Bab 2 Pria pemaksa

Motor besar Rick terparkir gagah di pelataran rumah mungil Ana, pria itu mengetuk pintu rumah Ana sedikit tidak sabar.

Klek

Ana terkejut bukan main, melihat siapa yang mengetuk pintu rumah nya.

"Rick? kenapa kau ke sini? Ada apa?" Ana memberondong Rick Dengan pertanyaan kaget nya. Rick menyoyor kening gadis menyebalkan di hadapan nya. Sudah berani membuat hari dan hati nya kacau balau, malah di cecar pertanyaan tanpa menyuruh tamunya untuk masuk terlebih dahulu.

"Begini caramu menerima tamu?" Ketus Rick menggeser tubuh mungil Ana dan bergegas masuk. Di rumah itu tidak ada sofa, ruang tamunya pun sangat kecil. Hanya berukuran 2x3 meter. Dan ruang keluarga berukuran sedikit lebih besar, 3x4 meter. Cukup besar untuk ukuran Ana, karena dia seorang diri.

Ana mengelus kening nya "Kenapa suka sekali memaksa" gerutu Ana membuka lebar pintu rumah nya. Dia tidak ingin di kira memasukan pria ke rumah nya dengan maksud lain.

"Aku mendengar mu, Nana!" Tegur Rick yang rupanya masih berdiri di antara pintu penghubung ruang keluarga.

Ana meringis menatap Rick yang terlihat sangat kesal padanya. Pasti gara-gara dirinya tidak turun untuk membawakan sarapan pria itu pikirnya. Selama dua bulan ini, Rick selalu meminta Ana membawakan nya sarapan pagi juga makan siang. Namun hari ini akibat dirinya terlambat, maka bisa di pastikan, pria itu harus ke kantin meski tidak suka keramaian dan menjadi pusat perhatian.

"Aku lapar! siapkan aku makan siang, aku tidak suka menunggu!" lagi-lagi Rick memerintah dengan nada tak enak di dengar. Ana melipat bibir nya kesal, pekerjaan nya masih banyak dan pria ini seenaknya memerintah nya.

"Ya, ya. Makan di dapur saja, ada mejanya. Kau pasti tidak terbiasa makan meleseh di lantai." Ujar Ana melewati tubuh Rick menuju dapur. Rick menatap tubuh mungil, yang sudah memporak porandakan pagi hingga siangnya hari ini.

Sebelum menyusul Ana, Rick berbalik untuk menutup pintu. Masa bodoh jika ada yang menggerebek mereka. Saat memasuki area dapur, Rick melihat begitu banyak barang yang berserakan di lantai. Seperti nya gadis itu habis belanja dari pasar. Rick menghela nafas panjang, mengingat Ana pasti menggunakan sepeda butut nya. Batin Rick mencelos perih. Membawa barang sebanyak itu pasti butuh perjuangan. Sepeda Ana type sepeda jadul, sepeda jengki. Bisa di bayangkan bagaimana caranya gadis itu mengayuh nya dengan susah payah. Dengan palang besi di tengah nya, pasti sangat menyusahkan.

"Kau habis belanja? Kenapa tidak turun ke sekolah tadi?" tanya Rick menatap Ana yang sedang meracik makanan dalam piring untuk nya. Rick melirik dandang kecil itu, sisanya mungkin hanya tinggal setengah centong nasi. Lalu kembali melirik ke arah piring nya. Lagi-lagi hatinya mencelos, Ana menaruh banyak nasi juga lauk, yang dia yakin Pasti sisa jualannya tadi pagi. Yang sengaja gadis itu simpan, untuk makan siang atau bahkan makan malamnya nanti.

"Aku terlambat bangun" ujar Ana jujur.

Rick memicing kan kedua matanya "kenapa?"

