Puas berenang ke sana kemari, Sharron menepi. Darrell membantunya naik ke atas tangga kolam renang. Posisinya sekarang, Sharron duduk di tepi kolam sementara Darrell masih berada di dalam air. Darrell menggenggam tangan Sharron. Keduanya seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara.
"Suka?" tanya Darrell.
Sharron mengangguk. "Sekian lama aku tidak berenang, Dad."
"Kenapa punya ide seperti ini?"
"Hah? Maksudnya?" Sharron terkejut. Dia juga tidak paham maksud Darrell barusan.
"Ya, kenapa kamu membelikan aku celana pendek? Mau lihat tubuh six pack seperti roti sobek ini?" Darrell menunjuk dadanya yang masih basah terkena air.
"Dad, apa-apaan, sih? Memangnya Daddy mau berenang pakai jas? Atau, malah pake celana panjang?" canda Sharron.
Tertawa. Untuk pertama kalinya Darrell bisa tertawa lepas seperti ini. Rasanya dia kembali muda lagi.
"Ini juga, kenapa pakai bikini seperti ini? Mau pamer? Mau menguji kesabaranku untuk tidak menyentuhmu?" Candaan Darrell sangat kaku, tetapi memang mengena sekali.
Sharron tenang. Dia meletakkan kedua tangannya di pipi Darrell. Perlahan, dia mengelus kedua pipi itu. Ya, Sharron menyadari bahwa Darrell adalah pria sempurna. Dia tampan, tinggi, berkulit putih bersih, memiliki dada bidang yang terlihat jelas roti sobeknya di usianya yang lumayan matang. Paket komplit dengan perusahaan yang dimiliki. Dia juga punya istri, asisten, dan sugar baby, simpanannya.
Sharron kemudian menyatukan keningnya dengan Darrell. Terlihat agak kesulitan memang karena Darrell berada di dalam air. Namun, hal itu tak sulit untuk Darrell karena dia berhasil mengimbanginya. Sharron sedikit membungkuk untuk menyesuaikan posisinya.
Napas Sharron mulai memburu. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Beberapa hari bersama Darrell membuatnya belajar banyak hal. Terutama untuk saling terbuka dan berkata jujur.
"Dad, bagaimana kalau aku mencintaimu?" tanya Sharron. Mustahil sebenarnya. Namun, sentuhan Darrell juga sudah menjadi candu baginya. Walaupun sampai saat ini Sharron masih menjaga satu-satunya aset terpenting dalam hidupnya. Ya, dia belum melepaskan keperawanannya untuk Darrell.
"Cinta tidak tahu kapan tumbuh, Sharron. Namun, yang kutahu bahwa cinta karena terbiasa. Ya, aku terbiasa bersamamu. Kemungkinan aku juga bisa jatuh cinta," balas Darrell.
"Entah, Dad. Ini keberuntungan atau musibah buatku. Jujur, aku selalu menahan diri untuk tidak tertarik padamu. Namun, semakin hari, kau selalu memberikan kehangatan, sentuhan, dan perhatian yang lebih. Aku sadar kalau posisiku ini salah. Tapi, kebiasaan dan cinta yang mungkin akan tiba sebentar lagi sehingga aku tak mampu membendungnya. Ini baru kemungkinan, Dad. Sejujurnya aku telah menyakiti hati wanita lain." Sharron mundur. Dia melepaskan tangan dan keningnya yang bersentuhan dengan Darrell.
Darrell menarik Sharron untuk masuk ke dalam air. Dia sudah tidak tahan untuk menikmati bibir indah wanita yang ada di hadapannya saat ini. Bukan lagi kecupan lembut melainkan ciuman panas yang dilakukan keduanya.
Sebatas kecupan, pelukan, dan ciuman. Itu yang selalu digadang-gadang oleh Darrell. Pria itu melakukannya dengan sangat lembut sekali. Sharron sudah terbuai dengan apa yang dilakukan sugar daddynya.
"Dad, cukup!" ucap Sharron saat dia mulai kelelahan. Bagaimana tidak, Darrell menciumnya sangat agresif sekali.
"Maaf," jawab Darrell lirih.
"Sebaiknya kita makan siang dulu, Dad. Aku sudah kelaparan." Sharron memutuskan untuk naik lebih dulu melalui tangga kolam renang. Bikininya yang masih basah dibiarkan saja, tetapi dia menutupinya dengan handuk yang melilit seperti kemben.
Darrell pun menyusul untuk duduk di hadapannya. Dengan sisa-sisa air dari kolam renang, dia terlihat gagah. Dia tidak menggunakan handuk atau apapun sehingga Sharron bebas memandanginya.
