Malam itu Dev berdiri di depan pintu, tak sengaja matanya melihat Aldo juga duduk di depan rumahnya membuat Dev datang menghampiri.
"Kau tidak bekerja... ??"
"Tidak..!"
"Kenapa...???" Tanyanya lagi.
"Uangku sudah banyak." ketusnya.
"Dasar..!" Dev ikut duduk
"Aku kerja pagi, sorenya harus mengantar anak bos ku dia ada acara di Villa bersama teman sekolahnya." Jelasnya.
"Kau itu satpam atau sopirnya ???"
"Aku juga tidak tau, yang jelas Pak Hartawan percaya padaku."
"Atau dia menganggap mu sebagai calon menantu" Keduanya saling memandang lalu tertawa bersama.
"Tunggu ! Bukankah Vila Hartawan itu tempat yang akan di kunjungi Reva, ??"
Aldo menatap heran, " iya benar namanya Vila Hartawan."
Dev tampak berfikir. "Bisakah kau membantuku ??"
Aldo menatap heran. "Apa yang bisa aku lakukan..??"
Dev masuk kedalam rumah kemudian keluar lagi dengan membawa kotak berukuran sedang. "Tolong kau berikan ini pada Reva,.." Memberikan kotaknya pada Aldo.
Aldo mengambil kotak itu lalu mengguncang di dekat telinganya. "Apa isinya,..???"
"Itu sepatu, aku baru membelinya tadi sore. Bukankah besok kau akan pergi ke villa Hartawan, dia juga akan menginap di sana. Tadi dia bercerita denganku lokasi proyek yang akan di kunjunginya sangat licin jika turun hujan."
"Bagaimana aku memberikan ini, aku tidak tau wajahnya..!??"
"Ah iya benar juga,." Dev merogoh kantong celananya, lalu menunjukkan foto Reva di wallpaper ponsel.
"Cantik sekali calon istri mu" Aldo memperhatikan foto Reva sedikit lama.
Dev yang mendengar itu hanya tersenyum, lalu menyimpan ponselnya kembali.
"Apa kau tidak takut dia akan terpesona kepada ku ??" Gurau Aldo.
"Apa tidak sebaliknya ???" Balas Dev membuat keduanya tertawa.
Hingga hari semakin larut keduanya masih asyik mengobrol.
"Sebaiknya kita tidur, hari sudah larut." ajak Dev
"Kau tidur di sini saja tidak usah pulang.. !! " tawar Aldo pada sahabatnya, diangguki Dev.
Di kamar Aldo keduanya sudah menempati posisi masing-masing, Aldo yang membelakangi Dev berbalik memeluk gulingnya. Tak sengaja mata Aldo menangkap Dev sedang memperhatikan dirinya. membuat matanya terbelalak dan bangun. "Apa yang kau lakukan .....???? Kenapa kau memperhatikan aku seperti itu, apa kau menyukai ku .... ????!!! " Aldo memeluk gulingnya lalu merapat ke dinding.
Dev yang mendengar itu langsung melempar Aldo dengan bantal. "Si*l*n, .... Aku memang sakit, tapi aku masih normal..!!!" Teriaknya
"Aku takut, jangan-jangan kau menyimpang. Karena gagal menikah kau jadi berbalik arah."
Ucapnya masih dengan memeluk bantal.
"Yang tidak normal itu kau !!!" Dev menunjuk Aldo yang duduk beringsut di dinding dengan guling di pelukannya seperti anak gadis yang sedang teraniaya.
Aldo yang menyadari itu segera melepaskan gulingnya. "Enak saja,...!!! Justru yang sangat normal disini itu aku.. Bahkan banyak gadis-gadis muda yang tergoda dengan ketampanan ku..." menjawab dengan tak kalah sengit
"Kau lah penggodanya...!!" Teriak Dev lagi
"Aku tidak menggodanya,...!!!!"
"Heh.... kau pikir aku tidak tau, sebab mengapa gadis-gadis ingusan yang masih sekolah itu sering ramai lewat di depan rumah......???????!!"
"Apa ..????"
"Karena kau sering tebar pesona, kau mengobral muka Korea mu itu,." ucap Dev menunjuk wajah Aldo.
"Kau mengetahuinya... ??" Aldo terheran.
"Tentu saja,......!!!!. Hanya orang buta yang tidak bisa melihat aksi konyol mu itu." pungkasnya kesal.
Aldo sudah tidak bisa menahan tawa.. Dia tergelak sambil memegang perutnya.
"Sebaiknya kau hentikan aksimu itu, kasihan mereka masih SMA, mereka tidak tau apa-apa."