"Pesanan kue ku banyak, ada hajatan khitanan. Aku tidur larut malam, subuhnya harus bangun lagi untuk membuat nasi kuning, abis bungkus, aku malah Kembali tertidur sampai jam 7 pagi." Jelas Ana sedetail mungkin, gadis itu meringis sendiri mendengar kalimat yang dia ucapkan.

"Ini, makanlah. Setelah itu kau pulang. Aku tidak ingin ada warga yang salah paham padamu juga padaku. Aku tidak mau mendapatkan masalah" tegas Ana tanpa menoleh ke arah Rick, setelah menaruh piring di atas meja juga segelas besar berisi air putih. Ana Kembali duduk di lantai, untuk memisahkan bahan-bahan yang dia butuhkan.

Rick menatap Ana dari samping dengan tatapan tak terbaca "Kau sudah makan?" tanya Rick datar.

"Sudah. Makanlah cepat." Titah Ana masih acuh. Tangannya Sangat terampil dalam memilih bahan -bahan tersebut.

Rick mendengus mendengar Ana lagi-lagi mengusir nya secara halus. Pria itu meraih piring nya lalu duduk persis di hadapan Ana.

"Ayo makan sama-sama, aku sudah terbiasa makan bersama mu selama dua bulan ini. Akan aneh kalau aku makan seorang diri" kilah Rick beralasan, padahal dia sudah kenyang. Karena tadi makan di kantin cukup banyak, tujuan nya membuat para gadis di sana ilfil padanya. Namun bukannya ilfil, gadis-gadis itu malah meniru porsi kuli nya. Sungguh Rick menyesal bukan main, alhasil, dirinya merasa mual tak karuan.

"Aku kenyang, Rick. Makan saja. Nasiku masih banyak jika aku lapar, aku bisa makan sendiri" tolak Ana halus. Banyak dari mana? itu adalah nasi untuk makan malamnya nanti. Dan sekarang harus dia relakan untuk di berikan untuk pria galak ini.

"Ck! makan saja. Ayo buka mulut mu?" titah Rick tak mau di bantah, dia tau Ana pasti belum makan siang. Entah-entah gadis itu juga sudah sarapan atau belum. Rick jadi berpikir, mungkin saja Ana tidak turun karena tidak bisa membawa kan nya sarapan juga makan siang.

Rick jadi merasa bersalah.

"Aaa.. buka lagi.."Rick terus menyuapi Ana tanpa sadar nasinya sudah hampir habis.

"Katanya masih kenyang" cibir Rick membuat Ana tersedak. Hidungnya perih akibat tersalib sambel goreng. Rick mengarah kan gelas ke mulut Ana sambil mengomel. Dengan telaten mengelap mulut Ana menggunakan sapu tangan nya.

"Kenapa bisa tersedak? aku tidak akan meminta nya! Dasar ceroboh" Ana ingin menangis mendengar ocehan pria itu, tidak tau kah dia Jika Ana tersedak akibat mendengar ucapan nya tadi.

"Habiskan, tinggal satu suap lagi." Titah Rick semena-mena. Kalau tidak sayang makanan terbuang-buang, Ana ingin menyudahi makannya. Sejak tadi tidak satu sendok pun Rick memasukkan ke dalam mulutnya sendiri. Apa pria itu jijik bergantian sendok dengan nya? Dan sejak tadi pula Rick tidak mengijinkan Ana untuk makan sendiri. Ana merasa seperti orang yang tengah sakit parah.

Selesai makan Rick menuju tempat cuci piring, yang hanya menggunakan baskom kecil bunga-bunga di lantai, yang di bentuk persegi lebih tinggi agar air nya dapat mengalir ke luar.

"Biar aku saja. Kau tidak akan mengerti cara mencuci nya dengan wadah yang seperti ini." Ana mengambil piring dari tangan Rick, pria itu terkejut. Sebab dari tadi, dia sibuk menatap tempat cuci piring yang unik tersebut.

