Jodoh Pilihan Untuk Reva
Tujuh bulan yang lalu di pelabuhan laut Bengkulu, kala para militer berangkat untuk mengemban tugas menuju Papua. Seorang gadis berkerudung panjang dengan pakaian muslimah ikut menghantar kala saudara laki-laki akan pergi bertugas.
"Kakak berangkat, tolong jaga kakak iparmu." Rey memeluk gadis itu, adik satu-satunya yang begitu cantik dan meneduhkan siapa saja yang melihatnya, gadis itu selalu bersama kakak iparnya.
"Iya." Jawabnya tersenyum.
"Bolehkah aku juga memeluknya?" Pria tampan itu tersenyum dari balik tubuh yang memeluk adik kesayangan.
"Jika ingin ku hajar sebelum berangkat boleh saja." Rey tersenyum dengan tatapan tajamnya, walau hanya di balas senyum jahil oleh sahabatnya.
Pria itu mendekati gadis bertubuh kecil dengan jari-jari lentik dan wajah cantik itu. "Tunggu aku, aku akan kembali membawa cinta yang lebih besar untuk menjadikanmu ratu di dalam hati ini." Pria itu menunjuk bagian tengah dadanya, senyum manis dan tatapan penuh cinta tak lepas dari wajah itu.
"Aku akan setia menunggumu, menunggu hari kau mengucap ijab qobul dengan kakakku." Ucap gadis berkerudung itu dengan suara lembut dan begitu merdu.
"Itu pasti, ingat selalu bahwa aku mencintaimu." Ucapnya lalu kemudian berlalu dengan senyum tak henti terukir di wajahnya, berulang kali menoleh kearah gadis yang masih setia berdiri di tempat itu, sama seperti kakak iparnya yang menatap sendu atas kepergian suami tercinta.
Begitu ingatan indah selalu terbayang hingga hari ini, Calon suami Devkan Arza Pratama akan kembali. Revalia Az-Zahra, satu tahun yang lalu dia di lamar seorang militer sahabat dari kakaknya, pria yang sudah berusia 27 tahun itu begitu membuatnya yakin untuk menjalani hidup berumah tangga. Dengan hati gelisah dia memegang ponsel memandangi sebuah foto sudah tak sabar bertemu dengan pria berseragam hijau loreng kekasihnya.
"Assalamualaikum sayang." Panggilan yang membuatnya segera berbalik, pria yang di tunggu sudah berdiri di belakangnya.
"Wa'alaikum salam mas." Reva mendekat menatap laki laki yg sangat dia rindukan. Lama tidak melihatnya membuat seakan kembali pada pertemuan semula. Matanya yg teduh, hidungnya yg mancung, bibir yg tipis dengan rahang yg tegas, badan tegapnya, ingin rasanya ia memeluk erat.
"Ini untukmu!" Dev memberikan kado kecil berwarna biru. Matanya tak berkedip menatap gadis yang cantik di hadapannya.
"Apa ini mas?" Reva memeluk kado berwarna biru itu.
"Itu hanya hijab, kemarin aku membelinya karena ku ingat kau belum memiliki hijab yg berwarna Biru."
"Terima kasih mas." Ucap Reva dengan mata yg berbinar, kado dari orang yang spesial tentu saja sangat membahagiakan.
"Aku ingin kau memakainya nanti." Tatapan Dev berubah menjadi sendu seakan memikirkan sesuatu.
"Mas." panggilnya lembut sekali, ingin tahu apa yang dipikirkan tunangannya.
"Hari ini aku ingin mengajakmu keluar, apa kau tidak sibuk?" Ucapnya halus.
"Tidak mas, aku tidak sibuk, aku baru saja selesai rapat. Kita akan kemana?"
"Hanya jalan- jalan di dekat sini." Pria itu menoleh dengan tatapan rindu.
"Baiklah."
Di taman yg bersebelahan dengan kantornya. Mereka memilih duduk di bawah pohon mangga menikmati suasana dimana tempat inilah yg mereka biasa jadikan tempat bertemu, bahkan sebelum Dev berangkat ke Papua sekitar Tujuh bulan yg lalu.
"Sayang."
"Iya." Reva menoleh melihat wajah pria disampingnya. Senyumnya selalu mengembang mencerminkan hati yang begitu bahagia.
"Aku merindukanmu." Ucapnya dengan seulas senyum tulus sang calon suami.
"Aku juga mas, bahkan aku tidak sabar menunggu mu kembali." Reva tersenyum lalu menundukkan pandangannya menutupi haru dan rindu menjadi satu.
"Sebenarnya, aku ingin membicarakan sesuatu. Dan sangat penting."
"Katakan saja mas." Ucapnya dengan lembut.
"Reva, apa kau percaya jodoh?" Tanya Dev kemudian.
"Tentu saja aku percaya, percaya bahwa tulang rusuk dan pemiliknya tak akan pernah tertukar." Reva sedikit heran dengan sikap kekasihnya. Apa yg sedang dipikirkannya, apakah kekasihnya ini sudah berubah pikiran lantaran bertemu dengan gadis lainya di tempat dia bertugas. Reva menggelengkan kepalanya, mencoba menepis semua pikiran buruk yg belum tentu benar.
