Mengubah penampilan itu penting seperti yang diajarkan Noelle. Seusai membeli parfum, Noelle tidak berhenti di situ saja. Dia memaksa Sharron untuk pergi ke salon.
"Kamu harus perawatan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Biar Daddy Alan semakin tertarik padamu. Ingat, lebih menarik, harga jualmu makin dihargai tinggi. Anggap saja ini bonus pembelajaran dariku."
Sharron sebenarnya agak kesal dengan sikap Noelle. Oke, dia memang lebih berpengalaman, tetapi berkunjung ke salon itu bukan kebiasaan Sharron.
Sharron hanya cukup merawat dirinya dengan beberapa kosmetik dan produk kecantikan yang direkomendasikan Noelle. Itupun dilakukan secara mandiri. Terkadang bergantung mood-nya.
"Haruskah seperti itu?" tanya Sharron dengan wajah lesunya.
"Harus!" Noelle memaksa Sharron masuk ke salon langganannya. "Ehm, minta tolong berikan perawatan kecantikan untuk sahabatku ini. Berikan perawatan lengkap. Tagihannya masukkan atas namaku."
"Hanya perawatan kecantikan, Nona Noelle?" tanya resepsionis.
Noelle nampak sedang berpikir sejenak. "Tidak. Seluruh perawatan tubuh dan make up. Gaunnya bisa kalian sesuaikan. Pastikan dia terlihat sangat cantik dan anggun. Aku akan keluar sebentar."
"Mau ke mana, Noelle?" Sharron jelas tidak mau ditinggal sendirian di tempat asing ini.
"Membelikan aksesoris untuk gaunmu."
Noelle melupakan sesuatu. Dia harus membelikan anting untuk Sharron. Mengapa hanya anting? Ada alasan tersendiri bagi Noelle. Dia belum membaginya dengan Sharron.
Sharron mulai perawatan. Ingin tampil secantik mungkin terkadang harus bersakit-sakit dahulu. Seperti saat dia melakukan facial yang membuat beberapa jerawatnya harus dibersihkan. Selesai melakukan perawatan selama berjam-jam, Sharron melupakan bahwa dirinya belum makan sama sekali.
"Sebelum di make up, sebaiknya kamu minum jus dulu. Kurasa kita seharian berkeliling sampai lupa makan," ucap Noelle sembari memberikan satu cup jus lengkap sedotannya. Dia tahu kalau sahabatnya kelaparan. Itulah sebabnya, selain membeli anting, dia mampir dulu ke kedai yang menjual jus untuk mengisi perutnya.
"Kalau hanya satu cup jus ini, aku masih lapar, Noelle. Bisakah kamu membelikan aku fast food?"
"Hemm, kau ini. Sudah makan itu dulu. Kalau kamu makan fast food, Daddy Alan akan mengajakmu makan malam. Kamu pasti sudah kekenyangan duluan."
"Ayolah, Noelle. Kamu tidak mau kan kalau tiba-tiba aku pingsan kemudian Daddy Alan akan memerkosaku? Mau ditaruh mana harga diri seorang pimpinan Sugar Baby yang menerima perlakuan seperti itu?" bisiknya pada Noelle.
"Ya, baiklah. Hanya satu porsi hamburger dengan kentang gorengnya."
Noelle memesannya secara online. Tak lama, makanan yang mereka pesan pun datang. Sharron terlihat sangat rakus sekali saat memakannya.
"Sharron, cara makannya jangan seperti itu! Itu bisa membuat Daddy Alan jijik melihatmu. Gunakan cara makan yang anggun dan sopan!"
Noelle memang seorang master yang tidak mau membuat Sharron gagal menjalani perannya sebagai Sugar Baby. Walaupun belum berhasil, setidaknya tidak mempermalukan dirinya sendiri.
Selesai makan, Sharron mulai di make up sesuai permintaan Noelle. Sebelum itu, Sharron harus memakai gaun malamnya supaya tidak menggangu make up dan tatanan rambut nantinya. Sekitar 30 menit, semuanya selesai dengan sempurna.
"Nah, yang paling terakhir, pakaikan anting ini, ya." Noelle memberikan sepasang anting pada Hair Stylist karena dia yang paling akhir memberikan sentuhan pada Sharron.
"Sempurna!" seru seorang Hair Stylist.
...***...
Hotel X di Meksiko City sebagai hotel bintang lima yang terbaik. Hotel ini biasanya disinggahi oleh orang-orang berkelas. Di sinilah Sharron berada saat ini. Setelah melewati drama salon dan taksi yang cukup melelahkan, akhirnya dia sampai.
Sharron menuju ke resepsionis untuk memperjelas kamar hotel yang dimaksud Alan.
"Selamat malam, Nona. Ada yang bisa dibantu?" tanya resepsionis.
"Ehm, bisakah Anda memberitahu Tuan Alan Clarence? Saya tamunya, Sharron," ucap Sharron.
