Adzan subuh berkumandang merdu membuat Reva terbangun dan langsung berwudhu mengambil mukena lalu turun kebawah. Kakak dan ibunya juga baru saja selesai berwudhu. Sholat berjalan dengan penuh hikmatnya.
"Assalamualaikum warahmatullaah."
"Assalamualaikum warahmatullaah..."
Sholat telah usai Reva mencium tangan ibu lalu kakak nya.
"Reva, kakak akan pulang hari ini. kakak iparmu sedang mengandung juga sambil bekerja." Rey menatap wajah adiknya. "Kau harus kuat, Allah sudah mengatur semua jalan hidup kita lebih detail dari yg manusia rencanakan. Dia lah sekenario terbaik. Serahkan semua pada yang maha kuasa, dialah pemilik hati yang sesungguhnya. "
Ucapan Rey membuat Reva menunduk tak berkata apa-apa.
Ibu Ani mengelus kepala putri satu-satunya itu. Ia menitikkan air mata, dia tau betapa sedih putrinya saat ini.
"Jangan menghukum atau menyalahkannya. Dev sangat mencintaimu bahkan melebihi cintaku pada Alisa."
Rey mengusap pundak adiknya lalu beranjak pamit pulang karena istrinya yang seorang Dokter sudah menunggu.
"Aku harus bagai mana ??." Ucapnya lirih, ia merenungi apa yang di ucapkan kakak nya.
Ibu memegang tangan kecil nan lembut milik putrinya. Putri yang di besarkan dengan penuh kasih sayang, namun saat ini harus bersedih karena tak jadi menikah. Sudah pasti hati seorang ibu akan ikut terluka.
"Sayang,.. Dulu saat ibu kehilangan ayahmu, ibu juga merasa kehilangan separuh nyawa, rasanya ibu ingin ikut bersama ayahmu,.."
Ibu menarik nafas dan menghembuskan pelan.
"Ibu merasa begitu hancur. Saat itu kakak mu baru lulus Akademi militer, kamu masih SMA. Ibu sangat kehilangan. Tapi perlahan ibu bisa melalui itu semua karena ada kamu dan kakak mu yang masih butuh ibu. Ibu bertekad bahwa ibu harus kuat. Begitu juga denganmu, kau harus kuat demi ibu,." ibu mengusap air matanya yang tak terasa jatuh dengan sendirinya
Reva menatap wajah ibunya, kemudian Reva ikut menangis menumpahkan kesedihan Memeluk ibunya erat. Menangis sejadi-jadinya melepaskan sesak dan berbagi beban. Sungguh dada ibulah tempat yang paling nyaman di dunia.
***
Ponsel Reva berbunyi, tampak nama Ayu di sana, dia segera mengangkatnya.
"Assalamualaikum, selamat pagi.." suara ayu di seberang sana
"Waalaikumsalam " jawab Reva
"Pihak klien kita meminta kunjungan Lapangan hari ini di tunda besok pagi, karena hujan deras semalaman jadi lokasinya licin sulit dilewati kendaraan, sebaiknya Besok kita berangkat dan menginap, agar kita bisa melakukan survey di siang hari setelah jalannya kering." jelas Ayu.
"Baiklah, besok kita akan berangkat setelah makan siang. Kau bersiap lah terlebih dahulu, kita berangkat dari kantor."
"Baiklah, saya akan siapkan semuanya "
"Ayu sepertinya hari ini aku tidak masuk, aku ingin istirahat badanku kurang enak, jika ada yang penting kau hubungi saja aku."
"Anda tidak usah khawatir, anda beristirahat saja hari ini." jawab nya.
"Terima kasih, Assalamualaikum " Reva menutup Telponnya.
***
Dev baru saja bangun. Semalam dia tidak bisa tidur hingga menjelang subuh. Jam dinding menunjukan pukul 11:00 siang. Ia mencari ponselnya melihat apa ada pesan yang penting.
Dev menarik nafas kasar.
Biasanya Reva akan mengirim pesan di pagi hari.." apa dia sudah melupakan aku ?" Dev Tidak bisa berhenti memikirkannya.
Dev mengetik sesuatu di ponsel "Bisa kah kita bertemu siang ini, di restoran tempat biasa ?" Dev mengirimkan pesan. Lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
***
Notifikasi pesan di Ponsel Reva Berbunyi. "Bisa kah kita bertemu siang ini, di restoran tempat biasa "
"Iya." Reva membalas pesan. Kemudian segera bersiap, minta izin pada ibu lalu pergi.
Di Tempat biasa, Dev sudah menunggu di meja favorit mereka, tidak sulit menemukan keberadaan kekasih hatinya. Tiga tahun yang mereka lalui bukan lah waktu yang singkat, meski jarang bertemu tapi setiap hari libur Dev selalu meluangkan waktu untuk pulang ke rumah orang tuanya demi untuk menghabiskan waktu bersama Reva. Dia hanya tinggal sendirian, ayahnya meninggal ketika dia masih SMP, sedangkan ibunya meninggal sejak dua tahun yang lalu. Kala itu Dev begitu terpukul karena kehilangan ibunya, jika sebelumnya Reva akan selalu menghibur dan menguatkan Dev. Kini Dev harus menanggung beban penyakitnya sendirian. Itu membuat Reva semakin bersedih. Sepertinya itu tidak akan mungkin ia lakukan.
