ME

ME

BAB 1

Seorang gadis mungil berlari sekuat tenaga, menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi. Dahi yang ditutupi oleh poni dan rambut panjangnya pun sudah bercucuran dengan keringat. Tidak menyerah, ia terus berlari dan berkali-kali melihat arloji di lengan kanannya. "Aigoo, pabo-ya! Pabo-ya! Kenapa aku harus ketiduran di kelas?!" Ia merutuki dirinya sendiri dan masih terus berlari.

Han Young Mi,

Gadis itu berjongkok, setelah merasakan dadanya mulai terasa sesak, ia tidak sanggup lagi untuk berlari. Napasnya terpenggal-penggal, ia mencoba menghembuskan napas perlahan-lahan dan memukuli dadanya dengan lembut. Sudah beberapa hari ini dadanya selalu sesak dan entah apa penyebabnya.

"Gwaenchanayo?" Suara lelaki berhasil terdengar di telinganya. Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Apa kamu bisa berdiri? Perlu aku bantu?" Katanya dengan menawarkan uluran tangannya. Aku menerima uluran tangan lelaki itu dan berdiri dengan sekuat tenaga. "Kamsahamnida!" Youngmi membungkuk. "Kalau begitu aku permisi," ucapnya tanpa mau mendongak dan beranjak pergi tanpa di cegah oleh si lelaki.

Ia menyeringai. 'Han Young Mi' gumamnya pelan setelah berhasil menilik name tag pada seragam gadis itu.

⎯ Kedai Kopi, Caffést.

"Jeuiseonghamnida, sajangnim!" Youngmi membungkuk.

"Lain kali jangan terlambat. Saya tidak akan memberi toleransi jika kamu terlambat lagi," katanya tegas.

"Ye, saya tidak akan mengulangi lagi."

"Yasudah kembalilah bekerja."

"Ye, sajangnim. Terima kasih!" Youngmi beranjak dari ruangan bosnya dan berjalan menuju dapur.

"Akhirnya, aku bisa bernapas lega!" Gumamnya, Youngmi menghembuskan napas dengan satu hentakkan.

"Kamu terlambat lagi?" tanya seorang wanita yang lebih tua dari Youngmi. Aku menoleh pada sang empu yang tadi bertanya, Choi Ji Hye. Seniorku di kafe ini, ia dua tahun lebih tua dariku sekaligus teman yang paling dekat denganku di sini.

Aku mengangguk. "Tadi aku ketiduran di kelas setelah menyelesaikan tugas. Aku heran dengan diriku sendiri tidak biasanya aku langsung tertidur begitu saja. Tapi tadi, seperti sebuah keajaiban!" jelasku, membantu membersihkan gelas yang sudah di cuci.

Jihye berdecak dan memandangi wajah Youngmi yang terlihat sedikit pucat.

"Lihat wajahmu, pucat! Aku kira kamu tidak memakai lip-gloss, ternyata kamu sudah memakainya tapi masih terlihat pucat. Meskipun kamu masih muda, ingat untuk menjaga kesehatanmu!" Jihye mengusap bahuku lembut dan mengambil gelas yang berada di tanganku.

"Lebih baik kamu duduk dan jaga kasir, ok?!" Perintahnya dan tersenyum.

Kalian tahu? Aku bekerja di Caffést sudah hampir satu tahun, saat itu aku masih duduk di bangku kelas 11. Pemilik kafe ini bernama Kang Tae Woo, aku memanggilnya Tae Woo Ahjussi terkadang dengan embel-embel Sajangnim. Awalnya agak sulit meyakinkan bahwa aku bisa menjadi pekerja paruh waktu yang baik. Lebih tepatnya⎯pertimbangannya sulit untuk mempekerjakan anak sekolahan sepertiku, mengingat di negara ini ada peraturan dilarang mempekerjakan para pelajar kecuali sudah mahasiswa. Dan aku⎯dengan segala bentuk bujukan yang telah kukeluarkan akhirnya berhasil menaklukkan hatinya. Aku diterima bekerja.

Luas kafe sekitar 100 meter persegi dengan desain minimalis. Interior Caffést ini didominasi warna cokelat kayu sementara eksteriornya berwarna putih dan cokelat tua. Di dalam kafe ada sekitar dua puluh meja dan di luar kafe ini memiliki halaman berumput hijau yang luasnya kira-kira sekitar sepuluh meter persegi yang kemudian diisi oleh empat meja di sana. Tae Woo ahjussi sendiri yang memperkenalkan kafe ini secara detail.

Pada saat itu, masa di mana kehidupanku mulai berubah dan aku berani mengambil langkah keputusan ini.

"Moka juseyo!"

Lamunanku tersadar ketika mulai banyak pelanggan yang sudah mengantri.

"Ye!"

*****

"Aku pulang!" teriakku, membuka sepatu dan mengganti dengan sandal rumah. Hening.

"Aku pulang!" teriakku lagi.

"Guk, guk!" seekor anjing berjenis maltese berwarna putih murni serta memiliki bulu lembut menghampirinya dengan cepat Youngmi memeluknya "Oh, Choco-ya! Kamu merindukanku? Aku juga," ujarku mengelus Choco lembut.

Ya, memang seperti ini keadaan rumahku, tidak akan ada orang yang menyambutku ketika sampai di rumah. Hanya ada seekor anjing yang menyambutku dengan kehangatannya. Sudahlah! Aku sudah terbiasa.