"Eh? ya sudah." Rick bergeser dan duduk di kursi kayu di meja makan, menatap intens apa yang Ana lakukan. Gadis itu begitu cekatan.

"Kalau tau dia tidak akan makan karena jijik bekas ku, aku tidak akan menaruh nasi sebanyak itu tadi. Kan lumayan untuk ku makan malam" Gumam Ana melirik miris dandang kecilnya, yang hanya muat satu setengah muk beras untuk di masak.

Rick ikut melirik arah tatapan Ana, Ana bahkan tidak tau jika Rick terus memperhatikan nya seja tadi. Dan tentu saja gumaman nya terdengar jelas oleh telinga tajam Rick. Pria itu tak habis pikir, Ana masih mengiranya jijik, padahal mereka sudah sering bergantian sendok saat makan di sekolah.

"Apa lagi yang akan kau lakukan setelah ini?" Ana kaget melihat Rick yang sudah berdiri di samping nya.

"Ku kira kau sudah keluar" ujar Ana menutupi kegugupannya, entah-entah Pria itu mendengar ucapan nya tadi.

Rick tidak menghiraukan perkataan Ana, "apa lagi yang akan kau lakukan setelah ini?" ulangnya.

"Mau membuat bumbu nasi kuning. Agar nanti subuh tinggal memasak nya saja." Jawab Ana mulai mengupas bawang "juga merebus telur" lanjut nya lagi tanpa menoleh.

Rick Kembali menarik nafas dalam-dalam, padahal dia ingin mengajak gadis itu keluar.

"Mana telur nya? biar aku yang rebus" Ana menoleh cepat, ingin memastikan jika telinga nya tidak salah mendengar.

Rick mencebik melihat reaksi berlebihan Ana "hanya merebus telur aku juga bisa." Ujar Rick tidak terima dengan tatapan meremehkan yang di tunjukkan Ana pada nya.

"Tidak perlu, aku menggunakan tungku kayu. Kau bisa membakar rumah ku nanti." Terang Ana menolak tegas.

Rick melempar pandangan nya ke arah kompor, dimana letak tungku yang di maksud oleh Ana tadi. Ana yang paham arti tatapan bingung Rick, segera menunjuk pintu mengarah ke belakang.

"Itu, di sana." Tunjuk Ana.

Rick segera memeriksanya, benar saja. Sebuah tungku terbuat dari susunan bata merah yang di buat bundar, dengan kolong di bawahnya. Sekarang Rick paham, kenapa dia sering mencium aroma asap dari rambut lembab Ana di sekolah, saat tanpa sengaja gadis itu menoleh membelakangi nya. Rupanya tungku ini yang menjadi penyebab nya. Hingga aroma sampo pun kalah olehnya.

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

lanjuttttttt

2022-08-27

2

Rini Antika

Rini Antika

So sweat Rick ternyata perhatian jg..🤗

2022-08-20

2

Nadiya Rahman

Nadiya Rahman

Di balik sikapnya yang galak, ternyata dia perhatian dan penyayang juga ya,ah so sweet 🤭

