"Youngmi, kau di panggil Seungjo-Saem!" Sergah salah satu teman sekelas Youngmi. "YE!" Teriakku karena terkejut ketika mendengar suaranya. Untung saja di kelas hanya ada beberapa orang karena sebagian sedang di luar istirahat dan untungnya juga mereka menghiraukan aku.
Aku bergegas menuju keruangan guru untuk bertemu Seungjo-Saem. Aku berfirasat akan di tanya lagi tentang masa depanku nanti akan menjadi apa. Sungguh, merepotkan. Padahal aku tidak terlalu memiliki rencana untuk itu, aku ke terima di universitas terbaik pun sudah cukup membahagiakan. Ya, meskipun aku sudah menjawab hal itu tapi Seungjo-Saem memaksa untuk memikirkan bidang apa yang akan aku pilih nantinya.
"Oh! Youngmi," Seungjo-Saem memanggilku. Di kubikelnya yang terletak paling dekat pintu, ada seorang anak laki-laki bertubuh kurus tegap⎯yang tingginya sekitar sepuluh sentimeter dariku⎯berdiri memunggungiku. Seungjo-Saem yang duduk di hadapannya sempat berucap beberapa patah kata kepada anak lelaki itu, lalu anak lelaki itu membungkukkan sedikit tubuhnya⎯tanda undur diri. Lalu membalikkan badan ... dan di situ kami saling tatap.
"Yonghwa?" Gumamku pelan, Yonghwa mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum lembut. Aku mengernyitkan dahi ketika melihatnya. Apa-apaan dia?
Aku segera mengalihkan pandangan kembali fokus pada Seungjo-Saem yang menungguku di kubikelnya. "Anj-a, Youngmi!" perintahnya. Aku menurut dan duduk di hadapannya.
"Aku kagum denganmu yang mampu mempertahankan nilai serta peringkatmu di kelas. Aku harap kau bisa terus mempertahankan nilai-nilaimu sampai kau lulus dengan nilai terbaik nantinya dan aku ingin memberikan surat ini kepada kakakmu." Seungjo-Saem membuka obrolan sekaligus memberikan sepucuk surat berwarna putih yang di depannya terdapat nama sekolah untuk diberikan kepada kakakku.
"Surat untuk apa ini, Saem?" tanyaku masih memperhatikan surat yang sudah berada di tanganku.
"Surat untuk membahas masa depanmu, aku tahu kamu tidak memperdulikan masalah tersebut tapi aku sebagai gurumu khawatir akan hal itu. Jika aku yang menanyakan ini, pasti kau akan seperti sebelumnya tidak menjawab dan hanya diam," jelasnya dan aku hanya mendengarkan tanpa berkata sepatah kata pun ataupun menyelanya.
Aku menaruh kembali surat itu ke mejanya. "Saem, tidak perlu memberitahu kakakku, cukup diskusikan ini denganku. Aku akan mengatakan kepadamu rencana masa depanku. Tapi .... beri aku waktu satu minggu saja, eoh? Please, Saem!" ujarku memohon. Aku tidak bisa memberitahu Seungjo-Saem masalahku, karena percuma saja memberi surat itu kepada Min Jee eonni, dia sudah tidak bersamaku lagi.
"Youngmi-ya, beberapa bulan lagi kau dan teman-temanmu akan melaksanakan ujian kelulusan dan aku sebagai guru harus menyerahkan data-data ini kepada universitas terbaik di negeri ini sebagai pertimbangan mereka nantinya. Jika terlambat? Kalian akan tergeser dengan sekolah lain." Katanya lagi menjelaskan. Aku tertunduk.
"Apa kau pacaran dengan Yonghwa murid laki-laki tadi?" tanyanya, ia menatap menyelidik.
"Ye? Pa-pacaran?! Aku? Dengan Yonghwa? Mana mungkin, Saem?!" ujarku sedikit meninggi.
"Kau sama saja dengannya! Apa kalian berdua membuat janji untuk mempersulitku? Hanya kalian berdua yang belum memberitahuku. Sudahlah, aku akan memberimu waktu satu minggu, jika kau tidak segera memberitahuku, surat ini akan sampai kepada kakakmu," katanya dengan tegas.
"Iya, aku mengerti, Saem. Terima kasih!"
⎯2 HARI YANG LALU⎯
"Aku pul⎯"
"Guk, guk, guk!"