"Kata siapa mereka tak tau apa-apa, bahkan sebagian dari mereka terang-terangan sering merayuku." Aldo menjelaskannya dan tak mau kalah.
"Mengapa kau tidak terima salah satunya.....?? "
"Mana mungkin, aku sudah ingin menikah, sedangkan mereka masih sekolah."
"Kalau kau terus bermain-main mana mungkin menemukan wanita untuk kau nikahi."
Aldo diam berfikir sejenak. "Kau benar juga " Kemudian Aldo meluruskan kakinya dan menyandar di bantal. "Tapi mengapa kau menatap ku seperti tadi... ??" tanyanya lagi.
"Aku sedang memikirkan mu,.."
"Kenapa dengan diriku..??" Aldo menatap heran.
Dev terdiam sejenak. "Kau tau aku terinfeksi virus menular, apa kau tidak takut tertular dari ku,..???"
Aldo menarik nafas, "Yang terinfeksi itu darahmu, selama darahmu tidak masuk kedalam tubuhku, aku tidak akan tertular. Lagi pula aku manusia, bukan drakula, jadi darahmu masih aman." Guraunya
"Tapi tidak hanya darahku, jika bertukar cairan , seperti berciuman juga akan tertular...!" Ucapnya pelan.
Aldo yang bersandar kembali terkejut, langsung melempar Dev dengan bantal. "Apa maksudmu...?? Kau ingin mencium ku,,???"
Dev memegang kepalanya. "Bukan itu maksudku,.. Aku sedang memikirkan Reva."
"Mengapa memikirkannya, apa kau sudah menciumnya... ??" ucap Aldo penuh selidik.
"Aiiihhh kau ini, otak mu benar-benar sudah rusak, aku belum pernah menciumnya...!!!"
"Kalau tidak pernah, mengapa harus memikirkannya,. Pantas saja kau jadi tidak waras" Aldo merapikan bantal dan kembali ke posisi tidurnya, mengambil guling membuat pembatas diantara mereka berdua.
"Kau jangan lewati guling ini, ingaattt ...!! kau itu sedang tidur dengan ku, bukan dengan Revamu yang cantik."
Dev tertawa lalu menutup kepalanya dengan selimut.
***
Pagi hari Reva sudah bersiap-siap dengan koper kecil di tangannya,
"Reva pamit ibu." Reva meraih tangan ibu dan menciumnya.
"Kamu hati-hati di sana , jangan lupa kabari ibu." Ibu memeluk Reva hangat.
"Iya.. ibu tidak perlu khawatir, ada Ayu yang akan menjaga ku, nanti setelah makan siang aku akan langsung berangkat." Reva meyakinkan ibunya.
***
Setelah perjalanan selama 3 jam, akhirnya Reva tiba di Villa Hartawan. Pak Rudi yang mengemudi turun membukakan pintu untuk Reva.
Ayu membawakan koper kecil milik Reva berjalan mengiringinya. Sedangkan Reva menghirup udara yang sejuk, pemandangan puncak yang hijau nan cantik, ditambah cahaya matahari menjelang senja, keindahannya luar biasa.
Ayu masuk ke dalam bilik Vila yang sudah di sediakan pihak Kliennya, Hartawan pemilik Villa.
Reva berdiri dihalaman Vila menikmati pemandangan.
Dari arah gerbang masuk sebuah mobil mewah lewat dan berhenti di depannya, sepertinya yang menginap adalah pelanggan VIV terlihat dari penjaga Vila yang berlari menyambutnya.
Seorang pria turun, pria itu berkulit putih, tinggi, berhidung mancung, mata bulat sipit, dengan rahang yang tegas. Memakai kemeja hitam yang sangat pas dengan pemiliknya
" Waaahhh..... tampan sekali, mirip Opa Lee Minho."
Reva menoleh ternyata Ayu sudah ada disampingnya. Ayu yang di tatap bosnya langsung menutup mulutnya dengan tangan.
"Oppaaaa.. Buka pintunya...!!!" Gadis belia di mobil mewah itu membuka kaca mobil dan memanggil pria itu dengan sangat manja.
Pria itu memandang kearah Reva lalu memakai kacamata hitam dan membukakan pintu mobil untuk gadis belia yang memanggilnya. Pria itu menutup pintu mobil dan lagi sekilas dia melihat ke arah Reva.
Reva yang merasa ada yang memperhatikannya berbalik menuju kamar miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Erita Wahyuni
jdi geli sndri
2022-07-10
2
Erita Yanx Slalu Berharap
tengah mlam jdi ngakak😂😂
GX jdi sedih..gara" para pria ini
2022-06-27
1