Jangan Tinggalkan Aku
Part 1:
Nadia Vega adalah gadis yang memiliki paras manis nan imut. Ia tinggal bersama ibu nya, karena ayahnya telah menikah lagi dengan wanita kaya yang tiga tahun lebih tua dari Nadia dan tidak pernah lagi memperdulikan anak nya.
Nadia sekolah di SMA Garuda kelas dua belas semester akhir, sekolah anak konglomerat.
Nadia termasuk anak yang cerdas, sehingga dia mendapatkan beasiswa prestasi disekolah tersebut.
******
Pagi itu Nadia berangkat ke sekolah menggunakan ojek.
" Makasih ya pak!." Ucap Nadia kepada tukang ojek, seraya memberikan uang selembar dua puluh ribu.
" Sama sama neng." Balas nya dan menerima uang tersebut.
Nadia pun menuju ke arah gerbang sekolah yang kelihatan nya baru di buka, dan hanya ada beberapa siswa yang baru datang.
" pagi pak!." Sapa Nadia kepada satpam yang bernama pak Nurdin.
Nadia memang termasuk murid yang ramah kepada semua orang, tak heran banyak di sukai teman teman nya. Baik itu laki laki ataupun wanita. Apa lagi Nadia mempunyai wajah cantik, imut, dan senyum nya yang seperti gula, tak hayal membuat para pria tergila-gila.
"Pagi neng, tumben sendiri?, neng Avi g' ke sekolah?."
" Belum pak, kata nya hari ini dia di anter sama pacarnya." Kata nya dengan terkekeh. Karena dia tau, pak Nurdin memang suka bergurau, apa lagi kepada Avi. Pak Nurdin sangat suka menggoda nya, bahkan pernah di tawari untuk menjadi istri simpanan nya.
" Owalah! sudah punya pacar to?, bapak g' jadi daftar dong neng. Ya sudah lah, bapak sama neng Nadia aja."
" Nadia udah punya calon pak!." Dengan tersenyum geli.
" Calon suami ya neng?." Tanya nya polos.
" Calon pencabut nyawa buat bapak." Nadia terkekeh.
dia segera menuju kelas. Pak Nurdin hanya bisa tersenyum kecut dengan candaan Nadia.
Dengan berjalan gontai, Nadia menuju ruang kelas.
Tak lama Nadia di kaget kan dengan suara mobil Lamborghini Aventador. Hampir saja Nadia tertabrak. Karena kaget, Nadia refleks melompat ke tengah jalan, untung saja Nadia sigap dan segera ke pinggir, kalau tidak mungkin sekarang hanya tinggal nama.
Tak lama pemilik mobil mewah itu membuka pintu mobil nya dan ternyata seorang pria tampan belasteran Korean Indonesia Memakai seragam sekolah yang sama dengan murid lain. Berambut hitam, berkulit putih, bertubuh tinggi tegap, memiliki mata coklat indah, serta aroma maskulin yang tercium dari jarak jauh. Membuat para wanita yang berada di depan gerbang menganga karena terkagum-kagum dengan paras tampan yang tidak semua orang miliki.
Dengan kesal, Nadia menghampiri pria tersebut sambil berkacak pinggang.
" Woy!, lo punya otak ga sih? kalau gue ketabrak gimana?, lo mau tanggung jawab? kalau gue mati, lo mau biayain pemakaman gue, kain kafan, kain panjang. Belum lagi biaya pengajian. Gimana, lo mau ga?." Racau ku panjang lebar. Namun pria itu tidak menghiraukan ku, dia malah dengan santai nya berjalan menuju koridor dengan air pods di telinga.
karenanya kesal yang semakin memuncak, Nadia pun menjambak rambut cepak milik pria sok dingin tersebut dari belakang. Sontak membuat pria itu menghentikan langkahnya dan memindahkan air port nya ke leher.
" Lo bisa gak, kalau orang ngomong di dengerin!. Lo di ajarin sopan santun kan sama orang tua Lo?." ucap Nadia kesal. Pria itu malah menatap Nadia dengan tersenyum penuh arti.
" Lo ni ya! orang baru dateng, bukan nya di sambut, malah di omelin. Siapa sih nama Lo? cantik banget sih." Dengan berani mencolek dagu Nadia yang masih manyun.
Sontak membuat Nadia kaget dan menepis tangan pria itu dengan kasar.
" Apaan sih!. Berani colek-colek gue patahin tangan Lo!." ancam Nadia ketus.
" ih takut!!. Galak banget sih. Marah marah terus, entar cepat tua lo." Ejek nya.
" Bodo!." Nadia menjulurkan lidahnya.
" lagian kenapa sih marah marah? gue bikin salah apa sama lo?."
" Ya ampun, ga sadar juga lo bikin salah apa?. Lo hampir bikin gue mati, tau gak! bukan nya minta maaf, lo malah gak merasa bersalah. Gi*a lo ya."
Nadia pun berlalu meninggalkan pria itu yang masih bingung dengan ucapan Nadia tersebut.