"CHOCO?! Kamu menungguku? Mian, mian! Aku harus bekerja setelah pulang sekolah. Lain kali kamu harus tidur sendiri, ok?" Aku langsung menggendong Choco yang menunggu di depan pintu dan menyalurkan kehangatan padanya. Ya, karena Choco selalu sendirian setiap harinya di apartemen ini.
Aku menaruh Choco di sofa ruang tamu, lalu melangkahkan kaki menuju dapur. Aku menautkan alis. Baru ia sadari ada sepucuk surat dan beberapa lembar uang diselipkan di bawah surat itu. Surat tersebut ditulis pada kertas yang bergambar bunga. Ciri khas Min Jee eonni.
Untuk: Adikku, Han Young Mi.
Maaf mengejutkanmu, Aku memberimu beberapa lembar uang dan juga kamu tidak perlu khawatir pada isi kulkas, aku sudah mengisi dengan banyak makanan bergizi untukmu. Dan, uang itu sengaja aku berikan padamu untuk membayar keperluan apartemen atau kamu bisa pindah menyewa kost dengan uang itu, karena aku akan pergi dan tidak akan kembali.
Maaf aku tidak bisa menjagamu lagi, maaf aku tidak pernah bisa menjadi kakak yang baik untukmu, maaf aku telah mengecewakanmu.
Youngmi-ya, jaga dirimu baik-baik, ingat makan yang teratur dan hiduplah dengan bahagia, maka aku akan tenang.
Annyeong...
Han Min Jee.
Tubuhku bergetar, aku beringsut ke bangku terdekat dan duduk sebelum terjatuh. "Auuu..." Youngmi memukul lembut dadaku yang berdenyut dengan cepat, sakit. Keringat menyengat dahiku dan aku menyeka wajah dengan bajuku setelah membaca surat itu. Aku terdiam, mataku terasa perih karena kristal bening berusaha ingin keluar dari mataku, kali ini aku menahannya lagi. Tidak boleh menangis! Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menangis dalam hal apapun.
"Hidup bahagia semudah itu?! Hanya mimpi!" Aku menyeringai dan meremas surat yang aku genggam.
*****
Dua insan dengan jenis kelamin berbeda itu saling berhadapan di sebuah meja kantin yang sengaja Yonghwa kosongkan untuk Youngmi agar dapat tempat duduk. Tidak hanya berdua saja sebenarnya tapi juga bersama ketiga teman-teman seperjuangan Yonghwa.
Keduanya sama-sama canggung, itulah atmosfir yang terasa di sana hingga Jaehyun, Minho dan Kyungsoo saling pandang melihat temannya yang diam saja di hadapan seorang cewe.
"Kau, diam aja! Ngomong dong!" Minho mencoba mencairkan suasana, Jaehyun dan Kyungsoo mengangguk. Ia tidak menggubris.
"KYUNGSOO-AH!" teriak seorang gadis yang semakin mendekat, sang empu yang di panggil tersenyum. Kami semua menoleh ke arahnya. Ya, keheningan kami mulai tercairkan oleh gadis itu, aku masih diam memperhatikan mereka.
Gadis itu terduduk di hadapan Kyungsoo dan bersebelahan dengan Youngmi. "Oppa, aku membawa bekal untukmu," ujarnya membuka kotak bekalnya perlahan agar dapat efek dramatis dan ia melirik sekilas Youngmi.
"Jeon Sora, pali!"
Kyungsoo tidak sabaran.
"Tadaaa!"
Aroma enak bekal yang dibawa oleh Sora langsung tercium oleh semua penghuni meja. Tanpa ragu Kyungsoo mencomot potongan daging yang dibentuk menyerupai bunga. Semuanya ikut memakan kecuali Yonghwa dan Youngmi.
"Ah .... kau siapa?" Sora menoleh pada Youngmi dan begitu pun sebaliknya. Ia memperhatikan Youngmi dengan tatapan tidak suka.
"Dia Youngmi teman sekaligus ketua kelas 3-2!" Kyungsoo menyambar.
"Oh, ketua kelas 3-2? Kenalkan aku Sora, Jeon So Ra. Aku pacarnya Kyungsoo!" Ia menekan kata pacar. Keduanya bersalaman.
"Iya, aku Youngmi, Han Young Mi. Salam kenal." Youngmi tersenyum, ia masih bingung untuk apa sebenarnya Yonghwa menyuruhnya duduk di sini.