Aku menjatuhkan tubuhku pada sofa empuk di ruang tamu dan menyalakan televisi. "Choco-ya, apakah Minjee eonni sudah pulang? Hah! Aku merindukannya, dia sangat berbeda sekarang," gerutunya pada Choco sambil memeluknya.

'Ting tong'

Bell rumah Youngmi terdengar berdering berkali-kali yang menandakan seseorang berkunjung kerumahnya. "IYA SEBENTAR!" teriaknya, berjalan mendekati pintu. "Tidak biasanya ada yang berkunjung," gumamnya.

"Apa ini kediamaan Han Min Jee?" tanya seorang wanita tua dengan tatapan penuh amarah. Youngmi menelan salivanya dan tengah memperhatikan wanita tua di depannya dengan pakaian sangat modis. "Apa dia tidak malu diusianya sekarang ini?" Batinnya.

"Ya, benar! Tapi dia tidak ada di rumah, ada perlu apa ya?" Aku bertanya hati-hati.

Wanita tua itu menatapku dari ujung kepala hingga kaki lalu memandangi selembar foto yang di genggamnya dan kemudian menatap wajahku penuh kebencian. "Jadi kau adiknya? Sangat mirip!" ujarnya tidak memperdulikan pertanyaanku.

Aku menaikkan sebelah alis. Wanita itu mendekat padaku. "Kau tahu pekerjaan kakakmu apa? Mungkin kau hanya tahu dia dokter, tapi pekerjaan yang mulia itu mulai tercoreng karena kakakmu. Apa kau mendapat uang darinya juga?" ucapnya berturut-turut.

"Tercoreng? Apa maksudmu, ahjumma? Ya, aku tidak pernah menerima uang yang dia berikan, uang itu hanya untuk keperluan rumah ini. Aku juga bekerja jadi tidak meminta padanya." ujarku melipatkan kedua tangan di dada.

Dia menyeringai, tatapan penuh amarahnya kembali menyala. "Bagus kalau begitu! Selama ini kakakmu hanya menggoda suamiku! Kau sebagai adik beri nasihat ****** kecil itu untuk bertobat sebelum aku menyeretnya kedalam jeruji besi!"

"MWO?!"

"Jika kau tidak percaya, ambil ini!" Wanita itu memberikan amplop berwarna cokelat dan berlalu dari hadapanku. Aku segera membukanya, berisi lima lembar foto di dalamnya. Mataku membulat sempurna, tanganku bergetar memegangi foto itu. Kakakku⎯Minjee yang selama ini aku banggakan sedang bersenang-senang dengan pria tua yang seharusnya hanya cocok menjadi ayahnya. Tidak mungkin!

*****

Aku mempercepat langkah menuju ruang musik, aku ingin menuangkan apa yang saat ini aku rasakan. Kedua tanganku sedikit gatal ingin cepat-cepat memainkan piano alat musik kesukaanku.

Aku terduduk di hadapan piano milik sekolah, segera aku mainkan tuts hitam dan putih pada piano. Aku memejamkan mata menikmati setiap alunan yang keluar. Kepingan memoriku mengurai kejadian tadi pagi.

⎯ Tadi pagi⎯

"Eonni, apa kamu benar-benar bekerja sebagai dokter?" tanyaku skeptis, menatap tajam kepada wanita yang lima tahun lebih tua darinya. "Apa maksudmu?" Dia masih asik memakan sarapannya.

Aku segera memberikan beberapa lembar foto ke hadapan Minjee eonni. "Jelaskan padaku, apa hubunganmu dengan pria tua yang ada di foto itu?!" Aku menahan emosi. Kontan bola mata Minjee nyaris keluar. "Kamu .... kamu dapat dari mana foto-foto ini?!" Dia nyaris membentak.

"Aku yang bertanya lebih dulu! Jawab saja, eonni," sahutku cepat. "Bukan urusanmu! Lebih baik kamu fokus pada sekolahmu!"

"Jadi benar? Eonni adalah selingkuhan pria tua itu? MENJIJIKAN!" ujarku meninggi. "Apa katamu?" Minjee menatap penuh amarah.

"MENJIJIKAN!" teriakku di hadapan Minjee eonni.

Plak!!

Minjee menamparnya tanpa sadar. Aku menatapnya tajam, memegangi pipi kananku yang mulai memerah dan panas. Cairan bening yang berusaha menerobos keluar segera aku tahan.

"Yo-Young .... Youngmi-ya, mianhae!" ucapnya mendekati adiknya. Aku berjalan mundur.

"Tidak usah mengkhawatirkanku lagi, khawatirkan saja dirimu sendiri. Aku tidak ingin memiliki kakak yang menjadi simpanan orang lain!" imbuhku segera mengambil tas sekolah, memakai sepatu dengan cepat dan berlalu darinya.

"Mianhae, Youngmi-ya!"

****

- Pabo : Bodoh

- Gwaenchanayo : Kamu baik-baik saja?

- Kamsahamnida : Terima Kasih

- Jeuiseonghamnida, sajangnim (Formal) : Maafkan Saya, Bos/CEO

- Moka Juseyo : Tolong segelas moka

- Mwo : Apa

- Mianhae : maaf

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

baru mampir

2024-06-26

0

𝚃𝚊𝚗𝚊 (hiat)

𝚃𝚊𝚗𝚊 (hiat)

Semangat Thor aku mampir kasih like , rate5 dan ditunggu crazy up nya !
Jangan lupa feedback ke novel ku yang judulnya
✓Si kembar psychopath
✓Falove
Terima kasih ❤

2020-05-27

0

yaaa

yaaa

bagus kak!
ayo semangat!!

2020-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!