Semakin lama Sharron gugup. Pemandangan indah di hadapannya sangat menggangu.
"Dad, bisa kenakan handukmu?" protes Sharron yang mulai menikmati hidangannya.
"Kenapa? Apa kau takut jatuh cinta padaku?"
"Bukan begitu, Dad! Penampilanmu seperti ini membuat mataku ternoda," ucapnya beralasan. Padahal, Sharron sendiri merasakan getaran aneh yang tidak biasa. Ini bukan perasaan cinta, tetapi kekaguman yang luar biasa.
"Kau suka, kan? Apa aku harus berpenampilan seperti ini terus supaya kamu jatuh cinta padaku?" tanya Darrell sedikit menggoda.
"No, Dad! Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada suami orang," ucap Sharron dengan wajah sendu.
"Sudah kukatakan berapa kali? Cinta itu datang dengan sendirinya. Bukan kita yang memintanya. Kalau datang, ya datang saja."
Sharron tidak lagi menanggapi ucapan Darrell. Dia fokus menghabiskan makan siangnya. Rencananya setelah ini, dia akan berendam beberapa lama di dalam bathtub. Itupun setelah beberapa menit dari makan siangnya jika sudah selesai.
Sambil menyuap makanannya, sesekali Darrell memandang wajah Sharron. Sekali waktu, pandangan Darrell bertatapan langsung dengan pemiliknya. Sharron mencoba mengalihkan pandangannya ke sekitar kolam renang.
Senyum Darrell mengembang. "Kenapa mengalihkan pandangan seperti itu? Takut kalau daddy ganteng ini menarik perhatianmu?"
Oh God, mengapa dia seolah bisa membaca pikiranku? Lagi, lagi, dan lagi masih seperti itu. Kumohon, lepaskan aku sekarang juga. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika nyonya Callie mengetahui suaminya berbohong dan memiliki sugar baby di luaran sana.
"Dad, bisakah kita bicara serius?" Semakin hari Sharron khawatir. Sejujurnya, apapun yang ditawarkan oleh Darrell sangat menarik. Risiko yang ditimbulkannya pun pasti sangat besar.
"Aku selalu serius, Baby! Katakan!" Darrell memang merasa sedikit aneh dengan dirinya sendiri. Walaupun dia merupakan budak cinta Callie, tetapi bersama Sharron seolah dunianya berbeda. Gadis ini tidak banyak menuntut sehingga membuat Darrell semakin penasaran ingin melanjutkan hubungan seperti ini.
Nyaman. Mungkin itulah yang dirasakan Darrell saat ini. Bahkan, dia sudah berusaha menjadi pria yang agresif demi membuat Sharron jatuh cinta padanya. Kembali lagi pada Sharron. Saat ini pertahanannya masih cukup kuat untuk tidak jatuh cinta pada Darrell. Besok, mungkin saja semua itu berubah.
"Dad, kau pengusaha, mempunyai istri yang sangat cantik, dan memiliki hubungan relasi dengan banyak pebisnis di luaran sana. Apa daddy tidak merasa malu jika ketahuan memiliki skandal dengan wanita pengangguran sepertiku?"
Deg!
Darrell menatap tajam wajah Sharron. Berulang kali gadis itu seolah ingin lepas darinya. Ini sangat berbeda sekali dengan para wanita yang pernah ditemuinya. Agresif dan ingin memilikinya.
"Callie yang membuatku menciptakan skandal ini." Jawaban Darrell cukup jelas. Dia tidak mau disalahkan dalam hal ini. Callie lah yang harus bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan Darrell.
"Oke, Dad. Semua berawal dari istrimu. Bagaimana kalau dia yang memojokkan hubungan ini? Ma-maksudku, bagaimana kalau dia tidak mengakuinya dan membiarkanmu bersalah?"
Darrell paham maksud Sharron. Dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Sharron bisa dengan mudah terlepas darinya. Namun, bagaimana kalau Darrell menidurinya secara paksa?
Baiklah, Sharron. Kau yang memaksaku untuk melakukan hal lebih dari ini. Oke, aku memang belum bisa cinta padamu, tetapi aku sudah tertarik. Aku akan menggunakan segala cara untuk membuatmu tidak pernah lepas dari kehidupanku. Walaupun ini salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Suli Kah
wah ini Darrell mau nekat biar Sharron tidak kabur darinya
2023-12-05
0
Christy Oeki
trus sehat
2022-07-15
1
🍾⃝ᴀͩᴛᷞᴜͧʟᷠʟͣ💋ᴸᴷ☂⃝⃞⃟ᶜᶠ 🕊️⃝ᥴ
lanjuut
2022-07-01
1