasa sedikit lapar. Namun mengingat porsi nasinya yang sudah tinggal sedikit, dia bingung harus berbagi nya. Belum lagi lauknya tidak ada sama sekali, hanya ada terasi satu keping. Mana mungkin dia mengajak anak sultan ini makan terasi.

"Ck! kenapa selalu marah-marah. Ayo kita makan di luar, aku akan mentraktir mu, kau bisa pesan apa saja yang kau inginkan. Isi dompetku milikmu malam ini, bersiaplah aku tunggu di luar." Rick ngeloyor pergi begitu saja, membuat Ana mematung. Makan di luar? boleh memesan apa saja? seringai licik Ana terbit kan di bibir tipis nya. Akan dia kerjai pria itu hingga jera dan tidak ingin lagi bertemu dengan nya.

Tanpa mengganti baju, Ana mengambil cardigan hadiah terakhir dari sang ibu Sebelum berpulang dua hari setelah nya.

"Ayo!" ajak Ana tanpa menoleh, dia sibuk mengatur letak sandal jepit nya. Meski pun jepit, namun sangat bersih. Dia beli di pasar dengan harga 19 rb dengan merk Ne*w er*a KW, dan itu terasa sangat mahal di dompet pas-pasan nya. Rick menelisik penampilan Ana yang tidak berbubah, hanya cardigan usang nya saja yang terlihat berbeda.

"Tidak ada pakaian lain?" ujar Rick datar. Diam-diam Ana tersenyum puas mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Rick.

"Pakaian ku semuanya kusam seperti ini. Kalau keberatan dengan penampilan ku, ya sudah, kau pergi saja sendiri" ketus Ana pura-pura marah, dia tidak pernah tersinggung jika seseorang menilik penampilan nya. Bisa pakai baju saja sudah cukup, urusan baru atau tidak nya bukanlah perkara besar.

Ana hendak berbalik masuk kembali ke dalam rumah nya, namun tangan kekar Rick sudah lebih dulu menggamit nya menuju motor.

"Ck! begitu saja marah. Kan aku hanya bertanya, tidak punya yang lain ya sudah. Jangan bicara ngelantur" omel Rick memasang kan helm di kepala Ana. Entah sejak kapan helm itu Rick beli, yang jelas dia selalu berharap jika suatu saat, Ana yang memakainya. Dan sekarang harapan nya sudah terkabul, helm yang sudah hampir dua bulan ini nongkrong di kamar apartemen nya. Kini sudah terpasang indah di kepala Ana.

Ana masih memasang wajah di tekuk, agar dramanya tidak buyar. Baper? tentu saja, gadis mana yang tidak deg-degan diperlakukan semanis madu. Namun Ana tau diri, dirinya tidak lah sepadan.

Perjalanan mereka di isi oleh keheningan, sesekali Rick bertanya akan makan di mana. Jawaban Ana selalu sama. Terserah!

"Katakan saja di mana tempat makan yang kau sukai, tidak ada tempat makan yang namanya terserah." Seru Rick dari depan, Ana mendengus kesal. Mana dia tau tempat makan yang enak, dia saja tidak pernah makan di luar. Boro-boro, untuk tetap bisa makan saja, dirinya harus berhemat sedemikian rupa.

"Kau maunya di mana, aku ikut saja." Putus Ana akhirnya, dia sudah pusing di ajak berkeliling dalam keadaan perut lapar. Ana gampang masuk angin, itu di karena kan dirinya mengidap penyakit lambung parah.

"Aku tidak dengar kau bilang apa? Coba lebih dekat lagi" titah rick sedikit berteriak. Ana mencondongkan sedikit tubuhnya, yang sudah setengah hidup dia tahan agar tetap tegak. Punggung dan pinggang nya sampai sakit.

"Aku bilang aku ikut saja dengan mu!" balas Ana, kesempatan itu tidak di sia-sia kan oleh Rick. Dengan gesit, Rick sudah meraih satu tangan Ana yang di gunakan untuk berpegangan di sisi motor nya. 'Memangnya dia pikir sedang naik ojek apa?' batin Rick komat kamit.

Ana sedikit berontak, namun mengingat mereka sedang di atas motor yang tengah melaju, membuatbu nya pasrah.

Sementara Rick tersenyum puas, saat tangannya bisa dengan bebas menggenggam jemari kecil Ana yang sedikit kasar.

Setelah beberapa menit berkeliling, Rick menjatuhkan pilihan nya pada sebuah warung tenda. Terlihat dari spanduk nya, tempat itu menyediakan menu lalapan.

Rick melepaskan helm Ana sebelum melepaskan helm nya sendiri.

"Makan di sini saja, kau tidak masalah?" tanya Rick datar, mata tajamnya menatap intens wajah bulat Ana. Jika gadis itu lebih berisi lagi, maka pipinya pasti akan terlihat semakin bulat. Dan Rick sangat menyukai kontur wajah Ana. Menggemaskan menurut nya.