"Jangan salah paham kepadanya, aku yang menyuruh Youngmi duduk di sini," sungut Yonghwa agar Sora tidak salah paham. Ia tahu Sora adalah cewe pencemburu serta overprotektif terhadap Kyungsoo.
"Sudah, sudah! Kalian nikmati saja makan siangnya. Yonghwa-ssi jika ingin bicara lain kali saja! Kalau begitu aku permisi," ujarnya segera beranjak berdiri. Mereka berlima menatap Youngmi. "Baiklah, aku akan mengirim pesan!"
*****
'Ceklek'
Aku menoleh ketika seseorang membuka pintu. "Oh? Yonghwa?"
"Iya ini aku!" Ia berjalan mendekatiku. Youngmi kembali membereskan peralatan musik.
"Kamu sendirian saja?" tanyanya menatap sekeliling ruangan.
"Apa aku terlihat bersama seseorang?" Ia balik bertanya. Yonghwa tertawa pelan dan duduk di sofa empuk, aku menaikkan sebelah alis ketika mendengarnya tertawa.
"Apa kamu tidak nyaman dengan teman-temanku ketika di kantin?" tanyanya lalu membaca buku yang berada di sampingnya.
"Aniya, aku tidak merasa seperti itu. Aku hanya tidak tahu bagaimana memulai obrolan dengan mereka!"
"Benarkah? Mereka sahabatku jika kamu mengenalnya pasti kamu akan merasa di dunia ini kamu tidak sendiri kecuali Sora yang beruntung mendapat Kyungsoo. Dan, lain kali jika Sora mengajakmu bicara jawab seadanya saja dan tinggalkan dia. Dia tidak layak dijadikan teman," imbuhnya memberi peringatan.
"Memangnya kenapa dia?" tanyaku dan menilik lelaki di depannya.
"Dia terlalu berpikiran sempit, saat tahu kamu teman sekelas Kyungsoo yang duduk bersama kami, dia akan curiga bahwa kamu dekat dengan Kyungsoo. Dan dia akan memantaumu. Pokoknya kamu harus jauh-jauh darinya atau pun jangan berbicara dengan Kyungsoo jika kamu tidak bersama denganku atau teman sekelasmu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan!" Ia memberi peringatan lagi.
"Ne, arraseo! Gomawo. Lagi pula, aku tidak ada waktu untuk berteman dengannya."
Ia merenggangkan tubuh. "Kajja! Lanjutkan pembicaraan di jalan saja!" Youngmi mengambil tasnya.
Kami berjalan menyusuri jalan menuju halte bus yang dekat dengan sekolah. Tak ada satupun dari kami yang bicara. Aku hanya mencoba berjalan perlahan di belakangnya, tapi Yonghwa terlihat sengaja berjalan pelan agar bisa berdampingan denganku.
"Youngmi-ya! Apa harus berdiam terus seperti ini?" tegurnya, terhenti sambil menghela napas.
Aku tersenyum canggung. "Maaf! ah ya, Yonghwa-ssi," panggilnya, mereka berjalan bersama.
"Apa?"
"Kenapa .... kenapa akhir-akhir ini kamu mendekatiku?" tanyanya hati-hati, meliriknya dari samping.
Ia menoleh dan tersenyum tipis. "Aku hanya ingin berteman denganmu!" jawabnya.
"Hanya itu? Ok, baiklah! Yonghwa-ssi, apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan padaku?" Youngmi masih menilik wajah Yonghwa yang terlihat jelas ingin bertanya tapi tampak ragu.
"Iya ada!" Ujarnya tanpa berdalih. Kami kembali diam beberapa menit, aku menunggu sampai ia mengeluarkan suaranya.
"Youngmi-ya, aku ingin bertanya!" Ia mulai membuka suara, serius.
"Iya, katakanlah!"
Kami berhenti di halte bus dan saling berhadapan. Menatap satu sama lain.
"Dua hari yang lalu .... apa kamu mencoba bunuh diri di jembatan Mapo?"
****
- Anj-a : Duduklah
- Saem ; Panggilan Singkat untuk Guru.
Asal Kata ; Seonsaengnim )
- Pali : Cepat
- Ne, Arraseo! Gomawo : Iya, aku mengerti! terima kasih
- Kajja : Ayo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Memey
Semangat thor🖎💪👍
Ijin promo ya mampir di ceritaku
SORRY MY HEART
jangan lupa
LIKE, RATE5, KOMEN, & VOTE
2020-05-06
1