Saat jam pelajaran, murid murid pun sudah berada di kelas. Termasuk Nadia.
Bu Melani selaku wali pun masuk dengan seorang murid yang mengekor di belakang nya. Seketika mata Nadia membola seakan ingin keluar dari tempat nya.
" Anak anak, ibu mau kenalin teman baru kalian." Bu Melani pun mempersilahkan murid itu untuk masuk dan memperkenalkan diri.
Dan benar saja. Murid baru yang di maksud Bu Melani itu adalah seorang pria yang baru saja membuat jantung ku berhenti berdetak untuk sejenak. Pria yang baru saja hampir menabrak ku saat di parkiran tadi.
Ku lihat sekeliling ku, para siswi melihat dengan tatapan terkagum-kagum seperti sedang melihat bayi mungil di hadapan mereka. Mereka senyum-senyum sendiri sambil meletakkan kedua tangan bertumpu pada kedua sisi pipi. Ah, apa kah setampan itu?. Tapi, kalau di lihat-lihat dia memang sangat tampan, batin ku mulai ngawur.
" Terimakasih Bu. Hay guys, nama gue Daniel Atala Gautama cowok tampan sedunia, incaran para wanita." Ucap nya narsis.
Seketika aku bergidik geli mendengar ucapan nya, narsis sekali dia. Di depan guru saja begitu, apa lagi tidak ada guru, pasti sangat menyebalkan, umpat ku dalam hati.
" Permisi Bu, apakah saya sudah boleh duduk sekarang?."
" Ya silahkan, kamu bisa duduk di sebelah Nadia." Ucap Bu Melani mempersilahkan Daniel duduk sambil menunjuk kursi yang ada di sebelah ku. Awalnya aku ingin protes, tapi mengingat aku adalah murid yang tidak suka membantah, jadi ku ikhlaskan saja lah. Siapa tau dapat pahala.
Dengan berjalan santai, ala-ala perman pasar, dia pun menuju kursi yang ada di sebelah ku, seperti yang di perintahkan Bu Melani kepada nya, karena memang hanya kursi itu yang kosong. Mau tidak mau aku harus rela dia duduk di sebelah ku, dan pastinya akan selalu menggangguku, batinku.
Dengan senyuman khas play boy kelas kakap. Seperti singa yang sedang menemukan mangsanya, dia menatap ku sambil nyengir-nyengir.
aku bergidik ngeri melihat nya seperti itu, dan aku membuang muka ke arah lain.
" Hay cewek galak, gue boleh duduk di sini kan?." ujarnya meminta izin. Padahal di izin kan atau tidak, tetap saja dia akan duduk di sebelah ku, umpat ku dalam hati.
Setelah beberapa jam Bu Melani menjelaskan mata pelajaran bahasa Indonesia, dan aku pun memperhatikan dengan seksama pelajaran yang di jelaskan, namun sepanjang pelajaran, Daniel hanya memandangi wajah ku tanpa henti, sampai-sampai tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Aku pun jadi risih di pandangi seperti itu,dan alhasil, aku meminta teman di depan ku untuk bertukar tempat duduk dengan ku. Dan untungnya dia pun mau.
Nampak sekali kalau dia tidak suka kalau aku berpindah tempat duduk, tapi terserah lah, apa perduli ku.
*****
Selesai sudah pelajaran hari ini, aku pun bersiap untuk pulang, saat aku ingin menuju pangkalan ojek yang ada di samping sekolah, aku pun kaget bukan kepalang, saat sebuah mobil Lamborghini mendadak berhenti di depan ku. Tak lama pun pemilik nya keluar dari sarangnya, dan ternyata dia lagi, si Daniel. haduh.....
Aku memutar mata jengah, saat pria itu sudah berada di depan ku.
" Pulang bareng yuk!." Ajak nya. " rumah Lo dimana? gue anterin ya?. Oya. BTW nama Lo siapa?." Tanyanya Panjang lebar Yang membuat ku jadi makin eneg liat tampang nya.
" Kenapa sih!, Lo lupa ya? atau ga perduli? o...... atau jangan jangan Lo itu ****t, ga denger tadi gue ngomong apa?. Kita belum sehari kenal, Lo udah mau bunuh gue. Emang lo punya dendam apa sama gue?, atau nenek moyang gue sama nenek moyang lo itu musuhan?." Cercah ku tak kalah panjang.
" ko jadi bawa-bawa nenek moyang?. Lo ni ya, gue ini murid baru, bukan nya di ajak kenalan kek, di ajak keliling kek, ini malah di omelin. Gimana coba, murid baru betah sekolah di sini!."
" terserah lo mau ngomong apa. Lo masih ga nyadar apa letak kesalahan lo Dimana?. Bukan nya minta maaf, malah nyerocos aja ga jelas." Sungut Nadia kesal.