Ana yang di tatap sedemikian rupa menjadi salah tingkah sendiri. Gadis itu mengedar pandangannya ke sembarang arah, untuk menghindari tatapan Rick yang membuat kinerja jantung nya sedikit tidak sehat.

"Apa kita tidak jadi makan?" ujar Ana mengalihkan topik, dadanya bergemuruh tidak karuan berlama-lama di tatap seperti itu.

"Ayo!" Rick meraih tangan Ana dan menautkan jari mereka, Ana hanya bisa melirik tangan nya yang semakin di erat kan oleh Rick. Bolehkah dia berharap Rick memiliki perasaan lebih pada nya?

"Ayo duduk" titah Rick yang rupanya sudah menggeser kursi plastik di sebuah meja di sudut warung.

"Kau mau pesan apa?"

"Aku... hmm.. Ikan mas goreng boleh?" Ana menatap Rick di samping nya.

"Kau dengar apa katanya? aku juga, sama kan menu ku dengan nya saja. Piring nya satu saja, nasi porsinya lebih banyak dari yang biasa. Minumnya es teh manis dua," selesai memesan makanan untuk mereka berdua Rick mengetik kan sesuatu di ponselnya. Ana masih berusaha mencerna perkataan Rick soal pesanan tadi. Satu piring? jadi dia tidak ikut makan atau bagaimana?

"Kau sedang memikirkan apa? kenapa keningmu sampai berkerut seperti itu?" Ana sontak menoleh karena lamunan nya di kagetkan oleh suara datar Rick.

"Ah, tidak. Aku hanya berpikir tentang jualan ku besok." Kilah Ana menatap lurus keluar tenda.

"Kau tidak perlu membuat kue nanti subuh, cukup jualan nasi kuning saja. Besok aku ingin mengajak mu ke suatu tempat, aku tidak ingin kau mengantuk di jalanan karena kurang tidur." Ujar Rick sambil mengaduk es teh yang baru tiba di meja mereka.

"Mana bisa begitu, kau ini. Selalu saja memerintahkan ku seenaknya." Omel Ana tak terima. Mau dapat uang dari mana dia, jika tidak berjualan. Satu hari libur jualan, baginya sama seperti sebulan.

"Aku akan menggantikan kerugian mu besok, katakan saja. Aku tidak suka di bantah, jadi tulis saja rincian nya dan berikan padaku." Titah Rick tak terbantahkan. Ana mendengus jengkel, akan dia kerjai laki-laki itu pikirnya. Lihat saja.

Ana kembali memasang wajah tak sedap di pandang, sekarang dia paham, kenapa Rick hanya memesan satu piring saja. Karena nasinya di taruh di wadah berbeda. Dan sekarang, mereka kembali makan di satu piring yang sama. Dan pria tukang paksa itu, kini tengan menyuapi Ana bergantian sambil menyuapi dirinya sendiri. Sungguh menyebalkan, keduanya kini menjadi bahan tontonan orang yang sedang makan di sana, atau sekedar memesan untuk di bawa pulang.

"Tau gini aku pesan bawa pulang saja, makan di rumah lebih bebas." Gerutu Ana dengan mulut penuh makanan. Rick menyuapi Ana lebih banyak lauknya ketimbang nasinya. Selalu seperti itu, dia tau Ana setiap hari hanya mentok makan telur. Selebihnya, kadang hanya makan menggunakan terong di bakar lalu di ulek dengan sambel terasi. Rick diam-diam sering memperhatikan kebiasaan gadis itu dari salah seorang tetangga kepo Ana. Dia tau gadis itu menyukainya, maka dia manfaatkan saja. Tentu saja dengan imbalan uang, karena dia tau orang-orang di sana tidak ada yang mau berteman dengan wanita nya.

Gadis itu dia mnafaatkan, untuk menyambangi rumah Ana dengan alasan memesan kue atau nasi kuning. Hasil jepretan tangan kreatif hadis itulah, yang membuat hatinya semakin terperosok jauh pada kesederhanaan seorang Ana.

Dua bulan lebih, Rick merelakan uang sakunya untuk membayar detektif dadakan nya itu. Selain mengawasi kegiatan harian Ana, Lilis nama gadis itu, juga bertugas menjauhkan para pria dari sekitar Ana. Termasuk pak RT genit, yang baru dia ketahui, menaruh hati pada gadis pujaan nya. Dasar tidak tau diri batik Rick mengumpat kesal.

"Makan saja, aku sudah pesan untuk di bawa pulang." Rick Kembali menyuapi Ana, wajah nya yang datar, sering membuat jiwa lemah Ana sebagai perempuan serasa di permainkan. Bagaimana tidak, pria itu terlihat begitu perhatian, namun sikap nya sangat berlawanan.