" Reva..."
Reva melanjutkan langkahnya mendekati Dev lalu duduk berhadapan. "Apa sudah lama mas ?? "
"Belum, aku sengaja datang lebih dulu agar kau tidak menunggu ku." Jawabnya tersenyum manis.
Reva menunduk tak kuasa melihat senyum yang selalu membuatnya berbunga-bunga, tapi berbeda kini, senyum itu malah membuatnya ingin menangis.
"Mengapa tadi pagi tidak membangunkan aku, Apa kau sudah melupakan aku?? " Dev berusaha untuk menjadi seperti biasa.
"Tidak." Reva hanya menjawab singkat.
Tak lama makanan yang di pesan Dev datang. "Kita makan dulu. Aku belum makan, bahkan dari kemarin." Dev menarik piring miliknya. Reva juga ikut memulai makan siang. Sejujurnya Reva juga tadi pagi tidak sarapan, hanya minum susu tanpa Roti apalagi Nasi. Hingga makan siang keduanya selesai, setidaknya perut masing-masing sudah terisi, ada Karbo, protein dan vitamin didalamnya lumayan untuk bekal saling merindu.
"Apa kau bersedia jalan-jalan sebentar, aku ingin bicara denganmu" Ajak Dev, Reva hanya mengangguk. Mereka berjalan kaki menuju taman di depan restoran.
"Reva... Sebenarnya aku tidak tahan dengan semua ini, tapi tidak tau harus berbuat apa." Dev menghentikan langkahnya.
Reva membalikan badan masih tak berbicara.
"Apa dengan keadaan ku yang seperti ini, masih bisa meminta untuk bertemu dengan mu ? Maksudku, apa kau masih mau menemui ku ?"
Reva Duduk di kursi Taman di ikuti Dev disampingnya. Reva masih tak menjawab.
"Aku sangat mencintaimu." Ungkap Dev penuh ketulusan.
Reva menatap wajah Disampingnya menarik nafas dan menghembuskan "Aku juga masih mencintaimu mas." Ucapnya.
Dev tersenyum sangat senang mendengarnya, sama seperti dulu saat pertama mendengar jawaban itu, hatinya selalu berbunga-bunga. Jatuh Cinta memang meningkatkan Hormon bahagia mendengar satu kalimat saja membuat jantung berdebar dan merasa sehat.
"Mas maafkan aku jika sudah menyusahkan hati mu. Jika kau butuh aku di samping mu aku akan selalu ada. Aku tidak akan meninggalkan mu. jadi....jangan menjauh dari ku. ." Reva menunduk sedih menahan getaran memilukan di dalam hati.
Dev Tersenyum menatap wajah teduh kekasihnya itu, wajah terindah yang menyejukkan hati. Membuat Dev selalu merindukannya
"Tidak akan,.. Aku tidak akan meninggalkanmu..! Aku akan pastikan kau baik-baik saja dan selalu bahagia." Jawabnya penuh keyakinan
Reva merasa lega mendengar jawaban itu, setidaknya dia tidak membiarkan Dev menjalani kesedihan ini sendiri.
"Besok aku melakukan kunjungan kerja, dan harus menginap di Villa Hartawan."
"Menginap, .? Siapa saja yang ikut ??" Tanya Dev
"Ada ayu, dan pak Rudi yang ikut serta." Jawab nya.
"Jangan lupa hubungi aku, aku khawatir jika kau pergi menginap jauh dari Rumah." ucap Dev cemas.
"Aku akan baik-baik saja, mas jangan khawatir aku tidak sendiri." Ucap Reva meyakinkannya.
Hubungan mereka mulai membaik meski tak mesra seperti biasanya. Dev berusaha menjadi biasa, walau hatinya berkecamuk luar biasa. Tapi menjauhi Reva juga bukanlah solusi malah membuatnya semakin merasa sangat bersalah.
"Sepertinya sudah sore, sebaiknya kita pulang, aku akan mengantarmu." ajak Dev
"Aku bawa mobil sendiri, mas tidak usah mengantar ku."
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengikuti mu dari belakang." Dev mangantar Reva membukakan pintu mobil dan kembali menutupnya. Ia lalu menghidupkan sepeda motor miliknya mengiringi pelan hingga Reva tiba di rumah. Lalu ia pulang menyusuri jalan sendirian.
Aku akan menjaga mu seperti sore ini,
mengantarmu hingga tempat yang aman,
memastikan mu selalu bahagia
barulah aku akan pulang,
meninggalkan mu....
bersambung ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Edelweis
beberapa bab bacanya.... terhanyut alur cerita. 😊😊
2022-10-20
0
Erita Wahyuni
apa KH yg trjdi di villa😂
2022-07-10
1
Erita Yanx Slalu Berharap
ada yg terluka tpi tdak bedrah😭😭😭
2022-06-27
2