"Baik. Mohon tunggu sebentar." Resepsionis itu kemudian menghubungi nomor kamar yang dipesan atas nama Alan Clarence.
"Mari saya antar, Nona!" ucap resepsionis.
Sharron mengikutinya. Degup jantung mulai tidak konsisten karena merupakan pengalaman pertama bertemu Sugar Daddy. Bagaimana kalau dia hiper seperti yang sering digaungkan oleh Noelle, master Sugar Baby-nya itu?
Sampailah mereka di depan sebuah kamar presiden suit. Terlihat jelas kalau Daddy Alan pria berkelas. Resepsionis itu memencet bel kamar hotel tersebut. Setelahnya, dia langsung pamit pada Sharron.
"Silakan tunggu sebentar, Nona. Tuan Alan sebentar lagi keluar," ucap resepsionis.
"Terima kasih."
Seorang pria tinggi tegap, berkulit putih, berjambang tipis seperti bekas dirapikan, dan sorot mata yang tajam. Dialah yang membuka pintunya. Sesaat keduanya saling memandang untuk mengagumi keindahan masing-masing. Sharron dan pria yang bernama Alan itu sama-sama tidak berkedip.
Menyadari satu hal, pria bernama Alan itu kemudian mempersilakannya untuk masuk.
"Masuk!" Hanya itu kata yang meluncur dari mulut seorang Alan.
"Terima kasih."
Sharron mengagumi kamar hotel yang ada ditempatnya berdiri saat ini.
"Kenapa bengong seperti itu? Duduklah!"
"Terima kasih, Tuan Alan," ucap Sharron yang mulai mendudukkan tubuhnya di sofa.
Pria bernama Alan itu mengulurkan tangan berniat untuk memperkenalkan diri.
"Sharron Alexandria," ucapnya.
"Darrell. Darrell Wesley," ucap pria yang mengaku bernama Alan Clarence di aplikasi kencan buta.
Deg!
Sharron terlihat bingung. Dia takut salah masuk kamar, tetapi resepsionis itu menunjukkan ke kamar ini.
"Maaf, bukankah Anda bernama Alan?" tanya Sharron setelah melepaskan jabatan tangan pria sempurna itu.
Pria yang mengaku bernama Darrell itu tampak sangat santai menghadapi Sharron.
"Iya, hotel ini dipesan atas namanya. Berikut aplikasi kencan buta itu, tetapi itu bukan dia."
"Maaf, Tuan Darrell. Saya masih tidak mengerti dengan ucapan Anda barusan." Sharron seperti dipermainkan. Memang foto yang terpajang di aplikasi kencan buta itu bukan foto pria yang berada di hadapannya saat ini.
"Alan itu asistenku. Jadi, sebenarnya yang membutuhkan pasangan itu aku, bukan Alan. Apa kamu mau mundur dengan penawaran yang kuberikan?"
Memang Alan sudah mengirimkan pesan mengenai perjanjiannya sebagai Sugar Baby-nya. Masalah tambahan perjanjian lanjutan akan dilakukan ketika bertemu di hotel.
"Tapi, ini sedikit berbeda dari Sugar Baby pada umumnya. Aku membutuhkan rahim pengganti untuk melanjutkan keturunan keluargaku."
Deg!
Itu artinya dia bukan lagi sebagai Sugar Baby yang hanya akan menikmati kebahagiaan bersama, lebih tepatnya sebagai wanita simpanan.
Sharron bingung. Dia harus melepaskan keperawanannya demi uang dan melahirkan seorang anak.
"Intinya bukan Surrogate Mother karena aku sendiri yang akan menanamkan benihnya langsung ke rahimmu," jelas Darrell.
Sharron masih terdiam. Dia perlu mempertimbangkan banyak hal. Berarti pria di hadapannya itu adalah pria beristri yang sedang mengharapkan keturunan, tetapi ada hal yang mengganjal di benaknya. Ingin bertanya pada Darrell, tetapi dia ragu.
"Tanyakan apa yang ada di benakmu!"
Glek! Seolah Darrell bisa membaca pikirannya. Ini sungguh aneh. Jangan-jangan Darrell memiliki kemampuan supranatural untuk membaca pikirannya.
"Aku akan mempertimbangkan lagi, Tuan. Entah Surrogate Mother atau apapun itu, berikan aku waktu. Bagaimana?"
Darrell mengangguk. Itu artinya permintaannya untuk menunda keputusan penting itu masih bisa dibicarakan lagi. Walaupun sebenarnya Sharron terlihat ragu, tetapi dia berusaha menampilkan keyakinan di hadapan Darrell bahwa dia serius mau menjadi Sugar Baby-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Suli Kah
yang namanya sugar deddy itu ya sudah pasti sudah punya istri Sharon
2023-12-05
0
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2023-06-27
1
Sri Lestari
sharon kebanyakan sugar daddy itu sdh punya istri, trima saja sharon sapa tahu nasib baik bisa jadi istri sahnya wkwkwkckkk
2022-10-11
1