" Oh, jadi Lo mau gue minta maaf sama lo?. Oke!, tapi setelah itu Lo harus kasih tau nama lo dan lo harus mau gue anterin pulang. Gimana deal?." Daniel mengulurkan tangannya.
" Ah, ogah!, mendingan gak usah minta maaf juga ga papa, buang waktu gue aja." Aku pun melanjutkan langkah menuju tukang ojek namun dia menghalangi jalan ku dengan dada bidang nya, sangat dekat, hingga aku bisa mencium aroma parfum nya yang wangi namun lembut dan menenangkan seperti ada aroma terapi. Wajar saja membuat para kaum hawa terpesona, dan jujur aku pun juga. heeee.
" Ayolah, please!. Lo gak kasian sama gue?, gue gak punya temen di sekolah ini, jadi please ya, mau ya jadi temen gue?." ucap nya memohon dengan penuh harap, seraya menyatukan tangannya di depan dada.
Akhirnya aku pun luluh juga dengan wajah memelas nya itu, entah karena polos atau tidak tega, aku pun bingung sendiri.
" Oke, kita kenalan, nama gue Nadia, selesai kan?." Kata ku dengan acuh.
" Kalau gue Daniel!." Dia mengulurkan tangannya, namun aku tidak membalas nya.
" Udah tau gue!, apaan sih, lebay!." Ucap ku angkuh.
" Itu kan tadi di kelas, kalau ini pribadi. " Mau tidak mau, akhirnya aku mengalah juga. Ku balas uluran tangan nya dengan senyum yang ku buat buat.
Tak lama aku pun kaget, betapa tidak, seorang perempuan yang lumayan cantik dan bertubuh seksi, menghampiri kami berdua. Terlihat jelas kalau dia sedang marah besar, dan aku pun melirik ke arah Daniel yang juga terlihat sedikit takut. Ingin bertanya, tapi bukan urusan ku. Tiba-tiba.
PLAAK......
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Daniel. Aku yang mula nya bertanya tanya siapa wanita tersebut, malah semakin bingung dan refleks mulutku ternganga, untung tak di masukin laler, hhhhhe.
" ku*ang aj*r ya kamu! dasar Laki laki play boy, mata ker*njang!! umpat wanita itu histeris sambil terus memukuli Daniel.
Aku yang melihat, malah terkekeh melihat kejadian langka tersebut. Karena merasa kasian, aku mencoba menghentikan aksi wanita itu dan mencoba melerai nya. Tak ku sangka wanita itu malah ganti menampar pipi ku. Sontak aku pun terhenyak, kaget dan tak mengerti salah ku di mana.
" Emba juga, mau maunya di gombalin sama ni cowok. Dasar cewek mu**han!!." Umpat nya kepada ku. Aku yang di hina begitu pun tak terima.
" Emba jangan sembarangan ngomong ya! saya ini wanita baik baik lo mbak!. Orang tua saya membesar kan saya dengan susah payah, sekarang emba bilang saya wanita mu**han!. Saya gak terima dong mbak." Ucap ku tegas.
Daniel sebagai biang masalah menjadi serba salah dan bingung.
" Alah, kalau wanita baik- baik, mana mungkin ngerebut pacar orang."
" Mana saya tau kalau dia pacar situ, ngapain jadi nyalahin saya?. Kalau mau ambil aja, lagian saya gak selera sama bekicot darat kaya dia." Kata ku menunjuk Daniel yang melongo melihat perdebatan kami.
" Udah dong malu. Ini tempat umum, jangan ribut di sini!." Daniel mencoba menjadi penengah.
Aku melotot ke arah Daniel. Seakan mengerti maksud ku, Daniel membawa wanita itu menjauh dari ku. Aku pun menunggu di samping mobil Daniel sambil menunggu masalah alay nya itu selesai karena dia tadi mengajak ku pulang bareng. Kan lumayan hemat ongkos. Masa bodo lah dengan masalah sepasang sejoli itu, batinku.
Untuk beberapa menit aku menunggu, akhirnya Daniel menghampiri ku. Seperti ada senyum sumringah di bibir nya, seakan masalah yang baru saja menimpa nya sudah beres, entah di apakan nya wanita itu, sampai sampai dia tidak membuat kegaduhan lagi.
" Gimana?." tanya ku saat dia sudah berada di depan ku.
" Beres!." katanya dengan senyum meremehkan. Aku pun mengangguk tak perduli.
" Jadi kan pulang bareng?."Tanya Daniel lagi.
" Menurut Lo, ngapain gue nungguin Lo panas-panas begini?. Ya jadi lah."
" Kirain ngambek. Cus lah kita pulang." Dia pun membukakan pintu mobil dan mempersilahkan ku masuk.
" Ngapain gue ngambek. Ngambek itu bikin rugi." Gumam ku sambil masuk ke dalam mobil. Kami pun segera meluncur ke toko ku, karena ibu memesani ku untuk langsung ke toko saja dan seperti biasa, aku akan menggantikan nya berjualan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sur Mada
seru lanjut
2022-09-11
1