BAB 2

Lee Yong Hwa,

Langkahnya terhenti di depan ruangan yang terdengar alunan piano di sana, ia berbalik memunggungi pintu dan bersandar pada pintu ruangan itu. Lelaki berambut hitam itu menikmati setiap irama yang dimainkan. Ia mengenal instrumen lagu yang sedang dimainkan, G Minor Bach - Lou Ni. Menurutnya tidak banyak yang bisa mengcover instrumen ini karena temponya yang lumayan cepat dan perasaan sedih di setiap nadanya harus bisa saling seirama. Aku kagum dengan seseorang yang sedang memainkan alunan irama ini di dalam, karena tidak ada yang semirip aslinya dan ini sangat mirip.

Aku berbalik, memegangi knop pintu ruangan musik yang ada di hadapanku untuk melihat siapa yang bermain piano sebagus itu. Aku urungkan membuka pintu ketika bell berbunyi menandakan istirahat makan siang telah selesai. "Aish! Sial! Lain kali aku akan ke sini lagi!" batinnya. Aku terpaksa membalikkan badan dan berjalan cepat menuju ke kelas.

"Minho-ya," panggilnya pada lelaki berambut cokelat tua di sebelahnya yang sedang memejamkan mata dan menaikkan kaki pada meja di depannya. Kelas sedang tidak ada guru dan seperti ini jadinya, ada yang tertidur, bergosip, membaca buku, latihan soal dan berbagai macam kegiatan lainnya menjadi satu.

"Kenapa?"

"Apa masih ada anggota kegiatan dari klub musik?" tanyaku penasaran.

"Klub musik? Sepertinya masih banyak. Memang kenapa?" imbuhnya masih memejamkan mata. Yonghwa belum menjawab lalu memutarkan instrumen yang tadi ia rekam di ponselnya. Minho membuka mata dan menautkan kedua alisnya.

"Instrumen ini apakah sering terdengar di ruang musik?" tanyanya lagi semakin penasaran.

"Setauku ada salah satu anggota klub musik yang memainkan instrumen itu. Tapi, tidak sering, banyak gosip beredar jika dia memainkan instrumen yang tadi kau putar, pertanda dia sedang sedih," jawabnya menerka.

"Hah? Sedih? Kenapa?"

"Mollayo! Kamu tanya sendiri saja sama orang yang memainkan itu." Minho kembali memejamkan matanya. "Kamu tahu orangnya?"

"Aku tidak tahu rupanya yang aku tahu hanya ingat nama marganya Han dan belakangnya Mi, nama tengahnya aku tidak tau dan dia dari kelas 3-2 sekelas dengan Kyungsoo."

'Han? Mi? Apakah gadis kemarin? Han Young Mi?' gumamnya sendiri.

*****

⎯Esoknya, Kantin Sekolah.

Aku menilik intens gadis yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat dudukku bersama keempat teman-temanku. Gadis itu sedang menatap sekeliling kantin, dan terlihat hampir semua bangku kantin terisi. "Jaehyun-ah, bisakah kau pindah ke sebelah Minho?" suruhnya memandangi sang empu tengah asik memakan makan siangnya.

"Kenapa? Kau tidak suka aku duduk di depanmu?" ucapnya melahap makanannya lagi.

"Bukan begitu, sudah cepat pindah," usirnya buru-buru.

Jaehyun menautkan kedua alisnya. "Bos kau kenapa? Tidak biasanya." Ia mengalah dan berpindah posisi duduk di sebelah Minho.

"Yonghwa sedang penasaran dengan seorang cewe," Minho menyahut dan menilik arah pandang Yonghwa.

"Dia tidak akan duduk di sini. Apalagi masih ada aku, Jaehyun dan Kyungsoo," katanya berbisik pada Yonghwa. "Kita lihat saja!"

Tak lama kemudian gadis itu berbalik dan meninggalkan kantin membawa segenggam roti sandwich dan satu botol air mineral di tangannya. Minho tertawa puas ketika gadis itu pergi dan di tatap heran oleh ketiga temannya. "Aku bilang juga apa?!"

Yonghwa kesal, tiba-tiba menyuapi sepotong sosis ke mulut Minho yang membuatnya berhenti tertawa dan terdiam. "YA KALIAN!" kesalnya. Ketiganya tertawa.

"Bukannya cewe itu sekelas denganmu, Kyungsoo?" tanya Jaehyun menerka setelah menyadari gadis bersurai panjang tersebut yang pernah ia lihat di kelas Kyungsoo.

"Hah? Ohhh .... si bisu? cewe dengan rambut panjang yang hampir menutupi wajahnya tadi?" Kyungsoo ber-oh ria dan balik bertanya, menyebalkan memang. Minho dan Jaehyun mengangguk.

"Si bisu?" Yonghwa menaikkan sebelah alisnya.

"Iya, dia sekelas denganku salah satu murid pintar yang selalu mendapat rangking satu di kelas. Ya, panggilannya bisu, satu kelas memanggil dia si bisu karena jarang bicara," ujarnya memberitahu.

"Wah! benarkah?!" Minho dan Jaehyun bersamaan sedangkan Yonghwa masih tidak menggubris. "Apa dia anggota klub musik?" Yonghwa bertanya cepat.