2022-07-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nasihat menyesatkan
2 Bab 2 Pria pemaksa
3 Bab 3 Anak Durhaka
4 Bab 4 Diam-diam perhatian
5 Bab 5 Di Paksa Sakit
6 Hutang seumur hidup
7 Ketakutan
8 Ketakutan 2
9 Merancang masa depan
10 Makan malam tak biasa
11 Keputusan Tegas
12 Persiapan Pernikahan
13 Persiapan Pernikahan 2
14 Belajar Memahami Arti Perjuangan
15 Golongan Darah Yang Sama
16 Tes DNA
17 Penyerangan
18 Kepergian
19 Tidak Rela
20 Kembali
21 Kembali Pulang
22 Layak Mendapatkan piala Oscar
23 Nasihat bijak
24 Tumpukan Sampah
25 Suami Idaman
26 Serba Mahal
27 Irit apa Pelit
28 Banjir orderan
29 Si Gede Langganan Parkiran Pasar
30 Suami siaga
31 Posesifnya Rick
32 Saudara perempuan
33 Bulan madu GaTot
34 Malam penuh kasih sayang
35 Sesi curhat
36 Menjadi abu
37 Terkuak
38 Kilas Balik I
39 Kilas Balik II
40 Kilas Balik III
41 None
42 none 2
43 Mohon Bantuan Doa nya para readers baik hati
44 Bau
45 Calon keponakan
46 Kembar empat
47 Sepenggal Kisah I
48 Sepenggal Kisah II
49 Sepenggal Kisah End
50 Semut Sepuluh Jari
51 Karma Tak Selalu Menunggu di Neraka
52 Pondasi Kokoh
53 pertemuan
54 Dasar Benalu
55 Pertemuan tak terduga
56 Nuraini
57 Sampah
58 Kepercayaan Leluhur
59 Dilema
60 Koma
61 Di bawah standar
62 Orang serakah selalu rugi
63 Rapuh
64 Saling Menguatkan
65 Godaan di tengah kerikuhan
66 Perubahan
67 Tante Genit
68 Pawang Rick
69 Akhirnya Bangun
70 Sisi lain Ana
71 Ancaman Kacang
72 Pria Tergila di dunia
73 Obrolan dua pria
74 Tamu Bulanan
75 Bos laknat
76 Pengganggu
77 Di tolak dimalam pertama
78 Tanpa judul
79 Sekilas info
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 Nasihat menyesatkan
2
Bab 2 Pria pemaksa
3
Bab 3 Anak Durhaka
4
Bab 4 Diam-diam perhatian
5
Bab 5 Di Paksa Sakit
6
Hutang seumur hidup
7
Ketakutan
8
Ketakutan 2
9
Merancang masa depan
10
Makan malam tak biasa
11
Keputusan Tegas
12
Persiapan Pernikahan
13
Persiapan Pernikahan 2
14
Belajar Memahami Arti Perjuangan
15
Golongan Darah Yang Sama
16
Tes DNA
17
Penyerangan
18
Kepergian
19
Tidak Rela
20
Kembali
21
Kembali Pulang
22
Layak Mendapatkan piala Oscar
23
Nasihat bijak
24
Tumpukan Sampah
25
Suami Idaman
26
Serba Mahal
27
Irit apa Pelit
28
Banjir orderan
29
Si Gede Langganan Parkiran Pasar
30
Suami siaga
31
Posesifnya Rick
32
Saudara perempuan
33
Bulan madu GaTot
34
Malam penuh kasih sayang
35
Sesi curhat
36
Menjadi abu
37
Terkuak
38
Kilas Balik I
39
Kilas Balik II
40
Kilas Balik III
41
None
42
none 2
43
Mohon Bantuan Doa nya para readers baik hati
44
Bau
45
Calon keponakan
46
Kembar empat
47
Sepenggal Kisah I
48
Sepenggal Kisah II
49
Sepenggal Kisah End
50
Semut Sepuluh Jari
51
Karma Tak Selalu Menunggu di Neraka
52
Pondasi Kokoh
53
pertemuan
54
Dasar Benalu
55
Pertemuan tak terduga
56
Nuraini
57
Sampah
58
Kepercayaan Leluhur
59
Dilema
60
Koma
61
Di bawah standar
62
Orang serakah selalu rugi
63
Rapuh
64
Saling Menguatkan
65
Godaan di tengah kerikuhan
66
Perubahan
67
Tante Genit
68
Pawang Rick
69
Akhirnya Bangun
70
Sisi lain Ana
71
Ancaman Kacang
72
Pria Tergila di dunia
73
Obrolan dua pria
74
Tamu Bulanan
75
Bos laknat
76
Pengganggu
77
Di tolak dimalam pertama
78
Tanpa judul
79
Sekilas info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!