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

smangattt nulisnyaaa yaa kak 💃💃

2022-08-27

2

Yuli Fitria

Yuli Fitria

Hihi murah punyaku An, lima belas ribu 😂

2022-07-28

1

Nadiya Rahman

Nadiya Rahman

Uhuy,so sweet banget sih kamu Rick 🤗

2022-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nasihat menyesatkan
2 Bab 2 Pria pemaksa
3 Bab 3 Anak Durhaka
4 Bab 4 Diam-diam perhatian
5 Bab 5 Di Paksa Sakit
6 Hutang seumur hidup
7 Ketakutan
8 Ketakutan 2
9 Merancang masa depan
10 Makan malam tak biasa
11 Keputusan Tegas
12 Persiapan Pernikahan
13 Persiapan Pernikahan 2
14 Belajar Memahami Arti Perjuangan
15 Golongan Darah Yang Sama
16 Tes DNA
17 Penyerangan
18 Kepergian
19 Tidak Rela
20 Kembali
21 Kembali Pulang
22 Layak Mendapatkan piala Oscar
23 Nasihat bijak
24 Tumpukan Sampah
25 Suami Idaman
26 Serba Mahal
27 Irit apa Pelit
28 Banjir orderan
29 Si Gede Langganan Parkiran Pasar
30 Suami siaga
31 Posesifnya Rick
32 Saudara perempuan
33 Bulan madu GaTot
34 Malam penuh kasih sayang
35 Sesi curhat
36 Menjadi abu
37 Terkuak
38 Kilas Balik I
39 Kilas Balik II
40 Kilas Balik III
41 None
42 none 2
43 Mohon Bantuan Doa nya para readers baik hati
44 Bau
45 Calon keponakan
46 Kembar empat
47 Sepenggal Kisah I
48 Sepenggal Kisah II
49 Sepenggal Kisah End
50 Semut Sepuluh Jari
51 Karma Tak Selalu Menunggu di Neraka
52 Pondasi Kokoh
53 pertemuan
54 Dasar Benalu
55 Pertemuan tak terduga
56 Nuraini
57 Sampah
58 Kepercayaan Leluhur
59 Dilema
60 Koma
61 Di bawah standar
62 Orang serakah selalu rugi
63 Rapuh
64 Saling Menguatkan
65 Godaan di tengah kerikuhan
66 Perubahan
67 Tante Genit
68 Pawang Rick
69 Akhirnya Bangun
70 Sisi lain Ana
71 Ancaman Kacang
72 Pria Tergila di dunia
73 Obrolan dua pria
74 Tamu Bulanan
75 Bos laknat
76 Pengganggu
77 Di tolak dimalam pertama
78 Tanpa judul
79 Sekilas info
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Nasihat menyesatkan
2
Bab 2 Pria pemaksa
3
Bab 3 Anak Durhaka
4
Bab 4 Diam-diam perhatian
5
Bab 5 Di Paksa Sakit
6
Hutang seumur hidup
7
Ketakutan
8
Ketakutan 2
9
Merancang masa depan
10
Makan malam tak biasa
11
Keputusan Tegas
12
Persiapan Pernikahan
13
Persiapan Pernikahan 2
14
Belajar Memahami Arti Perjuangan
15
Golongan Darah Yang Sama
16
Tes DNA
17
Penyerangan
18
Kepergian
19
Tidak Rela
20
Kembali
21
Kembali Pulang
22
Layak Mendapatkan piala Oscar
23
Nasihat bijak
24
Tumpukan Sampah
25
Suami Idaman
26
Serba Mahal
27
Irit apa Pelit
28
Banjir orderan
29
Si Gede Langganan Parkiran Pasar
30
Suami siaga
31
Posesifnya Rick
32
Saudara perempuan
33
Bulan madu GaTot
34
Malam penuh kasih sayang
35
Sesi curhat
36
Menjadi abu
37
Terkuak
38
Kilas Balik I
39
Kilas Balik II
40
Kilas Balik III
41
None
42
none 2
43
Mohon Bantuan Doa nya para readers baik hati
44
Bau
45
Calon keponakan
46
Kembar empat
47
Sepenggal Kisah I
48
Sepenggal Kisah II
49
Sepenggal Kisah End
50
Semut Sepuluh Jari
51
Karma Tak Selalu Menunggu di Neraka
52
Pondasi Kokoh
53
pertemuan
54
Dasar Benalu
55
Pertemuan tak terduga
56
Nuraini
57
Sampah
58
Kepercayaan Leluhur
59
Dilema
60
Koma
61
Di bawah standar
62
Orang serakah selalu rugi
63
Rapuh
64
Saling Menguatkan
65
Godaan di tengah kerikuhan
66
Perubahan
67
Tante Genit
68
Pawang Rick
69
Akhirnya Bangun
70
Sisi lain Ana
71
Ancaman Kacang
72
Pria Tergila di dunia
73
Obrolan dua pria
74
Tamu Bulanan
75
Bos laknat
76
Pengganggu
77
Di tolak dimalam pertama
78
Tanpa judul
79
Sekilas info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!