Kyungsoo mengangguk membenarkan. "Tentu saja, dia adalah ketua klub musik dan satu-satunya perwakilan dari seluruh kelas 12. Aku heran dengannya, Dia bisa menjadi ketua kelas dan ketua anggota klub musik padahal dia jarang bicara tapi aku akui dia memang pintar dan hebat sebagai pemimpin!" jelasnya.

Aku beranjak dari duduk, ketiga temannya tersentak memandangi Yonghwa. "Mau kemana?!" tanyanya bersamaan.

Yonghwa mengabaikan dan mempercepat langkahnya. Ia menyusuri seluruh koridor sekolah untuk mencari gadis itu. Yonghwa tidak mengerti dengan dirinya sendiri, padahal ia tidak mengenal gadis itu bahkan tidak pernah satu kelas tapi rasanya ia ingin mengenal lebih dekat dan ia merasa ada perasaan akrab saat melihatnya.

"Ketemu!" ujarnya ketika kaki panjangnya berhenti di lapangan sekolah, ia memandangi gadis yang dicari-cari. Gadis itu tengah duduk di pinggir lapangan sekolah. Dari kejauhan gadis itu memegangi dadanya dan tanpa pikir panjang aku berlari dengan cepat.

*****

Aku menatap sekeliling kantin tetapi semua bangku sudah terisi, aku melirik meja ketiga dari tempatku berdiri, di sana ada dua bangku kosong di hadapan lelaki berperawakan kurus yang sepertinya aku pernah melihatnya. Lelaki itu terus menatapku sangat jelas, seperti menyuruhku untuk duduk di sana.

Aku segera mengalihkan pandangan. Meskipun aku ingin duduk di sana, tapi aku tidak mengenalnya dan salah satu lelaki di sana Kyungsoo teman sekelasku, aku juga tidak begitu mengenalnya lebih tepatnya tidak akrab hanya tahu namanya saja. Huh! Aku menghembuskan napas, berbalik meninggalkan kantin dan mencari tempat yang lebih tenang.

Sudahlah! Lupakan kejadian tadi. Saat ini aku sudah mendapat tempat sepi yang bisa membuat pikiranku tenang.

"Aww ..." Aku memegangi dadaku yang tiba-tiba terasa nyeri. "Ahhhh!" Dadaku semakin nyeri. Youngmi mendengar langkah kaki seseorang yang berjalan padanya.

"Gwaenchanayo?" Aku terdiam mendengar frasa berat dari seorang lelaki yang sama persis seperti lelaki waktu itu.

"Pegang tanganku, lalu hembuskan napasmu perlahan," perintahnya, ia berjongkok dan mengulurkan tangan kanannya.

Aku mengangguk, menggenggam tangannya, hangat. Aku mulai mengatur napas; menarik dalam-dalam, menghembuskannya⎯berulang-ulang, menuruti perintahnya. "Sudah baikan?" tanyanya masih menggenggam tanganku, erat.

"Ne, kamsahamnida," ujarku dan mendongak cepat untuk melihat wajahnya, manik kami bertemu satu sama lain. Lelaki dengan gaya rambut comma berwarna hitam tengah menatap dan tersenyum tipis padaku, tatapannya tajam tapi terasa menyejukkan. Refleks, aku menarik tanganku kembali dan mengalihkan pandangan.

"Nu .... nuguya?"

Aku menggeserkan sedikit dudukku. Ia berdiri dan segera duduk di sebelahku. "Kamu tidak mengingat aku?" tanyanya terdengar kecewa dan memandangi wajahku dari samping.

"Maaf! Aku ingat kok suaramu, hanya saja saat itu aku tidak melihat wajahmu," ujarku tersenyum canggung.

"Tidak apa-apa, santai saja. Aku tahu saat itu kamu langsung berlari menunduk jadi tidak melihatku."

"Iya, saat itu aku sangat terburu-buru jadi tidak sempat melihatmu. Tapi aku langsung mengenali suaramu. Terima kasih ya sudah dua kali menolongku," ucapku berdiri dan sedikit membungkuk. "Kalau begitu aku permisi!" Aku berbalik.

"Tunggu! Siapa namamu?" Cegahnya membuatku tersentak dan kembali menoleh. Aku mengernyitkan dahi, apa dia tidak membaca name tagku? Yasudahlah tidak penting juga jika tidak memberitahu sendiri.

"Ye? Ah iya .... namaku Young Mi, Han Young Mi, senang bertemu denganmu, Yonghwa?" Aku melihat name tag di dadanya dan tersenyum, menjulurkan tangan kanan sekaligus memperkenalkan diri padanya.

Ia membalas senyumku, lalu menjabat tanganku. "Ya, aku Yong Hwa, Lee Yong Hwa. Senang bertemu denganmu, Han Young Mi!"

****

- Nuguya : Siapa kamu?

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

qu paling sebel nama" yg susah qu inget, aklhir'a qu abaikan, penasaran spt'a asyik
👉👉👉

2024-06-26

1

Aliyaraaa

Aliyaraaa

Hai kak aku mampir nih...udah aku boomvote....semangat teruss ya...

2020-05-04

1

Aisyah

Aisyah

semangat up nya ka 🥰🥰

jangan lupa feedback ke karya aku ya
if you meet again
myboyfriend is married

semangat terus

2020-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!