Dev menunduk, seakan menahan sesuatu perasaan yang sulit di ucapkan, atau mungkin bingung memikirkan kata yang tepat untuk mengungkapkannya. "Apakah jika di dunia kita tak berjodoh, di akhirat nanti kita bisa bersama." Tanya nya lagi.
Reva mulai gelisah. "Ada apa, apa kau sudah memiliki gadis lain dan melupakan aku?" Tatapnya penuh tanya.
Dev membuang pandangannya ke sembarang arah, seakan ada gumpalan yg tak bisa di keluarkan menyesak di dada. Sesekali Dev menengadah ke langit, memandang dengan putus asa.
"Aku... Aku ingin membicarakan sesuatu padamu tentang pernikahan kita." Sambungnya lagi.
"Katakanlah mas." Reva mulai merasa ada yang salah semua pertanyaan menghampiri kepalanya, sungguh ia sudah tidak sabar mendengar apa yang akan dikatakan calon suaminya itu.
Dev menarik nafasnya sangat dalam. "Aku....aku... Aku tidak bisa menikahi mu."
Bagai tersambar petir di siang hari, Reva tak percaya, degup jantungnya seakan berhenti, mulutnya terbuka dengan mata yg berkaca- kaca. "Apa mas?" lirihnya, Reva masih berusaha mencerna ucapan laki- laki yg ada di hadapannya, matanya tak berkedip, menatap mencari kebenaran atas kata-kata yg diucapkannya. "Aku salah apa?" Suaranya pelan.
"Sayang, aku.. Aku tidak memiliki wanita selain dirimu, hanya kamu, hanya ada kamu yg aku cintai bahkan sepanjang hidupku. Atau hingga aku meninggalkan dunia ini pun hanya ada dirimu, satu nama mu, cintaku yang tak akan pernah ku berikan pada siapapun selain dirimu, hanya kamu sayang." Ucap Dev matanya mulai berembun, ia memegang kedua pundak Reva yang masih diam terpaku penuh tanya.
"Lalu kenapa?" Air mata nya tumpah sudah, mengalir membasahi pipi. Seakan ada batu yg menghimpit di dada, bahkan menarik nafas pun terasa begitu sulit.
"Aku tidak bisa memiliki keturunan. Aku tidak akan bisa membahagiakan mu." Ucapnya lagi
"Bukankah ini sudah pernah kita bahas bulan lalu saat kau masih di Papua kita sudah bicarakan ini, meskipun lewat telepon tapi apakah kurang jelas, apa tidak cukup jelas untuk menyelesaikan ini semua. Kamu bilang, kita bisa mengadopsi dua anak laki-laki yg sudah ku anggap anak itu secara sah, kamu bilang kita bisa berusaha, kenapa sekarang kamu menyerah, punya anak atau tidak bukan kuasa manusia mas, meskipun dokter nyatakan kamu tidak punya anak, tapi jika Tuhan berkehendak semua bisa berubah…,Apa kamu sudah tidak percaya?" Reva mulai terbawa emosi, air matanya mengalir tiada henti melukiskan hati yg begitu pedih.
"......." Tak ada jawaban, hanya menatapnya sendu.
Reva menatap langit. Mencoba menahan air mata, tapi apalah daya, ketika hati terluka mata tak akan mampu berdusta.
"Aku sangat mencintai mu, tapi ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan, jika aku memaksa menikah dengan mu."
"Mengapa harus terpaksa mas. Bukankah kau mencintaiku?" Ucapnya penuh emosi.
"Dengarkan aku dulu sayang, aku sangat mencintai mu, karena aku sangat mencintai mu aku tidak akan menikah dengan mu...aku terinfeksi penyakit berbahaya." Ucapnya lega.
"Penyakit, penyakit apa mas??" Reva menatap tak percaya, dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum getir yang berurai air mata.
"Aku serius, aku memang sakit. Kau bisa tanyakan pada Rey, karena dia selalu bersamaku selama bertugas di Papua. aku rasa dia akan datang kemari setelah bertemu istrinya."
"Aku tidak percaya!" Reva menutup wajah dengan kedua tangannya.
"Aku terkena HIV!" Ucapnya pelan terdengar putus asa.
"Kamu bohong mas?" Ucapnya dengan linangan air mata.
"Aku berkata jujur. Aku harap kau menerima." Jawabnya pelan.
Reva menggeleng, "Kamu bohong mas, ini pasti alasanmu karena sudah memiliki gadis lainnya kan?" Reva terus menangis.
"Ini kenyataan Reva. Maafkan aku." Ucapnya lalu pergi tanpa menoleh wajah cantik di sampingnya.
Terkejut
Terluka,.
"Ini pasti tidak benar." Seakan tak percaya masih terpaku mencoba memahami semua yang terjadi. Reva menarik nafasnya mencoba kuat, pernikahan yang sudah di depan mata telah hancur dalam sekejap saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
🍁Dhita❣️💋🅺🅴🅸🆂🅷🅰️👻ᴸᴷ
saya mampir.mba..
2023-02-01
0
Yanti Bachtiar
aduh betul ngak ya..
2022-08-03
0
Vita Sari
hay kk aku sudah mmpir y
2022-08-01
2